• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI FINANSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI FINANSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI FINANSIAL

DENGAN

KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Credit Union Bererod Gratia Karangrejo, Pandes, Wedi, Klaten

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Oleh: Nurul Pajariah NIM:092214069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i  

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI FINANSIAL

DENGAN

KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Credit Union Bererod Gratia Karangrejo, Pandes, Wedi, Klaten

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Nurul Pajariah

NIM: 092214069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv  

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh ke

ikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan.

(6)

v  

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta puji syukurku pada-Mu Allah Swt. Tuhan semesta alam yang

menciptakanku dengan bekal yang begitu teramat sempurna. Taburan cinta, kasih

sayang, rahmat dan hidayah-Mu telah memberikan ku kekuatan, kesehatan,

semangat, pantang menyerah dan memberkatiku dengan ilmu pengetahuan serta

cinta yang pasti ada disetiap umat-Mu. Atas karunia serta kemudahan yang

Engkau berikan akhinya tugas akhir ini dapat terselesaikan, Sholawat dan salam

selalu kulimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Ku persembahkan tugas akhir ini untuk orang tercinta dan tersayang atas kasihnya

yang berlimpah.

™ Teristimewa untuk kedua orangtuaku terutama ibunda tercinta kupersembahkan sebuah tulisan dari didikanmu yang ku aplikasikan

dengan ketikan hingga menjadi barisan tulisan dengan beribu kesatuan,

berjuta makna kehidupan, tidak bermaksud yang lain hanya ucapan

TERIMA KASIH yang setulusnya tersirat dihati yang ingin kusampaikan

atas segala usaha dan jerih payah pengorbanan untuk anakmu ini.

™ Saudara dan keluarga besar yang kumiliki. Terima kasih sebesar-besarnya atas doa dan dukungannya.

™ Yang spesial penuh cinta dan kasih buat Rewang Wahyudi. Terima kasih atas motivasinya, terima kasih atas nasehat yang diberikan. Yang

(7)

vi  

(8)
(9)

viii  

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah Swt, pemelihara

seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis

mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana ekonomi di jurusan manajemen universitas Sanata Dharma. Penulis

menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar

adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran

tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis

mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak John Philio Simandjuntak, SE., M.M, selaku anggota tim penguji yang

telah memberikan masukan yang sangat berguna.

4. Ibu Dra . Diah Utari BR., M.Si , selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar

telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

5. Bapak Drs. Hg. Suseno TW, M.S, selaku dosen pembimbing II yang dengan

(10)
(11)

x

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

2. Pengertian Kompensasi ... 9

3. Pengertian kepuasan kerja ... 24

4 . Teori Kepuasan ... 28

5. Indikator Kepuasan kerja ... 31

6. Respon terhadap ketidakpuasan kerja ... 32

B. Penelitian terdahulu ... 33

C. Kerangka Konseptual ... 34

(12)

xi  

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. JenisPenelitian ... 37

B. Subyek Penelitian dan Objek Penelitian ... 37

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 37

J. Teknik Pengujian Instrument ... 42

1. Uji Validitas ... 42

1. Karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin ... 57

2. Karakteristik responden berdasarkan umur ... 58

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ... 58

4. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja ... 59

B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Data ... 59

(13)

xii  

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 66

A.Kesimpulan ... 66

B.Saran ... 66

C.Keterbatasan ... 67

(14)

xiii  

ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI FINANSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Credit Union Bererod Gratia Wedi

Nurul Pajariah Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji koefisien korelasi Rank Spearman.

(15)

xiv  

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN FINANCIAL COMPENSATION EMPLOYEE SATISFACTION

Case Studies on Employee Credit Union Bererod Gratia Wedi

Nurul Pajariah Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2013

This study aims to determine whether there is a relationship between financial compensation and job satisfaction of employees. The data in this study were obtained from interviews and questionnaires. The technique of data analysis is a Spearman rank correlation coefficient test.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era persaingan global, keberadaan sumber daya manusia yang

handal memiliki peran yang strategis dibandingkan sumber daya yang lain.

Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki oleh

suatu organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi

keberhasilan suatu organisasi tersebut.

Sadar akan pentingnya sumber daya manusia bagi kelangsungan hidup

dan kemajuan suatu perusahaan, maka suatu perusahaan harus memberikan

perhatian khusus pada faktor produksi ini sudah sewajarnya pemilik

perusahaan memandang sumber daya manusia lebih dari sekedar aset

perusahaan dan menjadikan mitra dalam berusaha. Perusahaan harus dapat

bersikap adil atas apa yang telah diberikan sumber daya manusia kepada

perusahaan, karena setiap karyawan berhak mendapatkan penghargaan dan

perlakuan yang adil dari pimpinannya sebagai timbal balik atas jasa yang

diberikan, sehingga dapat mendorong para karyawan untuk lebih termotivasi

dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang pekerja. Hubungan kerja

yang saling menguntungkan antara perusahaan dan karyawan sangat

diperlukan dalam rangka mendorong semangat kerja karyawan. Karyawan

memberikan prestasi kerja yang baik bagi perusahaan, sedangkan perusahaan

(17)

memberikan kompensasi yang sesuai atas prestasi kerja yang telah diberikan

karyawan terhadap perusahaan.

Cascio (1993 ; 225) menyatakan bahwa kompensasi itu terbagi

menjadi dua, terdapat kompensasi langsung maupun kompensasi tidak

langsung. Kompensasi langsung terdiri dari gaji, uang transport, tunjangan

hari raya, uang lembur, dan tunjangan langsung lainnya. Sedangkan

kompensasi tidak langsung terdiri dari promosi jabatan,asuransi,tunjangan

jabatan,dan mutasi.Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara

langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi dan

kinerja karyawan. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada

karyawan perlu mendapat perhatian khusus dari pihak manajemen instansi

agar motivasi para karyawan dapat dipertahankan dan kinerja karyawan

diharapkan akan terus meningkat. Kompensasi merupakan salah satu fungsi

yang penting dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

Davis dan Newston (1994:135-134) mengemukakan bahwa

kompensasi mengingatkan antara prestasi individu, kelompok atau organisasi

yaitu dapat meliputi: upah potongan, komisi, bonus, bagi laba dan bagi

produksi. Sedangkan Siagian (1999:265) mengemukakan bahwa sistem

kompensasi digolongkan kedalam: (1) Sistem kompensasi pada tingkat

individu (Peacework, bonus, komisi, kurva kematangan, dan kompensasi bagi

para eksekutif), (2) Sistem kompensasi pada kelompok (kompensasi produksi,

bagian keuntungan, dan pengurangan biaya). Selanjutnya Robin (1996:246)

(18)

upah variabel yaitu suatu bagian dari upah seseorang karyawan yang

didasarkan pada suatu ukuran kinerja individual atau organisasi. Upah

variabel tersebut terdiri dari upah berdasarkan potongan, bonus, berbagai laba

dan berbagai hasil. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

sistem kompensasi adalah kompensasi yang diberikan kepada pegawai atas

dasar prestasi kerjanya. Handoko, mengatakan bahwa :

“Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan

sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2003, p.114-118)” Jadi

melalui kompensasi tersebut karyawan dapat meningkatkan prestasi kerja,

motivasi dan kepuasan kerja serta meningkatkan kebutuhan hidupnya.

