ANALISIS POSISI PRODUK SEPEDA MOTOR
MATIC
DI
KOTAMADYA YOGYAKARTA
(
Merk
Honda, Yamaha, Suzuki)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Prgram Studi Manajemen
Disusun oleh :
Daniel Kurniawan Poernomo
(032214049)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
ANALISIS POSISI PRODUK SEPEDA MOTOR MATIC DI
KOTAMADYA YOGYAKARTA
(
merk
Honda, Yamaha, Suzuki)
Disusun oleh:
Daniel Kurniawan Poernomo
NIM: 032214049
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing I
………..
Dra. Diah Utari BR., M.Si. Tanggal, 5 Juni 2008
Pembimbing II
………..
ANALISIS POSISI PRODUK SEPEDA MOTOR
MATIC
DI
KOTAMADYA YOGYAKARTA
(
Merk
Honda, Yamaha, Suzuki)
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Daniel Kurniawan Poernomo
(032214049)
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 22 Juli 2008 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
Anggota :
Anggota :
A. Yudi Yuniarto. SE, M. B. A.
Drs. Th. Sutadi, M. B. A.
Dra. Diah Utari BR., M.Si.
Drs. A. Triwanggono, M. S.
Drs. Alex Kahu Lantum. M. S.
Yogyakarta, 30 Juli 2008 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Dekan
iv MOTTO
Kita memiliki kebebasan untuk memilih jalan yang akan kita tempuh, tapi bukan kebebasan untuk menentukan bagaimana akhir dari pilihan
tersebut. (Oswald Chambers)
Kesempatan seperti matahari terbit.
v
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kehidupan,
kekuatan, dan cinta kasih yang begitu indah untukku.
Orang tuaku, kakakku dan segenap keluarga yang selalu
mendukungku dan menguatkanku.
Seseorang yang selalu kukasihi yang melihat aku tertawa dan
menangis.
teman-teman yang selalu mendukungku, dan membantuku.
Semua guru dan dosenku, yang begitu berjasa menjadikan aku
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juli 2008 Penulis
ABSTRAK
ANALISIS POSISI PRODUK SEPEDA MOTOR MATIC DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
(merk Honda, Yamaha, Suzuki) Daniel Kurniawan Poernomo
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini dilaksanakan di Kotamadya Yogyakarta.. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui : 1) Sikap konsumen pengguna sepeda motor matic
merek Honda Vario, Yamaha Mio, dan Suzuki Spin. 2) Posisi produk sepeda
motor matic merek Honda Vario, Yamaha Mio, dan Suzuki Spin menurut
konsumen pengguna sepeda motor matic di Kotamadya Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuesioner, observasi dan dokumentasi. Sampel yang digunakan adalah konsumen yang
menggunakan sepeda motor matic merek Honda, Yamaha, Suzuki di Kotamadya
Yogyakarta dan berjumlah 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah 1) Untuk mengetahui profil konsumen adalah dengan analisis persentase; 2) Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap masingmasing merek sepeda motor digunakan analisis indeks sikap konsumen; 3) Untuk mengetahui posisi
produk masing-masing sepeda motor matic digunakan perceptual mapping
dengan perhitungan perceived distance, dimana metode analisis ini adalah
dengan menggunakan bantuan komputer untuk mengetahui posisi suatu produk dalam berbagai dimensi yang ditampilkan dalam peta persepsi.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa: 1) Sebagian besar konsumen adalah pria sebanyak 54%, 46% berusia 16-25 tahun, dan 33% berstatus pelajar/mahasiswa; 2) Dengan analisis indeks sikap konsumen diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan sikap konsumen terhadap
masing-masing merek sepeda motor relative sangat baik. Merek Yamaha Mio lebih
unggul dengan indeks 3,8131, Suzuk Spin3,7982, dan Honda Vario 3,7971 ; 3)
Dengan perceptual mapping, dapat diketahui posisi produk masing-masing
sepeda motor terhadap 8 atribut berdasarkan sikap konsumen. Sepeda motor
matic merek Spin dan Mio memiliki persaingan terdekat dalam hal kualitas, kemudahan suku cadang, dan model. Sedangkan Vario memiliki persaingan terdekat dengan Mio dalam hal harga beli, harga jual kembali, dan keiritan bahan bakar. untuk Vario dan Spin, persaingan terdekatnya adalah dalam hal tarikan mesin, dan kenyaman berkendara. Sedangkan yang persaingannya jauh
adalah Sepeda motor matic merek Spin dan Mio memiliki persaingan yang
jauh dalam hal tarikan mesin dan keiritan bahan bakar. Sedangkan Vario memiliki persaingan yang jauh dengan Mio dalam hal kemudahan suku cadang dan kenyamanan berkendara. Untuk Vario dan Spin, persaingan yang jauh adalah dalam hal kualitas, harga beli, harga jual kembali, dan model.
ABSTRACT
ANALYSIS ON THE PRODUCT POSITIONING OF HONDA, YAMAHA, AND SUZUKI MATIC MOTORBIKES IN THE MUNICIPALITY OF
YOGYAKARTA
Daniel Kurniawan Poernomo University Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
The objective of this research were to know 1) The attitude of the
consumer who used Honda Vario, Yamaha Mio, and Suzuki Spin matic
motorbikes 2) Product positioning of Honda Vario, Yamaha Mio, and Suzuki Spin
motorbikes based on to the consumer's perception. This research was conducted in the Municipality of Yogyakarta.
The data gathering techniques were interview, questionnaire, documentation and observation. The sample consisted of 100 respondens who used Honda Vario, Yamaha Mio, and Suzuki Spin motorbikes. The data analysis techniques included 1) Percentage Analysis 2) Consumer Attitude Index, and 3) Perceptual Mapping
The data analysis showed that 1) Most of the consumers were men (54%), 46% were 16-25 years old, 33% were students, 2) the consumer attitude to each motorbike brand was relatively very good 3) The perceptual mapping showed that Suzuki Spin and Yamaha Mio had the nearest competition in quality,
complete spare part, and attractive model. Honda Vario and Yamaha Mio had
the nearest competition in prize and fuel saving. Honda Vario and Suzuki Spin
had nearest competition in engine and driving comfort. And the farthest
competition in engine and fuel saving were Suzuki Spin and Yamaha Mio; in
complete spare part and driving comfort were Honda Vario and Yamaha Mio; in quality, attractive model and prize were Honda Vario and Suzuki Spin.
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan Puji syukur atas kasih karunia Tuhan Yesus Kritus atas
berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi berjudul “ANALISIS POSISI
PRODUK SEPEDA MOTOR MATIC DI KOTAMADYA YOGYAKARTA
(MERK HONDA, YAMAHA, SUZUKI)” ini digunakan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Alex Kahu Lantum. M. S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Hendra Purwanto G., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas EkonomiUniversitas Sanata Dharma.
3. Dra. Diah Utari BR., M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan,
petunjuk serta pengarahan selama penulisan skripsi ini.
4. Drs. A. Triwanggono, M. S., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan,
petunjuk serta pengarahan selama penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staff sekretariat Jurusan Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu dan memberikan informasi dari awal
hingga akhir penulisan skripsi ini.
6. Kedua orang tua yang tercinta yang selalu memberikan dukungan doa,
semangat dan kasih sayang maupun materi yang diberikan.
7. Kakakku yang tercinta dan segenap keluarga tercinta yang selalu
memberikan dukungan doa, semangat dan kasih sayang maupun materi
yang diberikan.
8. My best friend Setyo Ningsih yang senantiasa memberikan dorongan
dan semangat.
9. Teman-temanku yang ada di kost Jalan Merpati no. 9: Hendra, Adi,
Stephanus, dan Andri yang telah mendukungku dalam penyelesaian
skripsi.
10. Pemilik bengkel sepeda motor yang telah memberikan tempat dan
kesempatan untuk melakukan penelitian.
11. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner yang telah dibagikan.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan
dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis dengan senang hati
menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, Juli 2008
Penulis
(Daniel Kurniawan Poernomo)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBARPERCEPTUAL MAPPING ... xix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran ... 6
B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7
C. Konsep Pemasaran ... 7
D. Pengertian Perilaku Konsumen ... 9
E. Faktor-faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 13
F. Sikap Konsumen ... 16
G. Segmentasi Pasar... 17
H. Penentuan Posisi Produk ... 21
I. Positioning Berhubungan Dengan Cara Konsumen Menyimpan Informasi... 22
J. Berbagai Cara Positioning ... 24
K. Kesalahan-kesalahan Positioning... 27
L. Teknik Positioning Berdasarkan Profil produk... 27
M. Atribut Produk... 28
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 29
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29
D. Variabel Penelitian dan Teknik Pengukuran Data ... 29
E. Jenis dan Sumber Data ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data... 31
G. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 32
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 34
I. Teknik Analisis Data... 35
BAB IV : GAMBARAN PRODUK A. Gambaran Umum Produk Sepeda Motor Matic Vario .. 39
B. Gambaran Umum Produk Sepeda Motor Matic Mio... 40
C. Gambaran Umum Produk Sepeda Motor Matic Spin .... 41
BAB V : ANALISIS DATA A. Pembuatan Kuesioner dan Penentuan Sampel... 43
B. Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas ... 44
2. pengujian Reliabilitas ... 44
C. Analisis Data
1. Analisis Karakteristik Responden... 45
a. Responden Sepeda Motor Merk Honda Vario ... 45
1) Menurut Jenis Kelamin ... 45
2) Menurut Usia... 46
3) Menurut Pekerjaan ... 46
b. Responden Sepeda Motor Merk Yamaha Mio... 46
1) Menurut Jenis Kelamin... 46
2) Menurut Usia ... 47
3) Menurut Pekerjaan... 47
c. Responden Sepeda Motor Merk Suzuki Spin ... 48
1) Menurut Jenis Kelamin... 48
2) Menurut Usia ... 48
3) Menurut Pekerjaan... 48
d. Keseluruhan Responden Sepeda Motor Matic Merk Honda Vario, Yamaha Mio, dan Suzuki Spin ... 49
1) Menurut Jenis Kelamin... 49
2) Menurut Usia ... 49
3) Menurut Pekerjaan... 50
2. Indeks Sikap Konsumen... 50
3. Analisis Posisi Produk Menurut Sikap Konsumen Terhadap Produk Sepeda Motor Matic Merk Honda Vario, Yamaha Mio, dan Suzuki Spin ... 55
4. Pembahasan... 116
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 117
B. Saran...119 C. Keterbatasan... 120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin (Vario) ... 45
Tabel 1.2. Identitas Responden Berdasarkan Usia (Vario) ... 46
Tabel 1.3. Identitas Responden Menurut Pekerjaan (Vario) ... 46
Tabel 1.4. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin (Mio) ... 47
Tabel 1.5. Identitas Responden Berdasarkan Usia (Mio) ... 47
Tabel 1.6. Identitas Responden Menurut Pekerjaan (Mio) ... 47
Tabel 1.7. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin (Spin) ... 48
Tabel 1.8. Identitas Responden Berdasarkan Usia (Spin) ... 48
Tabel 1.9. Identitas Responden Menurut Pekerjaan (Spin) ... 49
Tabel 1.10. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin (Keseluruhan) .... 49
Tabel 1.11. Identitas Responden Berdasarkan Usia (Keseluruhan) ... 50
Tabel 1.12. Identitas Responden Menurut Pekerjaan (Keseluruhan) ... 50
Tabel 2.1. Nilai Timbang Atribut-atribut Sepeda Motor ... 52
Tabel 2.2. Nilai Standar Rata-rata Masing-masing Merek Sepeda Motor.. 53
Tabel 2.3. Indeks Sikap Konsumen Honda Vario... 54
Tabel 2.4. Indeks Sikap Konsumen Yamaha Mio ... 54
Tabel 2.5. Indeks Sikap Konsumen Suzuki Spin ... 55
Tabel Nilai Rata-rata Berdasarkan Atribut Tabel 2.6. Kualitas Dan Tarikan Mesin ... 56
Tabel 2.8. Kualitas Dan Harga Beli ... 58
Tabel 2.10. Kualitas Dan Harga Jual Kembali ... 60
Tabel 2.12. Kualitas Dan Kemudahan Suku Cadang... 63
Tabel 2.14. Kualitas Dan Keiritan Bahan Bakar... 65
Tabel 2.16. Kualitas Dan Model ... 67
Tabel 2.18. Kualitas Dan Kenyamanan Berkendara ... 69
Tabel 2.20. Tarikan Mesin Dan Harga Beli ... 71
Tabel 2.22. Tarikan Mesin Dan Harga Jual Kembali ... 73
Tabel 2.24. Tarikan Mesin Dan Kemudahan Suku Cadang... 75
Tabel 2.26. Tarikan Mesin Dan Keiritan Bahan Bakar... 77
Tabel 2.28. Tarikan Mesin Dan Model ... 79
Tabel 2.30. Tarikan Mesin Dan Kenyamanan Berkendara... 81
Tabel 2.32. Harga Beli Dan Harga Jual Kembali ... 83
Tabel 2.34. Harga Beli Dan Kemudahan Suku Cadang... 85
Tabel 2.36. Harga Beli Dan Keiritan Bahan Bakar... 87
Tabel 2.38. Harga Beli Dan Model ... 89
Tabel 2.40. Harga Beli Dan Kenyamanan Berkendara... 91
Tabel 2.42. Harga Jual Kembali Dan Kemudahan Suku Cadang ... 93
Tabel 2.44. Harga Jual Kembali Dan Keiritan Bahan Bakar ... 96
Tabel 2.46. Harga Jual Kembali Dan Model ... 98
Tabel 2.48. Harga Jual Kembali Dan Kenyamanan Berkendara ... 100
Tabel 2.50. Kemudahan Suku Cadang Dan Keiritan Bahan Bakar ... 102
Tabel 2.52. Kemudahan Suku Cadang Dan Model... 104
Tabel 2.54. Kemudahan Suku Cadang Dan Kenyamanan Berkendara... 106
Tabel 2.56. Keiritan Bahan Bakar Dan Model... 108
Tabel 2.58. Keiritan Bahan Bakar Dan Kenyamanan Berkendara ... 110
Tabel 2.60. Model Dan Kenyamanan Berkendara... 112
Tabel 2.62. Posisi Masing-masing Merk Sepeda Motor Matic... 115
Tabel Perceived Distance Masing–masing Merk Sepeda Motor Matic Tabel 2.7. Kualitas Dan Tarikan Mesin ... 58
Tabel 2.9. Kualitas Dan Harga Beli ... 60
Tabel 2.11. Kualitas Dan Harga Jual Kembali ... 62
Tabel 2.13. Kualitas Dan Kemudahan Suku Cadang... 64
Tabel 2.15. Kualitas Dan Keiritan Bahan Bakar... 66
Tabel 2.17. Kualitas Dan Model ... 68
Tabel 2.19. Kualitas Dan Kenyamanan Berkendara ... 70
Tabel 2.21. Tarikan Mesin Dan Harga Beli ... 72
Tabel 2.23. Tarikan Mesin Dan Harga Jual Kembali ... 74
Tabel 2.25. Tarikan Mesin Dan Kemudahan Suku Cadang... 77
Tabel 2.27. Tarikan Mesin Dan Keiritan Bahan Bakar... 79
Tabel 2.29. Tarikan Mesin Dan Model ... 81
Tabel 2.31. Tarikan Mesin Dan Kenyamanan Berkendara... 83
Tabel 2.33. Harga Beli Dan Harga Jual Kembali ... 85
Tabel 2.35. Harga Beli Dan Kemudahan Suku Cadang... 87
Tabel 2.37. Harga Beli Dan Keiritan Bahan Bakar... 89
Tabel 2.39. Harga Beli Dan Model ... 91
Tabel 2.41. Harga Beli Dan Kenyamanan Berkendara... 93
Tabel 2.43. Harga Jual Kembali Dan Kemudahan Suku Cadang ... 95
Tabel 2.45. Harga Jual Kembali Dan Keiritan Bahan Bakar ... 97
Tabel 2.47. Harga Jual Kembali Dan Model ... 99
Tabel 2.49. Harga Jual Kembali Dan Kenyamanan Berkendara ... 101
Tabel 2.51. Kemudahan Suku Cadang Dan Keiritan Bahan Bakar ... 103
Tabel 2.53. Kemudahan Suku Cadang Dan Model... 105
Tabel 2.55. Kemudahan Suku Cadang Dan Kenyamanan Berkendara... 107
Tabel 2.57. Keiritan Bahan Bakar Dan Model... 109
Tabel 2.59. Keiritan Bahan Bakar Dan Kenyamanan Berkendara ... 112
Tabel 2.61. Model Dan Kenyamanan Berkendara... 114
DAFTAR GAMBAR PERCEPTUAL MAPPING
