2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
DI SUSUN OLEH Veronika Oni Novianti
NIM: 001114050
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Selalu berjuang dan pantang menyerah”
KUPERSEMBAHKAN SKRIPSI INI KEPADA
:
1.
Tuhanku penolong dan penyelamat
2.
Ibuku, suami dan anakku tercinta
3.
Sahabat-sahabatku angkatan 2000
4.
Almamaterku tercinta
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Juli 2007 Penulis,
Veronika Onny Noviyanti
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI OLEH MAYORITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI MULYODADI BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Veronika Onny Noviyanti Universitas Sanata Dharma
2007
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran kesulitan belajar siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bambanglipuro Bantul-Yogyakarta serta topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Deskripsi kesulitan belajar yang dialami oleh mayoritas kelas VIII SMPN Mulyodadi Bambanglipuro Bantul adalah sebagian besar anak-anak yang tercatat sebagai peserta didik kelas VIII SMPN Mulyodadi Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tidak dapat memenuhi tuntutan-tuntutan dalam hal pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, perilaku, dan hubungan dengan guru.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kesulitan belajar siswa kelas VIII, yang disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner kesulitan belajar terdiri 54 item dan berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Ada 4 aspek yang akan dipakai untuk mengukur kesulitan belajar siswa yaitu aspek pengetahuan-pemahaman, aspek ketrampilan, aspek perilaku, aspek hubungan dengan guru. Jumlah populasi yang diteliti ada 86 siswa. Kesulitan belajar siswa SMPN Mulyodadi dicari dengan menghitung frekuensi dan persentase dari seluruh jawaban responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh mayoritas siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi adalah teknik belajar, motivasi belajar, gaya belajar, bakat khusus, organisasi kognitif, kemampuan berbahasa dan kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis.
Dengan hasil penemuan penelitian ini disusun topik-topik bimbingan klasikal, bimbingan klasikal yang harus diberikan bersifat korektif.
ABSTRACT
DESCRIPTION OF THE LEARNING DIFFICULTIES OF THE 8TH GRADE STUDENTS OF MULYODADI JUNIOR HIGH SCHOOL BANTUL YOGYAKARTA SCHOOL YEAR 2006/2007 AND ITS IMPLICATIONS FOR
THE PROPOSED CLASSROOM GUIDANCE TOPICS Veronika Onny Noviyanti
Sanata Dharma University 2007
This study aimed to describe the learning difficulties of the 8th grade students of Mulyodadi Junior High School, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta and to propose the appropriate classroom guidance topics for these students. The learning difficulties of the majority of the 8th grade students of the Mulyodadi Junior High School, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, School Year 2006/2007 referred to the difficulties of these students to fulfill the school demands that related to knowledge-comprehension, skills, behavior, and relationship with teachers.
This study was a descriptive study using a survey method. The research instrument used was a questionnaire on learning difficulties for Grade 8 students which was developed by the researcher. The questionnaire consisted of 54 items and included positive and negative statements. There were four aspects used to measure the learning difficulties of these students, namely, knowledge-comprehension, skills, behavior, and relationship with teachers. The population of this study was 86 of the 8th grade students of the school. The learning difficulties of these students were determined by calculating the frequency and percentage of their answers on the questionnaire.
The findings showed that the learning difficulties experienced by these students were learning techniques, learning motivation, learning style, special aptitudes, cognitive organization, language skills, and skills to use stationery to draw circle and line. Based on the findings, the researcher proposed the appropriate classroom guidance topics for these students, will be given in the form of corrective ones.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan YME atas segala kasih dan penyertaanMu selama penulisan skripsi yang berjudul “Deskripsi Kesulitan Belajar Yang Dialami Oleh Mayoritas Siswa Kelas VIII SMP Negeri Mulyodadi Bantul Yogyakarta Dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal” . Berkat kasih dan kemurahanMu penulis dapat menulis skripsi ini sampai selesai.
Penulis sangat bersyukur karena selama proses penulisan skripsi ini penulis dapat mengatasi segala hambatan, meski begitu penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa skripsi ini disusun berkat bantuan, dukungan dan perhatian dari berbagai pihak yang telah memberi masukan-masukan yang berharga bagi penulis.
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada mereka yang mendukung penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Sr. Milburga. C.B, pembimbing pertama yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama proses pembuatan skripsi.
2. Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum, pembimbing kedua yang telah memberi berbagai masukan dalam penulisan skripsi.
3. SMP Kanisius Ganjuran Bantul, karena telah memberi ijin untuk melakukan uji coba alat penelitian yang dibuat oleh penulis.