Masalah kompensasi bukan hanya penting karena merupakan dorongan utama

seseorang menjadi karyawan, tapi juga besar pengaruh terhadap semangat dan

kegairahan kerja para karyawan. Dengan demikian maka setiap badan usaha

harus dapat menetapkan kompensasi yang paling tepat, sehingga dapat

menopang mencapai tujuan badan usaha secara lebih efektif dan lebih efisien.

Seberapa besar kompensasi diberikan harus sedemikian rupa sehingga

mampu mengikat para karyawan. Hal ini adalah sangat penting sebab bila

komponen yang diberikan kepada para karyawan terlalu kecil bila

dibandingkan badan usaha lain, maka hal ini dapat menyebabkan karyawan

pindah ke badan usaha yang lain.

Bentuk - bentuk kompensasi :

1. Kompensasi finansial merupakan bentuk kompensasi yang langsung terdiri

(19)

insentif. Serta dalam bentuk tidak langsungnya yang juga disebut dengan

tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam

kompensasi langsung yang terdiri jaminan kesehatan, tunjangan dan

fasilitas kerja yang diberikan.

2. Kompensasi non finansial terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang

dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis atau fisik

dimana orang tersebut bekerja.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk

mengidentifikasi seberapa besar hubungan antara kompensasi financial

dengan kepuasan kerja karyawan. Maka penulis ingin memilih judul

“Analisis hubungan antara Kompensasi Finansial dengan Kepuasan kerja

karyawan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan perumusan

masalah sebagai berikut apakah ada hubungan antara kompensasi finansial

dengan kepuasan kerja karyawan.

C. Batasan Masalah

Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan

dengan kepuasan kerja karyawan begitu beragam, tetapi dalam penelitian ini

dibatasi pada pemberian kompensasi finansial kepada karyawan dalam bentuk

(20)

kesehatan, tunjangan dan fasilitas kerja yang diberikan, kemudian

kompensasi yang merupakan kepuasan yang diperoleh seseorang dari

pekerjaan itu sendiri.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan (umum)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran bahwa kompensasi ada

hubungannyadengan kepuasan kerja karyawan.

2. Bagi lembaga yang diteliti

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan

masukan bagiperusahaan khususnya yang berhubungan dengan upaya

perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada karyawan sehingga

mendukung kinerja karyawan.

3. Bagi Prodi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi para

mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya program studi

(21)

4. Bagi Peneliti (Penulis)

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pembelajaran tentang

pemberian kompensasi yang berhubungan dengan kepuasan kerja

karyawan.

5. Bagi lain-lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan bagi pihak-pihak yang

membutuhkan. Serta diharapkan menambah informasi dan pengetahuan

tentang manajemen personalia dan sumber daya manusia.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini merupakan uraian landasan teori yang di dalamnya

mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan telaah teori,

penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran teoritis

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang metode penelitian yang berisikan

(22)

definisi operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan

sampel, teknik analisis data.

Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi uraian tentang sejarah berdirinya, visi dan misi

perusahaan.

Bab V : Hasil dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai hubungan kompensasi, fasilitas fisik dengan kepuasan

kerja karyawan dengan menguraikan hasil pengujian statistinya,

yaitu analisis korelasi rank sperman.

Bab VI : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan

(23)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. LandasanTeori

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia secara sederhana didefinisikan

sebagai mengelola sumber daya manusia. Manajemen sumber daya

manusia merupakan satu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur

manusia sebagai sumber daya yang potensial, yang perlu dikembangkan

sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang yang

maksimal bagi organisasi dan bagi pengembangan dirinya.Tugas MSDM

berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang

dimilikinya seefektif mungkin sehingga dapat diperoleh sumber daya

manusia yang puas (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi

organisasi. MSDM merupakan bagian dari manajemen umumnya yang

memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Perhatian ini

mencakup fungsi manajerial, operasional, dan peran serta kedudukan

sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi. Lingkup

MSDM meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya

manusia dalam organisasi, seperti yang dinyatakan oleh Russel dan

Bernardin bahwa aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan MSDM secara

umum mencakup :

1. Rancangan organisasi.

(24)

2. Staffing.

3. Sistem reward.

4. Manajemen kinerja.

5. Pengembangan pekerja dan organisasi.

6. Komunikasi dan hubungan masyarakat sebagaimana ditunjukkan.

Berkaitan dengan point ketiga definisi reward adalah ganjaran atau

imbalan. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat

untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini bisa

mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan

bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu

perbuatan yang baik secara berulang – ulang. Selain motivasi, reward juga

bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki

atau meningkatkan kinerja yang telah dicapainya. Salah satu bentuk

reward diantaranya adalah pemberian kompensasi meliputi kegiatan

pemberian balas jasa kepada karyawan. Kegiatan di sini meliputi

penentuan sistem kompensasi yang mampu mendorong prestasi karyawan,

dan juga menentukan besarnya kompensasi yang akan diterima oleh

masing-masing karyawan, dan berdasarkan beberapa pendapat mengenai

kompensasi tersebut.

2. Pengertian Kompensasi

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan

(25)

Kompensasi adalah segala bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan

oleh perusahaan dan diterima oleh para karyawan atas kerja yang telah

dilakukan. Ada dua pertimbangan kunci dalam sistem pemberian

kompensasi yang efektif. Pertama, sistem kompensasi harus adaptif

terhadap situasi. Sistem harus sesuai dengan lingkungan dan

mempertimbangkan tujuan, sumber daya, dan struktur organisasi. Kedua,

sistem kompensasi harus memotivasi para karyawan. Sistem harus bisa

memuaskan kebutuhan karyawan, memastikan adanya perlakuan adil

terhadap karyawan, dan memberikan imbalan terhadap kinerja karyawan.

Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,

barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai

imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Malayu S.P.

Hasibuan, 2002:54). Kompensasi berbentuk uang, artinya gaji dibayar

dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan.

Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang.

Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan. Di Jawa Barat

penunai padi upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.Kompensasi

merupakan istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial

(financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan

kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi. Pada umumnya bentuk

kompensasi berupa finansial karena pengeluaran moneter yang dilakukan

(26)

ataupun tidak langsung, dimana karyawan menerima kompensasi dalam

bentuk-bentuk non moneter.

Beberapa terminologi dalam kompensasi :

1. Upah/gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam (semakin lama kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah

merupakan basis bayaran yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja

produksi dan pemeliharaan. Sedangkan gaji (salary) umumnya berlaku

untuk tarif mingguan, bulanan atau tahunan.

