SISTEM PENGELOLAAN UNIT USAHA MASJID
(STUDI KASUS PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
AL-MARWAH DI MASJID AL-AKBAR SURABAYA)
Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu manajemen Program Studi Manajemen Dakwah
Oleh :
Muchammad Syahrir Ramadhan NIM: B94212081
PROGAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
ABSTRAK
Muchammad Syahrir Ramadhan, 2016. Sistem Pengelolaan Unit Usaha Masjid (Studi Kasus Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Al-Marwah Di Masjid
Al-Akbar Surabaya).
Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana Sistem Pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Al-Marwah?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawah rumusan masalahnya adalah metode Penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang lebih mendalam, terpercaya, dan bermakna, sehingga peneliti bisa mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain,teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Al-Marwah Surabaya menggunakan sistem pengelolaan. Sistem pengelolaan KJKS Al-Marwah Surabaya telah menerapkan teori Henry Fayol yang terdiri dari, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian. Seluruh sistem pengelolaannya sudah baik. Hal tesebut dapat dilihat dari perencanaan baik rencana kerja, rencana jangka panjang dan jangka pendek maupun rencana anggaran. Selain itu, memiliki struktur organisasi, sistem pengendalian, pengarahan dan pengkoordinasi yang baik.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM……… i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……….. ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI……….. iii
MOTTO………. iv
PERSEMBAHAN……… v
PERTANYAAN PERTANGGUNGJAWABAN……… vi
ABSTRAK……… vii
KATA PENGANTAR……….. viii
DAFTAR ISI………. xi
DAFTAR GAMBAR……… x
BAB I : PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah……….. 4
C. Tujuan Penelitian………... 5
D. Manfaat Penelitian………. 5
E. Definisi Konsep……….. 7
F. Sistematika Pembahasan……… 9
BAB II : KAJIAN TEORITIK………. 10
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan……… 10
B. Kajian Pustaka……… 12
1. Tinjauan Sistem………. 12
3. Tinjauan Koperasi………... 24
C. Kajian Teoritik……… 34
BAB III : METODE PENELITIAN………. 39
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian……… 39
B. Lokasi penelitian………. 41
C. Jenis dan Sumber Data……… 41
D. Tahap-Tahap Penelitian……… 43
E. Teknik Pengumpulan Data………. 46
F. Teknik Validitas Data………. 49
G. Teknik Analisa Data……… 49
BAB IV : HASIL PENELITIAN………. 51
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian……… 51
1. Sejarah Berdirinya KJKS Al-Marwah……… 51
2. Visi dan Misi KJKS Al-Marwah……… 53
3. Alamat KJKS Al-Marwah………. 54
4. Legalitas KJKS Al-Marwah……….. 54
5. Rencana Kerja KJKS Al-Marwah………. 55
6. Struktur Organisasi Al-Marwah………. 56
7. Job Disk………. 59
8. Permodalan KJKS Al-Marwah……….. 60
B. Penyajian Data………... 62
1. Sistem Pengelolaan KJKS Al-Marwah………. 62
2. Pengelolaan Koperasi KJKS Al-Marwah……….. 63
a. Perencanaan dibidang simpan pinjam……… 63
c. Koordinasi antar Pelaksana………. 67
d. Pengarahan……… 69
e. Pengawasan Pengelolaan……….... 70
C. Analisis Data………... 72
1. Sistem Pengelolaan……… 73
2. Pengelolaan Koperasi………. 75
BAB V : KESIMPULAN………. 84
A. Kesimpulan………... 84
B. Saran dan Rekomendasi……… 86
C. Keterbatasan Penelitian……… 86
DAFTAR PUSTAKA……….... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini organisasi atau lembaga Islam Indonesia mengalami
kemajuan pesat dan diwarnai dengan persaingan ketat. Dalam kondisi demikian
hanya lembaga atau organisasi yang memiliki keunggulan kompetitif yang
mampu bertahan serta meraih peluang untuk berkembang sesuai dengan tujuan
dari organisasi tersebut.
Oleh sebab itu, untuk dapat tetap berkembang dan bertahan dalam
persaingan yang ketat sesuai dengan tujuannya, maka dalam menjalankan
sebuah organisasi sangat dibutuhkan suatu pengelolaan yang baik pula.