4. SMPN Mulyodadi Bambanglipura Bantul yang telah bersedia dijadikan subyek penelitian oleh penulis.
5. Ibuku tercinta yang telah membesarkan peneliti dan membiayai studi peneliti sampai selesai.
6. Suami tercinta yang selalu memberikan semangat bagi penulis.
7. Abang dan kakakku tersayang yang selalu memberi perhatian bagi penulis 8. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penulisan skripsi ini sampai
selesai yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ...vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR ...viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA... 6
A. Hakekat Belajar ... 6
1. Belajar ... 6
2. Ciri-ciri Belajar ... 7
3. Prinsip-prinsip Belajar ... 8
4. Kesulitan Belajar Siswa ... 9
5. Faktor Yang Berperanan Dalam Kesulitan Belajar... 11
B. Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Muyodadi Bantul ... 15
1. Tugas Perkembangan Siswa SMP ... 15
2. Perlunya siswa belajar efektif ... 16
C. Bimbingan di Sekolah ... 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 21
A. Jenis Penelitian... 21
B. Populasi Penelitian ... 21
C. Instrumen Penelitian... 22
1. Jenis Instrumen ... 22
2. Penjelasan Format Pernyataan ... 23
3. Struktur/kisi-kisi ... 23
4. Validitas dan Reliabilitas ... 27
a. Validitas ... 27
b. Reliabilitas ... 29
D. Prosedur Pengumpul Data... 30
E. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV. PEMBAHASAN... 32
A. Hasil Penelitian ... 32
B. Pembahasan... 33
xii
BAB V. Usulan Topik Bimbingan... 40
BAB. VI Kesimpulan dan Usul/Saran ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 ... 22
Tabel 2 ... 24
Tabel 3 ... 31
Tabel 4 ... 32
Tabel 5 ... 33
Tabel 6 ... 40
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1: Kuesioner kesulitan belajar ... 47 Lampiran 2: Data hasil penelitian ... 51
Bab ini akan dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan, definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dengan terjadinya peralihan tersebut remaja hadir di lingkungan yang baru. Pada masa ini remaja banyak mengalami perubahan-perubahan dan perubahan itu menimbulkan berbagai masalah yang harus dihadapi oleh remaja untuk mencari identitas dirinya.
Menginjak masa remaja awal (13-16 th), remaja sudah mulai masuk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena berada di lingkungan sekolah, remaja adalah sebagai siswa sekolah sehingga tanggung jawab untuk mendidik siswa berada di tangan guru sekolah. Sebagai siswa, tugas utama yang harus dilakukan oleh remaja adalah belajar. Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap (Winkel, 1996:52).
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan unsur yang sangat pokok. Kegiatan belajar bagi setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara baik sehingga kadang-kadang bisa lancar,
2
kadang-kadang tidak. Pada umunya belajar bukan merupakan hal yang serba mudah dilakukan bagi setiap siswa, melainkan dapat juga timbul kesulitan.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru bimbingan dan konseling SMPN Mulyodadi Bambanglipuro, beliau mengatakan berbagai masalah belajar yang dialami siswa antara lain sulit untuk berkonsentrasi, susah mengingat istilah-istilah yang dirasa asing, tidak belajar ketika akan menghadapi ulangan, dan lain sebagainya. Sebagai akibat dari kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, hasil belajar siswa rendah dan tidak naik kelas.
Disinilah peranan guru pembimbing untuk membantu siswa. Guru pembimbing atau konselor sekolah adalah seorang tenaga professional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan. Guru pembimbing memberikan layanan-layanan bimbingan kepada para siswa dan menjadi konsultan bagi staf sekolah dan orang tua (Winkel, 1997:184).
pembimbing harus bisa membuat topik bimbingan sesuai dengan masalah siswa tersebut.
SMPN Mulyodadi Bantul Yogyakarta, juga mempunyai program bimbingan dan konseling serta menyelenggarakan bimbingan klasikal. Karena menyelenggarakan bimbingan klasikal, maka guru pembimbing perlu memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa untuk digunakan dalam rangka menyusun topik bimbingan klasikal.
4
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan belajar manakah yang banyak dialami oleh mayoritas siswa kelas VIII SMPN Muyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007?
2. Usulan-usulan topik bimbingan klasikal manakah yang sesuai bagi siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007?
C. Tujuan Peneltian
1. Memperoleh gambaran mengenai kesulitan belajar yang sering dialami oleh mayoritas siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007.
2. Menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal dalam rangka bimbingan belajar yang sesuai bagi siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007.
D. Manfaat Penelitian
E.Definisi Operasional
1. Deskripsi adalah penggambaran suatu kejadian dengan kata-kata secara jelas
2. Kesulitan belajar adalah keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat memenuhi tuntutan-tuntuan belajarnya. Kesulitan belajar yang dialami oleh mayoritas siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 adalah di mana sebagian besar anak-anak yang tercatat sebagai peserta didik kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 tidak dapat memenuhi tuntutan-tuntutan dalam hal pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, perilaku, dan hubungan dengan guru.
3. Siswa adalah anak-anak yang tercatat sebagai peserta didik kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan hakekat belajar, siswa SMPN Mulyodadi sebagai remaja dan, bimbingan di sekolah.
A. Hakekat Belajar
1. Belajar
Menurut Slameto (1998:2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Winkel (1996:53) mendefinisikan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Lebih lanjut Qemar (2005:21) mengartikan belajar sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Dari pendapat para ahli di atas, siswa dikatakan telah belajar jika adanya perubahan dalam diri siswa tersebut. Terjadinya perubahan dalam diri siswa merupakan ciri-ciri siswa telah belajar.
2. Ciri- ciri siswa belajar di sekolah
Ahmadi (1991:121-123) menjelaskan ciri-ciri belajar di sekolah yang dialami siswa adalah:
a. Terjadinya perubahan yang proses dan hasilnya biasanya disadari maupun tidak disadari.
Individu yang belajar dengan sengaja biasanya menyadari perubahan yang terjadi dalam dirinya. Maka pada setiap siswa berlangsunglah banyak perubahan yang disadari, tetapi tidak semua perubahan disadari penuh.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri siswa berlangsung terus-menerus. Suatu perubahan, terutama perubahan positif yang terjadi akan berguna bagi kehidupan berikutnya.
c. Perubahan terjadi sesuai dengan banyaknya usaha belajar yang dilakukannya.
Perubahan dalam perbuatan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk perolehan sesuatu yang lebih baik dari pada sebelumnya. Makin banyak usaha belajar, makin banyak perubahan yang terjadi.
d. Perubahan dalam belajar bersifat menetap
Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap, artinya selama hasil belajar yang diperoleh tidak dihapus dan diganti dengan hasil yang baru.
8
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Jadi perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada suatu perubahan yang akhirnya terwujud dalam tingkah laku dan biasanya disertai intensi untuk mencapai tujuan.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Siswa yang telah belajar biasanya akan mengalami perubahan dalam sikap, pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan yang semuanya akhirinya harus terungkap dalam suatu perbuatan yang membuktikan bahwa hasil sudah dicapai.