Gambar 1. Kualitas Dan Tarikan Mesin ... 57
Gambar 2. Kualitas Dan Harga Beli ... 59
Gambar 3. Kualitas Dan Harga Jual Kembali... 61
Gambar 4. Kualitas Dan Kemudahan Suku Cadang ... 63
Gambar 5. Kualitas Dan Keiritan Bahan Bakar... 65
Gambar 6. Kualitas Dan Model ... 67
Gambar 7. Kualitas Dan Kenyamanan Berkendara ... 69
Gambar 8. Tarikan Mesin Dan Harga Beli ... 71
Gambar 9. Tarikan Mesin Dan Harga Jual Kembali... 73
Gambar 10. Tarikan Mesin Dan Kemudahan Suku Cadang... 76
Gambar 11. Tarikan Mesin Dan Keiritan Bahan Bakar... 78
Gambar 12. Tarikan Mesin Dan Model ... 80
Gambar 13. Tarikan Mesin Dan Kenyamanan Berkendara ... 82
Gambar 14. Harga Beli Dan Harga Jual Kembali... 84
Gambar 15. Harga Beli Dan Kemudahan Suku Cadang... 86
Gambar 16. Harga Beli Dan Keiritan Bahan Bakar... 88
Gambar 17. Harga Beli Dan Model ... 90
Gambar 18. Harga Beli Dan Kenyamanan Berkendara ... 92
Gambar 19. Harga Jual Kembali Dan Kemudahan Suku Cadang ... 94
Gambar 20. Harga Jual Kembali Dan Keiritan Bahan Bakar ... 96
Gambar 21. Harga Jual Kembali Dan Model... 98
Gambar 22. Harga Jual Kembali Dan Kenyamanan Berkendara... 100
Gambar 23. Kemudahan Suku Cadang Dan Keiritan Bahan Bakar ... 102
Gambar 24. Kemudahan Suku Cadang Dan Model... 104
Gambar 25. Kemudahan Suku Cadang Dan Kenyamanan Berkendara... 106
Gambar 26. Keiritan Bahan Bakar Dan Model... 108
Gambar 27. Keiritan Bahan Bakar Dan Kenyamanan Berkendara... 111
Gambar 28. Model Dan Kenyamanan Berkendara ... 113
Gambar 29. Posisi Motor Matic Berdasarkan Keseluruhan Atribut ... 115
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Situasi persaingan yang ketat dalam dunia usaha dewasa ini telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap bidang pemasaran. Pemasaran kini menjadi titik tolak yang akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup ditengah situasi persaingan yang ketat dalam dunia usaha.
Demikian pula yang terjadi pada industri otomotif, dengan semakin dinamisnya kehidupan masyarakat yang diikuti dengan peningkatan taraf hidup masyarakat, maka kebutuhan akan sarana transportasi menjadi salah satu bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini merupakan suatu kesempatan atau peluang bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif untuk menawarkan produk-produknya. Dengan adanya kondisi yang demikian, maka persaingan antar perusahaan otomotif menjadi semakin sengit dan dapat dilihat pada berbagai macam produk otomotif yang ditawarkan kepada konsumen secara gencar.
motor matic agar penjualannya meningkat. Pada awalnya motor tipe matic hanya diminati oleh perempuan, tetapi kini juga diminati oleh para pria dari berbagai lapisan masyarakat. Karena, motor matic memiliki design yang inovatif, praktis dan bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Sehingga minat masyarakat Indonesia terhadap motor matic, beberapa tahun terakhir ini meningkat.
Berdasarkan data penjualan dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada bulan Januari 2008 penjual sepeda motor meningkat menjadi 473.060 unit dari 346.669 unit pada bulan Januari 2007. Honda mendominasi penjualan dengan 208.130 unit termasuk 83.252 unit motor matic Vario. Disusul Yamaha dengan 185.900 unit termasuk 74.450 unit motor matic Mio. Setelah itu Suzuki dengan 79.030 unit termasuk 31.612 unit motor matic Spin. Meningkatnya pasar matic ini tidak terlepas dari pergeseran minat masyarakat terhadap motor jenis matic. Selain itu, peningkatan ini disebabkan adanya faktor permintaan masyarakat yang sebelumnya tidak akan membeli sepeda motor. Dengan adanya motor matic masyarakat dapat berkendara dengan mudah, Sehingga banyak masyarakat yang membeli motor matic untuk keperluan sehari-hari.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai posisi produk sepeda motor matic di Kotamadya Yogyakarta. Sehingga penulis mengambil judul “ANALISIS POSISI PRODUK SEPEDA MOTOR MATIC DI KOTAMADYA YOGYAKARTA ( MERK HONDA,
YAMAHA, SUZUKI )”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana positioning type sepeda motor matic pada masyarakat Kotamadya Yogyakarta?
2. Bagaimana karakteristik masyarakat pengguna sepeda motor matic merek Honda, Yamaha, Suzuki di Kotamadya Yogyakarta ?
3. Atribut-atribut apa yang mempengaruhi pemilihan merk motor matic pada masyarakat di Kotamadya Yogyakarta?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Sepeda motor type matic yang diteliti adalah Mio, Spin, Vario.
2. Merek sepeda motor matic yang diteliti adalah Yamaha, Suzuki, dan Honda. 3. Karakteristik responden yang diteliti meliputi :
a. Jenis kelamin : pria atau wanita b. Usia :
• 17 − 26 tahun • 27 − 36 tahun • 37 − 46 tahun • 47 ke atas c. Pekerjaan :
d. Merek sepeda motor yang dipakai : • Honda ( Vario )
• Suzuki ( Spin ) • Yamaha ( Mio )
4. Atribut sepeda motor matic tipe Vario, Spin, dan Mio, yang akan diteliti meliputi :
• Kualitas mesin • Tarikan mesin • Harga beli
• Harga jual kembali
• Kemudahan mendapatkan suku cadang • Kiritan bahan bakar
• Model
• Kenyamanan berkendara
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis ingin mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui positioning type motor matic pada masyarakat Kotamadya Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat pengguna sepeda motor matic
merek Honda, Yamaha, Suzuki di Kotamadya Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan otomotif di Indonesia
Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan dapat membantu pihak perusahaan untuk memecahkan permasalahan yang ada, sehingga keberhasilan perusahaan dalam menempatkan produknya dapat tercapai.
2. Bagi Pihak Lain
Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi pihak yang ingin mengetahui dan mempelajari posisi suatu produk dan sebagai pembanding dengan penelitian yang sejenis.
3. Bagi Penulis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Kebutuhan dan keinginan manusia selalu beranekaragam, hal ini merupakan fakta yang tetap bertahan sampai sekarang maupun masa yang akan datang. Jika perusahaan menaruh perhatian yang lebih besar dan terus menerus mengikuti perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam mengenali peluang-peluang bisnis. Salah satu cara untuk memahami pemasaran adalah bahwa pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang dipergunakan oleh perusahaan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan manusia menjadi peluang yang menghasilkan laba bagi perusahaan.
Banyak definisi tentang pemasaran yang diutarakan oleh para ahli, namun pendapat ini berbeda-beda meskipun mempunyai pengertian yang sama. Adapun definisi pemasaran menurut (Philip Kotler, 1984 : 30), yaitu:
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Sedangkan definisi pemasaran menurut William J. Stanton (Swastha, 1984 : 10), yaitu:
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
antara produk, harga, promosi dan saluran distribusi adalah untuk menciptakan hubungan atau pertukaran yang menguntungkan bagi pihak yang melakukannya.
B. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran seringkali diperlukan dalam proses pertukaran yang di dalamnya dibutuhkan pengelolaan yang baik agar dicapai usaha pemasaran yang sukses. Sama halnya dengan pemasaran, definisi manajemen pemasaran juga telah banyak dikemukakan oleh para ahli pemasaran. Adapun definisi manajemen pemasaran menurut (Philip Kotler, 1990 : 16) adalah sebagai berikut:
Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran, dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasional.
Dari definisi di atas terlihat bahwa tugas manjer pemasaran tidak sekedar menawarkan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen saja. Manajer pemasaran mempunyai tugas yang lebih luas, dimulai dari sebelum adanya barang atau jasa dengan cara melakukan penelitian, menciptakan, memproduksi, mengkonsumsikan, sampai dengan mendistribusikan barang atau jasa tersebut untuk memenuhi kepuasan konsumen.
C. Konsep Pemasaran
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen, dan didukung oleh usaha pemasaran secara terpadu yang ditujukan untuk membangkitkan kepuasan konsumen sebagai kunci untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi.
Ada tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran, yaitu (Basu Swastha, 1984 : 18-21) :
1. Orientasi kepada konsumen
Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan untuk pemenuhan kepuasan konsumen adalah:
a. Menentukan kebutuhan pokok dari konsumen yang akan dilayani dan dipenuhi.
b. Menentukan kelompok konsumen tertentu yang akan dijadikan sasaran penjualan.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya. Guna memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda dari kelompok konsumen yang dipilih sebagai sasaran. d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, dimana perusahaan dapat memfokuskan pada mutu produk yang tinggi, harga murah dan model yang menarik.
perusahaan dengan memberikan kepuasan pada konsumen melalui terkoordinasinya kegiatan pemasaran.
3. Kepuasan konsumen
Keberhasilan suatu perusahaan dalam jangka panjang ditentukan oleh banyak sedikitnya konsumen yang dapat dilayani dan terpenuhi kepuasannya. Dengan demikian perusahaan dapat memperoleh laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.
D. Pengertian Perilaku Konsumen
Pemahaman tentang perilaku konsumen sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar dapat mengembangkan produk, baik barang maupun jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk itu perusahaan perlu meneliti faktor penyebab atau pengaruh yang mendorong konsumen dalam melakukan pembelian. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai berikut (Swastha dan Handoko, 1997 : 7) :
Peilaku Konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan penentuan kegiatan tersebut.
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Penilaian alternatif
Keputusan membeli
Model ini menekankan bahwa proses pembelian dimulai dimulai jauh sebelum tindakan membeli dan mempunyai konsekuensi yang panjang setelah membeli. Hal ini mendorong para pemasar untuk memusatkan perhatiannya pada proses membeli daripada keputusan membeli. Sedangkan penjelasan tiap tahap pada proses keputusan membeli sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah
Proses dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam atau dari luar diri pembeli. Jika konsumen mengetahui kebutuhannya, maka akan segera dipenuhi atau mungkin ditunda pemenuhannya. Seringkali kebutuhan yang belum terpenuhi diketahui secara tiba-tiba.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai berminat pada suatu produk, mungkin akan mencari informasi yang lebih banyak lagi, tetapi mungkin pula tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Dan yang menjadi perhatian para manajer pemasaran adalah sumber-sumber informasi pokok yang akan diperhatikan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari setiap informasi tersebut terhadap rangkaian keputusan membeli. Sedangkan sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi empat kelompok, yaitu :
- Sumber pribadi , yaitu keluarga, teman.
- Sumber pengalaman, yaitu pernah mengalami, menguji dan mempergunakan produk.
Manajer pemasaran perlu mengidentifikasikan sumber-sumber tersebut dengan cermat dan menilai pentingnya masing-masing sumber informasi tersebut.
3. Penilaian Alternatif
Tahap ini melalui dua tahap, yaitu menetapkan dan menilai tujuan pembelian, kemudian kedua yaitu mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan alternatif-alternatif pembeliannya yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginannya.
4. Keputusan Membeli
Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merk. Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merk yang sudah disukainya. Namun demikian, ada dua faktor lain yang dapat mencampuri maksud membeli dengan keputusan membeli. Hal ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada gambar berikut: Penilaian
terhadap Maksud
Sikap orang lain
Keputusan membeli Faktor situasi
tidak terduga berbagai membeli
alternatif
hal,yaitu : (1) intentitas sikap negatif terhadap alternatif pilihan konsumen ; (2) motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Maksud pembelian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pendapatan keluarga, harga dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut. Bila konsumen hampir mengambil keputusan untuk membeli, maka faktor-faktor situasi yang tidak terduga itu mungkin muncul untuk mengubah maksud membeli.
Terdapat berbagai macam peranan dalam perilaku konsumen ,yaitu:
a. Initiator, yaitu individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu. b. Influencer, yaitu individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik
secara sengaja atau tidak sengaja.
c. Decider, yaitu individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana cara membelinya, kapan dan dimana membelinya.
d. Buyer, yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya. e. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
E. Faktor Lingkungan Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1. Faktor Lingkungan Eksternal
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Ini berarti konsumen yang berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai kebutuhan, sikap dan selera yang berbeda. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah:
a. Faktor kebudayaan
Budaya merupakan kebiasaan umum; cara hidup masyarakat sehari-hari daerah tertentu. Kebudayaan daerah yang satu akan berbeda dengan daerah lain. Kebudayaan berperanan dalam tindakan dan cara berpikir masyarakat terhadap perilaku pembelian sebuah produk.Para pemasar perlu terlebih dahulu memahami nilai-nilai kultural, keyakinan, ide, simbol dari suatu daerah ke daerah lain yang merupakan pasar sasaran bagi perusahaan, agar pemasaran produk perusahaan dapat berhasil.
b. Kebudayaan Khusus
c. Kelas sosial
Pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu:
− Golongan atas, yaitu pengusaha-pengusaha besar, pejabat-pejabat tinggi.
− Golongan menengah, yaitu karyawan instansi pemerintah, pegawai swasta, pengusaha menengah.
− Golongan rendah, yaitu buruh pabrik, karyawan rendah, tukang becak dan pedagang kecil.
Dasar yang dipakai dalam penggolongan ini adalah tingkat pendapatan, macam perumahan dan lokasi tempat tinggal. Selain ketiga golongan tersebut, pihak perusahaan juga perlu memperhatikan demonstration effect, yaitu masyarakat golongan bawah yang suka meniru cara-cara berperilaku golongan diatasnya.
d. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pembentukan seorang individu. Oleh karena itu, keluarga berfungsi sebagai tempat pembentukan kepribadian, gaya hidup, minat, opini, pola pembelian dan pemilihan produk. Keluarga mempunyai dua macam bentuk,yaitu:
1) Keluarga inti, yaitu ayah, ibu, anak yang hidup bersama.
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan orang-orang yang mempunyai
Dalam pasar konsumen, keluarga sering melakukan pembelian. Peranan setiap anggota keluarga dalam pembelian berbeda-beda menurut jenis produk, selera dan keinginan.
2. Faktor Lingkungan Internal
Selain faktor-faktor lingkungan ekstern, faktor-faktor psikologis yang berasal dari proses intern individu, sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen. Faktor-faktor psikologis yang menjadi dasar perilaku konsumen antara lain:
a. Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan memperoleh kepuasan. Motivasi yang ada seseorang akan mewujudkan suatu tingkat laku yang didasarkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.
b. Belajar
c. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana individu menyaring, menata dan menaksirkan input-input informasi untuk mencapai gambar dunia yang berarti (Kotler, 1984 : 198-199). Orang dapat muncul dengan persepsi yang berbeda terhadap obyek rangsangan yang sama karena tiga proses yang berkenaan dengan persepsi, yaitu :
− Perhatian selektif, artinya orang akan menanggapi dan memperhatikan informasi yang menarik baginya.