Pengelolaan yang baik dalam menjalankan koperasi menyebabkan organisasi
dapat tetap bertahan dan berkembang menjadi organisasi yang baik dan unggul.
Pengelolaan yang baik dapat dilihat dari empat fungsi manajemen. Begitu pula
dengan koperasi, perlu adanya pengelolaan yang tepat untuk tetap berkembang
dan tidak tersingkirkan oleh koperasi-koperasi lainnya. Karena koperasi harus
memiliki nilai tambah dibanding dengan lembaga ekonomi lainnya.
Strategi yang bisa dilakukan adalah dengan sistem pengelolaan yang
tepat seperti melakukan inovasi terhadap usahanya, pengorganisasian,
perencanaan dan pengendalian yang baik, serta melakukan inovasi terhadap
produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga yang ditawarkan koperasi adalah
sesuatu yang unik dan memperbanyak peluang usaha lainnya.
Sistem pengelolaan itu sendiri mencakup pengorganisasi.
2
pengelolaan kopersi. Hal tersebut dikarenakan struktur organisasi dari anggota,
pengurus dan pemimpin koperasi harus dapat dikelola dengan baik. Ketiga
pihak tersebut yang dapat menjadikan koperasi lebih berkembang dan tetap
bertahan ditengah-tengah persaingan yang ada melalui perencanaan,
pengendalian dan inovasi.
Selain itu, perencanaan dalam sebuah organisasi sangat diperlukan juga,
termasuk dalam koperasi. Perencanaan menjadi bagian dari pengelolaan
koperasi itu sendiri. Perencanaan yang baik akan membantu koperasi lebih
dalam mencapai tujuan koperasi. Hal tersebut diikuti dengan pengendalian
koperasi.
Semua organisasi yang baik harus memiliki pengendalian dalam
pengelolaannya. Pengendalian tersebut bertujuan untuk mengendalikan
koperasi agak tidak adanya tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak
manapun. Pengendalian yang baik juga dapat menyebabkan koperasi lebih
bersih dalam pengelolaannya dan lebih sesuai dengan tujuan dan kaidah-kaidah
islam yang telah diatur.
Koperasi sebagai perkumpulan orang yang bekerja sama diartikan
dengan sekumpulan orang yang bekerja secara tolong menolong untuk
mencapai tujuan ekonomi mereka, disini terdapat penyesuaian dengan ajaran
agama Islam yang dinyatakan dalam firman Allah SWT”.
3
Artinya : "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah : 2)1
Catatan positif untuk koperasi adalah jumlah kelahiran koperasi baru
yang terus bertambah. Namun demikian, fenomena ini justru diiringi
penambahan yang lebih besar jumlah koperasi yang tidak aktif, termasuk
diantaranya mati atau tidak berjalan lagi. Permasalahan klasik yang sering
dihadapi koperasi adalah masalah organisasi manajerial, permodalan dan
rendahnya kualitas sumber daya manusia yang mengelola, sehingga koperasi
berjalan kurang inovatif, efektif dan effisien. Selain itu, citra koperasi dimata
masyarakat adalah rendah bila dibanding dengan lembaga ekonomi lain.2
Sejauh pengamatan Masjid Al Akbar Suarabaya ini memiliki daya tarik
tersendiri bagi para pengunjung. Karena merupakan masjid nasional terbesar di
jawa timur. Masjid Al-Akbar ini juga memiliki unit usaha, yang dimana
merupakan salah satu diantaranya adalah koperasi yang menyediakan beberapa
kebutuhan seperti unit kantin, unit toko, simpan pinjam dan unit infaq sandal.
Dari seluruh produk yang ditawarkan koperasi jasa keuangan syariah “Al
-Marwah” yang lebih berkembang dalam memilih produk untuk menjadi
anggota koperasi yaitu simpan pinjam. Karena bertujuan untuk menunjang
pengembangan usaha-usaha produktif, yang bergerak di bidang pembiayaan
dan investasi dan tabungan simpan pinjam bagi kalangan masyarakat kecil dan
1
Mahmud Yunus, 1989, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung. hal 97
4
atas. Selain simpan pinjam, di masjid Al-Akbar ini juga memiliki usaha parkir,
yang dimana penghasilan setiap harinya bisa meningkatkan pendapatan dari
masjid tersebut. Karena Parkir ini juga merupakan salah satu unsur prasarana
transportasi yang tidak terpisahkan dari sistem jaringan transportasi, sehingga
pengaturan parkir akan mempengaruhi kinerja suatu jaringan.