3. Prinsip-prinsip belajar siswa
Siswa dikatakan belajar karena adanya perubahan dalam diri siswa, akan tetapi perubahan belajar itu sendiri dapat terjadi jika siswa mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut (Qemar, 2005:28):
a. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
c. Belajar yang paling efektif didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam dirinya.
d. Senantiasa ada hambatan dan rintangan dalam belajar. e. Belajar memerlukan bimbingan.
f. Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berpikir kritis.
h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari.
i. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang dipelajari dapat dikuasai.
j. Belajar dikatakan berhasil apabila siswa dapat mentransferkan dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar adalah suatu proses, dalam proses tersebut siswa akan mengalami suatu perubahan dalam bentuk sikap, pengetahuan, tingkah laku, dan ketrampilan. Proses belajar siswa yang menghasilkan perubahan dalam bentuk sikap, pengetahuan, tingkah laku dan ketrampilan tidak terlepas dari prinsip-prinsip belajar. Jika dalam proses belajar siswa tidak dapat mengikuti tuntutan sebagai siswa dan remaja maka siswa akan mengalami kesulitan belajar.
4. Kesulitan belajar siswa a.Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi (1991:74) mengartikan kesulitan belajar sebagai keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Pengertian ini menunjukkan suatu keadaan dimana siswa kurang mampu menghadapi tuntutan-tuntutan yang kurang dipenuhi dalam belajar di sekolah, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
b.Gejala Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar
10
hasil belajar yang tidak memuaskan, bahkan ada siswa yang gagal dalam mencapai tujuan belajar. Kenyataan ini menujukkan adanya sejumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar, menurut Ahmadi (1991: 88) menampakkan beberapa gejala yang menjadi indikasi adanya kesulitan belajar, sebagai berikut:
1) Hasil belajar siswa rendah. Ini antara lain tampak dari taraf prestasi belajar di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa di kelasnya.
2) Siswa selalu atau sering tertinggal dalam melakukan tugas-tugas belajarnya.
3) Siswa menunjukkan tingkah laku seperti: sering membolos, mengganggu, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, tidak teratur dalam belajar, tidak membuat catatan, tidak mau bekerja sama, mengasingkan diri, dan sebagainya.
Sering kali ada hal-hal yang bisa mengakibatkan kegagalan yang bisa menghambat kemajuan belajar, berikut ini akan dikemukakan beberapa faktor yang bisa menimbulkan kesulitan belajar siswa.
5. Faktor yang berperanan dalam belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul
a. Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa
Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, adalah sebagai berikut:
1) Intelegensi: kemampuan untuk mencapai prestasi dalam belajar di sekolah. Intelegensi memegang peranan penting dalam berpikir siswa.
2) Bakat khusus: kemampuan khusus yang menonjol yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini, siswa memahami dan mampu mengembangkan bakat tersebut.
3) Organisasi kognitif: menunjuk pada cara materi yang sudah dipelajari, disimpan dalam ingatan; apakah tersimpan secara sistematis atau tidak. Hal ini tergantung pada cara materi yang dipelajari dan diolah; makin mendalam dan makin sistematis pengolahan materi pelajaran, makin baiklah taraf organisasi dalam ingatan itu sendiri. Misalnya: menghafalkan bahan pelajaran dan membuat kesimpulan isi, pelajaran.
4) Kemampuan berbahasa: kemampuan untuk menangkap isi bacaan dan merumuskan pengetahuan, pemahaman yang diperoleh itu dalam bahasa bahasa benar. Misalnya: kemampuan menyampaikan bahan pelajaran secara lisan, menyusun karangan yang baik.
12
menciptakan sesuatu dalam alam kesadaran. Daya fantasi merupakan aktifitas kognitif yang tidak hanya menghadirkan kembali hal-hal yang pernah diamati, tetapi juga dapat mengembangkan sesuatu yang baru.
6) Gaya belajar: merupakan cara belajar yang khas bagi siswa, misalnya berkenaan dengan tipe belajar yang digunakan oleh siswa. Adapun tipe belajar siswa adalah tipe belajar visual dan tipe belajar auditif.
7) Teknik belajar: teknik belajar secara efisien dan efektif jelas membantu siswa dalam belajar, teknik belajar merupakan cara belajar yang menunjuk pada kebiasaan mengatur belajar. Misalnya, siswa mampu mengatur waktu belajarnya di rumah dengan baik, meringkas pelajaran yang disampaikan oleh guru, membuat kelompok belajar.
8) Hasrat-kehendak yang berkaitan dengan arah dan tujuan belajar. Dalam berhasrat siswa mencari apa yang memberikan kepuasan belajarnya dan menyingkirkan apa yang tidak memuaskan baginya.
10)Konsentrasi-perhatian: konsentrasi adalah pemusatan perhatian dan energi psikis dalam menghadapi suatu obyek, dalam hal ini situasi proses mengajar belajar di kelas.
11)Perasaan: perasaan yang dimaksud di sini adalah perasaan momentan dan intensional. Momentan berarti perasaan timbul pada saat tertentu, sedangkan intensional berarti reaksi perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi tertentu.
12)Sikap: orang yang bersikap tertentu cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai hal yang berguna atau tidak berguna.
13)Minat: kecederungan siswa yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan dan merasa senang mempelajarinya.
14)Kemampuan dalam kecepatan menulis: kemampuan siswa untuk mencatat materi yang diberikan oleh guru saat itu.
15)Kemampuan dalam kesempatan berbicara dan artikulasi kata-kata: menunjuk pada keahlian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya dengan kalimat-kalimat yang harus diucapkan. 16)Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat
lingkaran dan garis.