2. Insentif, (incentive) merupakan tambahan-tambahan gaji diatas atau diluar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Program-program

insentif disesuaikan dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan

produktivitas, penjualan, keuntungan-keuntungan atau upaya-upaya

pemangkasan biaya.

3. Tunjangan (Benefit). Contoh-contoh tunjangan seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, liburan-liburan yang ditanggung perusahaan,

program pensiun dan tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan

dengan kepegawaian.

4. Fasilitas (Facility) adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus.

Komponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara umum

dikelompokkan kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung dan

(27)

1. Kompensasi finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian

laba/keuntungan dan opsi saham) dan bayaran tertangguh (program

tabungan dan anuitas pembelian saham)

2. Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga

kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan

cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan

tempat parkir.

3. Kompensasi non financial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa

pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat,

supervise yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan

kerja yang nyaman).

a. Komponen – komponen Kompensasi :

Gaji atau Upah

Pangabean (2004:77), mendefinisikan gaji sebagai imbalan

finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur, seperti

tahunan, caturwulan, bulanan atau bahkan mingguan, dan upah

adalah imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para

pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

banyaknya pelayanan yang diberikan. Sedangkan Hariandja

(28)

seseorang dari keanggotaanya dalam sebuah organisasi, dan upah

adalah kata lain dari gaji yang seringkali ditujukan pada pegawai

tertentu biasanya pada pegawai bagian operasi.

Kesimpulan dari definisi upah dan gaji diatas adalah bahwa

upah dan gaji sama – sama merupakan imbalan finansial langsung

yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa yang diberikan oleh

perusahaan secara teratur. Yang membedakannya hanyalah waktu

pemberiannya serta kepada siapa imbalan tersebut diberikan.

Adapun sistem penggajian atau pengupahan menurut

Hasibuan (2002:122) adalah :

1. Sistem Waktu

Besarnya gaji atau upah dalam sistem ini ditetapkan berdasarkan

standar waktu seperti jam, minggu atau bulan. Administrasi

pengupahan sistem waktu relatif udah serta dapat diterapkan jika

prestasi kerja sulit diukur per unitnya dan bagi karyawan tetap

upahnya atas sistem waktu secara periodik setiap bulannya.

2. Sistem Hasil

Besarnya upah dalam sistem ini ditetapkan atas kesatuan unit

yang dihasilkan pekerja, seperti ukuran potong,meter, liter dan

kilogram. Besarnya upah yang dibayarkan selalu didasarkan

kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan kepada lamanya

waktu pengerjaan. Sistem ini tidak dapat diterapkan kepada

(29)

memiliki standar fisik, seperti karyawan administrasi. Kebaikan

sistem ini adalah memberikan kesempatan karyawan yang bekerja

dengan bersungguh – sungguh serta berprestasi baik untuk

memperoleh balas jasa yang lebih besar.Namun kelemahannya

adalah kualitas barang yang dihasilkan kurang baik dan bagi

karyawan yang kurang mampu balas jasanya kecil sehingga

kurang manusiawi.

3. Sistem Borongan

Sistem borongan adalah suatu para pengupahan yang menetapkan

besarnya jasa atas volume pekerjaan dan lama pengerjaannya.

Penetapan besarnya balas jasa berdasarkan sistem borongan

cukup rumit, waktu pengerjaannya dan alat yang diperlukan untuk

menyelesaikannya juga cukup banyak.

Bonus

Ruky (2001:185) mendefinisikan bonus sebagai pemberian

pendapatan tambahan bagi karyawan atau pekerja, yang hanya

diberikan setahun sekali bila syarat- syarat tertentu dipenuhi

pertama, bonus hanya dapat diberikan bila perusahaan memperoleh

lama selama tahun fiskal yang telah berlaku. Karena bonus biasanya

diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Kedua,

bonus tidak diberikan secara merata kepada semua karyawan .

Artinya besarnya bonus harus dikaitkan dengan prestasi kerja

(30)

Insentif

Hariandja (2002:265) menyatakan bahwa insentif merupakan

salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan prestasi kerja.

Semakin tinggi prestasi kerjanya, maka semakin besar pula insentif

yang diberikannya. Insentif digunakan untuk mendorong karyawan

dalam memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil kerjanya.

Pangabean (2004:265) menyatakan bahwa insentif

merupakan imbalan langsung dalam bentuk uang yang diberikan

kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang telah

ditentukan.

Adapun indikator insentif antara lain :

1. Kinerja

Sistem insentif ini mengaitkan secara langsug besarnya

insentif dengan kinerja yang telah ditunjukkan oleh pegawai yang

bersangkutan. Berarti besarnya insentif tergantung pada abnyak

sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu kerja pegawai. Cara ini

dapat diterapkan apabila hasil kerja diukur secara kuantitatif.

Disamping itu juga sangat menguntungkan bagi pegawai yang

dapat bekerja cepat dan kemampuan tinggi. Sebaliknya sangat

tidak favourable bagi pegawai yang bekerja lamban atau pegawai

yang sudah berusia agak lanjut.

2. Lama Kerja

Besarnya insentif didasarkan atas lamanya pegawai

(31)

pehitungannya dapat menggunakan per jam, per hari, per minggu

ataupun per bulan.

3. Senioritas

Sistem insentif ini didasarkan pada masa kerja atau

senioritas pegawai yang bersangkutan dalam suatu organisasi.

Dasar pemikirannya adalah pegawai senior, menunjukan adanya

kesetiaan yang tinggi dari pegawai yang bersangkutan pada

organisasi dimana mereka bekerja. Semakin senior seorang

pegawai semakin tinggi loyalitasnya pada organisasi, dan semakin

mantap ia menangani pekerjaannya.

4. Kebutuhan

Cara ini menunjukan bahwa insentif pada pegawai

didasarkan pada tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak dari

pegawai. Ini berarti insentif yang diberikan adalah wajar apabila

dapat dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pokok,

tidak berlebihan namun tidak berkekurangan. Hal seperti ini

memungkinkan pegawai untuk dapat bertahan dalam perusahaan

atau instansi .

5. Keadilan dan kelayakan

a. Keadilan

Dalam sistem insentif, keadilan bukanlah harus sama rata

tanpa pandang bulu, tetapi harus terkait pada adanya hubungan

(32)

pengorbanan semakin tinggi insentif yang diharapkan.Dengan

demikian, yang harus dinilai adalah pengorbanan yang

diperlukan oleh suatu jabatan. Input dari suatu jabatan

ditujukan oleh spesifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang

memangku jabatan tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi

pula output yang diharapkan.Output ini ditujukan oleh insentif

yang diterima para pegawai yang bersangkutan, di mana di

dalamnya terkandung rasa keadilan yang sangat diperhatikan

oleh setiap pegawai penerima insentif tersebut.

b. Kelayakan

Selain masalah keadilan dalam pemberian insentif tersebut

perlu pula diperhatikan masalah kelayakan. Layak

pengeretiannya membandingkan besarnya insentif dengan

perusahaan lain yang bergerak dalam bidang usaha sejenis.