Sebagai koperasi jasa keuangan syariah ”Al-Marwah“ harus mampu
bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan lain yang menerapkan sistem
bunga untuk menjaring pasar seluas-luasnya dapat dilakukan dengan penerapan
pengelolaannya.
Terpilihnya koperasi jasa keuangan syariah al-marwah sebagai obyek
penelitian ini dalam segi pengelolaannya maka penulis mencari tahu sistem apa
yang di terapkan dalam mengelola koperasi tersebut.
Berdasarkan dari pokok pemikiran diatas di duga bahwa selain
mengelola usahanya, dalam hal ini cukup menarik untuk dijadikan rumusan
masalah maka demikian penulis memilih judul sistem pengelolaan unit usaha
masjid (studi kasus koperasi jasa keuangan syariah ”Al-Marwah“ di Masjid
Al-Akbar Surabaya).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat mengambil rumusan
penelitian yang terkait dengan hal tersebut. Adapun rumusan masalah
penelitian adalah:
Bagaimana Sistem Pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk Mengetahui
Sistem Pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Al-Marwah Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti dan penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam
ilmu manajemen khususnya masalah yang berkaitan dengan sistem
pengelolaan sehingga mampu diterapkan di lapangan.
b. Bagi Prodi atau Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat menambah
bahan bacaan atau referensi umumnya bagi Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, khususnya bagi prodi manajemen dakwah dan
juga sebagai pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya
yang dilakukan mahasiswa prodi manajemen dakwah. Hasil
penelitian ini juga dapat digunakan sebagai perbandingan yang
diterapkan secara nyata.
2. Manfaat Praktis
Bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Al-Marwah Surabaya.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
6
khususnya dalam sistem pengelolaan, sehingga dapat lebih berkembang
dan lebih baik.
E. Definisi Konsep
Konsep atau pengertian, merupakan adalah unsur pokok dan suatu
penelitian. Konsep yang sebenarnya adalah definisi secara singkat dari
kelompok fakta atau gejala yang menjadi pokok perhatian.3
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemaknaan mengenai sistem
pengelolaan koperasi. Maka peneliti akan memberikan gambaran dari beberapa
teori yang ada hubungannya denga judul penelitian diantaranya:
1. Sistem pengelolaan koperasi jasa keuangan syariah
Sistem menurut bahasa adalah merupakan rangkaian dari beberapa
fungsi yang mempunyai tujuan sama. Pengertian ini mempunyai maksud
bahwa sistem terdiri dari rangkaian-rangkaian yang mempunyai beberapa
fungsi untuk tujuan yang sama.
Pengelolaan menurut bahasa adalah penyelenggaraan. Dengan arti
luasnya, Pengelolaan adalah suatu proses tindakan yang dilakukan oleh
lembaga dengan menggunakan analisis, perencanaan, implementasi, untuk
mencapai tujuan di dalam pemasaran.4
Sistem pegelolaan adalah rangkaian yang di tempuh oleh organisasi
koperasi jasa keuangan syariah melalui tahapan manajemen (POAC) dengan
3
Koentjara Ningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Garamedia Pustaka Umum, 1994)
4
7
mendayagunakan komponen–komponen organisasi dalam berbagai tindakan
untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan.
2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Secara harfiyah kata “koperasi” dari kata cooperative (latin)
cooperation (Inggris) co-operative (Belanda) dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai bekerja sama, atau kerja sama, akan tetapi dapat dikatakan bahwa tidak
semua kerja sama di katakan koperasi.
Dalam penelitian ini sistem pengelolaan yang ada di Koperasi Jasa
Keuangan Syariah adalah bagaimana sistem pengelolaan yang telah dilakukan
koperasi dalam mengembangkan jasa keuangan syariah simpan pinjam.
Jasa Keuangan Syariah adalah unit usaha pada koperasi yang kegiatan
usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai
dengan pola bagi hasil (syariah), sebagian kegiatan usaha koperasi yang
bersangkutan.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat simpulkan bahwa strategi
pengelolaan koperasi jasa keuangan syariah adalah suatu produk usaha yang
berkembang pesat dengan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar untuk
menyelenggarakan dalam berbagai tindakan yang dilakukan dengan kerja sama
yang dapat mencapai suatu tujuan yang di inginkan koperasi.
F. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini mudah untuk dipahami, maka penulis menyusun
8
Bab I : Pendahuluan yang melipuiti: Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Mamfaat Penelitian, Definisi Konsep, dan
Sistematika Pembahasan.
Bab II : Kerangka Teoritik yang meliputi: Kajian Pustaka, Kajian Teoritik, dan
Penelitian yang terdahulu.
Bab III : Metode Penelitian yang meliputi: Pendekatan dan Jenis Penelitian,
Subjek Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap-Tahap Penelitian, Tehnik
Pengeumpulan Data, Tehnik Analisa Data dan Keabsahan Data.
Bab IV : Penyajian dan Analisis Data yang meliputi: Setting Penelitian,
Penyajian Data, Analisis Data Dan Pembahasan.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dalam proses penulusuran karya-karya ilmiah yang sama atau mirip
dengan penyusunan karya ilmiah ini, maka penulis menelusuri untuk mencari
[image:18.595.112.514.277.759.2]beberapa kerangka karya ilmiah diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Judul Objek Penelitian Hasil
1. Pengaruh
Kualitas Sumber
Daya Manusia
(SDM) Pengelola Koperasi
Terhadap Kinerja Koperasi Pondok
Pesantren di
Kabupaten Demak
(Mukhammad Khasanudin, 2011)
Koperasi Pondok
Pesantren di
Kabupaten Demak
Kualitas sumber daya manusia
pengelola koperasi pondok
pesantren di Kabupaten Demak
sudah ”sangat baik”. Kualitas
sumber daya manusia pengelola koperasi berpengaruh positif terhadap kinerja koperasi pondok pesantren. Dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap
kinerja koperasi pondok
pesantren di Kabupaten Demak. Saran yang disampaikan adalah Bagi koperasi pondok pesantren di wilayah kabupaten Demak diharapkan lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena hal tersebut memiliki andil
dalam meningkatkan kinerja
koperasi pondok pesantren.
2. Startegi
Manajemen dan Evaluasi
Koperasi Cahaya Amanah Sidoarjo
Strategi pengelolaannya
mencakup: Strategi manajemen
11
Koperasi Cahaya Amanah Sidoarjo
(Lutfi, 2009)
Produk, strategi manajemen
Harga, strategi manajemen
Distribusi, strategi manajemen promosi. Sedangkan, Strategi
evaluasi Koperasi Cahaya
Amanah adalah serangkaian
kegiatan terencana untuk
mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument
dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan serta
mencari jalan keluar dari
permaslahan-permasalahan yang
menghambat program kerja
dalam segi penjualan di Koperasi Cahaya Amanah Sidoarjo.
Berdasarkan Tabel 2.1 di atas menunjukkan perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu, antara lain:
1. Penelitian Mukhammad Khasanudin, yang menulis skripsi dengan judul
”Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Koperasi
Terhadap Kinerja Koperasi Pondok Pesantren di Kabupaten Demak’’,
pada tahun 2011. membahas tentang pengaruh kualitas sumber daya
manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di
Kabupaten Demak. Perbedaan penelitian Khasanudin dengan penelitian ini
adalah penelitian Khasanudin lebih mengarah kualitas sumber daya
manusia atas kinerja mengelola koperasi untuk menjadi yang lebih baik
dan penelitian Khasanudin melakukan penelitian di Koperasi Pondok
Pesantren di Kabupaten Demak. Sedangkan penelitian ini lebih fokus pada
12
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Al-Marwah Surabaya. Persamaannya
adalah sama-sama meneliti pengelolaan koperasi.5
2. Penelitian Lutfi, yang menulis skripsi dengan judul ’’Startegi Manajemen
dan Evaluasi Koperasi Cahaya Amanah Sidoarjo”, pada tahun 2009.
