• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Upaya Mitigasi Bencana Gempa Dan Tsunami Di Kota Pariaman Oleh: Engla Marfadila* Dedi Hermon**Elvi Zuriyeni**

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Upaya Mitigasi Bencana Gempa Dan Tsunami Di Kota Pariaman Oleh: Engla Marfadila* Dedi Hermon**Elvi Zuriyeni**"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Upaya Mitigasi Bencana Gempa Dan Tsunami Di Kota Pariaman

Oleh:

Engla Marfadila* Dedi Hermon**Elvi Zuriyeni**

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat **Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera

Barat

ABSTRACT

This research aimed to get the information, analyze and describe data on the level of public knowledge in an effort to mitigate the earthquake and tsunami in the Pariaman City. 1). Standard Operation Procedure (SOP) tsunami early warning system, 2). the suitability of placeman of tsunami early warning sirine, 3). Public knowledge about earthquake and tsunami, 4). Rescue efforts that must be made public when the earthquake and tsunami occurred. This research is a qualitative study using interview techniques. To answer this problem used primary data and secondary data. Primary data was collected through observation, interview, discussion with informants and documentation are taken in the field, while the secondary data obtained from the relevant parties. The result of this study indicate 1) the disaster agency said that the lack of a tsunami early warning system in the Pariaman city. 2) people said Pariaman sirine for the city is still not suffielent because the city has only one tsunami early warning sirine. 3) so far people know enough about the earthquake and tsunami . 4) people already know how to rescue that should be done when the earthquake and tsunami occurred.

Keyword : tsunami early warning system, the suitability of placement of sirens. knowledge of the earthquake and tsunami , rescue effort

PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia terletak di antara 3 lempeng bumi yang aktif, yaitu lempeng pasifik, lempeng Indonesia-Australia dan lempeng Eurasia, lempeng aktif artinya lempeng tersebut selalu bergerak dan berinteraksi. Daerah yang berdekatan

denga daerah pertemuan 2 lempeng termasul daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia berderet sesuai dengan jalur zona subduksi itu. Masing-masing diketahui, di sebelah barat pulau Sumatera, selatan pulau

(2)

Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, pulau Kalimantan dapat dikatakan relatif aman karena jarak agak jauh dari daerah pertemuan antara lempeng atau zona subduksi.

Berdasarkan data dari Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi terdapat 18 wilayah yang rawan tsunami yaitu: Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah bagian selatan, Jawa Timur bagian selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak-yapen, Fak-fak dan Balik Papan.

Tsunami merupakan gejala atau peristiwa yang tidak dapat dicegah terjadinya, yang dapat dilakukan adalah mencegah kerugian yang ditimbulkan, baik berupa korban jiwa, namun harta benda lainnya, secara alamiah sebenarnya telah ada tameng yang dapat yang menjinakkan ganasnya tsunami, yaitu berupa hutan bakau dan terumbu karang. Hal ini disebabkan terumbu karang maupun hutan bakau mengurangi terjangan gelombang tsunami yang menuju

daratan upaya antisipasi lainnya adalah dengan melakukan perencanaan letak maupun jenis bangunan di daerah pantai terutama yang rawan tsunami.

Selain upaya antisipasi terjangan gelombang tsunami dengan hutan bakau, terumbu karang dan melakukan perencanaan letak bangunan, kemajuan teknologi mengembangkan sistem peringatan dini (early warning sistem) yang dapat digunakan untuk mengetahui dan adanya gelombang tsunami. Peringatan dini yang diberikan sebelum kejadian tsunami, agar masyarakat dapat segera menghindar atau melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman dari terjangan tsunami, bencana tsunami yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam tanggal 26 Desember 2004 yang menewaskan ratusan ribu umat manusia telah menjadi saksi bahwa ganasnya terjangan dari gelombang tsunami dan daerahnya yang berada di samudera hindia juga memerlukan sistem peringatan dini tsunami.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang usaha

(3)

pemerintah kota Pariaman dibawah Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) dalam mengurangi jatuhnya korban bencana tsunami dan judul penelitian. “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dalam Upaya Mitigasi Bencana Gempa Dan Tsunami Di Kota Pariaman”.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat difokuskan masalah secara umum sebagai berikut 1. Bagaimana Standar Operation Procedure (SOP) sistem peringatan dini tsunami.2. Bagaimana kesesuaian penempatan sirine peringatan dini tsunami di kota Pariaman. 3. Bagaimana upaya penyelamatan yang harus di lakukan masyarakat saat terjadi gempa tsunami.

