• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru - USD Repository"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA,

JENJANG PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN

GOLONGAN

JABATAN GURU

Studi kasus : Guru-Guru di SMP se-Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Margaretha Yeni Kurniawati

031334058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA,

JENJANG PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN

JABATAN GURU

Studi kasus : Guru-Guru di SMP se-Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Margaretha Yeni Kurniawati 031334058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberikan

rahmat dan bimbingan - Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu

2. Bapak Alexander Suharno, S.Pd dan Ibu M.G. Purwanti

3. Kakakku L. Desi Riawati,S.Pd, Mas Mariyanto dan

keponakanku Claudia Desta Farella

4. Adikku D. Setiyawan Nugroho

5. Keluarga besar Adi Sumarto dan Manto Diharjo

6. Soulmateku Y. Edi Pramono, S. Pd

(6)

Motto

1.

Persembahkan yang terbaik bagi orang tua dan keluarga.

2.

Permanere in Gratia Dei (Tetap hidup dalam kasih karunia

Allah , Kis 13:43)

3.

Tuhan, Engkau tahu bila jalanku serong, maka tuntunlah aku

di jalan-MU yang benar”. (Mat 139 : 24)

4.

Tersenyumlah dalam menghadapi hidup yang penuh dengan

(7)

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Desember 2007 Penulis

(8)
(9)

Kata Pengantar

Puji Syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang telah memberi limpahan kasih dan karunia-Nya kepada penulis hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Masa Kerja,

Jenjang Pendidikan, Status dan Golongan Jabatan Guru”. Skripsi ini diajukan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd, M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S. Pd, M. Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S. Pd, M. Si, selaku dosen pembimbing , yang dengan begitu sabar membimbing penulis, memberikan saran, masukan, kritik, serta semangat dan pengalamannya. Terima kasih, pak.

(10)

6. Ibu Natalina Premastuti B, S. Pd atas saran, kritikan, masukan dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan.

8. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahan dalam melayani dan membantu penulis selama kuliah di USD. 9. Ibu Dra.Hj. Riadul Janah, M. Pd, selaku Kepala Sekolah SMP N I Wedi

atas izin dan bantuan serta para guru di SMP N I Wedi khususnya Ibu Hj. Eni Rudiyanti, S. Pd atas bantuan selama penelitian.

10.Bapak Drs. Tri Wibowo, M.M, selaku Kepala Sekolah SMP N II Wedi atas bantuan dan sarannya selama penelitian serta para guru di SMP N II Wedi, khususnya Ibu Agnes Martini, S. Pd atas bantuannya selama penelitian.

11.Kepala Sekolah SMP PGRI 10 Wedi, SMP Muhammadiyah 8 Wedi serta SMP Pangudi Luhur Wedi beserta para guru atas bantuan dan keramahannya selama penelitian.

12.Bapak Alexander Suharno, S. Pd dan Ibu MG. Purwanti atas doa, saran, semangat, dukungan yang tak terhingga serta kasih sayangnya.

13.Kakakku L. Desi Riawati, S. Pd, Mas Mariyanto dan keponakanku Claudia Desta Farella atas kasih sayang, semangat dan motivasi.

(11)

15.Yohanes Edi Pramono, S. Pd atas semangat, motivasi, saran, kritik, pemikirannya, doa, cinta dan bantuannya.

16.Keluarga besar Adi Sumarto dan Manto Diharjo atas motivasi dan semangat serta doa, Bulik Sr. Florent atas dukungan doa dan bimbingannya.

17.Buat sahabat-sahabatku PAK’B : Mety(thanx my best friend) ayo semangat!!, Dwi(sobatku dari awal kuliah) sukses and semangat yach, Santy(teman yang selalu ceria) chayoo maju terus friend, Nining(sahabat dr awal kuliah) thanx ya bantuannya&sukses selalu, Yiska(teman yang selalu membantu) ayo semangat&jangan putus asa, Septy(semangat&thanx atas persahabatannya), Sisca(thanx atas bantuan&perhatiannya,makin cantix aza), Tiara(teman seperjuangan) thanx semuanya, mbakyu Siwi &mas Heri makasih yo!!, Arie(semangat yo!!), Wanted(Wawan) ayo rajin kuliah&tambah caem!!, Anez(thanx bantuan ngeditnya), Wulan(makin maniez aza), Adel(makin cerewet aza), semua teman-teman PAK’B makasih atas kekompakan&keakraban selama menjadi anggota PAK’B.

(12)

motivasi, teman keluh kesahku, dan doa, Yobex alias Yobi (AMIKOM) thanx atas perhatian, motivasi dan semangatnya.

19.Mbak Ita&Mbak Atik thanx bantuannya yang tak terhingga, Mas didik thanx bimbingan, saran, kritikan, motivasi dan sudah menjadi kakakku, Mas Aji matur nuwun atas bantuan dalam kelancaran penyusunan skripsi, Mbak Dian (Pfis) thanx atas motivasi&semangatnya.

20.Teman-teman PAK’02 dan PAK’03 terima kasih atas keakraban selama kuliah dan bantuannya.

21.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehsebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini berguna bagi siapa saja dan calon peneliti selanjutnya.

(13)

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA, JENJANG PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN JABATAN GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru Di Sekolah Menengah Pertama se-Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten

Margaretha Yeni Kurniawati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja; (2) perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan; (3) perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru; (4) perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari golongan jabatan guru.

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri dan Swasta yang ada di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 180 guru. Teknik analisa data menggunakan Analysisof Variance (ANOVA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja (F hitung =

8,252 > F tabel = 2,428), (2) ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum

tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan (F hitung = 3,161 > F tabel

= 2,428), (3) ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru (F hitung = 3,272 > F tabel = 2,668), (4) ada

(14)

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARD A UNIT OF EDUCATION LEVEL CURRICULUM VIEWED FROM TEACHER’S WORKING PERIOD, EDUCATIONAL LEVEL, STATUS, AND A LEVEL OF FUNCTION OF

TEACHERS

A Case Study at Junior High School Teachers in Wedi Region, Klaten Regency

Margaretha Yeni Kurniawati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purposes of this research are to know the differences of teacher’s perception toward a unit of education level curriculum viewed from : 1) teacher’s working period; 2) educational level; 3) teacher’s status; 4) a level of function of teachers.