Apabila insentif di dalam perusahaan yang bersangkutan lebih

rendah dibandingkan dengan perusahaan lain, maka

perusahaan atau instansi akan mendapat kendalayakni berupa

menurunnya kinerja pegawai yang diketahui dari berbagai

bentuk akibat ketidakpuaan pegawai mengenai insentif

tersebut.

Adapun jenis insentif menurut Ruky (2001:77) adalah:

1. Scanlon Plan

Scanlon Plan adalah suatu pemberian insentif dimana

(33)

ternyata ada penghematan dalam biaya personel (labor

cost). Angka – angka yang tercatat dalam beberapa tahun

terakir digunakan untuk menentukan rasio dari harga jual

produksi terhadap biaya payroll (upah/gaji dan tunjangan).

Kemudian dibandingkan dengan rasio yang telah ditetapkan

dan bila ternyata terjadi penghematan, maka 75 % dari

biaya yang dihemat itu diterima pekerja dalam jumlah yang

sama, sedangkan 25 % kembali kepada perusahaan.

2. The Rucker Plan dan Kaiser Stell Plan

Kedua program ini agak mirip dengan program Scanlon

Plan, tetapi kemudian menjadi agak ruwet sehingga jarang

digunakan dan tidak sepopuler pendahulunya.

3. Sistem “Piece Work

Sistem ini bersifat sangat individualistic dan memberikan

hadiah kepada pekerja sesuai dengan porsi kontribusinya

terhadap perusahaan. Sistem ini dapat diterapkan dengan

sukses bila produk berupa komponen atau unit-unit yang

tergolong tidak canggih, dihasilkan olehpekerja dengan

menggunakan tangannya atau oleh peralatan dan atau mesin

yang dijalankan dan dikendalikan oleh operator.

Tunjangan

Mathis dan Jackson (2002:203) mendefinisikan tunjangan

(34)

karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian dari

keanggotaanya di perusahaan. Sedangkan menurut Hariandja

(2002:278) tunjangan adalah bentuk perhatian perusahaan terhadap

pegawainnya dengan memenuhi kebutuhannya akan rasa aman,

sosial, pengakuan dan aktualisasi diri sehingga pegawai tersebut

meningkat loyalitasnya terhadap perusahaan. Hariandja juga

mengatakan bahwa pemberian tunjangan tidak di dasarkan pada

kinerja pegawai, tetapi didasarkan pada keanggotaannya sebagai

seorang manusia yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat

menjalankan kehidupannya secara normal dan dapat bekerja lebih

baik.

Hariandja (2002:280) berpendapat bahwa tunjangan yang

diberikan organisasi atau perusahaan dapat berbeda-beda jenisnya

dan jumlahnya, dan oleh para ahli tunjangan ini diklasifikasikan

secara berbeda. Hariandja sendiri mengkategorikan menjadi lima

yakni:

a. Pembayaran upah tidak bekerja dengan alasan tertentu

Pembayaran upah waktu tidak kerja adalah pembayaran upah

kepada pegawai meskipun pegawai tersebut tidak bekerja. Untuk

ini tentu saja perusahaan akan menentukan alasan-alasan yang

dapat diterima kesepakatan kerja bersama dan peraturan

(35)

b. Jaminan terhadap resiko kerja

Bentuknya adalah seperti asuransi, dana pensiun, jamsosotek, dan

sejenisnya.

c. Program peningkatan kesehatan dan kesejahteraan

Program ini bisa berupa penyediaan berbagai macam fasilitas

seperti menyediakan makanan, mendirikan kantin, penyediaan

tempat ibadah, fasilitas olah raga, perumahan, fasilitas kredit

perumahan, fasilitas pengobatan, koperasi, fasilitas transportasi

dan lain-lain.

d. Program yang berkaitan dengan pengembangan diri karyawan

Menyangkut program-program pengembangan pegawai berupa

pemberian beasiswa, program kursus singkat dan lain-lain.

e. Tunjangan yang diharuskan Undang-Undang

Program-program yang diharuskan oleh undang-undang, yaitu

beberapa bentuk pembayaran, penyediaan fasilitas, yang

diharuskan pemerintah untuk diberikan.

Fakto-faktor yang mempengaruhi kompensasi. Menurut

Pangabean (2004:81), ada enam faktor yang mempengaruhi

kebijakan kompensasi yaitu:

1. Permintaan dan penawaran ketrampilan karyawan

Untuk pekerjaan yang memmerlukan ketrampulan dan keahlian

tinggi, serta tenaga kerja yang langka, maka kompensasi

(36)

2. Organisasi serikat pekerja

Organisasi ini ikut mempengaruhi tingakat gaji atau upah, karena

fungsinya dalam memperjuangkan tingkat upah minimum dan

berdasarkan kondisi profesionalitas para pekerja sebagai

anggotanya.

3. Kemampuan perusahaan untuk membayar

Kedua faktor di atas sangat tergantung pada kemampuan

perusahaan dalam membayar upah yang ditentukan oleh

keuntungan, sebagai satu-satunya sumber untuk pengupahan atau

penggajian karyawan.

4. Produktivitas perusahaan

Tingkat produktivitas atau prestasi kerja seharusnya dijadikan

behan pertimbangan dalam menentukan besarnya upah atau gaji

pekerja.Pertimbangan ini selain untuk memenuhi aspek keadilan

dan kewajaran, juga akan mempengaruhi motivasi kerja yang

bermuara pada kemampuan kompetitif bagi para pekerja.

5. Biaya hidup

Faktor ini disebut juga tingkat kecukupan gaji atau upah, yang

pada tingkat paling rendah harus memenuhi kebutuhan dasar

(minimum) para pekerja sebagai manusia.

6. Peraturan pemerintah

Faktor ini merupakan usaha pemerintah yang berhubungan

(37)

penghasilan yang memungkinkan hidup layak sesuai dengan

harkat dan martabatnnya sebagai manusia.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:84) faktor-faktor

yang mempengaruhi dalam pemberian kompensasi adalah :

1) Faktor Pemerintah

2) Penawaran Bersama

3) Standar dan biaya kehidupan

4) Upah perbandingan

5) Permintaan dan Persediaan

6) Kemampuan membayar

Tujuan Kompensasi

Menurut Ruky (2001:24), ada empat tujuan utama yang dapat

dicapai oleh perusahaan melalui sistem kompensasi yaitu:

1) Mampu menarik tenaga kerja yang berkualitas baik dan

mempertahankan mereka agar tidak pindah ke perusahaan lain.

Dalam hal ini perusahaan bukan hanya merasa perlu memenuhi

kewajiban normatifnya tetapi sekaligus ingin agar tenaga

professional yang mereka butuhkan tertarik untuk melamar, dan

setelah masuk tidak akan tertarik untuk pindah ke perusahaan

lain.