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian misalnya perilaku, persebsi, motifasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada seatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah Moleong, (2008) dalam Desputri, Rici, (2012).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum

1) Letak, Batas, dan luas

Desa Pauh Barat merupakan hamparan daerah rendah yang terletak dipantai barat provinsi Sumatara Barat dengan luas 110 Ha/Km ketinggian tanah dari permukaan laut 500 Meter dengan topografi pantai dan suhu udara rata-rata 300C,sebelah Utara Desa Pauh Barat berbatasan denagan Desa Ampalu,sebelah Selatan Desa Pauh Barat berbatasan dengan Desa Pasir,sebelah Barat Desa Pauh Barat Berbatasan denagan Samudra Indonesia,sebelah Timur Desa Pauh Barat berbatasan denagan Desa Pauh Timur.

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk desa pauh barat berjumlah sebanyak 1839 dengan jumlah KK 410, laki- laki 960 orang dan perempuan sebanyak 879 orang.

(4)

Pertama, bentuk Standar Operation Procedure (SOP) sistem peringatan dini tsunami di kota Pariaman sudah lumayan mencukupi terlihat pada wawancara yang dilakukan dimana badan penanggulang bencana daerah telah bersosialisasi kepasa masyarakat di sepanjang pesisir pantai yang masuk kepada zone merah tentang bahayanya bencana gempa dan tsuanami.

Sistem peringatan dini

adalah sistem yang

menginformasikan kemungkinan terjadinya bahaya sebelum bahaya tersebut terjadi. Termasuk sistem biologis yang dimiliki oleh makhluk hidup maupun sistem hasil buatan manusia. Kedua, kesesuaian penempatan sirine ini diletakan dibalai kota pariaman, dan dilihat dari hasil penelitian ini dimana masyarakat masih banyak yang kurang tau dima letak dari sirine ini karana diasaan sang peneliti bertanya kepada masyarakat maka masih banyak nya jawaban yang berbeda-beda dari masyarakat malahn masyarakat ada yang tidak tau

sama sekali dengan keberadaan sirine tsunami ini. Ketiga, masyarakat sudah tau apa upaya yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri mereka saat bencana terjadi, dimana penyelamatan sangatlah penting bagi masyarakat dengan pengetahuan masyarakat itu sendiri bisa melakukan langkah yang dilakukannya kalau bencana terjadi. Saat terjadinya gempa, biasanya kita dalam kondisi panik dan terpana, serta kaget dengan kejadian yang baru saja menimpa kita. Hal ini biasanya menjadikan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Namun untuk meminimalisir adanya korban, maka kita melakukan tanggap darurat. Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi, dan pengungsian. KESIMPULAN

1. Standar Operation Procedure (SOP) sistem peringatan dini tsunami kota parianan sudah baik diterima

(5)

oleh masyarakat, karna seperti yang dilihat masyarat sudah cukup paham akan sistem peringatan dini tsuanami yang diberikan oleh petugas Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) kepada masyarakat. 2. Penepatan atau keberadaan sirine tsuanami dikota pariaman masih kurang adanya karan, kota Pariaman hanya mempunyai satu sirine saja yang deberi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).3. Masyarakat juga sudah mengetahui upaya penyelamatan yang harus dilakukan apa bila bencana gempa dan tsunami ini terjadi karena para petugas Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di zone merah, atau daerah sekitar pinggir pantai. DAFTAR PUSTAKA Sukmadinata. 2010. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Raja

Soetadi. 1987. Gempa bumi. Jakarta: PT Duta Bina Pustaka Sugiono. 2006. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D: Alfabeta Bandung

Sampagita. 2010. Seri tanggap bencana alam gempa bumi. Bandung: Angkasa Bandung Sampagita. 2010. Seri tanggap

bencana alam Tsunami.

