• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan metode simulasi untuk meningkatkan pemahaman tentang zakat fitrah mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan metode simulasi untuk meningkatkan pemahaman tentang zakat fitrah mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

BILQIS SHOLICHAH NIM. D07213005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vii ABSTRAK

Bilqis Sholichah, 2017. Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Pemahaman tentang Zakat Fitrah Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa Kelas IV MIN Buduran Sidoarjo, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing: Dr. Hj. Zumrotul Mukaffa, M.Ag. dan Dr. Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd.

Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, Zakat Fitrah, Metode Simulasi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo tentang zakat fitrah mata pelajaran fiqih, karena metode yang digunakan oleh guru kurang efektif, akibatnya prosentase ketuntasan belajar siswa masih kurang. Oleh karena itu, perlu perbaikan metode pembelajaran yang dilakukan guru.

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana penerapan metode simulasi dalam meningkatkan pemahaman tentang zakat fitrah mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo? 2) Bagaimana peningkatan pemahaman tentang zakat fitrah mata pelajaran fiqih setelah menggunakan metode simulasi pada siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo?

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi tiap siklusnya. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah 27 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, tes tulis, dan dokumentasi.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 6

(8)

BAB II. KAJIAN TEORI ... 10

A. Pemahaman ... 10

1. Pengertian Pemahaman ... 10

2. Indikator Pemahaman ... 11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 13

4. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman ... 15

B. Metode Simulasi ... 17

1. Pengertian Metode Simulasi ... 17

2. Tujuan Metode Simulasi ... 19

3. Bentuk-Bentuk Simulasi ... 20

4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Simulasi ... 22

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi ... 23

C. Mata Pelajaran Fiqih ... 24

1. Pengertian Fiqih ... 24

2. Tujuan Pembelajaran Fiqih di MI ... 25

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih di MI ... 26

D. Zakat Fitrah ... 26

1. Pengertian Zakat Fitrah ... 26

2. Ketentuan Zakat Fitrah ... 28

3. Tata Cara Memberikan Zakat Fitrah ... 32

(9)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 36

A. Metode Penelitian ... 36

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 37

C. Variabel yang Diselidiki ... 38

D. Rencana Tindakan ... 38

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 43

F. Indikator Kinerja ... 49

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 49

BAB IV. HASIL PENELIITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian ... 51

B. Pembahasan ... 70

BAB V. PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 91

RIWAYAT HIDUP ... 92

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Pemahaman ... 12

3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Guru dalam Proses Pembelajaran ... 45

3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 46

4.1 Peningkatan Skor Aktivitas Guru dan Siswa Serta Prosentase Ketuntasan

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(12)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Diagram Peningkatan Skor Aktivitas Guru dan Siswa ... 83

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan dari Sekolah ... 93

2. Pedoman Wawancara Pra Siklus ... 94

3. Butir Soal Evaluasi Pra Siklus ... 96

4. Kunci Jawaban Evaluasi Pra Siklus ... 97

5. Hasil Belajar Siswa Saat Pra Siklus ... 98

6. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Saat Pra Siklus ... 101

7. RPP Siklus I ... 102

8. Lembar Kerja Siklus I ... 118

9. Butir Soal Evaluasi Siklus I ... 119

10. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 120

11. Lembar Validasi Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 122

12. Lembar Validasi RPP Siklus I ... 124

13. Lembar Validasi Butir Soal Siklus I ... 130

14. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I ... 132

15. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 135

16. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 138

17. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus I ... 141

(14)

19. Butir Soal Evaluasi Siklus II ... 160

20. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 161

21. Lembar Validasi Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 163

22. Lembar Validasi RPP Siklus II ... 165

23. Lembar Validasi Butir Soal Siklus II ... 171

24. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ... 173

25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 176

26. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 179

27. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus II ... 182

28. Foto Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 183

29. Profil MIN Buduran Sidoarjo ... 195

30. Surat Izin Penelitian ... 197

31. Surat Tugas Bimbingan Skripsi ... 198

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siswa Madrasah Ibtidaiyah merupakan generasi-generasi muslim yang

akan berperan aktif di masa yang akan datang. Mereka memerlukan banyak

pengalaman belajar sebagai bekalnya dalam mencapai kehidupan yang baik.

Dalam hal ini, pemahaman materi agama dijadikan sebagai bekal yang

penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami materi

agama bukan sekedar mengetahui atau menghafal, sehingga melalui

pemahaman materi tersebut selanjutnya dapat dilaksanakan dalam kehidupan

nyata. Salah satu materi agama yang perlu dipahami siswa di MI adalah fiqih.

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu

mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama

menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan

rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih

muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,

khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.1 Salah satu materi yang menuntut pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan

1 Lampiran Keputusan Menteri Agama RI No. 165 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata

(16)

rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu

zakat fitrah.

Zakat fitrah mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia baik

sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat. Zakat fitrah

bermanfaat untuk mendidik manusia untuk membersihkan jiwanya dari sifat

kikir, tamak, sombong, dan angkuh karena kekayaannya. Zakat fitrah juga

akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan peduli terhadap sesama muslim,

memberikan rasa optimisme bagi fakir miskin dan mendorong adanya sistem

ekonomi yang berdasarkan kerjasama dan tolong menolong.2

Banyak sekali manfaat mengeluarkan zakat fitrah, itulah sebabnya

pemahaman tentang zakat fitrah dalam mata pelajaran fiqih sangat perlu

untuk dikuasai oleh siswa, tetapi pada fakta di lapangan menunjukkan masih

ada permasalahan yang merujuk pada ketidakmampuan siswa dalam

memahami materi zakat fitrah pada mata pelajaran fiqih. Hal seperti ini

terjadi pada siswa kelas IV MIN Buduran, kemampuan memahami materi

zakat fitrah dalam mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV MIN Buduran

masih kurang.3

Hal ini tampak dari hasil evaluasi saat dilaksanakan pra siklus pada

mata pelajaran fiqih kelas IV menunjukkan ketuntasan 55,56%. Nilai

Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) mata pelajaran fiqih kelas IV di MIN

2 Sofyan Sauri, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam, (Bandung:

Alfabeta, 2004), hlm. 72.

(17)

3

Buduran yaitu 82. Dari 27 siswa dalam satu kelas, diketahui sejumlah

12 siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM pada mata pelajaran fiqih.

Kondisi ini menjadi beban tersendiri bagi wali kelas IV, terutama bagi guru

fiqih.

Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran fiqih di

kelas IV MIN Buduran Sidoarjo, diperoleh informasi bahwa selama proses

pembelajaran, hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh

guru. Metode yang digunakan metode ceramah. Meskipun ada kegiatan

permainan yang dilakukan oleh guru, namun permainan tersebut hanya

menuntut siswa untuk menghafal konsep. Siswa belum belajar sampai pada

tingkat pemahaman.4

Metode pengajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam

mendukung keberhasilan pengajaran.5 Berdasarkan analisis yang dilakukan

peneliti, masalah mendasar yang membuat kurangnya pemahaman siswa

dalam materi zakat fitrah adalah metode yang digunakan oleh guru. Metode

yang digunakan oleh guru fiqih di MIN Buduran kurang efektif dalam

meningkatkan pemahaman materi zakat dalam mata pelajaran fiqih pada

siswa kelas IV MIN Buduran.

Untuk menjawab permasalahan di atas, diperlukan metode yang

sesuai dan tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Maka dari

4 Hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo, 25/10/2016. 5 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.

(18)

4

itu peneliti akan meningkatkan pemahaman tentang zakat fitrah dalam

mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV MIN Buduran dengan menerapkan

metode simulasi.

Pada dasarnya terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi zakat dalam mata

pelajaran fiqih. Namun, peneliti memilih metode simulasi untuk

meningkatkan kemampuan memahami materi zakat dalam mata pelajaran

fiqih. Hal tersebut karena konsep tentang zakat fitrah yang awalnya berupa

konsep abstrak menjadi konkret sebab melalui metode simulasi siswa dapat

mempraktikkan atau mengamati secara langsung. Dengan mempraktikkan

simulasi mengeluarkan dan menerima zakat fitrah, siswa juga secara tidak

langsung dapat belajar memahami materi zakat fitrah. Siswa juga memiliki

karakteristik yang aktif dan cenderung lebih menyukai kegiatan pembelajaran

yang melibatkan aktifitas fisik. Melalui metode simulasi ini pula, keaktifan,

ketertarikan, kesenangan dalam diri siswa ketika mengikuti proses

pembelajaran dapat meningkat.

Berdasarkan permasalahan di atas, menjadi pendorong utama bagi

peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Penerapan Metode Simulasi

untuk Meningkatkan Pemahaman tentang Zakat Fitrah Mata Pelajaran Fiqih

(19)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode simulasi dalam meningkatkan pemahaman

tentang zakat fitrah mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV MIN Buduran

Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman tentang zakat fitrah mata pelajaran

fiqih setelah menggunakan metode simulasi pada siswa kelas IV MIN

Buduran Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tindakan yang dipilih

pada penelitian ini yaitu menggunakan metode simulasi untuk meningkatkan

pemahaman siswa tentang zakat fitrah kelas IV MIN Buduran Sidoarjo.

Tindakan dalam penelitian ini menggunakan skenario kerja dan prosedur

tindakan dengan mengadaptasi model Kurt Lewin yang dalam satu siklusnya

terdiri dari empat langkah pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi.6 Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan

yang sudah direvisi, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

(20)

6 D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan metode simulasi dalam meningkatkan pemahaman

tentang zakat fitrah mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV MIN Buduran

Sidoarjo.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman tentang zakat fitrah mata pelajaran

fiqih setelah menggunakan metode simulasi pada siswa kelas IV MIN

Buduran Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini dapat tuntas dan terfokus, permasalahan tersebut di

atas akan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Topik permasalahan yang akan dilakukan tindakan untuk diselesaikan

adalah tentang peningkatan pemahaman siswa tentang zakat fitrah.

2. Implementasi penelitian ini menggunakan metode simulasi.

3. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo.

4. Penelitian ini menggunakan materi tentang zakat fitrah pada mata

pelajaran fiqih kelas IV.

5. Kompetensi Dasar

(21)

7

2.1Membiasakan perilaku peduli terhadap sesama sebagai implementasi

dari pemahaman terhadap ketentuan zakat fitrah

3.1Memahami ketentuan zakat fitrah

4.1Mensimulasikan tata cara zakat fitrah

Fokus penelitian ini menggunakan KD 3.1 Memahami ketentuan

zakat fitrah.

6. Indikator

1.1.1 Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa

2.1.1 Menunjukkan sikap peduli dan dermawan terhadap sesama

3.1.1 Menguraikan pengertian zakat fitrah

3.1.2 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah

4.1.1 Memperagakan tata cara berzakat fitrah

Fokus penelitian ini menggunakan indikator 3.1.1 Menguraikan

pengertian zakat fitrah dan 3.1.2 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

(22)

8

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi lembaga

pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan metode pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru di

Madrasah Ibtidaiyah untuk memperbaiki dan meningkatkan

kinerjanya dalam proses pembelajaran.

2) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih

atau menentukan metode pembelajaran.

3) Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan

hasil pembelajaran.

4) Sebagai informasi bagi semua tenaga pendidik mengenai metode

simulasi.

b. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran fiqih

materi pokok zakat fitrah.

2) Dapat meningkatkan keaktifan, ketertarikan, dan kesenangan dalam

(23)

9

c. Bagi Peneliti

1) Untuk meningkatkan dan mendapatkan produktivitas dalam

mencari solusi masalah-masalah pembelajaran menggunakan

(24)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman adalah perilaku yang menunjukkan kemampuan

peserta didik dalam menangkap pengertian suatu konsep. Pemahaman

meliputi perilaku menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan, atau

mengekstrapolasi (memperhitungkan) konsep dengan menggunakan

kata-kata atau simbol-simbol lain yang dipilihnya sendiri.1 Memahami dapat

juga berarti membangun pengertian dari pesan pembelajaran.2

Bloom merumuskan taksonomi pembelajaran khususnya dalam

domain kognisi mulai dari keterampilan berpikir tingkat rendah sampai

pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau mulai dari tingkat

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis yang digolongkan dalam

keterampilan berpikir tingkat rendah sampai pada tingkat sintesis dan

evaluasi yang merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan domain kognisi Bloom, pada tingkat pemahaman, peserta

didik mampu mengerti dan membuat rangkaian dari sesuatu yang

1 Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 135.

2 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.

(25)

dikomunikasikan. Artinya, peserta didik mampu menerjemahkan,

menginterpretasi, dan meramalkan kemungkinan dalam berkomunikasi.3

Di antara taksonomi kawasan kognitif, jenjang pemahaman paling

banyak digunakan baik pada jenjang perguruan tinggi maupun jenjang

pendidikan di bawahnya. Alasannya karena jenjang pemahaman

merupakan dasar yang sangat menentukan untuk mempelajari dan

menguasai jenjang-jenjang taksonomi di atasnya seperti penerapan,

analisis, sintesis, dan evaluasi atau bentuk yang lebih terintegrasi seperti

pemecahan masalah.4

2. Indikator Pemahaman

Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman lebih

tinggi satu tingkat dari pengetahuan.5 Jika pada tingkat pengetahuan, siswa

dituntut untuk mengetahui, mengingat atau menghafal suatu konsep tanpa

menangkap pengertian atau maksud dari suatu konsep. Sementara

pemahaman meliputi perilaku yang menunjukkan kemampuan siswa

dalam menangkap makna atau arti dari suatu konsep.