− Perubahan makna secara selektif, artinya orang akan mengartikan informasi sesuai dengan pengertiannya sendiri sehingga informasi yang diperhatikan konsumen tidak selalu sesuai dengan yang dimaksudkan. − Menginat kembali secara selektif, artinya orang akan mengingat kembali
informasi yang mendukung sikap dan kepercayaannya.
F. Sikap Konsumen
1. komponen kognitif, yaitu kepercayaan atau keyakinan seseorang terhadap suatu produk.
2. Komponen afektif, yaitu perasaan atau tanggapan seseorang terhadap suatu produk. Misalnya, bagus atau jelek (positif atau negatif).
3. Komponen tingkah laku, yaitu reaksi seseorang terhadap suatu barang melalui tingkah lakunya.
G. Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari produsen dan konsumen. Konsumen dalam suatu pasar adalah heterogen dan dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, sehingga timbul segmentasi pasar. Segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai berikut :
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang sifatnya heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.
1. Variabel Segmen Pasar
Segmen pasar dapat dibentuk atas dasar variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
a. Segmentasi geografis
Segmentasi ini memisahkan pasar kedalam unit-unit geografis seperti wilayah, ukuran kota, kepadatan penduduk dan iklim.
b. Segmentasi Demografis
keinginan, preferensi dan sikap konsumen terhadap suatu produk seringkali berkaitan dengan variabel-variabel demografis. Selain itu variabel demografis lebih mudah diukur daripada variabel-variabel jenis lain. Variabel demografis juga diperlukan untuk mengetahui besarnya target pasar dan bagaimana cara mencapainya secara efisien.
c. Segmentasi Psikografis
Pada segmen ini, para konsumen di bagi-bagi ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
d. Segmentasi Perilaku
Bila perilaku digunakan sebagai variabel utama dalam segmentasi pasar, maka konsumen akan dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok menurut tingkat pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapannya terhadap suatu produk.
Untuk menunjang segmentasi pasar secara efektif ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Dapat diukur (measurebility)
2) Sejauh mana besarnya pasar dan daya beli segmen ini dapat diukur. 3) Dapat terjangkau (Accessibility)
4) Sampai sejauh mana segmen ini dapat secara efektif dicapai dan dilayani.
5) Besarnya (Substantialitas)
6) Seberapa besar segmen ini dan apakah cukup menguntungkan untuk dilakukan kegiatan pemasaran sendiri.
8) Sejauh mana program pemasaran yang efektif itu dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen ini.
2. Penetapan Pasar Sasaran
Segmentasi pasar menunjukan kesempatan segmen pasar yang dihadapi perusahaan. Sebuah perusahaan dapat memilih untuk memasuki satu atau lebih segmen suatu pasar tertentu dengan menggunakan salah satu dari strategi pencakupan pasar, yaitu :
a. Pemasaran Serba Sama (undifferentiated Marketing)
Pada strategi ini perusahaan memasuki keseluruhan pasar dengan hanya satu program pemasaran. Perusahaan memusatkan pada apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Perusahaan merancang suatu produk dan suatu program pemasaran yang akan mendapatkan jumlah konsumen terbesar. Hal ini bertujuan agar biaya-biaya dapat ditekan.
b. Pemasaran Serba Aneka (Differentiated Marketing)
Di sini perusahaan memutuskan untuk beroperasi dalam beberapa segmen pasar, tetapi merancang program pemasaran tersendiri untuk setiap segmen. Diharapkan dengan strategi ini, perusahaan akan mencapai penjualan yang tinggi dan posisi yang lebih dalam bagi setiap segmen tersebut.
meningkatkan biaya usaha, seperti biaya modifikasi produk, biaya produksi, biaya administrasi, biaya persediaan dan biaya promosi.
c. Pemasaran Terpusat (Concentrated Marketing)
Kemungkinan ketiga yang sangat menarik, khususnya apabila sumber daya perusahaan terbatas. Pada strategi ini, perusahaan lebih memilih mencari pangsa pasar yang besar dalam satu atau beberapa segmen pasar yang kecil, daripada mencari pangsa pasar yang kecil pada segmen pasar yang besar.
Melalui pemasaran terpusat, perusahaan mencapai suatu posisi pasar yang kuat dalam segmen yang dilayaninya, karena besarnya pengetahuan akan kebutuhan segmen tersebut dan reputasi khusus yang diperolehnya. Perusahaan juga menikmati banyak penghematan usaha karena adanya spesialisasi dalam produksi,distribusi dan promosi. Jika pilihan segmen tepat, maka perusahaan dapat menghasilkan suatu tingkat keuntungan yang tinggi atas investasinya.
Di lain pihak, pemasaran tersebut mengandung resikoyang besar, yaitu jika tiba-tiba selera segmen tersebut berubah atau pesaing mulai memasuki segmen yang sama. Oleh karena itu, banyak perusahaan lebih memilih melakukan diversifikasi dalam beberapa segmen pasar. Dalam memilih suatu strategi mencakup pasar ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
1) Sumber daya perusahaan :
Bila sumber daya perusahaan terbatas, maka pemasaran terpusat adalah strategi yang paling tepat bagi perusahaan tersebut.
besi, baja, semen dan lain sebagainya. Pemasaran serba aneka dan atau pemasaran terpusat lebih sesuai untuk diterapkan pada produk yang mempunyai variasi design, seperti kamera dan mobil.
3) Daur hidup produk :
Tahap produk dalam daur hidup produk (product life cycle) Jika perusahaan memperkenalkan sebuah produk baru, maka sebaiknya perusahaan menerapkan satu program pemasaran saja, yaitu pemasaran serta sama atau pemasaran terpusat. Jika produk dalam tahap matang pada daur hidup produk, maka perusahaan sebaiknya menerapkan pemasaran serta aneka.
4) Homogenitas pasar :
Jika konsumen mempunyai selera yang sama, membeli dalam jumlah yang sama per-periode, memberikan reaksi yang sama terhadap rangsangan pemasaran, maka sebaiknya perusahaan menerapkan pemasaran serba sama.
5) Strategi pemasaran bersaing
Jika para pesaing menerapkan pemasaran serba sama, maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan dengan menjalankan pemasaran serba aneka atau pemasaran terpusat.
H. Penentuan posisi produk
Dengan cara ini perusahaan menempatkan suatu produk atau merk pada tempat tertentu dalam benak konsumen.
posisi produk adalah tindakan merancang produk agar dapat tercipta
kesan tertentu diingatan konsumen (Philip Kotler, 1984 : 437).
Strategi penentuan posisi merupakan hasil persepsi tentang suatu produk atau merk yang dikomunikasikan kepada konsumen. Menurut Hermawan Kartajaya (1997 : 148),
posisi produk (positioning) adalah pernyataan akan identitas suatu
produk, jasa, perusahaan, lembaga, orang bahwa negara yang bisa menghasilkan keunggulan dibenak orang yang ingin dicapai.
Karena itu posisi produk harus membuat produk itu menjadi dipersepsi berbeda dari pesaingnya. Akan tetapi, perusahaan tidak akan membiarkan posisi produknya ditetapkan seenaknya saja, sehingga kemampuan manajemen untuk membentuk penempatan posisi produk dalam benak konsumen sangat diperlukan. Ketidaktahuan posisi akan berakibat fatal, karena ada kemungkinan kebijaksanaan yang digunakan justru menguntungkan pesaing.