Membahas tentang strategi manajemen dan evaluasi koperasi cahaya
amanah Sidoarjo. Perbedaan penelitian Lutfi dengan penelitian ini adalah
objek penelitian adalah Koperasi Cahaya Amanah Sidoarjo, sedangkan
objek penelitian dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Al-Marwah Surabaya. Selain itu, penelitian Lutfi lebih fokus pada
strategi manajemen koperasi dan evaluasinya, sedangkan penelitian ini
lebih fokus pada sistem pengelolaan saja.. Persamaan Lutfi dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti pengelolaan koperasi.6
B. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Tentang Sistem
Menurut Winardi mengutip pendapatnya Webster yang mengatakan
”Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen diantara mana terdapat adanya
hubungan hubungan. Sering kali dalam literatur dapat di ketemukan kata-kata
tambahan, elemen-elemen mana ditujukan ke arah pencapaian sasaran
tertentu.7
5 Mukhammad Khasanudi, 2011. “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Koperasi Terhadap Kinerja Koperasi Pondok Pesantren di Kabupaten Demak” Skripsi, Jurusan Ilmu Ekonomi Islam Fakultas syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
6Lutfi, 2009. “Strategi Manajemen Evaluasi Koperasi Cahaya Amanah Sidoarjo” Skripsi, Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya. 7
13
Pengertian sistem juga merupakan pendekatan sistem terhadap
manajemen memandang organisasi sebagai sistem yang merupakan satu
kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan. Pendekatan ini
tidak melihat bagian ini satu persatu secara terpisah, tetapi memandang
organisasi sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan sebagian dari sistem
yang lebih besar yaitu lingkungan organisasi itu.
Teori sistem ini menyatakan satu kegiatan dari satu organisasi
berpengaruh terhadap kegiatan dari setiap bagian lainnya. Untuk menerapkan
konsep ini, seorang manajer harus berhubungan dengan pihak-pihak lain yang
terkait dengan satuan dia bertugas.
Sebagai satu pendekatan, konsep teori sistem yang umum menampilkan
berbagai konsep kunci yaitu: 8
a. Subsistem (Subsystems) yang merupakan bagian dari suatu sistem yang
selanjutnya merupakan “subsystems” pula dari satu sistem yang lebih
luas dan besar.
b. Sistem (System), yang berarti bahwa keseluruhan lebih besar dari
tumpukan bagian-bagian.
c. Sinergi (Synergy) yaitu keseluruhan itu lebih besar daripada hasil
penjumlahan bagian-bagiannya. Kerjasama dan saling berhubungan,
bagian-bagian yang saling terpisah didalam suatu organisasi akan
menjadi lebih produktif dibandingkan kalau mereka bertindak
sendiri-sendiri.
8
14
d. Sistem terbuka dan tertutup (Open and Closed System) dipandang
terbuka kalau sistem itu berhubungan dengan dunia luarnya dan
dianggap tertutup kalau yang berlangsung sebaliknya.
e. Batas Sistem (System Boundary) dalam arti bahwa antara satu sistem
dan sistem lain terdapat batas yang berbeda antara system terbuka dan
tertutup. Yang terbuka, batas itu lebih luwes dan kecenderungan setiap
organisasi dewasa ini menuju ke situ.
f. Arus (Flow) yaitu terjadinya arus informasi, material dan energy
termasuk manusia sebagai masukan kemudian diproses dengan
transformasi sebagai througputs dan keluar menghasilkan keluaran
berupa barang dan jasa.
g. Umpan balik (Feedback), yang penting bagi pengendalian system yaitu
berupa informasi yang kembali kearah orang atau peralatan yang
memulai arus jalannya proses sistem yang mungkin diperlukan untuk
perbaikan selanjutnya.
Dengan teori ini manajer dipermudah untuk meramalkan apa yang
mungkin atau tidak mungkin terjadi dan juga dapat memelihara keseimbangan
antar bagian atau antar bagian dengan kepentingan organisasi keseluruhan.
2. Tinjauan Tentang Pengelolaan
a. Pengertian Pengelolaan
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang
berarti pula pengaturan atau pengurusan. Banyak orang yang mengartikan
15
memang itulah pengertian yang populer saat ini. Menurut Arikunto,
Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja
dalam mencapai tujan tertentu.9
Dikatakan manajemen adalah suatu proses perencanaan dan
pengambilan keputusan, pengorganisasian, memimpin dan pengendalian
organisasi manusia, keuangan, fisik dan informasi sumber daya untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisiensi dan efektif.
b. Tujuan Pengelolaan
Pada dasarnya setiap aktifitas atau kegiatan selalu mempunyai
tujuan yang ingin dicapai, seperti halnya tujuan individu maupun
organisasi, tujuan individu ingin memenuhi kebutuhan baik secara
batiniyah maupun rohaniyah, sedangkan organisasi menginginkan laba
atau pelayanan, atau pengabdian melalui proses manajemen itu.