14
18)Lingkungan hidup keluarga siswa: keseluruhan keadaan yang melingkupi keadaan siswa yang memberi pengaruh terhadap perkembangan siswa tersebut. Misalnya keadaan ekonomi keluarga siswa, seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk belajar.
b. Faktor dari guru (Winkel, 1996:194-209)
Faktor yang bersumber dari guru, meliputi:
1) Guru sebagai didaktikus: menunjuk pada keahlian guru dalam menyampaikan materi.
2) Guru sebagai korektor: guru mampu mengkoreksi sikap dan tindakan siswa yang tidak sesuai dengan tuntutan manusia yang sungguh-sungguh dewasa.
3) Guru sebagai inspirator: guru mampu memberikan inspirasi, semangat pada setiap siswa, tanpa terpaku pada taraf kemampuan intelektual atau motivasi belajar siswa.
4) Interaksi guru dan siswa: menunjuk pada hubungan yang akrab antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Faktor dari dalam diri siswa dan dari guru ini dirangkum oleh peneliti untuk dijadikan aspek sehingga dipakai oleh peneliti untuk mengukur kesulitan belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul.
1. Pengetahuan-pemahaman: Intelegensi, Organisasi kognitif, Kemampuan berbahasa, Daya fantasi, Gaya belajar, Teknik belajar, Konsentrasi – perhatian, Kemampuan dalam kesempatan berbicara dan artikulasi kata-kata.
2. Ketrampilan: Bakat khusus, Kemampuan dalam kecepatan menulis, Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis.
3. Perilaku: Lingkungan hidup keluarga siswa, Kondisi mental, Hasrat-kehendak, Motivasi belajar, Perasaan, Sikap, Minat.
4. Hubungan dengan guru: Guru sebagai didaktikus, Guru sebagai korektor, Guru sebagai inspirator, Interaksi guru dan siswa.
B. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Mulyodadi Bantul
1. Tugas perkembangan siswa SMP
Siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berumur sekitar 13-14 tahun. Menurut Havighurt (Enung Fatima, 2006:160) tugas perkembangan remaja yaitu:
a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenisnya secara lebih matang.
b. Mencapai perasaan seks yang diterima secara sosial.
c. Menerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif. d. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa.
16
f. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan.
g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
h. Mengembangkan konsep dan intelektual yang perlu bagi warga negara yang kompeten.
i. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara moral dan sosial.
j. Memahami suatu perangkap nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Jika tugas-tugas perkembangan tersebut tidak terselesaikan akan mengganggu tugas perkembangan berikutnya.
2. Perlunya siswa SMP belajar efektif
Siswa SMPN Mulyodadi Bantul ada yang mengalami kesulitan belajar.
Menurut Slameto (2003:73) belajar yang efektif adalah sebagai berikut:
a. Perlunya bimbingan
Agar dapat belajar secara efektif siswa perlu dibimbing dan diberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar. Bimbingan yang dimaksud adalah bimbingan belajar.
b. Kondisi dan strategi belajar
sendiri), kebutuhan eksternal (kondisi dari luar diri siswa), strategi yang digunakan untuk belajar siswa.
c. Metode belajar
Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan belajar. Metode belajar yang dimaksud adalah pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsetrasi, mengerjakan tugas sekolah.
Dengan belajar efektif maka aspek-aspek yang berperanan menimbulkan kesulitan belajar siswa di SMPN Mulyodadi Bantul dapat teratasi. Akan tetapi, agar siswa SMPN Mulyodadi Bantul dapat belajar yang efektif perlu bimbingan. Untuk mengadakan bimbingan tentunya seorang guru bimbingan dan konseling perlu menyusun suatu program agar bimbingan dapat terkoordinasi dengan baik.
C . Bimbingan di sekolah
Seperti yang telah diuraikan di atas, setelah mengetahui kesulitan belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul maka untuk membantu mengatasi kesulitan tersebut siswa perlu belajar efektif. Untuk membantu siswa agar dapat belajar efektif perlu bimbingan.
1. Bimbingan
18
2. Sifat-sifat bimbingan (Winkel, 1989:29) a. Preventif
Bimbingan bersifat preventif maksudnya untuk mencegah atau menghindari timbulnya masalah yang serius pada masa yang akan datang.
b. Perseveratif
Bimbingan bersifat perseveratif maksudnya mendampingi murid dalam perkembangan yang sedang berlangsung.
c. Korektif
Bimbingan bersifat korektif maksudnya membetulkan perkembangan yang salah, atau meninjau kembali situasi pilihan yang keliru dengan membawa akibat yang sangat negatif.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui kesulitan belajar siswa maka sifat bimbingan yang akan diusulkan bersifat korektif karena kesulitan belajar siswa merupakan suatu masalah bagi siswa yang menghambat siswa itu sendiri.
3. Ragam-ragam bimbingan (Winkel, 1991:123) a. Bimbingan akademik
b. Bimbingan pribadi-sosial
Bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi
keadaan batinya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hatinya sendiri.
c. Bimbingan karir
Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan dari
menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
Karena siswa SMPN Mulyodadi Bantul mengalami kesulitan belajar maka bimbingan yang akan diusulkan adalah bimbingan akademik. Dengan bimbingan akademik, kesulitan-kesulitan belajar yang mengganggu belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul akan teratasi. Akan tetapi untuk melaksanakan bimbingan di kelas perlu disusun program bimbingan.
4. Topik bimbingan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, populasi penelitian alat pengumpulan data, validitas, reliabilitas dan teknik analisis data.
A. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. “Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan” (Furchan, 1982:415). Sukardi (2003:157) mengartikan penelitian deskriptif merupakan “Metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya.” Penelitian ini berada dalam lingkup pendidikan, khususnya bidang Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa-siswi kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007.
B. Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah para siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007. Populasi berjumlah 90 siswa, semua anggota populasi menjadi sumber data. Rincian populasi siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 dengan jumlah 90 siswa disajikan sebagai berikut: (lihat tabel 1)
Tabel 1
Rincian populasi kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007
Kelas Putra Putri Jumlah
VIII A 12 18 30
VIII B 10 20 30
VIII C 14 16 30
Sekolah ini dijadikan tempat untuk penelitian dengan pertimbangan:
1. Siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul terdiri dari putra dan putri yang berasal dari berbagai latar belakang sosial ekonomi, agama, dan sering mengalami kesulitan belajar.
2. Topik bimbingan untuk kesulitan belajar siswa belum ada.
3. SMPN Mulyodadi Bantul dekat dengan rumah peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk mengurus ijin penelitian dan mengadakan penelitian.
C. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
22
2. Penjelasan tentang format pernyataan a. format pernyataan
Item-item skala berupa pernyataan-pernyataan positif dan negatif. Kuesioner ini diikuti 4 alternatif jawaban yaitu: Tidak mengalami (TM), Kurang Mengalami (KM), Mengalami (M), Sangat Mengalami (SM).
b. Skoring
Skor untuk tiap item dari skala ini adalah sebagai berikut : Untuk pernyataan positif jawaban “Tidak mengalami ” skor 1, “kurang mengalami” skor 2, “mengalami” skor 3, “sangat mengalami skor 4. Untuk pernyataan negatif “Tidak mengalami ” skor 4, “kurang mengalami” skor 3, “mengalami” skor 2, “sangat mengalami” skor 1.
3. Struktur/kisi-kisi
Tabel 2
Kisi-kisi faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul
Tahun Ajaran 2006/2007
No Aspek belajar Indikator Nomor
a. Intelegensi
b. Organisasi kognitif c. Kemampuan
berbahasa d. Daya fantasi e. Gaya belajar f. Teknik belajar g. Konsentrasi –
perhatian
h. Kemampuan dalam kesempatan berbicara dan artikulasi kata-kata.
a. Bakat khusus
b. Kemampuan dalam kecepatan menulis c. Kemampuan
menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis.
a. Lingkungan hidup keluarga siswa b. Kondisi mental
c. Hasrat-kehendak d. Motivasi belajar
24
a. Guru sebagai didaktikus b. Guru sebagai korektor c. Guru sebagai inspirator d. Interaksi guru dan siswa
11, 35
4. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas
Validitas mempunyai arti taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang relevan dengan maksud atau tujuan dilakukannya pengukuran. Sebaliknya alat ukur yang menghasilkan data tidak relevan dengan tujuan pengukuran disebut alat ukur yang tidak valid.
Jenis validasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah validaitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
validasi ini adalah ”sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur” atau ” sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur” (Azwar, 45:2006). Dalam pelaksanaannya, peneliti meminta pendapat dua orang dosen pembimbing yaitu, dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui mutu psikometrik kuesioner tersebut. Uji coba dilakukan terhadap 58 siswa SMP Kanisius Ganjuran. Setelah dilakukan uji coba kuesioner item-item harus diseleksi dan dibuktikan secara empiris untuk memilih item-item yang memiliki daya beda tinggi. Daya beda item adalah sejauh mana item tersebut mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 1999:59).
Pengujian korelasi item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan mengahasilkan koefisien korelasi item-total (rXY) yang dikenal dengan daya beda item. Untuk komputasi koefisien korelasi item-total digunakan korelasi
rxy=
rxy = Koefisien korelasi item-total
Y = Skor item tertentu yang akan diuji validitasnya
X = Skor skala (jumlah dari item dimana item diteliti berada) N = Banyaknya subyek
Kriteria pemilihan item berdasarkan batasan rxy ≥ 0,30. rxy
yang kurang dari 0,30 dinterpretasikan memiliki daya diskriminasi rendah sedangkan item yang mencapai minimal 0,30 daya bedanya memuaskan (Azwar, 1999:65). Setelah dianalisis, diperoleh 54 valid dan 16 tidak valid. Hasil analisis tersebut kemudian disesuaikan dengan penyebaran item agar seimbang pada setiap aspeknya.
Dalam penelitian ini item kuesioner skala kesulitan belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 berjumlah 70 buah. Setelah dilakukan uji coba kepada siswa SMP Kanisius Ganjuran. Item-item yang tidak valid digugurkan dan item-item yang dinyatakan valid diperiksa reliabilitasnya, untuk kemudian digunakan dalam penelitian.
b. Reliabilitas
28
koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien reliabilitas sebuah alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin reliabel.
Pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur skala psikologis dilakukan bila mana item-item yang terpilih lewat prosedur analisis item telah dikompilasikan menjadi satu (Azwar, 1999:83). Secara teoretis besarnya koefisien reliabilitas berkisar 0 sampai 1,00. Koefisien reliabilitas sebesar 1,00 berarti adanya konsistensi yang sempurna pada alat ukur yang bersangkutan (Azwar, 1997:178). Pengkajian tingkat reliabilitas skala kesulitan belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 akan ditempuh dengan pendekatan Alpha Cronbach (Azwar, 1997:184).
r = (1 1 )
r = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah butir pertanyaan (soal) 2
1
σ = Varians butir pertanyaan (soal) 2
σ = Varians skor tes
Perhitungan varians skor tes adalah sebagai berikut:
N
σ Varians butir pertanyaan ke-n
= I
EX Jumlah skor jawaban subyek untuk tiap butir pertanyaan ke-n
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini memiliki 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahan pelaksanaan penelitian. Tahan persiapan meliputi:
1. Penyusunan instrumen kesulitan belajar
2. Permohonan surat ijin ke SMP Kanisius Ganjuran Bantul untuk melakukan uji coba instrumen.
3. Uji coba alat penelitian di SMP Kanisius Ganjuran Bantul untuk kelas VIII A, B, C pada tanggal 12 Maret 2007.
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi:
1. Permohonan ijin ke SMPN Mulyodadi Bantul untuk pelaksanaan penelitian.
2. Pengumpulan data di SMPN Mulyodadi Bantul tanggal 16 April 2007 dari seluruh siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007.