2) Memotivasi tenaga kerja untuk berprestasi tinggi. Setelah tenaga

kerja berminat untuk masuk, mereka memberikan kontribusi yang

(38)

Untuk itu kebijakan dan sistem imbalan harus dirancang dengan

baik agar mampu merangsang motivasi atau gairah kerja.

3) Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia. Apabila

perusahaan telah menetapkan untuk merealisasi visi mereka,

maka salah satu misi yang harus dilakukan adalah secara bertahap

melakukan pergantian teknologi dan memodernkan proses dan

sistem operasi.

4) Membantu mengendalikan biaya imbalan tenaga kerja (labor

cost). Dengan sistem yang baik, pimpinan perusahaan akan

mampu memantau peningkatan labor cost, menilai efektifitasnya

berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan dan mengevaluasi

apakah perkembangan biaya tersebut seimbang dengan

peningkatan produktivitas yang diharapkan.

Menurut Notoatmodjo (1998:67), tujuan dari kebijakan

pemberian kompensasi meliputi :

1. Menghargai prestasi karyawan

2. Menjamin keadilan gaji karyawan

3. Mempertahankan karyawan atau mengurangi turnover karyawan

4. Memperoleh karyawan yang bermutu

5. Pengendalian biaya

6. Memenuhi peraturan-peraturan.

Pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada

(39)

3. Pengertian kepuasan kerja

Kepuasan kerja karyawan menjadi hal yang penting dalam

pengelolaan sumber daya manusia. Para karyawan bekerja di perusahaan

untuk menyelesaikan berbagai tugas sesuai dengan posisi atau jabatan

mereka. Karyawan yang memiliki dedikasi tinggi memiliki perasaan yang

sangat positif terhadap pekerjaan, merasa tertarik terhadap pekerjaan,

menyukai pekerjaan, merasa nyaman bekerja dan secara keseluruhan puas

terhadap pekerjaanya. Sebaliknya, ada pula karyawan yang sangat bosan

dengan pekerjaan, merasa tidak nyaman, tidak menyukai atau kecewa

terhadap pekerjaan, dan sikap-sikap negatif lainnya. Tipe karyawan ini

adalah tipe karywan yang tidak puas dengan pekerjaannya secara

keseluruhan (Istijanto 2005).

Mangkunegara (2004) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah

suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaanya maupun dengan kondisi dirinya .

Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek

seperti upah dan gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier,

hubungan dengan pegawai lainnya, mutu pengawasan.

Siagian (2005) mengemukakan bahwa pembahasan mengenai

kepuasan kerja tidaklah sederhana,banyak faktor yang perlu mendapat

perhatian dalam menganalisis kepuasan kerja seseorang . Analisis tentang

kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat kemangkiran,

(40)

Sedangkan menurut Hasibuan (2005:202) menyatakan bahwa

“kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,

kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan,

luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Menurut Hasibuan

(2007) Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job statisfaction) karyawan harus

diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan

kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,

kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam

pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati

dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan,

perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan

yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih

mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu

penting.

Menurut Hasibuan (2007) Kepuasan kerja adalah sikap emosional

yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job

statisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral

kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini

dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan

(41)

luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja

yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja,

penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang

baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam

pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa

walaupun balas jasa itu penting.

Robbins and Judge (2009) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai

perasaan positive tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi

karakter-karakter pekerjaan tersebut. Senada dengan itu, Noe, et. All (2006)

mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan yang menyenangkan

sebagai hasil dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi nilai-nilai

pekerjaan yang penting. Selanjutnya Kinicki and Kreitner (2005)

mendefinisikan kepuasan kerja sebagai respon sikap atau emosi terhadap

berbagai segi pekerjaan seseorang. Definisi ini memberi arti bahwa

kepuasan kerja bukan suatu konsep tunggal. Lebih dari itu seseorang dapat

secara relative dipuaskan dengan satu aspek pekerjaannya dan dibuat tidak

puas dengan satu atau berbagai aspek. Dalam pandangan yang hampir

sama, Nelson and Quick (2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah

suatu kondisi emosional yang positif dan menyenangkan sebagai hasil

dari penilaian pekerjan atau pengalaman pekerjaan seseorang.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 12) terdapat lima faktor yang

(42)

a. Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan). Model ini mengajukan bahwa

kepuasan ditentukan tingkatan karakteristik pekerjaan yang

memungkinkan kesempatan pada individu untuk memenuhi

kebutuhannya.

b. Discrepancies (perbedaan). Model ini menyatakan bahwa kepuasan

merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan

mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang

diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila harapan lebih besar daripada

apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya diperkirakan

individu akan puas apabila mereka menerima manfaat diatas harapan.

c. Value attainment (pencapaian nilai). Gagasan value attainment adalah

bahwa kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan

pemenuhan nilai kerja individual yang penting.

d. Equity (keadilan). Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan

merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat

kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa

perbandingan antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih

menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran

dan masukkan pekerjaan lainnya.

e. Dispositional/genetic components (komponen genetik). Beberapa rekan

kerja atau teman tampak puas terhadap variasi lingkungan kerja,

sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model ini didasarkan pada

(43)

pribadi dan faktor genetik. Model menyiratkan perbedaan individu

hanya mempunyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja

seperti halnya karakteristik lingkungan pekerjaan.

4. Teori Kepuasan

Ada beberapa teori kepuasan kerja yang cukup terkenal

(Mangkunegara, 2008).Teori kepuasan kerja menurut Robbins (2003)

adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan

perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah

yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Sedangkan Greenberg dan

Baron (2003) menyatakan bahwa, Kepuasan kerja sebagai sikap positif

atau negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaannya

Berikut ini beberapa teori kepuasan kerja:

Teori Keseimbangan (Equity Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Adam, yang terdiri dari komponen:

1. Input, adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang

pelaksanaan kerja, misalnya pendidikan, pengalaman, skill, usaha,

peralatan pribadi, jumlah jam kerja.

2. Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai,

misalnya upah, keuntungan tambahan, status, simbol, pengenalan

kembali, kesempatan untuk berprestasi atau mengekspresikan diri.

3. Comparison person adalah seorang pegawai organisasi yang berbeda

(44)

puasnya pegawai merupakan hasil dari membandingkan antara

input-outcome dirinya dengan perbandingan input-outcome pegawai lain

(comparison person).

4. Equity-inequity, jika perbandingan di atas tadi dirasa seimbang (equity)

maka pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi sebaliknya jika tidak

seimbang (in-equity) menyebabkan dua kemungkinan, yaitu over

compensation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan

dirinya) dan sebaliknya under compensation inequity

(ketidakseimbangan yang menguntungkan pegawai lain) yang menjadi

pembanding atau comparison person.

Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)

Teori ini dipelopori oleh Porter, yang berpendapat bahwa untuk

mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih

antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai.