Bandung: Angkasa Bandung Zubaidi,T. 2005. Sistem peringatan

dini tsunami di kota Padang. Skripsi UNP

Anonomim, 2005. pengertian

wawancara dan teknik

wawancara. http://,d.

shvoong.com.diakses tanggal 10 juni 2012

Anonamim, 2005. sistem peringatan

dini tsunami

http://,d.com.diaskes tanggal 5 april 2012

Anonamim. peringatan dini tsunami, http://id.wikipedia.org/wiki/s istem peringatan dini tsunami tanggal 6 Februari 2013

Anonamim.peringatan dini tsunami warning system http://www. ilmukelautan.com/instrument asidanhidroakustik/instrume ntasikelautan/392- sistemperingatan-dini- tsunami-warning-systemTanggal 6 Februari 2013. Anonamim, 12 Agustus, 2010,pengertian wawancara

dan teknik wawancara,

http://id.shvoong.com/human

ities/theory-

(6)

pengertian-wawancara-dan-

teknik-wawancara/#ixzz2MFhY31 md.

Anonamim, 13 April 2012, sirine tsunsmi, http://hariansinggalang.co.id/ sumbar-butuh-600-sirene/, systemTanggal 6 Februari 2013. Anonamim, 22 Mei 2009, pengetahuan masyarakat

terhadap bencana gempa

dan tsuami, http://www.solopos.com/200 9/05/22/peneliti- pengetahuan-masyarakat- tentang-gempa-masih-rendah-165, Tanggal 6 Februari 2013 Anonamim, 23 oktober 2011,pengetahuan

masyarakat tentang gempa

dan tsunami, http://dishubkominfo.kotapar iaman.go.id/index.php?optio n=com_content&view=articl e&id=379:pentingnya- pengetahuan-gempa-dan- htsunami-bagi-masyarakat&catid=11:lingku ngan-hidup&Itemid=39, Tanggal 6 Februari 2013 Anonamim, 25 Februari, 2012,

tindakan yand dilakukan saat

bencana gempa dan

tsuanami terjadi, http://id.shvoong.com/books/ dictionary/2266626- tindakan-tindakan-yang- harus-dilakukan/#ixzz2MAkTIi8V, Tanggal 6 Februari 2013

Referensi

Dokumen terkait

Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Gorontalo yang ditugaskan penyelenggaraannya kepada Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo berdasarkan asas tugas

Pasien dengan gejala klinis heartburn atau regurgitasi saja, setelah diterapi selama dua minggu terjadi perbaikan pada 29 orang (76.3%) dan memiliki

Dengan begitu, areal luar Alun-Alun Kota Batu bisa lebih luas dan tidak terjadi kemacetan, mengingat setiap pergantian akhir tahun areal tersebut selalu padat dan

1) Pasar internal. Pasar internal disebut juga pasar nasional. Pasar ini dibedakan menjadi: pasar domestik dan pasar asing. Pasar domestik merupakan pasar

Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dimulai oleh dosen dengan membuat evaluasi diri terkait semua kegiatan yang dilaksanakan baik pada bidang (1) pendidikan

Tetapi yang memperkuat pendirian Dahlan mengapa Indonesia menganut sistem parlemen bikameral karena: pertama, posisi MPR tidak lagi sebagai lembaga tertinggi

Hasil pengujian yang penulis lakukan adalah dalam bentuk kuesioner yang terdapat pada lampiran 1 kepada 32 (tiga puluh dua) responden yang didokumentasikan pada lampiran

Adapun beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah: 1) Koperasi yang memiliki jumlah anggota yang bertambah maka sebaiknya juga memikirkan akan