This research done at private and state Junior High Schools in Wedi Region, Klaten Regency from July until August 2007. The method of data collection was questionnaire. The population of this research was 180 teachers. The technique of data analysis was Analysisof Variance (ANOVA).

The results of this research show that there is different perception among teacher’s toward a unit of education level curriculum perceived from : 1) teacher’s working period (Fcount = 8,252 > Ftable = 2,428), (2) educational level (Fcount =

3,161 > Ftable = 2,428), (3) teacher’s status (Fcount = 3,272 > Ftable = 2,668), (4) a

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi Guru ... 8

(16)

C. Masa Kerja ... 22

D. Jenjang Pendidikan ... 22

E. Status Guru... 24

F. Golongan Jabatan ... 25

G. Kerangka Berpikir... 26

H. Hipotesis... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 32

C. Populasi ... 32

D. Operasional Variabel... 32

E. Teknik Pengumpulam Data... 39

F. Pengujian Instrumen Penelitian... 39

1. Pengujian Validitas ... 39

2. Pengujian Reabilitas ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 43

1. Statistika Deskriptif... 43

2. Pengujian Prasyarat Analisis……….. 43

a. Pengujian Normalitas ... 43

b. Pengujianji Homogenitas ... 44

(17)

A. BAB IV GAMBARAN UMUM

A. SMP Negeri 1 Wedi ... 48

B. SMP Negeri 2 Wedi.. ... 50

C. SMP PGRI 10 Wedi ... 51

D. SMP Pangudi Luhur Wedi……… ... 52

E. SMP Muhammadiyah 8 Wedi………... 54

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data………... 56

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 56

2. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan………... 59

B. Analisa Data ... 65

1. Pengujian Prasyarat Analisa Data………... 65

a. Pengujian Normalitas ... 65

b. Pengujian Homogenitas… ... 71

c. Pengujian Hipotesis... 74

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan….. ... 99

B. Keterbatasan Penelitian... 100

C. Saran…... 100

DAFTAR PUSTAKA………. 104

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat

satuan pendidikan... 33

Tabel 3.2 Skoring berdasarkan Skala Likert ... 36

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas untuk persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ... 40

Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian ... 56

Tabel 5.2 Masa Kerja Responden ... 57

Tabel 5.3 Jenjang Pendidikan ... 57

Tabel 5.4 Status Guru... 58

Tabel 5.5 Golongan Jabatan Guru... 59

Tabel 5.6 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan... 60

Tabel 5.7 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Masa Kerja... 60

Tabel 5.8 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Jenjang Pendidikan ... 62

Tabel 5.9 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Status Guru ... 63

Tabel 5.10 Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru ... 64

Tabel 5.11 Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian... 66

(19)

Tabel 5.13 Tabel Ringkasan ANOVA Hasil Pengujian Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau

dari Masa Kerja ... 76 Tabel 5.14 Tabel Ringkasan ANOVA Hasil Pengujian Persepsi Guru

Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau

dari Jenjang Pendidikan... 77 Tabel 5.15 Tabel Ringkasan ANOVA Hasil Pengujian Persepsi Guru

Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau

dari Status Guru... 79 Tabel 5.16 Tabel Ringkasan ANOVA Hasil Pengujian Persepsi Guru

Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP N 1 Wedi ... 48

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMP N 2 Wedi ... 50

Gambar 4.3 Struktur Organisasi SMP PGRI 10 Wedi... 52

Gambar 4.4 Struktur Organisasi SMP Pangudi Luhur Wedi ... 53

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner penelitian ... 107

2. Uji Validitas dan Reliabilitas………. 114

3. Data Mentah penelitian……….. 121

4. Data Identitas responden………... 127

5. Perhitungan PAP tipe II………. 131

6. Deskripsi Data ……… 134

7. Uji Normalitas dan Homogenitas……… 137

8. Uji Hipotesa……… 140

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

B. Latar Belakang

Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan selalu diperbaharui dan dirubah sesuai dengan tuntutan zaman serta untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pembaharuan kurikulum mengacu pada fungsi pendidikan nasional sebagaimana tersaji dalam lampiran Peraturan Menteri No 22 Tahun 2006. Fungsi pendidikan nasional tersebut antara lain mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

(23)

dengan kondisi dan potensi sekolah serta daerah sekolah tersebut berdiri. Menurut Fauzi (Kompas,14 September 2006), pengembangan kurikulum di tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari upaya menghargai hak-hak otonomi guru untuk mengkreasi pembelajaran pada satuan pendidikan. Maksudnya guru selaku pelaksana utama kurikulum berhak untuk melaksanakan kurikulum berdasarkan potensi, karakteristik, serta kondisi dari peserta didiknya dengan berpedoman pada standar isi, standar kompetensi dan standar pelaksanaan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.

Sehubungan dengan kurikulum baru ini, sejumlah guru di Jakarta, berpendapat bahwa KTSP cukup menyulitkan mereka. Hal ini disebabkan : (1) mereka harus mengubah metode mengajar yang selama ini telah mereka terapkan dengan kurikulum 1994, (2) dalam KTSP tidak menjelaskan secara terperinci mengenai materi yang harus disampaikan kepada peserta didik karenanya guru dituntut untuk menyusun, mengkreasikan pembelajaran, proses belajar mengajar dan materi yang akan diajarkan sesuai dengan kondisi, karakteristik dan potensi peserta didik serta potensi daerah (Kompas, 11 September 2006). Di berbagai daerah lainpun ternyata guru merasakan hal yang sama.