3 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm.

90-91.

4 Atwi Suparman, Desain Instruksional..., hlm. 135.

5 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995),

(26)

Adapun indikator pemahaman yang dapat digunakan untuk

mengetahui ukuran keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep

ialah sebagai berikut:6

TABEL 2.1

INDIKATOR PEMAHAMAN

Taksonomi Perilaku Kemampuan Internal Indikator

Pemahaman Menerjemahkan

Menafsirkan Memperkirakan Menentukan ... Misalnya: metode prosedur Menjelaskan Menguraikan Merumuskan Merangkum Mengubah Memberikan contoh tentang Memahami ... Misalnya: konsep kaidah prinsip kaitan antara fakta Menyadur Meramalkan Menyimpulkan Memperkirakan Menerangkan

(27)

isi pokok

Mengartikan/

Menginterpretasikan

Misalnya: tabel

grafik

bagan

Menggantikan

Menarik

kesimpulan

Meringkas

Mengembangkan

Membuktikan

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Keberhasilan siswa dalam memahami dapat disebabkan oleh

faktor-faktor yang mendukungnya. Faktor-faktor tersebut meliputi:7

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan

dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dan perjalanan

proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya

perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya

keberhasilan pengajaran.

b. Guru

Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang

profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan

7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

(28)

anak didik menjadi orang yang cerdas. Di dalam satu kelas anak didik

satu berbeda dengan lainya nantinya akan mempengaruhi pula dalam

keberhasilan belajar. Dalam keadaan yang demikian ini seorang guru

di tuntut untuk memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai

dengan keadaan anak didik, sehingga akan tercapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

c. Anak didik

Anak didik (siswa) adalah orang yang dengan sengaja datang

ke sekolah. Maksudnya anak didik disini tidak terbatas oleh usia, baik

usia muda, usia tua atau telah lanjut usia. Anak didik yang berkumpul

di sekolah, mempunyai bermacam-macam karakteristik kepribadian,

sehingga daya serap (pemahaman) siswa yang dapat juga

berbeda-beda dalam setiap bahan pelajran yang di berikan oleh guru. Oleh

karena itu, terdapat tingkatan keberhasilan yaitu tingkat maksimal,

optimal, minimal dan kurang untuk setiap bahan yang di kuasai anak

didik.

d. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara

guru dengan anak didik dalm kegiatan belajar mengajar. Kegiatan

pengajaran ini, meliputi bagaimana guru menciptakan metode dan

(29)

tersebut jika di pilih dan digunakan secara tepat, maka akan

mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.

e. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam

kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan

ulangan. Guru berperan dalam pembuatan alat evaluasi. Validitas dan

realibilitas data dari hasil evaluasi itulah yang mempengaruhi

keberhasilan anak didik dalam memahami suatu materi.

f. Suasana Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas.

Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dalam kelas

akan mempengaruhi suasana kelas. Suasana yang tenang, tertib, dan

disiplin ketika berlangsungnya evaluasi (ujian) dapat mencapai

keberhasilan pengajaran.

4. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman

Dalam kegiatan pembelajaran, setiap individu memiliki tingkatan

pemahaman yang berbeda-beda terhadap suatu materi. Ada yang

memahami materi secara menyeluruh, ada yang memahami sebagian

materi, dan ada pula yang sama sekali tidak dapat menangkap makna dari

(30)

Menurut Daryanto, kemampuan pemahaman dapat dijabarkan ke

dalam tiga tingkatan meliputi:8 a. Menerjemahkan (translation)

Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan

arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari

konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah

orang mempelajarinya.

b. Menginterpretasi (interpretation)

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan. Ini adalah

kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat

dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan

pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik

dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang

pokok dan tidak pokok dalam pembahasan.

c. Mengekstrapolasi (extrapolation)

Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih

tinggi karena seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu dibalik

yang tertulis. Membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas

persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

(31)

B. Metode Simulasi

1.Pengertian Metode Simulasi

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan

pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan

pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok.9 Pilihan metode

tergantung pada apa yang ingin diajarkan (konten), siapa yang diajarkan,

dan tingkat kemampuan yang diharapkan.10

Metode pembelajaran disebut juga sebagai cara untuk

mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu.11 Neumann dan Koper menyatakan bahwa metode pembelajaran didefinisikan

sebagai seperangkat aktivitas yang mengarah pada hasil belajar yang

dilakukan oleh peserta didik dan pendukung pembelajaran.12 Sehingga dengan adanya penggunaan metode secara tepat, peserta didik dapat

mencapai hasil pembelajaran dan kemampuan yang diharapkan.

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau

berbuat seolah-olah, atau perbuatan yang pura-pura saja.13 Simulasi dapat dikatakan seperti latihan, tetapi tidak dalam realitas sebenarnya,

melainkan seolah-olah menggambarkan keadaan sebenarnya. Melalui

9 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar, (Padang: Quantum Teaching, 2005), hlm. 52. 10 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip..., hlm. 224.

11 Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, (Malang:

UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 81.

12 Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip..., hlm. 224.

13 Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

(32)

simulasi terjadi perumpamaan yang serupa dengan yang dilakukan orang

dewasa.14 Dengan cara ini peserta didik akan memperoleh pemahaman dari situasi yang dilakukan.

Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara

penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk

memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi

dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua

proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang

sebenarnya. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan

penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat

bermanfaat.15

Dalam simulasi para siswa dapat:16

a. Mencoba menempatkan diri atau berperan sebagai tokoh atau

pribadi tertentu, misalnya, sebagai pahlawan, petani, dokter, atau

guru. Siswa dilatih menghargai jasa dan peranan orang lain. Dalam

pembelajaran zakat fitrah, siswa dapat berperan sebagai muzakki

(orang yanag mengeluarkan zakat), amil, fakir, miskin, ibnu sabil,

fisabilillah, gharim, mualaf, dan budak. Karena hal itu bermanfaat

bagi pembentukan keterampilan sosial bagi siswa. Mereka dapat

14 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2003), hlm. 137.

