• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KESHAHIHAN HADITS TENTANG PUASA SUNNAH SYAWAL (Analisis Sanad dan Matan) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN KESHAHIHAN HADITS TENTANG PUASA SUNNAH SYAWAL (Analisis Sanad dan Matan) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

  • Sekolah: IAIN Tulungagung
  • Topik: Kajian Keshahihan Hadits Tentang Puasa Sunnah Syawal (Analisis Sanad dan Matan)
  • Tipe: skripsi
  • Tahun: 2010
  • Kota: Tulungagung

I. PENDAHULUAN

Pendahuluan membahas latar belakang pentingnya hadits sebagai sumber ajaran Islam, terutama dalam konteks puasa sunnah Syawal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keshahihan hadits terkait puasa sunnah Syawal, yang seringkali dipertanyakan oleh umat Islam. Penulis menyatakan bahwa meskipun banyak yang memahami konsep puasa sunnah Syawal, hanya sedikit yang mengamalkannya, sehingga penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kualitas hadits tersebut.

1.1. Latar Belakang

Latar belakang menjelaskan perbedaan antara hadits dan al-Qur'an, di mana hadits memerlukan penelitian lebih lanjut terkait keshahihannya. Hadits berfungsi untuk menetapkan hukum, memberikan tafsiran, dan membentuk hukum baru yang tidak terdapat dalam al-Qur'an. Penulis menyoroti pentingnya penelitian ini untuk memahami pelaksanaan puasa sunnah Syawal di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berfokus pada dua pertanyaan utama: kualitas sanad dan kualitas matan hadits tentang puasa sunnah Syawal. Dengan mengidentifikasi masalah ini, penulis berharap dapat memberikan penjelasan yang lebih jelas mengenai keabsahan hadits yang berkaitan dengan puasa sunnah Syawal.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sanad dan matan hadits tentang puasa sunnah Syawal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan mendalam mengenai pemahaman hadits yang berkaitan dengan puasa sunnah Syawal, serta menambah pengetahuan akademis di bidang ini.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini terbagi menjadi dua aspek: teoritis dan praktis. Secara teoritis, diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan tentang hadits puasa sunnah Syawal. Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan untuk meluruskan pemahaman umat Islam mengenai hukum dan tata cara pelaksanaan puasa sunnah Syawal.

II. TINJAUAN UMUM TENTANG PUASA

Bagian ini membahas pengertian puasa, tujuan, fungsi, dan macam-macam puasa. Penjelasan ini penting untuk memberikan konteks bagi pemahaman puasa sunnah Syawal. Puasa dalam Islam bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan ibadah yang memiliki tujuan spiritual yang mendalam.

2.1. Pengertian Puasa

Puasa secara bahasa berarti menahan, sedangkan menurut syara', puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan niat karena Allah. Penjelasan ini memberikan dasar bagi pemahaman tentang puasa sunnah Syawal, yang merupakan kelanjutan dari puasa Ramadhan.

2.2. Tujuan dan Fungsi Puasa

Tujuan utama puasa adalah untuk mencapai ketakwaan kepada Allah. Puasa juga berfungsi untuk mencegah perbuatan maksiat dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pemahaman ini penting untuk menggambarkan signifikansi puasa sunnah Syawal setelah Ramadhan.

2.3. Macam-macam Puasa

Puasa dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk puasa wajib, sunah, makruh, dan haram. Penjelasan tentang puasa sunnah Syawal termasuk dalam kategori puasa sunah, yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan setelah Ramadhan.

III. TAKHRIJ DAN I’TIBAR HADITS TENTANG PUASA SUNAH SYAWAL

Bagian ini menjelaskan langkah-langkah penting dalam penelitian hadits, termasuk takhrij dan i’tibar. Takhrij adalah proses mengidentifikasi sumber asli hadits, sedangkan i’tibar melibatkan analisis sanad untuk memastikan keautentikan hadits. Kedua langkah ini sangat penting untuk mengetahui kualitas hadits tentang puasa sunnah Syawal.

3.1. Hadits-Hadits Tentang Puasa Sunah Syawal

Penulis menemukan beberapa hadits yang berkaitan dengan puasa sunnah Syawal dari berbagai perawi. Setiap hadits yang ditemukan disertai dengan sanad dan matannya, memberikan gambaran yang jelas tentang keabsahan hadits tersebut.