(24)

mengembangkan kreativitas dalam menyusun materi, dan proses belajar mengajar sesuai dengan kondisi siswa didiknya. Guru yang sudah terbiasa dengan metode pembelajaran yang telah lama diterapkan, mereka akan mengalami kesulitan untuk membuat metode yang lebih bervariatif. Oleh sebab hal tersebut menuntut guru mampu mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kondisi siswa serta kondisi dan potensi daerah. Persepsi guru terhadap KTSP diduga juga akan berbeda pada guru yang jenjang pendidikan yang berbeda. Biasanya, guru yang memiliki jenjang pendidikan tinggi akan lebih mudah untuk mengembangkan potensi serta kreativitas yang dimilikinya. Para guru ini sudah dibekali dengan pengetahuan yang lebih dari cukup serta wawasan yang lebih bagus. Mereka diduga akan lebih mudah dalam menelaah dan menjabarkannya KTSP. Hal yang berbeda pula pada guru dengan jenjang pendidikan yang lebih rendah. Bagi guru yang memiliki pendidikan lebih rendah diduga akan mengalami kesulitan dalam menelaah dan menjabarkan KTSP.

(25)

tersebut mempunyai masa kerja yang relatif lama, berprestasi di bidangnya, mempunyai pendidikan yang tinggi, serta berpengalaman dalam mengikuti pelatihan-pelatihan. Pada guru yang mempunyai golongan jabatan tinggi karenanya akan cenderung lebih mudah untuk menelaah dan menjabarkan KTSP.

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan tampak bahwa diterapkannya kurikulum yang baru memunculkan berbagai persepsi guru. Guru-guru SMP di Kecamatan Wedi, misalnya, mengalami kesulitan dalam hal penafsiran, pemahaman dan penjabaran dari isi KTSP. Mereka menganggap isi dari KTSP sulit untuk dijabarkan secara terperinci dan jelas. Padahal Diknas setempat telah melakukan sosialisasi secara serempak sebelum KTSP itu mulai diberlakukan. Mengingat mereka masih merasakan kesulitan dalam menjabarkan KTSP, maka penerapan KTSP masih digabung dengan KBK. KTSP di satu sisi membawa dampak yang positif yaitu, guru maupun sekolah diberi hak otonomi dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi disisi lainnya mereka belum siap untuk melaksanakannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Masa Kerja, Jenjang

Pendidikan, Status Guru dan Golongan Jabatan Guru”. Penelitian ini

(26)

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian, penulis menduga bahwa pemahaman dan penerimaan guru terhadap KTSP akan sangat bervariasi. Hal tersebut bisa dilihat dari masa kerja guru, jenjang pendidikan guru, status guru dan golongan jabatan guru. Dalam penelitian ini yang akan diteliti oleh penulis adalah guru-guru SMP yang telah mengetahui dan mendapatkan sosialisasi tentang KTSP. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru, dan golongan jabatan guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru?

(27)

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja.

2. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan.

3. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru.

4. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari golongan jabatan guru.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan :

1. Untuk menguji kembali kebenaran dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Bagi Peneliti

(28)

3. Bagi Sekolah

Untuk memberikan gambaran yang konkrit mengenai persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang berguna dalam kegiatan proses pembelajaran.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

(29)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Persepsi Guru

1. Pengertian Persepsi

Persepsi pada hakekatnya adalah suatu proses yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Miftah Thoha, 1998:138). Menurut Masidjo (1995:96), tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antar dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

(30)

a. Adanya obyek yang dipersepsi

Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syarat penerima (sensoris), yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera atau reseptor

Di samping harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran, serta sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan syaraf motoris.

c. Untuk menyadari atau mengadakan persepsi sesuatu diperlukan adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai sesuatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah proses mengenal, memahami, menerima, mengkoordinasikan, menginterprestasikan dan mengadakan diskriminasi yang tepat antar dua perangsang atau lebih melalui panca indera dan ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing perangsang, sehingga individu menyadari dan mengerti apa yang diinderakan.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

(31)

1) Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi.

2) Keluarga

Keluarga adalah pengaruh yang paling besar dalam terbentuk persepsi seseorang. Karena dalam orang tua telah mengembangkan suatu cara khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini. Orang tua juga menurunkan sikap dan persepsi kepada anak-anaknya.

3) Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami sesuatu.

b. Sub-proses dalam persepsi

Dalam menentukan persepsi terdapat beberapa sub-proses yang dilewati yaitu (Miftah Thoha, 1998:145):

1) Stimulus atau situasi yang hadir

Persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan dengan suatu situasi atau stimulus. Situasi yang dihadapi mungkin bisa berupa stimulus penginderaan dekat dan langsung atau berupa bentuk lingkungan sosiokultur dan fisik yang menyeluruh.

2) Registrasi

(32)

kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat akan mempengaruhi persepsi.

3) Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat penting. Proses ini tergantung dari cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Oleh karena itu interpretasi terhadap suatu informasi yang sama akan berbeda antara satu dengan yang lain.

4) Umpan balik

Umpan balik mempengaruhi persepsi seseorang, karena umpan balik dari apa yang dilihat akan menimbulkan suatu persepsi.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 Bab XI pasal 39 ayat 2 menyatakan bahwa:

“Pendidik (Guru) merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 Bab I pasal 1 ayat1 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

(33)

baru bagi guru. Guru sebagai pelaksana utama dari kurikulum dituntut untuk lebih kreatif dalam merancang proses pembelajaran, bahan pelajaran maupun strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan potensi peserta didik. Untuk itu guru harus mempersiapkan diri dengan matang agar dapat menyesuaikan perubahan yang ada. Salah satunya dengan menambah pemahaman dan pengetahuan tentang KTSP. Persepsi guru terhadap KTSP adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasi dan menginterprestasi KTSP melalui alat indera dalam hubungannya dengan KTSP

B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Pengertian Kurikulum

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary (Allan C. Ornstein, Linda S. Behar, 1995:3) menyatakan bahwa: curriculum as a couse of study, as in a college, the whole body of courses offered in a educational

(34)

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian serta pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana program, pengalaman belajar dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, visi satuan pendidikan, kalender pendidikan, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (Mulyasa, 2006:176).

b. Prinsip Pengembangan KTSP

(35)

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

2) Beragam dan terpadu

3) Tanggap terhadap Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

5) Menyeluruh dan berkesinambungan 6) Belajar sepanjang hayat

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah c. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut (Mulyasa, 2006:247-249):

1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

(36)

untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik yang memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.