Apabila seseorang memperoleh lebih besar dari yang diharapkan maka

orang tersebut akan menjadi puas, sebaliknya jika memperoleh yang lebih

kecil dari yang diharapkannya maka terjadi ketidakpuasan. Teori ini

hampir sama dengan teori keadilan yang juga membandingkan masukan

dan keluaran pekerjaan mereka tetapi dengan masukan dan keluaran orang

lain dan kemudian berespon untuk menghapuskan semua ketidakadilan.

Individu-individu tidak hanya perduli akan jumlah mutlak ganjaran atas

kerja mereka, tetapi juga berhubungan dengan jumlah yang diterima orang

(45)

Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)

Teori ini menyatakan bahwa kepuasan kerja pegawai tergantung

pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan. Pegawai akan merasa puas

apabila ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan

pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut, demikian pula

sebaliknya pegawai akan merasa tidak puas jika kebutuhannya tidak

terpenuhi (Mangkunegara, 2008)

Teori Pandangan Kelompok (Social Reference Group Theory)

Teori ini menyikapi kepuasan seseorang berdasarkan pandangan

dan pendapat kelompok acuan seseorang akan merasa puas apabila hasil

kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan kelompok

acuan (Mangkunegara, 2008).

Teori Pengharapan (Exceptancy Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Vroom kemudian diperluas oleh

Porter, Lawler dan Keith Davis.Vroom menjelaskan bahwa motivasi

merupakan suatu produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu,

dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan

menuntunnya adalah hasil dari ketiga faktor, yakni:

1. Valensi, mengacu kepada kekuatan preferensi (pilihan) seseorang untuk

memperoleh imbalan.

2. Harapan, merupakan kadar kuatnya keyakinan bahwa upaya kerja akan

(46)

3. Instrumentalitas, menunjukkan keyakinan pegawai bahwa ia akan

memperoleh suatu imbalan apabila tugas dapat diselesaikan

(Mangkunegara, 2008).

5. Indikator Kepuasan kerja

Terdiri dari beberapa indikator kepuasan kerja yang mempengaruhi

kinerja karyawan.Indikator-indikator itu sendiri dalam peranannya

memberikan kepuasan kepada karyawan tergantung pada pribadi

masing-masing karyawan. Menurut Gilmer (1996) dalam Prasetyo (1997)

indikator-indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kesempatan

untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen,

pengawasan, faktor instrinsik dari pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial

dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas yang diberikan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Caugemi dan Claypool (1978)

dalam Sutrisno (2007) menemukan bahwa hal-hal yang menyebabkan rasa

puas adalah prestasi, penghargaan, kenaikan jabatan, dan pujian.

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidak puasan adalah

kebijakan perusahaan, supervisor, kondisi kerja dan gaji.

Menurut Blum (1956) dalam As’ad (2004) faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja adalah:

1. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan

2. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan pekerja,

(47)

3. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan,

ketenteraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju.

Pendapat lain dikemukakan oleh Brown & Ghiselli (1950) dalam

As’ad (2004) faktor yang menimbulkan kepuasan kerja karyawan adalah

kedudukan, pangkat, umur, jaminan finansial dan jaminan sosial, mutu

pengawasan.

Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut

di atas akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang

dilakukan. Karena setiap individu akan memiliki kepuasan yang

berbeda-beda sesuai sistem nilai yang berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan adanya

perbedaan persepsi pada masing-masing individu.Semakin banyak aspek

dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka

semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya.Oleh karenanya

sumber kepuasan karyawan secara subyektif menentukan bagaimana

pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan

kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa

tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari

padanya.

6. Respon terhadap ketidakpuasan kerja

Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan

(48)

respon yang berbeda satu sama lain dalam 2 dimensi yaitu

konstruktif/destruktif dan aktif/pasif, dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Exit, Ketidakpuasan ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada

meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru atau

mengundurkan diri.

2) Voice, Ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan

konstruktif untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan

perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan berbagai bentuk

aktivitas perserikatan.

3) Loyalty, Ketidakpuasan ditunjukkan secara pasif, tetapi optimistik dengan

menunggu kondisi untuk memperbaiki, termasuk dengan berbicara bagi

organisasi dihadapan kritik eksternal dan mempercayai organisasi dan

manajemen melakukan hal yang benar.

4) Neglect, Ketidakpuasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif

membiarkan kondisi semakin buruk, termasuk kemangkiran atau

keterlambatan secara kronis, mengurangi usaha, dan meningkatkan

tingkat kesalahan.

B. Penelitian terdahulu

Irfan (2004) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Pemberian Kompensasai Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja

(49)

apakah ada hubungan signifikan kompensasi terhadap peningkatan

produktivitas karyawan.

Penelitian ini menggunakan analisis induktif dan analisis regresi yang

menunjukan hasil bahwa kompensasi yang diberikan PT PLN (Persero)

Wilayah 11 Sumut kepada karyawan yang memiliki hubungan yang tidak

terlalu kuat terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan khususnya

karyawan bagian pemasaran.Hal ini dibuktikan melalui analisis regresi uji-t

dimana jika T tabel ≤ T hitung ≤ T tabel yakni -2,353 ≤ 1,44 ≤2,353 berarti

adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kriteria X (pemberian

kompensasi) dan kriteria Y (peningkatan produktivitas karyawan). Nilai

determinasi (D) sebesar 40,96% mengindikasikan hubungan antara pemberian

kompensasi yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Wilayah 11 Sumut

terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerjanya memiliki hubungan yang

tidak terlalu kuat. Dengan demikian bahwa produktivitas kerja karyawan PT

PLN (Persero) Wilayah 11 Sumut ini tidak mutlak dipengaruhi oleh kebijakan

kompensasi tetapi juga dipengaruhi oleh kriteria-faktor lain seperti motivasi,

lingkungan dan iklim kerja, pendidikan, latihan dan lain-lain.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual digunakan untuk memperjelas arah dari tujuan

dilakukan penelitian ini di lakukan. Memperjelas masalah yaitu hubungan

(50)

Berikut ini adalah gambar kerangka konseptual:

D. Rumusan Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2002) adalah jawaban

sementara terhadap rumusan penelitian dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.Hipotesis merupakan

dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah, sehingga dapat

dianggap atau dipandang sebagai kesimpulan yang sifatnya semantara,

sedangkan penolakan atau penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung

dari hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian

diambil suatu kesimpulan. KOMPENSASI

7. Jaminan kesehatan

KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Y)

1. Faktor individual, kesehatan dan harapan 2. Faktor sosial,

meliputi hubungan 3. Faktor utama dalam

(51)

Sehubungan dengan uraian diatas maka dapat dikemukakan hipotesis

dalam penelitian ini sebagai berikut :

Ho : Kompensasi finansial tidak ada hubungannya dengan kepuasan

kerja.

Ha : Kompensasi finansial ada hubungannya dengan kepuasan kerja

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu suatu

penelitian yang bertujuan membahas suatu permasalahan yang terjadi dalam

suatu perusahaan dan kesimpulan yang dihasilkan hanya berlaku untuk

perusahaan yang diteliti.