Tujuan pengelolaan adalah agar segenap sumber, peralatan maupun
sarana yang ada dalam organisasi tersebut dapat digerakan sedemikian
rupa sehingga dapat menghindarkan sampai tingkat seminimal mungkin
segenap pemborosan waktu tenaga , materiil dan uang guna mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu, dengan demikian,
manejeman merangkum semua fungsi dan aktifitas secara terkoordinir
untuk tercapainya tujuan organisasi secara efisien ekonomis dan efiktif.10
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal 31
10
16
Dan kemudian tujuan manajeman adalah suatu ingin direalisasikan,
yang menggambarkan ruang lingkup tertentu dan meyarankan pengarahan
kepada usaha-usaha seorang menejerial. Berdasarkan pengertian diatas
minimum dapat diambil empat eleman pokok yakni :
1) Sesuatu yang ingin direlasikan
2) Ruang Lingkup
3) Ketepatan
4) Pengarahan
Dari tujuan tersebut G.R Terry mengklafikasikan tujuan menurut
tingkatan-tingkatannya yang ada dalam suatu organisasi sebagai berikut.
Pada hirarki organisasi puncak dan pemberian tujuan untuk seluruh
aktifitas barang kali merupakan tujuan yang pokok. dibawahnya Akan
tetapi amat erat. Hubungannya dengan tujuan pokok adalah tujuan yang
mengandung tujuan bagian, yang mendiskripsikan tujuan bagian-bagian
atau kesatuan-kesatuan organisasi tertentu.11
Menurut G.R. Terry tujuan adalah hasil yang diinginkan yang
meluluskan skop yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha
seorang menejer.
Tujuan yang diinginkan selalu di tetapkan dalam suatu rencana
(planning). Karena itu hendaknya tujuan tetap jelas, realitas dan cukup
menantang. Maka usaha-usaha untuk mencapai cukup besar sebaliknya.
11
17
Jika tujuan di tetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk, maka motivasi
untuk mencapainya rendah.
c. Fungsi Manajemen
Selama kurang lebih tiga seperempat abad ini pandangan
fungsional melandasi pendekatan yang paling terkenal untuk
menggambarkan apa yang dilakukan. Menurut Henry Fayol industriawan
Prancis sebagai pelopor pendekatan fungsional mengemukakan ilmu
sebagai fungsi manajemen sekaligus menandai untuk proses pelaksanaan
manajemen, yaitu planning, organizing, command, coordination, control.12
Maka proses atau pendekatan opersional mempersamakan
manajeman dengan apa yang di buat seorang menejer, bahwa manajeman
adalah suatu bentuk kerja, menejer, dalam melakukan pekerjaannya, harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, yang dinamakan fungsi-fungsi
manajeman yang terdiri dari:13
1) Planning (perencanaan)
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem dan anggaran yang di butuhkan untuk mencapai tujuan.
. Dalam menyusun perencanaan, adapun jenis-jenis perencanaan,
antara lain:
(a) Perencanaan Jangka pendek
12
Zaini Muhtarom, Dasar-Dasar Manajeman Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996), hal, 38
13
18
Yaitu perencanaan yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun,
sehingga perencanaan ini disusun setiap tahun setelah akhir periode,
karena berisikan rencana program-program serta kebijakan-kebijakan
dalam satu periode.
(b) Perencanaan menengah
Yaitu perencanaan yang disusun untuk waktu 1 sampai 5 tahun.
Perencanaan ini biasanya digunakan untuk merencanakan laba.
(c) Perencanaan jangka panjang
Yaitu perencanaan yang disusun untuk waktu lebih dari 5 tahun.
Perencanaan ini tidak dibuat setiap tahun. Karena kurun waktunya lebih
dari 5 tahun. Biasanya digunakan dalam visi dan misi sutu organisasi,
guna perencanaan teknik, peemodalan, bidang pengorganisasian dan
lainnya.