(33)

memiliki keterampilan dalam membagikan zakat dengan santun,

serta menerima zakat dengan santun pula.

b. Berperan sebagai benda-benda, misalnya berpura-pura sebagai

gunung, pohon, angin, atau awan. Siswa dapat berperan sebagai

benda-benda disesuaikan dengan tema. Hal demikian dapat

menambah pengetahuan siswa tentang kegunaan benda-benda,

misalnya pohon berguna untuk menyerap karbondioksida dan

menghasilkan oksigen. Selain itu, dengan berperan sebagai

benda-benda, siswa juga dapat mengembangkan keterampilan berekspresi

dan meningkatkan sikap berani dan percaya diri.

2.Tujuan Metode Simulasi

Penggunaan metode simulasi memiliki tujuan sebagai berikut:17

a. Menghayati peranan dan perasaan orang lain yang menimbulkan sikap

menghargai orang lain.

b. Mengembangkan daya imajinasi pada diri siswa.

c. Melatih keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun

kehidupan sehari-hari.

d. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.

e. Memberikan motivasi belajar karena sangat menarik dan

menyenangkan anak.

(34)

f. Untuk meningkatkan aktivitas belajar dengan melibatkan dirinya

dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian

sebenarnya.

3.Bentuk-Bentuk Simulasi

Menurut Gilstrap, simulasi dapat berbentuk: peer teaching,

sosiodrama, psikodrama, simulasi game, dan role playing.18

a. Peer Teaching

Peer teaching adalah latihan atau praktik mengajar. yang

menjadi muridnya adalah temannnya sendiri. Tujuannya untuk

memperoleh keterampilan dalam mengajar. Secara teknis siswa

berperan sebagai guru yang menjelaskan materi pada siswa. Siswa

tersebut adalah temannya sendiri.

b. Sosiodrama

Sosiodrama adalah sandiwara atau dramatisasi tanpa skrip

(bahan tertulis), tanpa latihan terlebih dahulu, dan tanpa menyuruh

anak menghafal sesuatu. Pokok atau masalah yang didramatisasikan

atau diperankan, ialah yang berhubungan dengan situasi sosial yang

bertalian dengan hubungan antarmanusia. Sosiodrama ini sering kita

dapati pada anak-anak kecil, misalnya mereka memerankan sebagai

ayah atau ibu dengan bonekanya. Tujuannya adalah agar anak dapat

(35)

menghayati perasaan orang lain dan dapat memecahkan

masalah-masalah sosial.

c. Psikodrama

Permainan peranan yang dilakukan, dimaksudkan agar

individu yang bersangkutan memperoleh insight atau pemahaman

yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan self concept.

Psikodrama digunakan untuk maksud terapi. Masalah yang

diperankan adalah perihal emosional yang lebih mendalam yang

dialami seseorang. Misalnya, memerankan orang yang sedang sedih

atau gembira.

d. Simulasi Game

Simulasi game adalah permainan bersaing untuk mencapai

tujuan tertentu dengan menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan.

Contohnya: bermain monopoli, catur, sepak bola, dan sebagainya.

e. Role Playing

Role playing adalah permainan peranan yang dilakukan

untuk mengkreasi kembali peristiwa-peristiwa sejarah masa lampau,

mengkreasi kemungkinan-kemungkinan masa depan dan

mengekspos kejadian-kejadian masa kini. Siswa bertindak

menggambarkan kembali tindakan orang lain, sehingga dia

memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pribadi dan

(36)

4.Langkah-Langkah Pelaksanaan Simulasi

Metode simulasi dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas

dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:19

a. Guru menentukan topik dan tujuan simulasi.

b. Guru memberi gambaran secara garis besar situasi yang akan

disimulasikan.

c. Guru memimpin mengorganisasi atau membentuk kelompok,

peranan yang akan disimulasikan, pengaturan ruangan materi.

d. Guru memilih para pemain.

e. Guru memberi penjelasan kepada kelompok dan kepada para pemain

tentang hal-hal yang harus dilakukan.

f. Menentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk bersimulasi.

g. Pelaksanaan simulasi, dalam pelaksanaan ini guru membantu

mensupervisi dan memberi sugesti demi kelancaran pelaksanaan

simulasi.

h. Tindak lanjut, berupa: memberi kritik atau saran dan menyimpulkan.

(37)

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Adapun kelebihan metode simulasi ialah

sebagai berikut:20

a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam

menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan

keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

b. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui

simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai

dengan topik yang disimulasikan.

c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

d. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang

problematis.

e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses

pembelajaran.

Sedangkan kelemahan metode simulasi diantaranya sebagai

berikut:21

a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan

sesuai dengan kenyataan di lapangan.

(38)

b. Pengelolaan yang kurang baik, sering mengakibatkan simulasi

dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran

menjadi terabaikan.

c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi

siswa dalam melakukan simulasi.

C. Mata Pelajaran Fiqih

1.Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa adalah mengetahui sesuatu secara

mendalam. Adapun fiqih secara terminologis seperti yang dikemukakan

oleh Tajuddin al-Subki bahwa fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum

syara’ yang bersifat amali yang digali dari dalil-dalilnya yang bersifat

tafsili (rinci).22 Fiqih merupakan sistem atau seperangkat aturan yang

mengatur hubungan manusia dengan Allah swt. (Hablum-Minallah),

sesama manusia (Hablum-Minan-nas), dan makhluk lainnya (Hablum -

Ma‘al-Ghairi).23

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu

mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama

menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan

rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih

22 Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1999), hlm.

144-146.

(39)

muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam.24

2.Tujuan Pembelajaran Fiqih di MI

Secara substansial mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan

menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai

perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia

dengan Allah swt., dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,

makhluk lainnya ataupun lingkungannya.25

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat:26

a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik

yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran

agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah swt., dengan

24 Lampiran Keputusan Menteri Agama..., hlm. 41 25 Ibid., hlm. 41

(40)

diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun

hubungan dengan lingkungannya.

3.Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih di MI

Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:27

a. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang

cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara

taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.

b. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan

pinjam meminjam.

D. Zakat Fitrah

1. Pengertian Zakat Fitrah

Zakat menurut bahasa berarti kesuburan, suci, keberkahan, atau

pensucian. Pengertian zakat menurut syara’ ialah pemberian yang wajib

(41)

diberikan dari harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran tertentu

kepada golongan tertentu.28

Secara garis besar zakat dibagi menjadi dua macam, diantaranya

zakat mal dan zakat nafs. Zakat mal (zakat harta), yaitu zakat emas, perak,

binatang, tumbuh-tumbuhan (buah-buahan dan biji-bijian), dan barang

perniagaan (tijarah). Sedangkan zakat nafs, yaitu zakat jiwa yang dinamai

juga dengan zakat fitrah.29

Zakat fitrah atau zakat jiwa yaitu harta berupa makanan pokok

yang harus diberikan oleh setiap jiwa/ orang yang beragama Islam kepada

orang yang berhak menerimanya pada bulan Ramadhan sampai dengan

sebelum shalat Idul Fitri pada bulan Syawal.30 Zakat ini disebut zakat fitrah karena dikaitkan dengan diri (fitrah) seseorang, bukan dengan

hartanya, atau karena zakat ini dikeluarkan pada waktu fitri, yakni

berbuka puasa setelah selesai puasa Ramadhan.31 Fitrah berarti suci, sehingga zakat ini bertujuan untuk mensucikan setiap jiwa seorang

muslim pada setiap tahunnya.

