• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

F. Golongan Jabatan Guru

Jabatan atau pekerjaan adalah suatu kelompok dari tugas atau kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru serta prestasi guru. Jenjang kepangkatan dan golongan ruang guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No 84 Tahun 1993, dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah :

1. II / a : Pengatur Muda

2. II / b : Pengatur Muda Tingkat I 3. II / c : Pengatur

4. II/ d : Pengatur Tingkat I 5. III / a : Penata Muda

6. III / b : Penata Muda Tingkat I 7. III / c : Penata

8. III / d : Penata Tingkat I 9. IV / a : Pembina

10.IV / b : Pembina Tingkat I 11.IV / c : Pembina Utama Muda 12.IV / d : Pembina Utama Madya 13.IV / e : Pembina Utama

G Kerangka Berpikir

1. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari masa kerja.

Guru yang mempunyai masa kerja lama akan memiliki kualitas mengajar yang berbeda dengan guru yang mempunyai masa kerja sedikit. Guru yang mempunyai masa kerja lama akan memiliki pengalaman mengajar, pengelolaan kelas yang baik, maupun mengevaluasi kelas dengan baik. Tetapi berbeda dengan guru yang memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun, mereka belum mempunyai pengalaman seperti guru

yang mempunyai masa kerja lama. Guru yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun akan pandai dalam mengikuti perkembangan teknologi, seperti mengoperasikan viewer dan komputer serta lebih mudah untuk menyesuaikan dengan peserta didik karena mereka mengikuti perkembangan zaman.

Masa kerja diduga berpengaruh terhadap munculnya suatu persepsi atau pandangan seseorang. Oleh sebab masa kerja seseorang berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuannya. Perbedaan pola pikir guru yang satu dengan lainnya berbeda oleh sebab karakter yang terbentuk pada diri guru yang berbeda selama menjadi guru. Menurut Duncan (Miftah Thoha,1983:142), persepsi yang berbeda tergantung dari sudut pandang mereka dan persepsi dipengaruhi pengalaman waktu yang lama. Demikian juga dengan persepsi guru pada KTSP sebagai sebuah kurikulum baru yang dirasakan menambah beban mereka. Guru yang mempunyai masa kerja lama akan memandang KTSP sebagai sebuah produk pendidikan baru yang membuat mereka terbebani. Sedangkan bagi guru yang mempunyai masa kerja sedikit akan memandang KTSP sebagai produk pendidikan baru yang menuntut kreativitas dan inovasi.

2. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan cukup berpengaruh terhadap persepsi guru terhadap diberlakukannya KTSP. Pandangan guru diduga akan berbeda pada guru yang mempunyai jenjang pendidikan yang berbeda. Hal ini disebabkan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh seorang guru.

Wawasan dan pengetahuan akan berpengaruh pada pengembangan kreativitas guru dalam mengajar.

Menurut Bambang Sudibyo (Koran Tempo, 17 Juli 2006), guru diberi hak otonomi untuk mengembangkan KTSP berdasar pada Standar Isi. Pada setiap jenjang pendidikan, pengembangan KTSP tentu akan berbeda. Guru yang memiliki jenjang pendidikan rendah diduga akan kesulitan dalam mengembangkan kreativitas dan melaksanakan otonomi pengajaran. Guru dengan jenjang pendidikan rendah tidak mempunyai wawasan yang cukup atau pengetahuan yang luas dibandingkan dengan guru yang memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi. Mereka tidak mendapatkan pengetahuan yang memadai saat menempuh pendidikan serta mengalami kesulitan dalam menelaah isi KTSP sehingga dalam pelaksanaannya mereka mengalami kesulitan dalam mengembangkan kreativitas. Sebaliknya guru dengan jenjang pendidikan lebih tinggi diduga akan lebih mudah dalam pengembangan kreativitas dan menjalankan otonomi seperti yang diinginkan dalam KTSP. Mereka akan mudah dalam menelaah isi dari KTSP dan mudah dalam melaksanakan kurikulum baru. 3. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari status guru

Status guru adalah pengakuan seseorang mengenai pekerjaannya pada sebuah instansi dimana dia bekerja. Status guru berpengaruh terhadap kinerja guru selama menjalani profesinya. Menurut Piet A. Sahertian (1990:12), guru tidak tetap akan memiliki etos kerja dan kinerja yang lebih bagus dibandingkan guru yang tetap. Guru tidak tetap akan memiliki

otoritas yang berbeda dalam menghadapi pekerjaannya dibandingkan dengan guru tetap.

Pada dasarnya setiap guru mempunyai orientasi yang berbeda ditinjau dari statusnya. Guru berstatus tidak tetap akan mempunyai tanggung jawab dan mentalitas kerja yang bagus. Karenanya guru tidak tetap harus menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal pengangkatan golongan jabatan guru. Jadi diduga guru tidak tetap baik yayasan maupun bantu diduga akan memandang KTSP lebih baik dibandingkan guru tetap yayasan maupun PNS (pegawai negeri sipil).

4. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari golongan jabatan guru.

Profesionalitas kerja idealnya selalu ditunjukkan oleh seorang guru. Peningkatan profesionalitas diharapkan seiring dengan semakin meningkatnya golongan jabatan guru tersebut. Golongan jabatan guru maksimal adalah IVe dan apabila seorang guru akan mencapai golongan lebih dari IVa maka mereka harus kreatif dalam pembuatan tesis penelitian. Golongan guru ini mencerminkan penghasilan guru, karena semakin tinggi golongan jabatan guru semakin besar penghasilan dan tunjangannya.

Golongan jabatan guru berpengaruh pada cara pandang terhadap kurikulum yang baru yaitu KTSP. Golongan jabatan guru berhubungan dengan masa kerja guru. Cara pandang guru terhadap KTSP diduga akan lebih baik pada guru yang mempunyai golongan jabatan lebih tinggi. Hal demikian disebabkan guru dengan golongan jabatan lebih tinggi

mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara mengajar dan wawasan yang luas tentang pendidikan mengingat lebih seringnya mereka mengikuti pelatihan-pelatihan. Sebaliknya guru yang memiliki golongan jabatan lebih rendah, belum mempunyai wawasan yang luas tentang pendidikan. Dengan demikian diduga guru dengan golongan jabatan rendah diduga lebih mengalami kesulitan dalam penelaahan KTSP

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja.

2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan.

3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru.

4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari golongan jabatan guru.

BAB III

Dokumen terkait