4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakasa, di depan memberikan contoh dan teladan)

(37)

6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata

pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

d. Komponen KTSP

1) Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut (Mulyasa, 2006:178-179)

a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

(38)

2) Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Panduan penyusunan KTSP jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006:7)

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi d) Kelompok mata pelajaran estetika

e) Kelompok mata pelajaran jasmaniah, olahraga dan kesenian Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah beban belajar bagi peserta didik pada : (1) mata pelajaran, (2) muatan lokal, (3) kegiatan pengembangan diri, (4) pengaturan beban belajar, (5) ketuntasan belajar, (6) kenaikan kelas dan kelulusan, (7) penjurusan, (8) pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. 3) Kalender Pendidikan

(39)

e. Visi Satuan Pendidikan (Bambang Sudibyo, 2006:3-4) 1) Berorientasi ke depan

2) Dikembangkan bersama oleh seluruh warga sekolah

3) Merupakan perpaduan antara langkah strategis dan sesuatu yang dicita-citakan

4) Dinyatakan dalam kalimat yang padat bermakna

5) Dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan indikator keberhasilannya 6) Berbasis nilai

7) Kontekstual f. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Prinsip pengembangan silabus adalah (Mulyasa, 2006:191-195)

1) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2) Relevan

(40)

3) Sistematis

Komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi

4) Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8) Menyeluruh

(41)

g. Penilaian (Panduan penyusunan KTSP jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006:17)

1) Pengertian Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek, penggunaan portofolio dan penilaian diri.

2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian (Panduan penyusunan KTSP jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006:12)

a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; berdasarkan apa yang

bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

(42)

kompetensi dasar yang telah dimilik dan yang belum serta mengetahui kesulitan siswa.

d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya tehnik wawancara maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

(43)

C. Masa Kerja

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991) mengartikan masa kerja adalah jangka waktu atau lamanya seseorang bekerja pada suatu instansi, kantor dan sebagainya. Pada umumnya masa kerja diukur dengan ukuran tahun atau bulan. Sedangkan masa kerja guru adalah lamanya seorang guru mengabdi atau bekerja sebagai guru. Guru yang memiliki masa kerja lama akan menyebabkan mereka memiliki kualitas yang berbeda dalam segala hal. Sebagai contoh, guru yang memiliki masa kerja 5 tahun akan memiliki cara mengajar yang berbeda dibandingkan dengan guru yang memiliki masa kerja 1 tahun atau bahkan 15 tahun. Tetapi guru yang memiliki masa kerja lama belum tentu menjamin bahwa guru tersebut akan memiliki kualitas yang lebih baik. Memang guru yang memiliki masa kerja lama akan lebih berpengalaman dibandingkan guru yang memiliki masa kerja 1 tahun sampai 2 tahun. Tetapi guru yang mempunyai masa kerja sedikit akan lebih menguasai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Mereka akan lebih mudah dalam memahami peserta didik.

D. Jenjang Pendidikan

(44)

1. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan.

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi bagian dari organisasi masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan timbal balik.

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional.

Untuk meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, khususnya guru, pemerintah telah mengusahakan berbagai lembaga yang menata usaha perbaikan mutu guru dengan menetapkan satu pola yaitu pola pengembangan dari FKIP yang disebut Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK). LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru (Piet A. Sahertian, 1994:68), yaitu:

1. Program non-gelar (program Diploma) dengan rincian sebagai berikut: a. Program Diploma (D-1) dengan lama studi 1-2 tahun

(45)

2. Program Gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1), dengan lama studi 4-7 tahun.

3. Program Pasca Sarjana (S2), dengan lama studi 6-9 tahun. 4. Program Doktor (S3), dengan lama studi 8-11 tahun.

Kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas (Piet A. Sahertian, 1994:71):

1. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester

2. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah memperoleh 60 SKS dalam bidang non kependidikan.

3. Akta III sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh selama dua semester setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.

4. Akta IV dengan beban kredit 20 SKS dapat ditempuh selama dua semester setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.

5. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160 SKS bidang studi luar kependidikan.

E. Status Guru

(46)

(1994:10) yang dimaksud status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu sistem sosial. Dalam pendidikan, status guru terdiri atas :

1. Guru Negeri (PNS) adalah guru yang diangkat dan bekerja dalam suatu instansi milik pemerintah, guru yang dipekerjakan di suatu instansi swasta tetapi tetap digaji oleh negara.

2. Guru swasta adalah guru yang diangkat oleh suatu yayasan tertentu dan digaji oleh yayasan atau lembaga tersebut. Guru swasta masih dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti :

a) Guru honorer adalah guru yang bekerja karena diangkat oleh yayasan atau lembaga tertentu dan digaji oleh yayasan tersebut tetapi belum mengajar penuh atau dikatakan guru bantu.

b) Guru yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan dan sudah berstatus sebagai guru tetap dari yayasan.

c) Guru tidak tetap yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan tetapi statusnya belum tetap.

F. Golongan Jabatan Guru

(47)

Pendayagunaan Aparatur Negara No 84 Tahun 1993, dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah :

1. II / a : Pengatur Muda

2. II / b : Pengatur Muda Tingkat I 3. II / c : Pengatur

4. II/ d : Pengatur Tingkat I 5. III / a : Penata Muda

6. III / b : Penata Muda Tingkat I 7. III / c : Penata

8. III / d : Penata Tingkat I 9. IV / a : Pembina

10.IV / b : Pembina Tingkat I 11.IV / c : Pembina Utama Muda 12.IV / d : Pembina Utama Madya 13.IV / e : Pembina Utama

G Kerangka Berpikir

1. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari masa kerja.

(48)

yang mempunyai masa kerja lama. Guru yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun akan pandai dalam mengikuti perkembangan teknologi, seperti mengoperasikan viewer dan komputer serta lebih mudah untuk menyesuaikan dengan peserta didik karena mereka mengikuti perkembangan zaman.