28 Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2004), hlm. 161.

29 Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar..., hlm. 166.

30 Nurcholis, dkk., Buku Siswa Fikih Kelas IV MI, (Jakarta: Kementerian Agama Republik

Indonesia, 2014), hlm. 5.

(42)

2. Ketentuan Zakat Fitrah

a. Hukum Zakat Fitrah

Mengeluarkan zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap orang

Islam baik laki-laki maupun perempuan, merdeka atau hamba sahaya.

Orang yang berkewajiban membayar zakat fitrah apabila mempunyai

kelebihan makanan sehari semalam dalam keluarga itu yang hidup

sejak awal sampai terbenamnya matahari akhir bulan Ramadan.32

َلاَق ضر َرَ ُع ِ ْبا ِ َع

:

َة َََز ص ِها ُلْ ُسَر َضَرَف

ْطِفل

ْا

ّرُحْا َو ِدْ َعل

ْا َ َل ٍ ِْْعَش ْ ِم اًاَص ْوَا ٍرْ َت ْ ِم اًاَص ِر

َرَ َا َو َ ِْْ ِ ْسُ

ْا َ ِم ِ ِْْ َ ْا َو ِ ِْْغ َصا َو ََْنُاْا َو ِرَكَذا َو

ِةَا َص ا َىِا ِساَنا ِجْوُرُخ َ ْ َق ىَلَؤُت ْنَا اَ ِب

.

Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, “Rasulullah SAW mewajibkan

zakat fitrah satu sha' (+ 2,5 kg atau 3 liter) dari korma atau satu sha'

dari gandum atas budak maupun orang merdeka, laki-laki, perempuan,

kecil dan dewasa dari orang-orang Islam, dan beliau menyuruh supaya

dikeluarkan zakat fitrah itu sebelum orang-orang keluar pergi shalat

('Idul Fitri)". [HR. Bukhari]

Dengan hadis di atas, zakat fitrah merupakan alat pembersih

bagi orang-orang yang berpuasa dan dikeluarkan sebelum shalat Idul

(43)

Fitri. Kemudian yang harus kita berikan perorang/jiwa sebanyak 3,1

liter atau sekitar 2,5 kg dan hanya diberikan dalam setahun sekali.33

b. Waktu Membayar Zakat Fitrah

Adapun waktu membayar zakat fitrah adalah sebagai

berikut:34

1) Waktu wajib yaitu sejak terbenamnya matahari pada akhir bulan

Ramadan samapai menjelang Shalat Idul Fitri

2) Waktu haram yaitu membayar zakat fitrah setelah terbenam

matahari pada hari raya Idul Fitri.

3) Waktu afdal (lebih baik) yaitu sesudah shalat subuh tanggal 1

Syawal sebelum pergi ke shalat Idul fitri.

4) Waktu mubah (boleh) yaitu sejak tanggal 1 Ramadan sampai

dengan akhir bulan Ramadan.

5) Waktu makruh yaitu sesudah shalat idul fitri sebelum

terbenamnya matahari pada tanggal 1 Syawal.

c. Syarat-Syarat Orang yang Berkewajiban Mengeluarkan Zakat Fitrah

Orang yang mengeluarkan zakat disebut muzakki.

Orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah syaratnya adalah:35

1) Beragama Islam

33 Nurcholis, dkk., Buku Siswa..., hlm. 6. 34 Ibid., hlm. 7.

(44)

2) Orang tersebut, ketika sebelum matahari terbit pada hari raya

Idul Fitri masih hidup (yang baru lahir maupun dalam sakaratul

maut)

3) Mampu menafkahi dirinya dan keluarganya

4) Orang yang tidak berada di bawah tanggung jawab orang lain

5) Seorang kepala rumah tangga wajib mengeluarkan zakat fitrah

bagi dirinya, istri, anak-anaknya, ibunya dan orang lain yang

menjadi tanggungannya misalnya karyawannya, pembantunya

dan lainnya.

d. Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah

اَ َنِإ۞

ٱ

ُ ٰ َقَد َص

َو ِءكاَرَقُفۡ ِ

ٱ

ِِْ ٰ َسَ

ۡ

َو

ٱ

َِْ ِ ٰ َ

ۡل

اَ ۡيَ َع

َوٱ

ِ َفَلَؤُ

ۡ

َِِو ۡ ُ ُب

ُ ُق

ٱ

ِباَقِّر

َو

ٱ

َِْمِرٰ َ

ۡل

ِ يِبَس َِِو

ٱ

َِه

َوٱ

ِ ۡب

ٱ

ِ يِب َس

َ ِّم م َضيِر

َف

ٱ

هَِه

َو

ٱ

ُ َه

ٞ يِ َح ٌ يِ َع

غو

Artinya:

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf

yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang

yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan

(45)

Berdasarkan ayat di atas 8 kelompok yang berhak menerima

zakat adalah:36

1) Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak

memiliki pekerjaan untuk mencarinya.

2) Miskin adalah orang yang memiliki harta tetapi hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

3) Amil adalah orang yang mengelola pengumpulan dan pembagian

zakat.

4) Mualaf adalah orang yang masih lemah imannya karena baru

mengenal dan menyatakan masuk Islam.

5) Budak atau hamba sahaya adalah orang yang memiliki kesempatan

untuk merdeka tetapi tidak memiliki harta benda untuk

menebusnya. Untuk sekarang ini, perbudakan semacam itu sudah

tidak ada di negara kita (Indonesia).

6) Gharim yaitu orang yang memiliki hutang banyak sedangkan dia

tidak bisa melunasinya.

7) Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah

sedangkan dalam perjuangannya tidak mendapatkan gaji dari

siapapun.

8) Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan,

sehingga sangat membutuhkan bantuan.