3. Pengolahan data hasil penelitian.
E. Teknik Analisis Data
1. Perhitungan rentang skor
rentang skor = nilai tertingi – nilai terendah alternatif jawaban
rentang skor = 4 – 1 4 = 0,75
30
Tabel 3
Kategori Norma Rendah 1,00- 1,75
Kurang >1,75- 2,50 Cukup >2,50 – 3,25 Tinggi >3.25 – 4,00
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian kesulitan belajar siswa kelas VIII di SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 berdasarkan frekuensi dan persentase adalah sebagai berikut: (lihat tabel 4)
Tabel 4
Frekuensi dan Persentase hasil penelitian
No Indikator Frekuensi Persentase
(%)
10. Konsentrasi perhatian 6 7.0
11. Perasaan 4 4.7
12. Sikap 10 11.6
13. Minat 4 4.7
14. Kemampuan dalam kecepatan menulis
3 3.5 15. Kemampuan dalam kesempatan
berbicara dan artikulasi kata-kata
6 7.0 16. Kemampuan dalam menggunakan
alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis
20 23.3
17. Kondisi mental 17 19.8
18. Lingkungan hidup keluarga siswa 15 17.4 19. Guru sebagai didaktikus 2 2.3 20. Guru sebagai korektor 11 12.8 21. Guru sebagai inspirator 16 18.6 22. Interaksi guru dan siswa 14 16.3
32
Berdasarkan hasil frekuensi dan persentase di atas, peneliti hanya mengambil frekuensi dan persentase yang besar dan harus segera ditangani oleh guru bimbingan dan konseling SMPN Mulyodadi Bantul.
Table 5
No Indikator Frekuensi Persentase (%)
Kesulitan belajar yang banyak dialami oleh siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 adalah sebagai berikut:
1. Teknik belajar
Mungkin ketika belajar mereka tidak pernah meringkas bahan pelajaran yang sudah di pelajarinya, sehingga mengalami kesulitan jika disuruh meringkas kembali bahan pelajaran yang telah mereka pelajari. Padahal cara meringkas bahan pelajaran merupakan cara termudah untuk memahami isi bahan pelajaran. Menurut Winkel (1996:135-148) faktor yang berperanan dalam belajar salah satunya adalah teknik belajar. Teknik belajar merupakan cara belajar yang menunjukkan pada kebiasaan mengatur belajar. Misalnya membaca dengan cepat, meringkas. Jadi jika siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul kurang bisa mengatur waktu dalam belajar, maka mereka akan mengalami kesulitan belajar yang bersumber dari dalam dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan tidak bisa meringkas pelajaran yang disampaikan oleh guru.
34
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar memperoleh frekuensi 52 (60.5%). Motivasi belajar dalam diri siswa dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan dalam belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan semangat belajar, sehingga siswa yang motivasinya tinggi memiliki kekuatan banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Maka dalam motivasi belajar, siswa sendiri berperanan penting sebagai daya penggerak yang kuat. Winkel (1996:150) mengatakan bahwa motivasi adalah daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan.
3. Gaya belajar
Gaya belajar memperoleh frekuensi 42 (48.8%). Gaya belajar ini harus disesuaikan dengan keadaan siswa, siswalah yang seharusnya mengetahui dan memahami gaya belajarnya. Gaya belajar merupakan salah satu faktor penting dalam belajar. Jika siswa tidak mengetahui dan memahami gaya belajar yang ia miliki maka siswa maka ia akan mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut Winkel (1996:135-148), gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa, misalnya berkenaan dengan tipe belajar yang digunakan oleh siswa; ini berarti jika anak hanya memiliki tipe belajar yang khas yaitu tipe belajar auditif, maka anak tersebut akan mengalami kesulitan apabila menerima pelajaran yang disampaikan secara visual. Sebaliknya jika tipe belajarnya visual maka anak tersebut akan mengalami kesulitan menerima palajaran yang disampaikan secara auditif.
4. Bakat khusus
36
tidak punya lapangan basket, maka siswa tersebut tidak bisa mengembangkan bakatnya secara maksimal.
5. Organisasi Kognitif
Organisasi kognitif memperoleh frekuensi 24 (27.9%). Siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul kurang memiliki organisasi kognitif yang baik, ini dapat dilihat dari hasil belajar (banyak nilai-nilai yang rendah). Ketika belajar, organisasi kognitif berperan sangat penting karena berhubungan dengan cara siswa menyampaikan serta mengingat materi yang telah dipelajarinya. Menurut Winkell (1996:145) organisasi kognitif menunjuk pada pengaturan dalam hal ingatan atau pikiran mengenai bahan yang dipelajari. Jika seseorang memiliki organisasi kognitif yang baik maka ia akan mengolah dan menyimpan bahan pelajaran yang telah disimpan secara sistematis
6. Kemampuan berbahasa
Menurut Winkell (1996:146) kemampuan berbahasa merupakan kemampuan untuk menangkap isi bacaan dan merumuskannya ke dalam bahasa yang benar. Kemampuan berbahasa memperoleh frekuensi 21 (29.9%). Kemampuan berbahasa mempengaruhi kesulitan belajar yang dialami siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul. Mungkin mereka kekurangan kosa kata Bahasa Indonesia, sehingga hal ini menyulitkan penyusunan karangan dengan Bahasa Indonesia, menangkap inti bacaan atau merumuskan kembali materi yang dipelajari.
7. Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis
Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran memperoleh frekuensi 20 (23.3%). Ada sebagian siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul mengalami kesulitan untuk menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis. Hal ini disebabkan karena mereka tidak terbiasa berlatih menggunakan alat-alat tulis untuk membuat garis dan lingkaran.
38
Misalnya saja ada siswa yang mempunyai intelegensi yang kurang, tetapi siswa tersebut mampu menumbuhkan motivasi yang besar dari dalam dirinya, siswa tersebut prestasinya baik. Sebaliknya, jika ada siswa yang cerdas tetapi motivasi belajarnya kurang maka prestasi belajarnya rendah.
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang cocok untuk siswa kelas VIII di SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007. Bimbingan klasikal yang harus diberikan bersifat korektif agar kesulitan-kesulitan belajar siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 dapat diatasi dengan segera.
Berdasarkan hasil penelitian kesulitan belajar yang dilakukan oleh peneliti, topik-topik bimbingan klasikal untuk siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 ada 7 kesulitan belajar yaitu:
1. Motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan dasar timbulnya berbagai kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007.
2. Gaya belajar
Gaya belajar siswa yang tidak sesuai akan menimbulkan kesulitan belajar untuk dirinya.
3. Teknik belajar
Meskipun siswa memiliki motivasi tinggi untuk belajar tetapi teknik belajarnya salah, siswa akan mengalami kesulitan belajar.
40
4. Organisasi kognitif
Siswa yang kurang mampu mengorganisasikan apa yang dipelajarinya akan mengalami kesulitan belajar.
5. Kemampuan berbahasa
Kemampuan berbahasa yang kurang akan menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
6. Kemampuan dalam hal menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis.
Kurang mahir dalam menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis akan menimbulkan kesulitan belajar siswa.
7. Bakat khusus
Siswa yang sulit mengembangkan bakat khususnya akan mengalami kesulitan belajar.
Tabel 6
Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal Kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul
Tahun Ajaran 2006/2007
Materi layanan
belajar ¾ Pengertian motivasi
¾ Pengaruh n belajar sharin
g,
berbahasa ¾ Cara memahami
kosa kata baik dan benar
42
SALAH SATU CONTOH
RENCANA PELAKSANAAN BIMBINGAN (RPB)
Mata pelajaran : Bimbingan Kelas/semester : VIII Kompetensi dasar : Motivasi belajar
Indikator : Siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi Alokasi waktu : 1 x 45 menit
1. Tujuan pembelajaran :
¾ Dengan kegiatan ini siswa dapat menyebutkan hal-hal yang menimbulkan motivasi belajarnya rendah
¾ Dengan kegiatan ini siswa dapat menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
2. Materi pembelajaran:
¾ Hal-hal yang menimbulkan motivasi belajar rendah
¾ Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar 3. Metode pembelajaran:
¾ Ceramah
¾ Sharing
¾ Tanya jawab
¾ Refleksi
4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
¾ Pembimbing memberi penjelasan tentang topik yang akan diberikan
¾ Pembimbing memberi pengantar tentang motivasi belajar
¾ Pembimbing meminta siswa untuk sharing tentang hal-hal yang membuat motivasi belajarnya rendah
¾ Pembimbing mengajak siswa untuk menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
¾ Pembimbing mengajak siswa untuk bertanya
¾ Pembimbing mengajak siswa untuk merefleksikan hasil dari kegiatan ini.
¾ Pembimbing menutup kegiatan. 5. Penilaian:
¾ Keaktifan siswa selama kegiatan
¾ Hasil refleksi siswa
Yogyakarta, 4 Juni 2007 Mengetahui, Guru Pembimbing, Kepala Sekolah,
BAB VI
KESIMPULAN DAN USUL/SARAN
A. Kesimpulan
Peneliti menulis kesimpulan ini berdasarkan masalah penelitian. kesulitan belajar yang banyak dialami oleh siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 adalah: 1)motivasi belajar, 2)gaya belajar, 3)teknik belajar, 4)organisasi kognitif, 5)Kemampuan berbahasa, 6)Kemampuan dalam menggunakan alat-alat tulis, dan 7) Bakat khusus. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh guru bimbingan dan konseling SMPN Mulyodadi Bantul, beliau siswa SMPN Muyodadi Bantul ada yang mengalami kesulitan belajar.
Dari hasil penelitian terhadap kesulitan belajar siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul maka peneliti dapat mengusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang cocok di SMPN Mulyodadi.
B. Usul/Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar dan keterlibatannya terus menerus secara berangsur-angsur menumbuhkan dorongan tetap untuk mengembangkan diri melalui studi.
2. Guru pembimbing hendaknya menjalin hubungan dan bekerjasama dengan kepala sekolah, guru bidang studi/wali kelas, dan orangtua siswa agar dapat memantau perkembangan siswa dalam belajar.
3. Guru harus mendampingi siswa dalam usaha belajar yang diarahkan untuk mencari keberhasilan dan mendampingi siswa dalam menghadapi kesulitan dan tantangan belajar.
4. Guru pembimbing perlu mendampingi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pendampingan yang diberikan oleh guru pembimbing dapat berupa informasi-informasi mengenai cara-cara belajar efektif. Secara khusus guru pembimbing dapat memberikan bimbingan klasikal sesuai dengan usulan topik-topik bimbingan yang disusun oleh peneliti.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H dan Widodo S (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rieka Cipta.
Azwar, Saifudin (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djumhur, (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Bandung: C.V.Ilmu Enung, Fatima (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Rineka cipta Hamalik, Qemar (2005). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.