I. Positioning berhubungan dengan cara konsumen menyimpan informasi
Menempatkan posisi suatu produk dalam benak konsumen tidaklah mudah. Oleh karena itu marketer harus mengetahui, bagaimana konsumen memproses informasi, menyimpan dan membangkitkannya lagi. Berikut adalah cara konsumen menyimpan informasi :
1. Jaringan Memori Semantik
Hutchinson dan Moore (1984), ada lima jenis informasi yang dapat disimpan dalam memori manusia (Rhenald Kasali, 1998 : 517), yaitu:
a. Nama merek-merek tertentu
b. Karakteristik merek tersebut (biasanya dinyatakan dalam bentuk-bentuk atribut)
c. Iklan-iklan mengenai merek tersebut d. Kategori produk
e. Hasil evakuasi konsumen terhadap merek-merek tertentu dan iklan-iklannya. Informasi yang tersimpan tersebut memiliki hubungan asosiasi. Karena memiliki hubungan asosiatif, konsumen menggunakan teknik yang disebut aktivasi menyebar untuk membangkitkan daya ingatnya. Berikut adalah contoh bagaimana konsumen menyimpan informasi mengenai Sony (Rhenald Kasali, 1998 : 519),
Sony
CD Player VCR
Televisi Jepang
Kualitas
Panasonic Teknologi
Asia
Sony. Ketika kata Sony di dengar oleh konsumen maka konsumen akan menghidupkan ingatan pada kualitas, Jepang, teknologi, televisi, dan lain-lain.
2. Selective Exposure
Selective exposure artinya konsumen secara aktiv memilih mau atau tidak mengekspose dirinya terhadap informasi (Rhenald Kasali, 1998 : 519). Jadi sekalipun produsen memberikan informasi secara membabi buta kepada konsumen (misalnya, melalui acara televisi yang menjangkau masyarakat luas), calon konsumen akan menyeleksi benar-benar dalam menentukan mau atau tidak menerima informasi tersebut.
J. Berbagai Cara Positioning
1. Positioning berdasarkan perbedaan produk
Seorang Marketer dapat menunjukkan kepada pasarnya di mana letak perbedaan produknya terhadap pesaing (unique product feature). Produsen yang menghasilkan produk paritas, seperti tepung terigu, dapat melakukan cara ini, misalnya dengan memasukkan resep-resep kue bermutu ke dalam tepung terigunya, sehingga produk ini dikenal sebagai tepung bermutu untuk membuat kue. Kelemahan cara ini adalah, perbedaan yang ditonjolkan mudah ditiru oleh pesaing.
2. Positioning berdasarkan manfaat produk
diperintah oleh dokter, tetapi diajak “bekerja sama” dengan para petugas kesehatan agar menjadi sehat, memperoleh kembali kesehatannya, dan tetap sehat setelah sembuh. Ada banyak bentuk manfaat yang ditonjolkan seperti waktu, kemudahan, kejelasan, kejujuran, kenikmatan, murah, jaminan dan sebagainya. Manfaat dapat bersifat ekonomis (murah, wajar, sesuai dengan kualitasnya), fisik (tahan lama, bagus, enak dilihat) atau emosional (berhubungan self image).
3. Positioning berdasarkan pemakaian
Selsun (shampo) menggunakan positioning cara ini. Dikatakan “Selsun, shampo anti ketombe”. Sedangkan Gatorade (minuman) menggunakan atlet untuk menunjukan produk ini adalah minuman kesegaran. Di sini atribut yang ditonjolkan adalah pemakaian produk itu. Positioning ini mengharapkan agar konsumen yang rambutnya berketombe tidak memilih shampo merek lain, tetapi memilih Selsun. Kalau konsumen ingin rambutnya tumbuh subur dan cantik, maka mereka bukan yang diinginkan Selsun. Demikian pula mereka yang ingin memperoleh kesegaran ketika dahaga, cukup minum Gatorade.
4. Positioning berdasarkan kategori produk
menonjolkan dirinya sebagai yang pertama dalam kategori rokok yang “lebih sehat” dari rokok-rokok yang keras.
5. Positioning melalui imajinasi
Positioning memang merupakan hubungan asosiatif. Anda bisa mengembangkan positioning produk Anda dengan menggunakan imajinasi-imajinasi seperti tempat, orang, benda-benda, situasi, dan lain sebagainya. LA Light diasosiasikan dengan Los Angeles. Maskapai penerbangan Singapore Airline mengasosiasikan dirinya dengan kebudayaan-kebudayaan Indonesia (terlihat dalam iklan-iklannya yang diputar di CNN). Tabloid kontan ketika baru terbit diasosiakan dengan Tanri Abeng, Ciryl Noerhadi, dan eksekutif-eksekutif bisnis lainnya. Marlboro diasosiasikan dengan koboy Amerika, sabun Lux diasosiasikan dengan bintang-bintang film/artis wanita muda, dan sepatu Nike diasosiasikan deng bintang-bintang olahraga pop seperti Michael Jordan dan sebagainya.
6. Positioning berdasarkan masalah
Gerakan Disiplin Nasional, mengembalikan kepercayaan publik kepada dunia perbankan, penerapan peraturan baru, dan sebagainya dapat menggunakan
positioning cara ini. Tujuannya adalah menimbulkan partisipasi pasar sasaran terhadap kampanye yang dilakukan.
K. Kesalahan-kesalahan Positioning
1. Underpositioning
Produk mengalami underpositioning kalau informasinya tidak dirasakan oleh konsumen. Ia tidak memiliki posisi yang jelas sehingga dianggapsama saja dengan kerumunan produk lainnya dipasar. Misalnya, konsumen tidak dapat membedakan produk merek yang satu dengan merek-merek yang lainnya.
2. Overpositioning
Produsen terlalu sempit dalam memberikan informasi tentang produknya sehingga mengurangi minat konsumen yang menjadi pasar sasarannya. Misalnya, memasang iklan dengan kata-kata yang singkat.
3. Confused positioning
Konsumen dapat mengalami suatu kebingungan karena produsen menekankan terlalu banyak atribut-atribut dalam produknya. Misalnya, obat yang dapat menyebuhkan banyak penyakit.
4. Doubtful positioning
L. Teknik Positioning Berdasarkan Profil Produk
Teknik ini dilakukan dengan menonjolkan atribut yang dianggap paling penting oleh konsumen pada suatu produk. Caranya adalah melakukan survey dengan menanyakan pada konsumen mengenai atribut-atribut pada beberapa merek produk. Berikut contoh untuk produk sepeda motor (Rhenald Kasali, 1998 : 543),
Profil Produk Sepeda Motor
B C D
A
Tarikan Mesin
Kecepatan
Bahan Bakar
Jaminan Suku Cadamg
Harga
35 25 20 15 10 5
M. Atribut Produk (Attribute Product)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan, yaitu meneliti serta mempelajari secara posisi produk dibenak konsumen yang terjadi di lapangan yang selalu berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Penelitian lapangan ini dilakukan terhadap masyarakat Yogyakarta.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kotamadya Yogyakarta
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah masyarakat Kotamadya Yogyakarta yang menggunakan motor matic.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah sikap masyarakat Kotamadya Yogyakarta terhadap sepeda motor matic.
D. Variabel Penelitian dan Teknik Pengukuran Data
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Varibel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah sikap masyarakat Kotamadya Yogyakarta yang menggunakan motor matic. Sehingga dapat menentukan posisi sepeda motor matic di Kotamadya Yogyakarta.
3. Variabel Moderator (Moderating Variable)
Variabel moderator adalah variabel yang menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel moderator adalah karakteristik masyarakat Kotamadya Yogyakarta yang menggunakan motor matic.
Teknik pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala Likert. Skala Likert merupakan skala sikap yang digunakan untuk mengetahui penilaian seseorang terhadap sesuatu hal. Kategori penilaian dan bobot dari kemungkinan jawaban responden adalah (Dajan , 1975 : 34) :
a. Sangat Setuju SS = 5 b. Setuju S = 4 c. Netral N = 3 d. Tidak Setuju TS = 2 e. Sangat Tidak Setuju STS = 1
E. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
a. Karakteristik responden yang meliputi: nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan merek sepeda motor matic yang digunakan.
b. Data mengenai pendapat responden tentang merek sepeda motor matic
yang digunakan.
c. Data mengenai pendapat responden terhadap urutan kepentingan atribut sepeda motor.
2. Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder ini adalah dengan cara mencari dan membaca dokumen-dokumen tentang sepeda motor matic yang diperoleh dari dealer-dealer dan internet.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara di sini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada konsumen pemakai sepeda motor matic.
2. Kuesioner
Kuesioner dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan secara sistematis kepada para konsumen yang menjadi sasaran kuesioner ini, yaitu konsumen pengguna sepeda motor matic merek Honda, Yamaha, Suzuki.