(46)

3. Tata Cara Memberikan Zakat Fitrah

Adapun tata cara memberikan zakat fitrah adalah:37

a. Kita memilih makanan pokok (seperti beras, sagu, jagung dll.) yang

terbaik, minimal sama dengan yang biasa kita makan setiap harinya

b. Kita takar sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu bila menggunakan

takaran literan maka gunakan ukuran 3,1 liter. Bila menggunakan

timbangan pastikan timbangannya tepat tidak berkurang, kita ambil

2,5 kg beras.

c. Bagi yang mengeluarkan zakat boleh berdoa dengan niat:

ىلاعت ه اًض ْ ف سْفن ْنع ْطفْلا ةاك ج ْخا ْ ا تْيون

Artinya:

“Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diri sendiri wajib karena

Allah.”

d. Makanan pokok (beras) kita berikan langsung kepada yang berhak

atau diserahkan kepada amil baik di masjid atau lainnya.

e. Kita serahkan tepat waktu sesuai dengan permintaan panitia, atau kita

bagikan sendiri kepada yang berhak pada malam idul fitri atau pagi

harinya sebelum shalat Idul Fitri.

f. Panitia menerima zakat dengan berdoa:

ْيف ه جآ

كل هلعج تْي ْبا ا ْيف راب ،تْيطْعا ا

ا ًر ْو ط

(47)

Artinya:

“Semoga Allah memberikan pahala kepadamu dengan apa yang telah

engkau berikan dan mudah-mudahan Allah memberkahi apa yang

masih ada padamu dan mudah-mudahan Allah menjadikan kesucian

bagi kami dan kamu.”

g. Panitia bertanggung jawab membagikan kepada yang berhak

menerimanya.

E. Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Pemahaman tentang Zakat Fitrah pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas IV MIN Buduran Sidoarjo

Metode adalah alat atau cara yang digunakan untuk mengajarkan

materi pembelajaran kepada peserta didik agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal. Tidak semua metode cocok digunakan untuk

mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Hal ini tergantung dari karakteristik

peserta didik dan materi pembelajaran.

Menurut teori yang dikemukakan Piaget, usia 7-11 tahun atau pada

usia siswa MI berada pada tahap operasi konkret. Pada tahap ini, proses

berpikir anak harus konkret, belum bisa berpikir abstrak. Dengan demikian,

(48)

logika-logika yang konkret atau bersifat fisik.38 Karena siswa MI proses berpikirnya

harus konkret dan belum bisa berpikir abstrak, maka penggunaan metode

simulasi cocok untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep

zakat fitrah. Hal tersebut karena konsep tentang zakat fitrah yang awalnya

berupa konsep abstrak menjadi konkret sebab melalui metode simulasi siswa

dapat mempraktikkan atau mengamati secara langsung.

Mereka juga memiliki karakteristik yang aktif dan cenderung lebih

menyukai kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktifitas fisik. Melalui

metode ini pula, keaktifan, ketertarikan, kesenangan dalam diri siswa ketika

mengikuti proses pembelajaran dapat meningkat.

Mata pelajaran fiqih menekankan pada pemahaman yang benar

mengenai ketentuan hukum dalam Islam serta kemampuan cara

melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan

sehari-hari. Metode yang tepat mengajarkan kemampuan cara melaksanakan

ibadah yang benar yakni dengan praktik. Metode simulasi merupakan salah

satu metode yang melibatkan siswa dalam mempraktikkan cara melaksanakan

ibadah, termasuk cara mengeluarkan zakat fitrah. Oleh karena itu, pemilihan

metode simulasi sesuai dengan materi pembelajaran.

Metode simulasi merupakan salah satu dari banyak metode yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan pemahaman tentang zakat fitrah. Hal tersebut

38 Sutirna, Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik, (Yogyakarta: CV. Andi OFFSET,

(49)

karena metode ini membuat siswa menggunakan situasi tiruan untuk

memahami tentang konsep zakat fitrah. Dengan mempraktikkan simulasi

mengeluarkan dan menerima zakat fitrah, siswa secara tidak langsung dapat

belajar memahami materi zakat fitrah.

Melalui penghayatan peranan, siswa juga dapat merasakan perasaan

orang lain yang menimbulkan sikap menghargai orang lain. Dalam

pembelajaran zakat fitrah, siswa dapat berperan sebagai muzakki (orang yang

mengeluarkan zakat), amil, fakir, miskin, ibnu sabil, fisabilillah, gharim,

mualaf, dan budak. Karena hal itu bermanfaat bagi pembentukan

keterampilan sosial bagi siswa. Mereka dapat memiliki keterampilan dalam

membagikan zakat dengan santun, serta menerima zakat dengan santun pula.

Metode pengajaran memiliki kedudukan yang amat strategis dalam

mendukung keberhasilan pengajaran. Itulah sebabnya, para ahli sepakat,

bahwa seorang guru yang ditugaskan mengajar di sekolah, haruslah guru

yang profesional, yaitu guru yang memiliki penguasaan yang prima terhadap

metode pembelajaran. Melalui metode pembelajaran, mata pelajaran dapat

disampaikan secara efisien, efektif, dan terukur dengan baik, sehingga dapat

dilakukan perencanaan dan perkiraan dengan tepat.39 Untuk tercapainya

peningkatan pemahaman tentang zakat fitrah, tidak terlepas dari penerapan

metode simulasi secara tepat.

(50)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris

Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

sebuah kelas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui akibat tindakan

yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.1

Terdapat berbagai model PTK, namun model yang dipilih untuk

digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin, dimana dalam

setiap siklus terdapat empat tahap meliputi:2

1. Perencanaan (planning), yaitu proses menentukan program perbaikan yang

berangkat dari suatu ide gagasan peneliti

2. Tindakan (acting), yaitu perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti.

3. Observasi (observing), yaitu pengamatan yang dilakukan untuk

mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang

berbagai kelemahan (kekurangan) tindakan yang telah dilakukan.

1 Fauti Subhan, Penelitian..., hlm. 17

(51)

4. Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga

[image:51.595.130.528.190.516.2]

memunculkan program atau perencanaan baru.

GAMBAR 3.1: SIKLUS PTK MODEL KURT LEWIN

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas

yang bersifat kolaboratif dengan menggabungkan beberapa pihak, yaitu guru,

siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo, dan peneliti sendiri. Lokasi penelitian

(52)

Buduran Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini akan dilaksanakan pada akhir

semester ganjil yaitu pada Bulan Desember 2016. Siswa kelas IV berjumlah

27 siswa, meliputi 10 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 17 siswa berjenis

kelamin perempuan. Rata-rata mereka memiliki karakteristik yang aktif dan

cenderung lebih menyukai kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktifitas

fisik.

C. Variabel yang Diselidiki

1. Variabel Input

Variabel input dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa

kelas IV MIN Buduran Sidoarjo.

2. Variabel Proses

Variabel proses dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

penerapan metode simulasi.

3. Variabel Output

Variabel output dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

peningkatan pemahaman tentang zakat fitrah di kelas IV MIN Buduran

Sidoarjo.

D. Rencana Tindakan

Kegiatan ini didesain dengan metode penelitian tindakan kelas.