Masa kerja diduga berpengaruh terhadap munculnya suatu persepsi atau pandangan seseorang. Oleh sebab masa kerja seseorang berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuannya. Perbedaan pola pikir guru yang satu dengan lainnya berbeda oleh sebab karakter yang terbentuk pada diri guru yang berbeda selama menjadi guru. Menurut Duncan (Miftah Thoha,1983:142), persepsi yang berbeda tergantung dari sudut pandang mereka dan persepsi dipengaruhi pengalaman waktu yang lama. Demikian juga dengan persepsi guru pada KTSP sebagai sebuah kurikulum baru yang dirasakan menambah beban mereka. Guru yang mempunyai masa kerja lama akan memandang KTSP sebagai sebuah produk pendidikan baru yang membuat mereka terbebani. Sedangkan bagi guru yang mempunyai masa kerja sedikit akan memandang KTSP sebagai produk pendidikan baru yang menuntut kreativitas dan inovasi.

2. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari jenjang pendidikan

(49)

Wawasan dan pengetahuan akan berpengaruh pada pengembangan kreativitas guru dalam mengajar.

Menurut Bambang Sudibyo (Koran Tempo, 17 Juli 2006), guru diberi hak otonomi untuk mengembangkan KTSP berdasar pada Standar Isi. Pada setiap jenjang pendidikan, pengembangan KTSP tentu akan berbeda. Guru yang memiliki jenjang pendidikan rendah diduga akan kesulitan dalam mengembangkan kreativitas dan melaksanakan otonomi pengajaran. Guru dengan jenjang pendidikan rendah tidak mempunyai wawasan yang cukup atau pengetahuan yang luas dibandingkan dengan guru yang memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi. Mereka tidak mendapatkan pengetahuan yang memadai saat menempuh pendidikan serta mengalami kesulitan dalam menelaah isi KTSP sehingga dalam pelaksanaannya mereka mengalami kesulitan dalam mengembangkan kreativitas. Sebaliknya guru dengan jenjang pendidikan lebih tinggi diduga akan lebih mudah dalam pengembangan kreativitas dan menjalankan otonomi seperti yang diinginkan dalam KTSP. Mereka akan mudah dalam menelaah isi dari KTSP dan mudah dalam melaksanakan kurikulum baru. 3. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari status guru

(50)

otoritas yang berbeda dalam menghadapi pekerjaannya dibandingkan dengan guru tetap.

Pada dasarnya setiap guru mempunyai orientasi yang berbeda ditinjau dari statusnya. Guru berstatus tidak tetap akan mempunyai tanggung jawab dan mentalitas kerja yang bagus. Karenanya guru tidak tetap harus menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal pengangkatan golongan jabatan guru. Jadi diduga guru tidak tetap baik yayasan maupun bantu diduga akan memandang KTSP lebih baik dibandingkan guru tetap yayasan maupun PNS (pegawai negeri sipil).

4. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari golongan jabatan guru.

Profesionalitas kerja idealnya selalu ditunjukkan oleh seorang guru. Peningkatan profesionalitas diharapkan seiring dengan semakin meningkatnya golongan jabatan guru tersebut. Golongan jabatan guru maksimal adalah IVe dan apabila seorang guru akan mencapai golongan lebih dari IVa maka mereka harus kreatif dalam pembuatan tesis penelitian. Golongan guru ini mencerminkan penghasilan guru, karena semakin tinggi golongan jabatan guru semakin besar penghasilan dan tunjangannya.

(51)

mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara mengajar dan wawasan yang luas tentang pendidikan mengingat lebih seringnya mereka mengikuti pelatihan-pelatihan. Sebaliknya guru yang memiliki golongan jabatan lebih rendah, belum mempunyai wawasan yang luas tentang pendidikan. Dengan demikian diduga guru dengan golongan jabatan rendah diduga lebih mengalami kesulitan dalam penelaahan KTSP

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja.

2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan.

3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru.

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yaitu hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya sekedar mengungkapkan fakta. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu. Metode ini akan melibatkan kita dalam penelitian yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku seseorang (Sevilla,1993:73). Kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku pada guru-guru di SMP yang ada di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten sebagai subyek penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, yaitu : SMP N I Wedi, SMP N II Wedi, SMP PGRI 10, SMP Pangudi Luhur Wedi, dan SMP Muhammadiyah 8.

2. Waktu Penelitian

(53)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru-guru SMP se-Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

2. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Masa kerja, Jenjang pendidikan, Status guru, dan Golongan jabatan guru.

D. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999:72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru di SMP yang ada Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Pada penelitian ini jumlah populasi adalah sebanyak 180 orang, dengan perincian sebagai berikut : SMP N I Wedi = 54 guru, SMP N II Wedi = 46 guru, SMP PGRI 10 = 47 guru, SMP Pangudi Luhur Wedi = 15 guru dan SMP Muhammadiyah 8 = 18 guru.

E. Operasionalisasi Variabel

(54)

adalah berupa pernyataan-pernyataan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, prinsip pengembangan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus serta penilaiannya. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitiannya.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

No Pernyataan Dimensi Indikator

Positif Negatif Tujuan Pendidikan

Satuan Pendidikan

1. Kematangan diri anak didik sesuai tiap fase perkembangan 2. Kecerdasan dan

pengetahuan

3. Keterampilan hidup mandiri

4. Mengikuti pendidikan lanjut 2 4 1 3 Prinsip pengembangan KTSP

1. Berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungan 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap

Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan

kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan

berkesinambungan 6. Belajar sepanjang

hayat

(55)

Struktur dan muatan KTSP

1. Mata pelajaran 2. Muatan Lokal 3. Kegiatan

pengembangan diri 4. Pengaturan beban

belajar

5. Ketuntasan belajar 6. Kenaikan kelas dan

kelulusan 7. Penjurusan

8. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global 12 13 14 19 15 16 17 18 Visi satuan pendidikan

1. Berorientasi ke depan 2. Dikembangkan

bersama oleh seluruh warga sekolah

3. Merupakan perpaduan antara langkah

strategis dan sesuatu yang dicita-citakan 4. Dinyatakan dalam

kalimat yang padat bermakna

5. Dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan indikator

keberhasilannya 6. Berbasis nilai 7. Kontekstual

21 22 23 24 25 20 26

Silabus 1. Ilmiah

2. Relevan 3. Sistematis 4. Konsisten 5. Memadai

6. Aktual dan Kontekstual 7. Fleksibel

8. Menyeluruh

27 28 31 32 33 34 29 30

Penilaian 1. Pengumpulan

informasi penilaian 2. Acuan penilaian 3. Sistem penilaian 4. Penilaian diarahkan

(56)

untuk mencapai kompetensi 5. Hasil penilaian

dianalisis untuk menentukan tindak lanjut 39 Kalender pendidikan

1. Kalender disusun disesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan Standar Isi 40 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit, makin mudah diamati, dan makin tepat

kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.