Bandung: Tarsito
Hadi, Sutrisna (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset Hurlock. Elisabeth (1992). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Masidjo, I (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Nurgiyantoro, dkk (2002). Statisitik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Sardiman, (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar..Jakarta: Raja Grafindo
Slameto, (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka cipta
Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Winkel, W.S.(1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
LAMPIRAN 1
DAFTAR KUESIONER KESULITAN-KESULITAN BELAJAR
SISWA SMP NEGERI MULYODADI
Kelas :
Petunjuk
Pada halaman-halaman berikut disajikan serangkaian/sejumlah peryataan tentang kesulitan belajar. Anda diminta memilih 1 dari 4 alternatif jawaban
Berilah tanda centang (√ ) hanya pada satu kotak di samping pernyataan
yang telah tersedia.
TM : Tidak mengalami
KM : Kurang mengalami
M : Mengalami
SM : Sangat mengalami
48
No. Apakah anda mengalami
kesulitan dalam hal berikut ini:
TM
KM M
SM
1 Lambat dalam menangkap pelajaran eksakta yang disampaikan oleh guru 2 Mudah mencatat penjelasan bahan
pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan cepat
3 Merasa bosan jika diberi pekerjaan rumah
4 Dapat menyampaikan kembali secara lisan bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan bahasa sendiri
5 Sulit mencatat penjelasan bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan cepat
6 Mudah menangkap pelajaran secara auditif
7 Dalam keadaan apapun tetap bisa konsentrasi menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru
8 Hanya memiliki buku pelajaran yang disenangi
9 Menjalin hubungan yang baik dengan semua guru
10 Senang jika guru mendukung cita-citaku
11 Selalu bahagia jika mengikuti pelajaran di kelas
12 Senang jika ada guru yang selalu mengemukakan ide-idenya, karena dapat membantu dalam belajar 13 Dapat berbicara dengan lancar dan
jelas bila menjawab pertanyaan yang diajukan secara spontan. 14 Selalu memusatkan diri saat guru
menerangkan bahan pelajaran 15 Lancar jika menggunakan alat-alat
16 Mengalami kesulitan untuk
mengembangkan kata-kata ke dalam kalimat jika menjawab pertanyaan dari guru
17 Dapat membayar uang sekolah tepat waktu
18 Membuat kelompok belajar untuk memudahkan belajar saya
19 Selalu terlambat bayar uang sekolah 20 Memiliki buku-buku pelajaran yang
lengkap sehingga dapat belajar dengan lancar
21 Hanya akrab dan dekat dengan guru karena mengajar mata pelajaran yang saya senangi
22 Merasa bosan terhadap setiap pelajaran di kelas
23 Puas jika mendapatkan nilai sesuai dengan harapan
24 Setuju dengan gaya mengajar guru yang berbeda-beda
25 Mudah marah jika guru tidak jelas menerangkan isi pelajaran
26 Guru yang selalu mengemukakan ide-idenya akan saya tolak
27 Meskipun kehidupan keluarga tidak harmonis, bisa berkonstrasi penuh di sekolah.
28 Mengalami kesulitan untuk mengikuti cara mengajar guru di kelas
29 Dapat menyusun karangan dengan Bahasa Indonesia yang baik 30 Meskipun nilai tidak baik tetapi
merasa biasa saja
31 Selalu gelisah jika di rumah ada masalah sehingga mengganggu konsetrasi belajar
32 Ketika guru mengajak berkomunikas, saya mudah menangkap maksudnya
33 Tertarik dengan semua pelajaran yang ada di sekolah
50
35 Senang bila diberi pekerjaan/tugas dari guru
36 Susah untuk menerima pelajaran secara auditif
37 Saya mampu memahami dan
mengembangkan bakat khusus yang saya miliki
38 Menerima pelajaran dengan baik setelah mendengarkan ceramah dari guru
39 Guru yang selalu mengkritik akan saya musuhi
40 Mempunyai semangat tinggi dalam belajar
41 Sulit menerima pelajaran non eksakta yang disampaikan oleh guru 42 Merasa bosan jika diberi pekerjaan
rumah
43 Tidak senang jika ada guru yang menasehati
44 Selalu menerima kritikan yang disampaikan oleh guru, karena akan membuat saya lebih maju
45 Kurang berminat untuk mengikuti pelajaran di sekolah
46 Sulit untuk menghafalkan bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru
47 Memahami semua pelajaran yang disampaikan oleh guru
48 Membuat kesimpulan sendiri dari isi bahan yang telah saya pelajari 49 Dapat berimajinasi jika diberi
penjelasan dari guru tentang sesuatu yang belum pernah saya lihat
50 Tidak bisa konsentrasi jika guru menerangkan bahan pelajaran 51 Dapat menyesuaikan cara mengajar
guru di sekolah
52 Setiap hari di rumah selalu belajar 53 Dengan mudah dapat menangkap
pelajaran yang disampaikan oleh guru
Lampiran 2 Data Hasil Peneltian
K.IND1 Intelegensi
Frequency Percent Valid Percent
K.IND2 Bakat Khusus
Frequency Percent Valid Percent
K.IND4 Kemampuan berbahasa
Frequency Percent Valid Percent
K.IND5 Daya Fantasi
52
Total 86 100.0 100.0
K.IND7 Teknik belajar
Frequency Percent Valid Percent
K.IND9 Motivasi belajar
Frequency Percent Valid Percent
K.IND10 Konsentrasi perhatian
3 Cukup (> 2.5 -
3.25) 23 26.7 26.7 88.4
4 Tinggi (> 3.25 -
4.00) 10 11.6 11.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
K.IND14 Kemampuan dalam kecepatan menulis
Frequency Percent Valid Percent
K.IND15 Kemampuan dalam kesempatan berbicara dan artikulasi kata kata
Frequency Percent Valid Percent
K.IND17 Kondisi mental
Frequency Percent Valid Percent
K.IND18 Lingkungan hidup keluarga sehat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 Rendah (1.00 -
54
K_IND1 Guru sebagai didaktikus
Frequency Percent Valid Percent
K_IND3 Guru sebagai Inspirator
Frequency Percent Valid Percent
K_IND4 Interaksi guru dan siswa