(53)

tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan utama sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyusun media pembelajaran

3) Menyusun instrumen penelitian, meliputi lembar evaluasi dan

lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar

mengajar

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti bersama kolaborator melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Adapun langkah-langkah

pembelajaran pada siklus I secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan siswa untuk menerima pelajaran.

2) Memberikan apersepsi tentang zakat fitrah.

3) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran melalui metode

simulasi.

4) Menyajikan materi pelajaran tentang zakat fitrah meliputi

pengertian, ketentuan, tata cara, dan hikmah adanya perintah

(54)

5) Peneliti membagi kelas menjadi 5 kelompok, setiap kelompok

beranggotakan 6 orang.

6) Peneliti memanggil 2 perwakilan siswa dari masing-masing

kelompok untuk bertugas memerankan simulasi tata cara berzakat

fitrah.

7) Siswa lainnya duduk bersama kelompoknya masing-masing

bertugas mengamati dan memperhatikan simulasi yang sedang

diperagakan.

8) Setelah selesai simulasi, masing-masing kelompok berdiskusi

dalam mengerjakan lembar kerja yang disediakan.

9) Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

10)Evaluasi

11)Penutup

c. Observasi

Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan:

1) Aktivitas guru selama proses pembelajaran.

2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

3) Pemahaman konsep dan hasil evaluasi siswa.

4) Keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses

(55)

d. Refleksi

1) Secara kolaboratif peneliti dan kolaborator menganalisis dan

mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu

refleksi mengenai hal yang perlu diperbaiki dan hal yang perlu

dipertahankan untuk siklus selanjutnya, sehingga dipergunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan pada

siklus berikutnya.

2) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan utama sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Menyusun media pembelajaran

3) Menyusun instrumen penelitian, meliputi lembar evaluasi dan

lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar

mengajar

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti bersama kolaborator melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Adapun langkah-langkah

pembelajaran pada siklus I secara garis besar adalah sebagai berikut:

(56)

2) Memberikan apersepsi tentang zakat fitrah.

3) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran melalui metode

simulasi.

4) Menyajikan materi pelajaran tentang zakat fitrah meliputi

pengertian, ketentuan, tata cara, dan hikmah adanya perintah

mengeluarkan zakat fitrah.

5) Peneliti membagi kelas menjadi 5 kelompok, setiap kelompok

beranggotakan 6 orang.

6) Peneliti memanggil 2 perwakilan siswa dari masing-masing

kelompok untuk bertugas memerankan simulasi tata cara berzakat

fitrah.

7) Siswa lainnya duduk bersama kelompoknya masing-masing

bertugas mengamati dan memperhatikan simulasi yang sedang

diperagakan.

8) Setelah selesai simulasi, masing-masing kelompok menyimpulkan

materi pelajaran.

9) Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

10)Evaluasi

11)Penutup

c. Observasi

Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan:

(57)

2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

3) Pemahaman konsep dan hasil evaluasi siswa.

4) Keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses

pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.

d. Refleksi

1) Secara kolaboratif peneliti dan kolaborator menganalisis hasil

kegiatan siklus I dan siklus II dengan mengkaji ketercapaian

tujuan pembelajaran melalui metode simulasi sehingga dapat

diketahui perbandingan hasil tindakan siklus I dan siklus II terkait

peningkatan pemahaman tentang zakat fitrah pada mata pelajaran

fiqig di kelas IV MIN Buduran Sidoarjo.

2) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam PTK ini yaitu observasi,

wawancara, tes, dan dokumentasi.

a. Observasi, yaitu digunakan dalam rangka mengumpulkan data tentang

aktivitas keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara, yaitu digunakan dalam rangka mengumpulkan data

(58)

mengajar di kelas, karakteristik siswa, metode yang digunakan guru,

sarana dan prasarana, dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh

guru.

c. Tes tulis, yaitu digunakan dalam rangka mengumpulkan data tentang

peningkatan pemahaman siswa tentang zakat fitrah pada mata

pelajaran fiqih kelas IV.

d. Dokumentasi, yaitu digunakan dalam rangka mengumpulkan data

tentang profil sekolah, data tentang keadaan guru, sarana dan prasarana

dan lainnya.

2. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui ketepatan suatu metode simulasi dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data, dalam penelitian ini analisa

dilakukan dengan memberikan evaluasi dalam setiap akhir pembelajaran

dan juga memberi nilai atas kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

Teknik analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh dari hasil tes pembelajaran fiqih materi zakat fitrah dengan

menggunakan metode simulasi pada setiap siklusnya. Sementara data

kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran tentang kegiatan

pembelajaran siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo dengan metode

(59)

kepercayaan diri dalam proses pembelajaran. Teknik analisa data secara

kualitatif yaitu dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi.

Teknik wawancara dilakukan sebelum pelaksanaan siklus dengan guru

fiqih selaku narasumber. Teknik observasi dilakukan pada saat

pelaksanaan siklus I dan siklus selanjutnya yang terdiri dari observasi

aktivitas guru dan aktivitas siswa.

a. Analisis Skor Aktifitas Guru dan Siswa

Melalui observasi terhadap aktivitas guru akan dicari skor

kemampuan guru dalam proses pembelajaran fiqih materi zakat fitrah

dengan menerapkan metode simulasi. Adapun analisis observasi

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

Nilai = Skor yang Diperoleh x 100 Skor Maksimal

Adapun kriteria tingkat keberhasilan guru dalam proses

pembelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini:3

TABEL 3.1

KRITERIA TINGKAT KEBERHASILAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Tingkat Keberhasilan Arti

90 – 100 Sangat Baik

3 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remadja Karya,

[image:59.595.134.518.241.676.2]
(60)

80 – 89 Baik

65 – 79 Cukup

55 – 64 Kurang

<55 Tidak Lulus atau Gagal

Melalui observasi terhadap aktivitas siswa, akan dicari skor

kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran fiqih materi zakat

fitrah dengan menerapkan metode simulasi. Adapun analisis observasi

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

Nilai = Skor yang Diperoleh x 100 Skor Maksimal

Adapun kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam proses

pembelajaran adalah sebagai berikut:4

TABEL 3.2

KRITERIA TINGKAT KEBERHASILAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Tingkat Keberhasilan Arti

90 – 100 Sangat Baik

80 – 89 Baik

65 – 79 Cukup

[image:60.595.138.513.102.678.2]
(61)

55 – 64 Kurang

<55 Tidak Lulus atau Gagal

b. Analisis Ketuntasan

Untuk ketuntasan belajar yaitu secara individu dan secara

klasikal berdasar petunjuk belajar mengajar. Seorang siswa telah tuntas

belajar secara individu apabila mencapai skor Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). Nilai KKM mata pelajaran fiqih kelas IV di MIN