3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.

4. Rencana pelaksanaan

41

42

43

(57)

pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas

pencapaiannya. 5. Rencana pelaksanaan

pembelajaran harus ada koordinasi antar komponen

pelaksanaan program sekolah.

45

Pengukuran variabel persepsi guru terhadap KTSP didasarkan pada indikator-indikatornya. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Skoring Berdasarkan Skala Likert

Skor Kriteria Jawaban

Pernyataan Positif Pernyataan

Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

2. Variabel Masa Kerja

(58)

dinyatakan dalam satuan tahun. Dalam penelitian ini masa kerja dinyatakan dalam satuan sebagai berikut:

a. < 1 tahun Skor 1 b. 1-5 tahun Skor 2 c. 6-10 tahun Skor 3 d. 11-15 tahun Skor 4 e. > 15 tahun Skor 5 3. Variabel jenjang pendidikan guru

Jenjang pendidikan adalah taraf pendidikan formal yang diselesaikan oleh guru. Dalam penelitian ini jenjang pendidikan dinyatakan sebagai berikut: a. Program Diploma 1 (D-1) skor 1

b. Program Diploma 2 (D-2) skor 2 c. Program Diploma 3 (D-3) skor 3 d. Program Strata 1 (S-1) skor 4 e. Program Pasca Sarjana (S-2) skor 5 f. Program Doktor (S-3) skor 6 4. Variabel status guru

Menurut Piet A. Sahertian (1994:10) yang dimaksud status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototype-nya dalam suatu sistem sosial. Dalam dunia pendidikan, status guru terdiri sebagai berikut:

(a) Guru Negeri (PNS) Skor 4

(b) Guru Tetap Yayasan Skor 3

(59)

(d) Guru Honorer atau Guru Bantu Skor 1 5. Variabel golongan jabatan guru

Jenjang kepangkatan dan golongan ruang guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 84 Tahun 1993 adalah bahwa jabatan guru yang terendah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut:

a. IIa Skor 1 b. IIb Skor 2 c. IIc Skor 3 d. IId Skor 4 e. IIIa Skor 5

f. IIIb Skor 6

g. IIIc Skor 7 h. IIId Skor 8 i. IVa Skor 9 j. IVb Skor 10 k. IVc Skor 11 l. IVd Skor 12 m. IVe Skor 13 F. Teknik Pengumpulan Data

(60)

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dalam arti tentang pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui. Data yang hendak diperoleh melalui kuesioner yakni persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan, Masa kerja, Jenjang pendidikan, Status guru, dan Golongan jabatan guru.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan yang hendak diungkapkannya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas ini menggunakan rumus Product Moment dari Karl Pearson.

(Suharsimi Arikunto, 2002:146)

{

2 2

}{

2 2

}

) ( ) ( ) ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =

Dimana :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y ΣX = jumlah skor dalam sebaran X

ΣY = jumlah skor dalam sebaran Y

ΣXY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diujicobakan

(61)

Jika nilai r hitung > nilai r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen

penelitian dikatakan valid. Jika nilai r hitung < nilai r tabel dengan taraf

keyakinan 95% maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid. a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan. Uji validitas ini dilakukan untuk 45 butir pertanyaan. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah sebagai berikut (lampiran 2, hal 119 - 120)

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Butir No Korelasi dengan koreksi Status

(62)

22 0.638 Valid 23 0.510 Valid 24 0.556 Valid 25 0.582 Valid 26 0.676 Valid 27 0.681 Valid 28 0.715 Valid 29 0.572 Valid 30 0.725 Valid 31 0.556 Valid 32 0.414 Valid 33 0.404 Valid 34 0.505 Valid 35 0.398 Valid 36 0.563 Valid 37 0.414 Valid 38 0.505 Valid 39 0.477 Valid 40 0.638 Valid 41 0.414 Valid 42 0.582 Valid 43 0.411 Valid 44 0.569 Valid 45 0.563 Valid Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel

persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan menunjukkan bahwa sebanyak empat puluh lima butir pertanyaan sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai-nilai rhitung lebih besar daripada rtabel. Dengan jumlah data (n)

sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan 5 % atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,374. Dari hasil perhitungan diperoleh

bahwa keseluruhan nilai rhitung menunjukkan angka yang lebih besar

(63)

bahwa semua butir pertanyaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikanadalahvalid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengambil data. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang tetap meskipun digunakan kapanpun. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach (Suharsimi Arikunto, 2002:171):

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Σ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = 2 2 11 1 ) 1 ( t b k k r σ σ Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

Σσb2 = jumlah varian butir

σt2 = varian total

Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika nilai koefisien alpha > dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel. Sebaliknya nilai koefisien alpha < dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunnally, 1967 dalam Imam Ghozali, 2006: 42)

a. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

(64)

nilai koefisien alpha (rtt) sebesar 0,950 (lampiran 2, hal 120)

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien alpha lebih besar dari pada nilai 0,60. Hal ini berarti bahwa

semua item pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat dikatakan reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya (Sugiono, 1997:142)

2. Pengujian Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

(65)

D = Maksimum [ Fo – Fe ] Keterangan :

D : Deviasi atau penyimpangan

Fo : Distribusi frekuensi kumulatif teoritis Fe : Distribusi frekuensi yang diobservasi

Apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikan 5 % maka signifikan, artinya ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikan 5 %. Sedangkan apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5 % maka tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel normal pada taraf signifikan 5%.

b. Pengujian Homogenitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi normal, berdasarkan populasinya. Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan pengujian ini. Pengujian yang dipakai adalah menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sugiono, 1999:167):

Terkecil Varians

Terbesar Varians

F

... ...