B. Subyek Penelitian dan Objek Penelitian

1. Subjek

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan Cu

Bererod Gratia Wedi.

2. Obyek

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah kompensasi

dan kepuasan kerja karyawan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Credit Union Bererod Gratia yang beralamat

Karangrejo, Pandes, Wedi, Klaten. Telp : 02723159656

2. Waktu Penelitian

Waktu : Bulan Juli – Bulan Agustus 2013

(53)

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang

atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam

kelompok itu (Sugiyono, 2002). Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan

hipotesis maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel

dependen atau variabel terikat.Dalam penelitian ini merupakan variabel

bebasnya adalah kompensasi financial.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

atau independen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel

terikatnya adalah kepuasan kerja.

2. PengukuranVariabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.

Menurut Imam Ghozali (2005), skala likert adalah skala yang berisi 5

tingkat preferensi jawaban. Dengan skala likert, maka kriteria yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

(54)

berupa pernyataan atau pertanyan. Jawaban setiap pernyataan atau

pertanyaan mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak

setuju dengan diberikan skor yaitu :

Tabel III.2 Skor Pernyatan

Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya

pengukuran tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kompensasi merupakan segala bentuk imbalan atau balas jasa yang

diberikan oleh perusahaan dan diterima oleh para karyawan atas kerja yang

telah dilakukan.

2. Macam – macam kompensasi finansial yang diberikan perusahaan kepada

karyawan :

a. Gaji

b. Upah

(55)

d. Bonus

e. Komisi

f. Tunjangan

g. Jaminan kesehatan

3. Kepuasan kerja karyawan Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job

statisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral

kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat.

4. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi

dalam dan luar pekerjaan.

5. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati

dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan,

perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik.

6. Indikator Kepuasan kerja karyawan

a. Faktor individual, kesehatan dan harapan

b. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan pekerja,

kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan

c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, kondisi kerja, dan

kesempatan untuk maju.

1. Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk

peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang

(56)

sebuah semesta penelitian (Ferdinant,2006). Sedangkan menurut Sugiyono

(2002), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan obyek

penelitian yang dijadikan sasaran populasi dari penelitian ini. Adapun yang

menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan Credit Union

Bererod Gratia yaitu yang berjumlah 80 orang.

F. Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan

yang menggunakan semua metode pengumpulan data ordinal (Sugiyono,

2002).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dikunmpulkan secara tidak

langsung dari sumbernya biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data

(57)

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis

kepada responden, dengan ketentuan setiap responden diminta untuk

memilih alternatif jawaban yang telah tersedia yaitu pertanyaan tentang

kompensasi dan kinerja.

2. Dokumentasi perusahaan adalah pengumpulan data dari perusahaan yang

dapat membantu penulis memperoleh data.

J. Teknik Pengujian Instrument

Kesasihan (validitas) merupakan tingkat kemampuan suatu instrument

untuk menyatakan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang

dilakukan instrument tersebut.

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka beberapa metoda analisis

data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis korelasi. Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat

digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel yang satu

dengan yang lainnya (Aligifari,1997).

Untuk menguji hipotesis pertama yaitu ada hubungan antara

kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan, perlu dicari

koefisien korelasi antara variabel independen dalam hal ini kompensasi

(58)

1. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.

2. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.

3. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap

ditolak dan Ha diterima.

Kesasihan(validitas) merupakan tingkat kemampuan suatu

instrument untuk menyatakan sesuatu yang menjadi sasaran pokok

pengukuran yang dilakukan instrument tersebut. Dengan kata lain uji

validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat

ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi

ukurnya. Dalam penelitian ini digunakan Teknik Korelasi Produk Moment,

rumusnya adalah:

x = jumlah alternative semua jawaban yang dipilih setiap responden

dari butir pertanyaan

y = jumlah total alternative jawaban pada keseluruhan pertanyaan yang

dipilih oleh responden

n = jumlah sampel

Suatu instrument dikatakan valid apabila apabila r hitung > r tabel

(59)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2005). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Repeated measure atau pengukuran yaitu seseorang akan disodori

pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat

apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

b. One shot atau pengukuran sekali saja dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan yang lain atau mengukur korelasi

antara jawaban dengan pertanyaan.

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS, yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur

reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruck atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach Alpha >0,60

(60)

1

σ

= varians butir pertanyaan

2

σ = varians skor tes

K. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan skoring pada masing-masing indikator kepuasan

kerja karyawan, selanjutnya akan menghitung bobot dari masing-masing

indikator kepuasan kerja karyawan untuk membuktikan kebenaran dari

hipotesis digunakan metode statistik: Koefisien Korelasi Rank spearman.

Koefisien Korelasi Rank spearman digunakan untuk mengetahui

hubungan variabel bebas, yaitu (x) kompensasi terhadap variabel tergantung,

yaitu kepuasan kerja karyawan yaitu : (y) Adapun langkah-langkah yang

digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut:

r

s = 1 – ∑

Keterangan:

rs = koefisien korelasi rank spearman

d = perbedaan skor antar variabel

n = jumlah sampel

Untuk menguji hubungan kompensasi financial terhadap kepuasan

(61)

1. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis altenatif

Ha : b = 0 (koefisien korelasi signifikan).

Dalam penelitian ini hipotesis nol adalah kompensasi financial ada

hubungan dengan kepuasan kerja karyawan.

Ho : b ≠ 0 (koefisien arah korelasi tidak signifikan)

Dalam penelitian ini hipotesis adalah kompensasi financial tidak ada

hubungan dengan kepuasan kerja karyawan.

2. Menghitung nilai t dengan rumus t = dengan derajat bebas n – 2.

3. Membandingkan nilai dengan nilai yang tersedia dengan taraf

kesalahan 5 %.

4. Mengambil keputusan dengan kriteria :

> maka koefisien korelasi signifikan (Ha diterima dan Ho

ditolak).

≤ maka koefisien korelasi tidak signifikan (Ha ditolak dan Ho

diterima).

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil menurut Sugiono (2009:250), dapat

berpedoman pada ketentuan berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 SangatRendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 - 0.799 Kuat

(62)

47 BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan

1. Sejarah Credit Union Dunia

Pada awal abad ke 19, masyarakat Jerman dilanda musibah

kelaparan dan musim dingin hebat.Para petani yang menggantungkan

hidup pada kemurahan alam tak berdaya melawan keadaan.Persediaan

makanan sangat terbatas dan penyakit mewabah.