3. Observasi
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara merekam data dari catatan-catatan dan meminta data dari perusahaan dengan mempelajari dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian.
G. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat Kotamadya Yogyakarta yang menggunakan motor matic. Karena populasi yang diteliti terlalu luas, maka penulis hanya menggunakan sejumlah responden yang dipilih sebagai sampel. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sejumlah 100 sampel atau responden yang mewakili populasi yang ada.
Metode sampel yang digunakan oleh penulis adalah metode Purposive Convenience Sampling. Metode Purposive Convenience Sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti serta mudah dijangkau oleh peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan (Sudjana, 1992:168)
Metode Purposive Convenience Sampling yang digunakan peneliti ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Responden adalah masyarakat Yogyakarta yang menggunakan motor matic. 2. Responden yang dituju adalah masyarakat yang mudah dijangkau oleh
peneliti.
kepercayaan 95%, dan standard kesalahan 10%. Adapun rumus untuk menentukan jumlah sampel (Budiyuono, 1996:155), yaitu:
Keterangan:
n
= jumlah sampelp
= kemungkinan terbesar sukses E = kesalahan yang dapat diterima Z = standard errorn = p(1-p)x[Z/E]2
Dengan perhitungan sebagai berikut, misal kemungkinan terbesar sukses sebesar 50%, standar kesalahan sebesar 10%,dengan tingkat kepercayaan 95% = 1,96. Sehingga dapat diperoleh:
n = 0,5(1-0,5)x[1,96/0,1]2 n = 0,25x384,16 = 96,04
Supaya memudahkan penelitian, peneliti menggenapkan menjadi 100 sampel. Berdasarkan uraian di atas maka, banyaknya responden ditentukan dengan
quota sampling, karena belum ada data yang pasti berapa yang banyak menggunakan motor matic pada setiap Kecamatan yang ada di Kotamadya Yogyakarta. Dengan quota sampling, jumlah responden untuk 14 Kecamatan (Tegalrejo, Jetis, Gedong Tengen, Danurejan, Ngampilan, Pakualaman, Gondomanan, Umbulharjo, Wirobrajan, Kraton, Gondokusuman, Mergangsan, Mentrijeron, dan Kota Gede) oleh peneliti ditentukan sebesar 42 responden untuk mewakili sepeda motor type Mio, 33 responden untuk mewakili sepeda motor type
di bengkel sepeda motor pada setiap kecamatan. Jumlah responden untuk setiap kecamatan sebagai berikut :
a. 3 responden pengguna sepeda motor matic Mio.
b. 2 responden pengguna sepeda motor matic Vario, dan terdapat 5 kecamatan yang diwakili oleh 3 responden pengguna sepeda motor matic Vario.
c. 1 responden pengguna sepeda motor matic Spin, dan terdapat 11 kecamatan yang diwakili oleh 2 responden pengguna sepeda motor matic Spin.
H. Teknik Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini teknik pengujian instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan yang hendak diungkapkannya. Untuk menguji validitas digunakan rumus Product Moment (Hadi, 1976:37), yaitu:
n
. ∑XY – ( ∑X . ∑Y )r
xy =[
n
(∑X)2–(∑X)2] – [n
(∑Y)2–(∑Y)2] Keterangan :X = Nilai item Y = Nilai total item n = Jumlah item
jika r hitung t tabel, maka pengukuran yang dilakukan valid
2. Pengujian Reliabilitas
r
xx =(Hadi, 1976:37) untuk mencari koefisien reliabilitas. Rumus Spearman Brown
yang digunakan adalah sebagai berikut: 2 x
r
gg1+
r
ggKeterangan:
r
xx = Koefisien reliabilitas dengan taraf nyata 5%r
gg = Koefisien korelasi antara item ganjil dan item genapApabila
r
xxr
tabel, maka kuisoner memenuhi syarat reliabilitas.I. Teknik Analisis Data
n
i1. Analisis Persentase
Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil responden yang diteliti. Rumus perhitungan persentase yang digunekan adalah sebagai berikut (Sugiono, 1993 : 73) :
P
=X
ix
100%Keterangan :
P = Hasil Persentase Xi = Jumlah Variabel Xi
n
i = Jumlah Sampel2. Analisis Indeks Sikap Konsumen
n i = 1
ditentukan dengan mengkombinasikan suatu timbangan dengan sejumlah komponen. Indeks tersebut dimaksudkan untuk meramalkan sikap individu serta kesukaan terhadap suatu produk. Menghitung nilai indeks sikap konsumen menggunakan rumus (Swastha dan Handoko, 1997 : 95) :
S
j
=∑
t
k .X
kj Keterangan :Sj = Indeks sikap konsumen
t
k = Nilai timbang pada atribut kXkj = Nilai standar rata-rata pada atribut k n = Jumlah atribut
Semakin besar indeks sikapnya berarti semakin baik produk tersebut bagi konsumen. Dari indeks sikap ini dapat diketahui sikap konsumen terhadap masing-masing produk.
3. Perceptual Mapping
1 2 3 4 2
1 4
Atribut Y
*
Merek C3
0
*
Merek AAtribut X
*
Merek BTingkat kemiripan antar merek dapat diukur dengan Perceived distance. Teknik pengukuran ini menggunakan cara mengkuadratkan perbedaan kuadrat tersebut. Misalnya sebagai berikut :
Tingkat kemiripan antar merek dapat diukur dengan Perceived distance. Teknik pengukuran ini menggunakan cara mengkuadratkan perbedaan kuadrat tersebut. Misalnya sebagai berikut :
Vario Mio = (X1
-
X2)2+ (Y1-
Y2)2
X1 = TipeVario pada atribut X
X2 = TipeMio pada atribut X
Y1 = TipeVario pada atribut Y
Y2 = TipeMio pada atribut Y
Spin Mio = (X1
-
X2)2+ (Y1-
Y2)2 XX
1 = TipeSpin pada atribut X 2 = TipeMio pada atribut X
Y1 = TipeSpin pada atribut Y Y2 = TipeMio pada atribut Y
Vario Spin = (X1
-
X2)2+ (Y1-
Y2)2 X1 = TipeVario pada atribut X X2 = TipeSpin pada atribut X Y1 = TipeVario pada atribut Y Y2 = TipeSpin pada atribut YBAB IV
GAMBARAN PRODUK
A. Vario
PT Astra Honda Motor pada Kamis 3 Agustus 2006 kembali meluncurkan produk terbarunya yakni AT (Automatic Transmission) skuter New Honda Vario dengan menggelar Press Conference di Golden Ballroom Hotel Hilton dalam rangkaian acara "National Grand Launching".
Honda Vario yang termasuk kelas skuter matic ini dilengkapi dengan keunggulan berupa built-in liquid-cooled engine (radiator yang menyatu dengan mesin), dan irit bensin. Selain dilengkapi teknologi terbaru, Honda Vario menggunakan mesin 110 cc-4 langkah dikombinasikan dengan sistim transmisi
V-Matic untuk memberikan akselerasi yang halus tanpa harus melakukan perpindahan tuas persneling.