=

(66)

dianalisa homogen, sebaliknya bila F tabel < F hitung dan signifikasi kurang dari 0,05 maka varians data yang dianalisa tidak homogen. c. Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analysis of Variance (ANOVA). Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut (Sugiono, 1999:163-165)

1. Merumuskan Ho dan Ha

Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ4 . Tidak ada perbedaan persepsi guru

terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Ha : μ1

μ2

μ3

μ4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap

kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2. Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha

Pengujian dengan ANOVA menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh:

a) Taraf nyata atau signifikan (α) = 5 %

b) Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : Numerator = k –1

(67)

3. Menentukan nilai statistik uji :

Nilai statistik uji atau yang disebut uji F ditentukan dengan cara menghitung : a) 2 2 ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ Σ − Σ = N X X

JKtotal total total

b) 2 2 2 2 2 2 1

1) ( ) ( ) ( )

( N X n X n X n X JK total m m antar Σ − Σ + Σ + Σ =

c) JKdalam = JKtotalJKantar

d) 1 − = m JK MKantar antar

e)

m N JK MKdalam dalam

− = f) dalam antar hitung MK MK F =

Keterangan :

N : Jumlah seluruh responden M : Jumlah kelompok responden

4. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan menarik kesimpulan :

(68)

terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru, dan golongan jabatan guru. Catatan : Pengujian hipotesis 2, 3, dan 4 dilakukan dengan cara

(69)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

Penelitian ini dilaksanakan di SMP negeri dan swasta di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Di Kecamatan Wedi terdapat 5 SMP yang terdiri dari 2 SMP negeri dan 3 SMP swasta sebagai berikut :

1. SMP NEGERI 1 WEDI

SMP Negeri 1 Wedi beralamatkan di desa Sukorejo, sebelah barat lapangan Sukorejo. Kira-kira + 2 km dari tugu Wedi. Rata-rata Guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Kepala Sekolah

Pengurus Komite ……….. Wakil Kepala Sekolah

………..

Pengurus PKS PKS PKS PKS Urusan

Koperasi Kurikulum Kesiswaan SarPras Humas TU

Pustakawan Laboran

Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas 1A, 2A, 3A 1B, 2B, 3B 1C, 2C, 3C 1D, 2D, 3D 1E, 2E, 3E 1F, 2F, 3F

Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel

BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK

Murid

(70)

Keterangan:

……….. ……. = Koordinator = Komando

b. Jumlah Guru dan Karyawan

Di SMP Negeri 1 Wedi terdapat 54 guru dan 9 karyawan Tata Usaha. c. Pembagian Tugas Guru

NO NAMA MENGAJAR BIDANG STUDI

MENGAJAR KELAS

1 Dra. Hj. Riadul Janah, M. Pd BP/ BK- Pembiasaan IX B

2 Siswanto, B.A Penjaskes VII ABC, IX A-F 3 Alex Suharno, S. Pd Matematika IX ABC 4 Suparmiyati IPA Fisika VII BCDE 5 Dra. Sri Wiji Bhs Indonesia IX DEF

6 Harsono, S. Pd Penjaskes VII DEF, VIII A-F 7 Drs. Muhjidin, S. Pd, I. MM P. Agama Islam VIII ABC, IX A-F 8 Drs. Purwanto BP/ BK VIII A-F 9 Dra. Sri Sudarmini PPKn VIII A-F, IX A-F 10 Tamis Sihono, S. Pd Seni Rupa VII,VIII, IX A-F 11 Diyono Bhs Indonesia VII DEF 12 Hardiman, S. Pd Seni Tari VIII A-F, IX A-F 13 Sri Mulyani, S. Ag P. Agama Hindu, Koord

BP/BK kls VIII

VII EF 14 Sumar, S. Pd IPA Fisika IX A-F 15 Eni Rudiyanti Matematika VIII ABC 16 Tri Wiryani Bhs Indonesia/ TIK VII BC, VIII BEF 17 Emi Sugiyati, S. Pd Matematika VII DEF 18 Slamet IPA Biologi IX A-F 19 Sri Winari, S. Pd Bhs Inggris VIII F, IX DEF 20 Tri Mardiyana P. Agm Katolik

21 Harsini, S. Pd Matematika IX DEF 22 Siti Nursiyah, S. Pd Bhs Indo VIII ABC 23 Drs. Slamet Riyanto BP/BK kls III IX A-F 24 Sri Wagiyati, S. Pd Bhs Indo IX ABC

25 Setiti Utami PKK/ Bhs Indo VII A, VIII, IX A-F 26 Edy Lanjarwanto P. Agm Islam VII A-F, VIII DEF 27 Surana, S. Pd Matematika VII ABC

28 Junaidi Nurwanto, S. Pd IPA Bio, Fisika,BP/BK VII AB fis,VIII CDEF bio

29 Wahyuningsih, S. Pd Matematika VIII DEF 30 Darmaji Welas, S. Pd IPA Fisika VII F, V CDEF 31 Nurhayati, S. Pd BP/BK VII ABCD

(71)

38 Mulyadi, S. Pd IPA biologi VII A fis, VII BCD bio 39 Daru Sulistyo, S. Pd Kesenian Tari VII A-F

40 Slamet Astiyono P. Agm Kristen VII A-F 41 Erna Nursanti, S. Pd Bhs Inggris VIII D, IX ABC 42 Dwi Murtini, S. Pd Bhs Jawa VIII A-f, IX DEF 43 Relis Rustiyantari, S. Pd Bhs Indo VIII DEF 44 Tri Rahayu S, S. Si IPA biologi VIII AB

45 Siti Mokaromah, S. Pd Bhs Inggris VII AC, VIII ABC 46 Ika Sudaryantiningsih IPA Biologi VII A, EF 47 Eko Agus N, S. Pd IPS VIII AB 48 Endri Ekayanti, S. Pd IPS VIII CD 49 Jumadi, S. Pd TIK IX ABD 50 Fitri Nurhayati, S. Pd Bhs Jawa VII A-F, IX ABC 51 Rosyid Nasirun TIK VIII DEF, IX CEF 52 Okti Prihantini, S. Pd Bhs Inggris VII BDEF 53 Febrianti Ari suhono, S. Pd IPS VIIIE 54 Niken Jun Astuti IPS VIIIF 2. SMP NEGERI 2 WEDI

SMP Negeri 2 Wedi beralamatkan di Kelurahan Pasung, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Kira-kira + 4 Km dari tugu Wedi. Rata-rata guru dan karyawan SMP Negeri 2 Wedi berasal dari daerah Kabupaten Klaten. a. Sejarah SMP Negeri 2 Wedi

Dibangun pada tahun 1978 dan dinegerikan pada tgl 3 November 1979. Sekolahan ini dibangun berdasarkan inisiatif Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten.

b. Struktur Organisasi

Gambar 4.2

Kepala Sekolah

Pengurus Komite ………Wakil Kepala Sekolah

……….