Dalam keadaan yang serba tak menentu seperti itu, ada sekelompok

orang yang diuntungkan dan bahagia atas penderitaan orang lain. Mereka

adalah para lintah darat. Kalau para petani memerlukan uang, maka kepada

lintah darat itulah meraka berlindung.Pada lintah darat meminjamkan uang

dengan bunga yang sangat tinggi. Beginilah nasib para petani,"gali lubang

tutup lubang, tutup hutang lama, cari hutang baru". Bahkan sering terjadi

harta benda para petani juga menjadi incaran para lintah darat.Keadaan di

kota lebih dipersulit lagi dengan meletusnya revolusi industri menjelang

pertengahan abad ke 19. Tenaga buruh mulai diganti dengan tenaga mesin,

sehingga pengangguran merajalela. Buruh makin tak berdaya. Nasib para

petani yang pindah ke kota menjadi buruh pabrik tidak lebih baik

dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang masih bertahan di

kampung.

Walikota Raiffeisen bukanlah orang yang mudah putus asa. Dia

(63)

mengumpulkan roti dan pabrik-pabrik roti di Jerman. Roti-roti yang

terkumpul dibagi-bagikan kepada buruh dan para petani miskin.Tetapi

usaha inipun tidak menyelesaikan masalah kemiskinan secara

permanen.Hari ini diberi, besok sudah habis, begitu seterusnya.

Berdasarkan pengalaman di atas, sang walikota berkesimpulan :

“Kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri.Si miskin harus menggumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga.Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif, yang memberikan penghasilan jaminan pinjaman adalah watak si peminjam”.

Untuk mewujudkan impian tersebut, Raiffeisen bersama kaum

buruh dan petani miskin membangun koperasi yang bernama Credit

Union.Mereka berhasil mencetuskan tiga (3) prinsip utama Credit Union,

yaitu:

1. Azas swadaya ; Tabungan hanya diperoleh dari anggotanya.

2. Azas setia kawan ; pinjaman hanya diberikan kepada anggota.

3. Azas pendidikan dan penyadaran ; membangun watak adalah utama.

hanya yang berwatak baik yang dapat diberikan pinjaman. Jadi jaminan

pinjaman adalah watak peminjam.

2. Sejarah Credit Union di Indonesia

Koperasi Kredit sudah masuk di Indonesia pada tahun 1950-an dan

mulai dijalankan oleh pemerintahan Indonesia tahun 1955 s/d tahun 1959.

Tahun 1960-an terjadi inflasi yang sangat hebat menimpa negeri ini, usaha

(64)

1960-ankoperasi-koperasi ini beralih menjadi 1960-ankoperasi-koperasi konsumsi yang banyak berspekulasi

uang sehingga koperasi ala Raiffeisen lenyap dan yang bermunculan

adalah koperasi serba usaha. Tahun 1967 para penggerak ekonomi

Indonesia menghubungi WOCCU untuk mendiskusikangagasan Credit

Union di Indonesia sebagai "sarana sekaligus Wahana pengentasan

masyarakat marjinal". Usulan ini mendapat tanggapan positif dari

WOCCU.Sebagai wujud keseriusannya WOCCU mengirim Mr A.A.

Bailey untuk datang ke Indonesia. Awal Januari 1970 para penggerak

ekonomi Indonesia dan WOCCU bersepakat membentuk wadah yang

diberi nama Credit Union Counselling Office (CUCO) yang dipimpin oleh

K. Albrecth Karim Arbie, SJ tahun 1971 mengangkat Drs. Robby Tulus

sebagai Managing Director untuk menjalankan kegiatan operasinya.

3. Sejarah Credit Union Bererod Gratia

Berangkat dari pesta persaudaraan yang setiap tahun dirayakan di

bulan Januari yang merupakan pesta Natal dan Tahun baru keluarga besar

karyawan karyawati KWI bersama dengan anggota keluarga mereka,

diusulkan pentingnya kebersamaan yang berkesinambungan dan

menyejahterakan.kebersamaan tersebut misalnya diwadahi dalam gerakan

koperasi. Dalam mewujudkan wadah tersebut pernah mengundang nara

sumber penggerak Credit Union di Probolinggo untuk mensosialisasikan

tentang “Apa itu Credit Union?” Bagaimana membangun dan

(65)

Betapa sulit dan beratnya memulai sesuatu yang baru dalam

kebersamaan, khususnya dengan gerakan Credit Union. Ada ide sejak

tahun 2002 baru dilaksanakan pada tahun 2006 dan itu dengan

“kenekatan” untuk melangkah. Baru pada awal tahun 2006 kehadiran

Romo Stephanus Bijanto CM yang menjadi sekretaris Komisi PSE KWI

dan berpengalaman dalam menggerakkan Credit Union di Kalimantan dan

Papua mengadakan saling tukar pengalaman tentang beberapa pertanyaan

di atas untuk diwujudkan di karyawan karyawati KWI. Dalam dialog

tersebut dimulai dengan informasi tentang Credit Union yang ada di

Jakarta, misalnya CU di Jakarta yang anggotanya sekitar 1500 orang

dengan total aset 14 milliar rupiah. Mereka sudah berjalan selama sepuluh

tahun dan bila dibagi rata-rata belum menunjukkan pertumbuhan yang

signifikan.Gerakan CU seperti itu masih dalam kategori membangun CU

untuk mengatasi kesulitan keuangan. Menurut Romo Stephanus Bijanto

CM perlu membangun credit union yang bertujuan untuk merancang

kesejahteraan yang berkesinambungan.Menindaklanjuti dari pembicaraan

demi pembicaraan tentang gerakan credit union, pada selasa 21 Maret

2006 PSDM KWI Romo Maryo SJ mempersilahkan untuk mengadakan

sosialisasi CU di tengah karyawan-karyawati KWI.Dalam pelaksanaanya

difasilitasi oleh Bapak Abbat Elias SE bersama Bernard Situngkir dari

induk koperasi kredit dan dimoderatori oleh Romo Bijanto CM selaku

Gambar

table 1.665. It can be concluded that there is a relationship between financial
Tabel  III.2
Gambar IV.11
Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keilmuan dalam karya saya ini, atau

Sehubungan dengan penetapan pemenang lelang pada paket pekerjaan Pengawasan Pembangunan Masjid Amahami dan dan sampai selesainya masa sanggah hasil lelang tidak ada penyedia

Masalah yang timbul adalah bagaimana menyajikan media pengenalan kuliner Jawa Tengah yang menarik dan interaktif untuk semua kalangan dalam bentuk Aplikasi game

CHAPTER THREE : ANALYSIS OF THE RISE OF CONFLICTS DUE TO THE NON-OBSERVANCE OF GRICEAN MAXIMS IN REVENGE TV SERIES SEASONS 1 &amp; 2 ..... Maranatha Christian University

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk peranti kohesi gramatikal yang digunakan dalam teks berita siswa, (2) bentuk peranti kohesi leksikal yang

Indian Ocean Dipole Mode (IOD/IODM) adalah  gejala  penyimpangan  iklim  akibat  interaksi  laut  dan  atmosfer.  IODM  berupa  struktur  dua  kutub  massa  air 

Dari permasalahan dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada Pengelolaan Program Pendidikan Kesetaraan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran yang telah dilakukan Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya untuk Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Jaringan