Buduran yaitu 82. Sementara kelas tersebut disebut tuntas belajar

secara klasikal apabila mencapai keberhasilan belajar 85%.5

1) Penilaian Hasil Siswa

Untuk menghitung hasil ketuntasan belajar siswa secara

individu menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai = Skor yang Diperoleh x 100 Skor Maksimal

Setelah nilai siswa diketahui, selanjutnya peneliti

menghitung nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

= x n

5 Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor, (Jakarta: PT

(62)

Keterangan:

= nilai rata-rata

x = jumlah semua nilai siswa

n = jumlah siswa

2) Penilaian Ketuntasan Belajar Klasikal

Untuk menghitung hasil ketuntasan belajar siswa secara

klasikal menggunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan Klasikal: P = Siswa yang tuntas belajar x 100% Siswa

Peneliti menggunakan acuan:6

1) Untuk skor 90% - 100%: tuntas dengan kategori sangat baik

2) Untuk skor 80% - 89%: tuntas dengan kategori baik

3) Untuk skor 65% - 79%: tuntas dengan kategori cukup

4) Untuk skor 55% - 64%: belum tuntas dengan kategori kurang

5) Untuk skor <55%: belum tuntas dengan kategori tidak lulus

atau gagal

(63)

F. Indikator Kinerja

Adapun yang menjadi indikator keberhasilan data penelitian ini adalah:

1. Skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sekurang-kurangnya berkategori

baik.

2. Nilai ketuntasan siswa secara individu mencapai 82 sesuai nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) dan prosentase ketuntasan belajar siswa

secara klasikal apabila mencapai keberhasilan belajar 85%.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Dalam pelaksanaan tugas penelitian ada beberapa pihak yang terlibat

yaitu:

1. Peneliti

a. Nama : Bilqis Sholichah

b. NIM : D07213005

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas semua kelancaran dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran.

2) Menyusun RPP dan instrumen penelitian.

3) Terlibat dalam semua jenis kegiatan.

2. Guru Kolaborasi

(64)

b. Jabatan : Guru mata pelajaran fiqih kelas IV

c. Tugas :

1) Menyusun persiapan kegiatan belajar mengajar.

2) Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan.

(65)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan pra siklus kemudian

dilanjutkan dengan siklus I dan siklus II. Hasil penelitian diuraikan dalam

tiap-tiap siklus. Berikut uraiannya:

1. Pra Siklus

Pra siklus dilaksanakan pada Hari Selasa, 22 November 2016 pada

pukul 10.00-10.30 WIB. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada saat pra

siklus yaitu tes tulis untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang

materi zakat fitrah mata pelajaran fiqih sebelum dilakukan siklus. Hasil

belajar siswa kelas IV MIN Buduran Sidoarjo pada materi zakat fitrah

mata pelajaran fiqih pada saat pra siklus dapat dilihat pada lampiran 5.

Data hasil belajar siswa pada saat pra siklus menunjukkan terdapat

15 siswa yang dapat mencapai nilai KKM. Adapun 12 anak mendapatkan

nilai dibawah KKM. Jumlah keseluruhan nilai siswa pada pra siklus

sebesar 1.685 yang jika dibagi dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa,

maka ditemukan nilai rata-rata sebesar 62,4. Jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 15 siswa. Jika siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa, lalu dibagi

jumlah siswa kelas IV sebanyak 27 siswa, kemudian hasilnya dikalikan

(66)

Prosentase ketuntasan belajar tersebut masih berkategori kurang, sehingga

diperlukan pelaksanaan siklus untuk meningkatkan pemahaman siswa

tentang zakat fitrah mata pelajaran fiqih di kelas IV MIN Buduran

Sidoarjo.

2. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang

sudah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen sebagai

validator. Setelah dokumen RPP divalidasi, RPP kemudian

dipergunakan sebagai perangkat pembelajaran dari tindakan yang

akan dilakukan. RPP Siklus I terlampir pada lampiran 7.

2) Menyusun media pembelajaran yang telah direncanakan pada RPP.

3) Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi.

Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang disiapkan

meliputi observasi aktifitas guru dan siswa yang sudah divalidasi

(67)

4) Menyusun intrumen lembar evaluasi. Lembar evaluasi yang telah

disusun kemudian divalidasi oleh dosen.

b. Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 6

Desember 2016 pukul 10.00-11.10 WIB. Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan bersama guru fiqih kelas IV pada jam pelajaran pertama

dan kedua. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pada kegiatan awal ini diawali dengan guru mengucapkan salam

dan menanyakan kabar siswa. Kemudian siswa dan guru berdo’a

sebelum belajar. Guru juga mengecek kehadiran siswa. Lalu, guru

memberikan ice breaking dengan bermain tepuk konsentrasi.

Selanjutnuya, siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru dan

menjawab pertanyaan yang diajukan guru sebagai apersepsi, seperti: 1)

Gambar apakah ini? 2) Pernahkan anak-anak melihat atau melakukan

kegiatan ini? 3) Kapan kalian menjumpai kegiatan ini?. Setelah itu,

guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari yaitu

zakat fitrah. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Pada kegiatan inti, siswa mengamati video tentang zakat fitrah.

Kemudian, siswa menyebutkan apa yang diketahuinya dari video

tersebut dan menyebutkan apa yang dimaksud dengan zakat fitrah

[image:67.595.156.514.248.495.2]
(68)

fitrah, dan tata cara berzakat fitrah. Selanj

Gambar

Tabel
Gambar
    TABEL 2.1 INDIKATOR PEMAHAMAN
GAMBAR 3.1: SIKLUS PTK MODEL KURT LEWIN
+6

Referensi

Dokumen terkait

Program listrik prabayar lebih banyak memberikan keuntungan kepada masyarakat dari pada listrik pascabayar, namun penerimaan masyarakat belum maksimal, seiring dengan adanya

(3) Kegiatan ekstra-kurikuler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf c adalah kegiatan yang ditujukan untuk pengembangan diri peserta didik sesuai dengan minat dan/atau

Selain membuat RPP, juga menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran seperti; gambar contoh perusakan hutan dan pencemaran lingkungan pada lampiran RPP

diperoleh hasil tingkat suku bunga kredit dan pertumbuhan jumlah nasabah kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. 9) Ita (2014), Variabel dependen

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Faktor tingkat pendidikan petani juga dapat mempengaruhi pengetahuan sesuai dengan teori dari Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa orang–orang yang memiliki

 Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi

Latar belakang dari penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa kelas IV MI darul Muta’allimin. Siswa akan merasa kesulitan saat diberikan