Pengurus PKS PKS PKS PKS Urusan Koperasi Kur Kesiswaan SarPras Humas TU

(72)

Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas 1A, 2A, 3A 1B, 2B, 3B 1C, 2C, 3C 1D, 2D, 3D 1E, 2E, 3E

Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel

BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK

Murid

Keterangan:

………. …. = Koordinator = Komando

c. Jumlah Guru dan karyawan

Jumlah Guru di SMP Negeri 2 Wedi adalah 46 Guru dan 7 karyawan . 3. SMP PGRI 10 WEDI

a. Sejarah SMP PGRI 10 WEDI

(73)

b. Struktur Organisasi SMP PGRI 10 Wedi Gambar 4.3

Kepala Sekolah

Pengurus Yayasan PGRI……Wakil Kepala Sekolah

Pengurus PKS PKS PKS PKS Ur Koperasi Kur Kesiswaan SarPras Humas TU

Pustakawan Laboran

Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas

Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel

BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK

Murid Keterangan:

……… = Koordinator = Komando

4. SMP PANGUDI LUHUR WEDI

a. Sejarah SMP Pangudi Luhur Wedi

SMP Pangudi Luhur Wedi berdiri pad tanggal 1 Agustus 1964 dan ditetapkan sebagai Badan Hukum dengan akta notaris Tan A Sioe di Semarang 6 Oktober 1964.

Nama Anggota Pengurus Yayasan Pangudi Luhur:

(74)

2. J. Wagina (Sekretaris) 3. J. Sadino, P.D. Hartaja, H. Soekardianta (Anggota)

SMP Pangudi Luhur Wedi terletak di Desa Karangrejo, Kelurahan Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten dan berstatus terakreditasi A.

b. Struktur Organisasi

Gambar 4.4

KAKANDEPDIKBUD KEPALA KANTOR PL KAKANCAMDIKBUD KETUA YPL CAB. Klaten KEPALA SEKOLAH ………. POMG

TENAGA TATA USAHA KARYAWAN

WAKIL KEPALA SEKOLAH WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM KESISWAAN

TENAGA BK

GURU / WALI KELAS

SISWA

c. Jumlah Guru dan Karyawan SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2007-2008

Jumlah Guru ada 14 Guru dan 4 Karyawan tata usaha. d. Pembagian Tugas Guru Tahun ajaran 2007-2008

NO Nama Guru Mengajar Bidang Studi Jabatan/ Tugas

1 Br. Yohanes Sudarman, FIC Kepangudiluhuran Kepala Sekolah 2 JA. Maryoto Matematika Wakasek kurikulum 3 Ig. Haryadi Penjaskes, Komputer,

Religiositas

(75)

6 Th. Tri Ismiyati Bhs Indonesia Wali kelas IX C 7 F. Partini Bhs Inggris

8 Th. Tri Wahono Fisika, Komputer VIII A 9 G. Harjanto Bhs Inggris, Seni Musik VII A 10 Alf. Wisnoe Prastowo Bhs Indonesia, Religiositas VII C 11 Ch. Retno Prasetyaningsih Matematika VII B 12 Y. Sutarjo Biologi, Fisika, Matematika VIII B 13 Ch. Tri Murbani Sejarah, PPKn IX A 14 Ch. Tri Murniwati Ekonomi, Geografi

5. SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI

SMP Muhammadiyah 8 Wedi terletak di jalan Raya Utara No 1 Wedi, Kabupaten Klaten. SMP Muhammadiyah 8 Wedi terdiri dari 2 lantai dan terletak di sebelah barat Rumah Sakit Bersalin PKU Muhammdiyah Wedi. SMP Muhammadiyah 8 Wedi berstatus terakreditasi A.

a. Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 8 Wedi Gambar 4.5

Kepala Sekolah

Majelis Pendidikan Dasar ………Wakil Kepala Sekolah

dan Menengah Muhammadiyah

PKS PKS PKS PKS Urusan Kurikulum Kesiswaan SarPras Humas TU

Pustakawan Laboran

Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas

Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel

(76)

BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK BP/ BK

Murid

b. Jumlah Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah 8 Wedi tahun ajaran 2007-2008

(77)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2007. Subjek penelitian ini adalah guru-guru di SMP se-Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. SMP tersebut adalah SMP Negeri I Wedi, SMP Nege

Gambar

Tabel 5.15  Tabel Ringkasan ANOVA Hasil Pengujian Persepsi Guru
Gambar 4.1  Struktur Organisasi SMP N 1 Wedi...........................................
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum
Tabel 3.2 Skoring Berdasarkan Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa rapat Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Jalur Intake DIII universitas Anda-las tanggal 12 Juni 2017,

Dengan pengembangan model yang dilakukan yaitu koordinasi rantai pasok desentralisasi untuk lead time yang terkontrol dengan menggunakan mekanisme revenue sharing akan

lmEbjiE yse ncniih rhgk kFLio ysg sLesb hhrr af'

[r]

 Pada menu daftar artikel terdapat List artikel yang nantinya bisa dipilih per kategori atau dicari,  List artikel hanya menampilkan Judul artikel, jumlah view, jumlah

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ethical leadership berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi di panti asuhan yang berada di bawah Dinas Sosial

Berdasarkan Kedekatan Kelompok Kabupaten dan Kota di Jawa Barat dengan variabel yang dianalisis, kelompok 1 yaitu kota Bandung , kota Bekasi, Kota Depok, kota Cimahi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesi guru di SMP Swasta se- Kecamatan Gondokusuman adalah