3.2. Skema Sanad

Skema sanad menunjukkan jalur periwayatan hadits tentang puasa sunnah Syawal. Analisis ini penting untuk menilai keandalan setiap perawi dalam sanad serta untuk memastikan bahwa hadits tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

IV. KRITIK HADITS TENTANG PUASA SUNAH SYAWAL

Bagian ini menganalisis kualitas hadits tentang puasa sunnah Syawal, baik dari segi sanad maupun matan. Kritik ini bertujuan untuk menilai keautentikan dan keshahihan hadits yang ada, serta memberikan pemahaman yang lebih baik kepada umat Islam mengenai puasa sunnah Syawal.

4.1. Kritik Sanad

Analisis sanad dilakukan untuk menilai ketersambungan dan kualitas para perawi. Dengan menggunakan teori-teori kritik hadits, penulis mengevaluasi apakah sanad tersebut memenuhi kriteria keandalan.

4.2. Kritik Matan

Kritik matan dilakukan untuk membandingkan teks hadits dengan prinsip-prinsip al-Qur'an dan hadits lainnya. Penilaian ini penting untuk memastikan bahwa matan hadits tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang lebih luas.

V. PENUTUP

Bagian penutup menyimpulkan hasil penelitian tentang keshahihan hadits puasa sunnah Syawal. Penulis memberikan saran untuk pengamalan puasa sunnah Syawal berdasarkan hasil penelitian, serta menekankan pentingnya pemahaman yang benar tentang hadits sebagai pedoman dalam beribadah.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan menegaskan bahwa hadits tentang puasa sunnah Syawal adalah sahih dan memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman umat Islam tentang pentingnya mengamalkan puasa sunnah Syawal.

5.2. Saran

Saran diberikan untuk mendorong umat Islam agar lebih aktif dalam mengamalkan puasa sunnah Syawal, serta untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang hadits-hadits lainnya yang berkaitan dengan ibadah.

Referensi Dokumen

  • Metode Penelitian Hadits ( Suryadi & Muhammad al-Fatih Suryadilaga )
  • Al-Qur'an dan Terjemahnya ( Departemen Agama Republik Indonesia )
  • Sunan Al-Nasa’i bi-Syarh al-Hafidh Jalaluddin al-Syuyuthi ( Al-Nasa’i )
  • Musnad Shahih Mukhtashar ( Muslim bin Hajja )
  • Fathu al-Mu’in ( Zainuddin al-Malibari )

Gambar

Gambar 3.1 Skema sanad hadits riwayat Muslim bin Hajjaj
Tabel 3.5 Urutan Periwayat sanad hadits ad-Darimi
Gambar 3.5 Skema sanad hadits riwayat ad-Darimi
Gambar 3.6 Skema I’tibar sanad

Referensi

Dokumen terkait

59 Seperti yang dikutip oleh Faisol Nasar bin Madi dari al -Tabari, ketika Umar menolak dicalonkan sebagai khalifah oleh Abu Bakar, Umar kemudian berkata kepada hadirin

telah menceritakan kepada kami Muhammad yaitu Ibnu Harb berkata; telah menceritakan kepadaku Az-Zubaidi dari Az-Zuhri sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz Telah

Abd bin Humaid bahwa ibnu Rafi’ berkata menceritakan kepada kami Abd Razzaq: memberitakan pada kami Mu’ammar dari al Zuhri dari Ibnu al Musayyab dan Abi Salamah dari

Telah memberitahukan kepada kami Muhammad bin Yahya, telah memberitahukan kepada kami Ismail bin Abi Uwais, telah memberitahukan kepadaku Sulaiman bin Bilāl dari

Muh{ammad ibn Bashsha>r Bunda>r telah menceritakan kepada kami, ia berkata: Yah{ya> telah menceritakan kepada kami, dari ‘Ubayd Allah, ia berkata: Khubayb

Artinya:Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair berkata, telah menceritakan kepada kami Bapakku berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il dari

Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah mengabarkan kepada kami Abu 'Amir telah menceritakan kepada kami Zuhair dari Zaid bin Aslam dari 'Atha` bin Yasar dari