Pemilihan nama Vario diambil dari kata Various yang artinya beragam. Spesifikasi dari Vario adalah sebagai berikut :
Panjang X lebar X tinggi 1.897 x 680 x 1.083 mm
Jarak sumbu roda 1.273 mm
Jarak terendah ke tanah 132.5 mm
Berat kosong 99,9 kg
Tipe rangka Tulang Punggung
Tipe suspensi depan Teleskopik
Tipe suspensi belakang Lengan ayun dengan sokbreker tunggal
Ukuran ban depan 80/90 - 14 M/C 40P
Ukuran ban belakang 90/90 - 14 M/C 46P
Rem depan Tipe cakram hidrolik dengan piston
ganda
Rem belakang Tromol
Kapasitas tangki bahan bakar 3,6 Liter
Diameter x langkah 50,0 mm x 55,0 mm
Volume langkah 108 cc
Perbandingan kompresi 10,7 : 1
Daya maksimum 8,99 PS / 8000 rpm
Torsi maksimum 0,86 kgf.m / 6.500 RPM
Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 Liter pada penggantian periodik
Kopling Otomatis Otomatis sentrifugal, tipe kering
Gigi transmsi Otomatis, V-Matic
Pola pengoperan gigi -
Starter Pedal dan elektrik
Aki 12 V - 3,5 Ah
Busi ND U22FER9 / NGK CR7EH-9
Sistem pengapian DC - CDI, baterai
Tinggi tempat duduk 758 mm
Sistem pendingin Silinder tunggalPendingin dengan
cairan (liquid cooled)
Susunan silinder Silinder tunggal
Karburator VK22 x 1
Lampu depan 12 V 25 W / 25 W x 2
Lampu senja 12 V 3,4 W x 2
Sumber:www.astra-honda.com
B. Mio
PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Produk yang dikeluarkan
Yamaha tidak berhenti pada satu produk saja. Perusahaan mengeluarkan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen agar dapat selalu bersaing di pasar. Produk yang dikeluarkan seluruh perencanaan yang mencakup riset dan pengembangan, serta mencakup semua layanan yang menyertai produk misalnya pelayanan puma jual. Pelayanan puma jual yaitu ketersediaan dan kesiapan bengkel - bengkel resmi Yamaha serta ketersediaan suku cadang resmi Yamaha.
Pada saat ini salah satu produk sepeda motor yang menjadi andalan
Panjang X Lebar X Tinggi 1820 X 675 X 1050 mm
Jarak sumbu roda 1240 mm
Jarak mesin / terendah ke tanah 130 mm
Berat kosong 87 Kg
Tipe rangka
Suspensi depan Teleskopik
Suspensi belakang Teleskopik
Ukuran ban depan 70 / 90 - 14 MC 34 P
Ukuran ban belakang 80 / 90 - 14 MC 40 P
Rem depan Hydraulic Single Disc
Rem belakang Drum
Kapasitas Tangki BBM 3.7 Liter
Jenis / tipe mesin Berpendingin Udara, 4-Langkah
SOHC 2-klep Diameter silinder x langkah 50 x 57.9 mm
Volume langkah 113.7 cm3
Perbandingan kompresi 8.8 : 1
Daya maksimum 6,54 km (8,9 ps) / 8000
Torsi maksimum 7,84 N-m (0,88 kgf.m / 7000)
Kapasitas oli pelumas mesin 0.9
Kopling Kering, Sentrifugal Otomatis
Gigi transmisi V-Belt Otomatis
Pola / arah perpindahan gigi -
Sistem starter Electric dan Kick
Busi Aki
Sistem pengapian DC - CDI
Tinggi sadel / tempat duduk 745 mm
Sistem Pendingin
Susunan silinder Silinder Tunggal
Karburator
Lampu depan 12 V 32 W / 32 W x 1
Sumber: www.yamaha-motor.co.id
C. Spin
peningkatan baik dalam hal model ataupun kualitas mesin. Hal tersebut dimaksudkan agar penjualan sepeda motor suzuki semakin meningkat dan untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan sepeda motor lainnya. Hal ini dibuktikan dengan di luncurkannnya, pada sepeda motor matic Spin. Produk sepeda motor matic Spin memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Panjang X Lebar X Tinggi 1.859 X 654 X 1.046 mm
Jarak Antara As Roda 1.244 mm
Jarak Mesin ke Tanah 145 mm
Berat Kosong 93 Kg
Tipe rangka Underbone
Suspensi Depan Teleskopik, Pegas Spiral, Bantalan Oli Suspensi Belakang Lengan Ayun, Pegas Spiral, Bantalan Oli
Ukuran Ban Depan 70/90 - 14 M/C 34 P
Ukuran Ban Belakang 80/90 - 14 M/C 40 P
Rem Depan Cakram Hidrolis
Rem Belakang Tromol
Tangki Bahan Bakar 3.7 Liter
Jenis 4-Langkah, Pendingin Udara, SOHC
Diameter X Langkah Piston 53.5 X 55.2 mm
Isi Silinder 124
Perbandingan Kompresi 9.6 : 1
Daya Maksimum 9.5 Hp/7500 rpm
Torsi Maksimum 1.1 Kg-m/6500 rpm
Tangki Oli Mesin 1000
Kopling Kering Otomatis, Tipe Setrifugal
Gigi transmisi V-belt Otomatis
Pola / arah perpindahan gigi -
Sistem Starter Listik & Engkol
Aki 12V 12.6 KC (3.5 Ah)/10HR
Busi NGK CR6JSA atau DENSO U20FSR-U
Sistem Pengapian DC (CDI)
Tinggi sadel / tempat duduk 1.046 Sistem Pendingin
Susunan silinder Silinder Tunggal
Karburator MIKUNI BS 26
Lampu depan
BAB V
ANALISIS DATA
A. Pembuatan Kuesioner dan Penentuan Sampel
Pada tahap pembuatan kuesioner dan penentuan sampel ini, peneliti membuat daftar kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden. Dari 100 responden, penulis membagi dalam tiga kelompok, sebagai berikut: 42 responden untuk mewakili sepeda motor Mio, 33 responden untuk mewakili sepeda motor Vario, 25 responden untuk mewakili sepeda motor Spin. Responden yang diteliti hares bertempat tinggal di Kotamadya Yogyakarta dan menggunakan salah satu merek sepeda motor yang akan diteliti. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dan 3 bagian, yaitu :
1. Bagian pertama, berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui data-data atau karakteristik responden yang diteliti.
2. Bagian kedua, berisi pertanyaan untuk memperoleh data mengenai sikap konsumen terhadap atribut-atribut produk sepeda motor yang diteliti. 3. Bagian ketiga, berisi pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepentingan
setiap atribut produk sepeda motor.
Penyebaran kuesioner ini peneliti mengambil sebagian populasi konsumen pemilik sepeda motor type Mio, Vario dan Spin. Pada tahap awal, dilakukan pengambilan sampel terhadap 30 responden pertama dengan tujuan untuk menguji tingkat kesahihan (validity) dan tingkat kehandalan (reliability)
B. Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Jika hasil dari pemrosesan pada komputer dengan taraf signifikan = 5 % menunjukan lebih dari atau sama dengan taraf signifikan tersebut, maka item pertanyaan kuesioner dinyatakan valid. Sebaliknya jika hasilnya lebih kecil dari taraf signifikan, maka item pertanyaan kuesioner dinyatakan tidak valid.
Hasil pengukuran validitas dapat dilihat pada lembar analisis butir pada lampiran II. Hasil pengukuran terhadap 8 item pertanyaan (bagian II) mengenai atribut produk sepeda motor menunjukan semua valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Dalam menguji reliabilitas digunakan metode belah dua, yaitu dengan menggunakan korelasi momen tangkar untuk mencari koefisien korelasi antara kelompok bernomor genap dengan kelonpok bernomor ganjil. Setelah diperoleh hasilnya kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown untuk mencari koefisien reliabilitas dari kuesioner tersebut. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel jika besarnya r hitung lebih besar dari r tabel. Ini dapat dilihat pada lampiran II
Hasil dari perhitungan reliabilitas adalah sebagai berikut a. Koefisien keandalan (rtt) = 0, 553
b. 2. Koefisien Sperman Brown (rbb) = 0,712
C. Analisis Data
1. Analisis Karakteristik Responden
Untuk menganalisis permasalahan yang pertama yaitu mengenai karakteristik responden dengan menggunakan analisis persentase. Karakteristik responden yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi:
a. Jenis kelamin b. Usia
c. Pekerjaan
d. type/merek motor yang digunakan
Karakteristik responden dan ketiga sepeda motor yaitu Vario, Mio dan Spin tersebut dapat diketahui dari hasil jawaban kuesioner bagian I yang telah diisi oleh responden. Seluruh jawaban tersebut kemudian dikelompokkan dan dipersentasekan dengan tabel seperti di bawah ini:
a. Responden Sepeda Motor Merk Honda Vario
1) Menurut Jenis Kelamin
Tabel 5.1
Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 19 57,6
Wanita 14 42,4
Total 33 100
2) Menurut Usia
Tabel 5.2