Untuk dapat menyusun perencanaan yang baik, perencanaan harus
disusun berdasarkan tahap-tahap perencanaan, agar sesuai dengan tujuan
dari organisasi tersebut, sehingga ada tahap-tahap dalam proses
penyusunan perencanaan, sebagi berikut:14
(a) Menetapkan tujuan, dengan menentukan tujuan dari organisasi
tersebut. Agar mengetahui rencana apa yang akan dibuat.
14
19
(b) Merumuskan keadaan saat ini, dengan merumuskan terlebihi
daluhu keadaan organisasi saat ini untuk apat mengetahui rencana
apa yang akan dibuat sesuai dengan keadaan saat ini.
(c) Mengidentifikasi hambatan, dengan melihat hambatan-hambatan
yang terjadi dalam suatu organisasi saat ini guna dapat mengukur
kemampuan organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
(d) Mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan, dengan
mengembangkan strategi melalui pengambilan keputusan.
Selain jenis dan tahap-tahap penyusunan perencanaan organisasi,
adapula manfaat dari penyusunan perencanaan itu, antara lain:
(a) Dapat mengindentifikasi peluang di masa yang akan datang.
(b) Dapat mengembangkan langkah-langkah dalam menentukan
strategic.
(c) data dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan atau
program-program dalam suatu organisasi.
(d) Dapat mengidentifikasi dan menghindari organisasi dari
permasalahan di masa yang akan datang.
(e) Dapat dengan mudah melakukan pengawasan atau pengendalian.
2) Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang
mengelompokkan orang dan memberikan tugas, menjalankan tugas misi,
karena terbatasnya kemampuan seseorang dan mengangkatnya volume
20
pembagian pekerjaan agar diperoleh hasil yang maksimal.15
Pengorganisasian juga memiliki beberapa fungsi, antara lain:
(a) Membentuk struktur organisasi.
(b) Menetapkan tugas dan wewenang dari setiap struktur organisasi
yang telah dibentuk.
(c) Menetapkan sumber daya manusia sesuai dengan posisi yang tepat
Selain itu, ada pula bentuk-bentuk organisasi dalam pengelolaan,
antara lain:
(a) Organisasi garis
Organisasi garis adalah struktur organisasi yang wewenangnya
pimpinan langsung kepada bawahan dan bawahan bertanggung jawab
langsung pada atasan. Bentuk ini digunakan pada kesatuan militer.
(b) Organisasi Garis dan Staf
Organisasi garis dan staf adalah memberikan wewenang kepada
pimpinan untuk memberikan perintah kepada bawahan dengan bantuan
staf dalam pelaksaan tugas. Bentuk ini digunakan pada instansi atau
perusahaan
(c) Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah disusun berdasarkan sifat dan
macam fungsi yang harus dilaksanakan.
3) Commanding (pengarahan)
15
21
Menemukan keperluan-keperluan sumber daya manusia,
pengarahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. Adapun
faktor-faktor commanding,16 antara lain:
(a) Memperlakukan manusia dengan sangat baik.
(b) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
(c) Menghargai hasil dari pekerjaan yang baik dan sempurna.
(d) Menerapkan keadilan
(e) Memberikan kesempatan yang tepat dan usaha yang cukup.
(f) Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
4) Coordinating (pengkoordinasian)
Mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah
tujuan-tujuan. Pengkoordinasian dapat disebut upaya yang dilakukan oleh
manajer untuk menyatukan tindakan sekelompok orang. Namun, apabila
manajer menemukan kesulitan atau masalah dalam pengkoordinasian yang
berkelanjutan, maka yang harus menjadi kecurigaan adalah perencanaan,
pengorganisasian dan pengarahan.
5) Controlling (pengendalian)
Semua fungsi terdahulu tudak akan efektif tanpa fungsi
pengawasan atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian.
Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara untuk menjamin bahwa
rencana tidak dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Pengawasan disini juga dapat positif maupun negatif. Pengawasan positif
16
22
mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan
efisien dan efektif. Pengawasan negative mencoba untuk menjamin bahwa
kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi
kembali.17
Pengendalian memiliki beberapa fungsi, antara lain:
(a) Mencegah penyimpangan agar tidak terjadi.
(b) Memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menindak lanjuti
penyalahgunaan.
(c) Mendinamisasi organisasi.
(d) Memperbaiki rasa tanggung jawab.
(e) Mendidik pegawai atau pelaksana.
Dalam melakukan pengawasan atau pengendalian, terdapat
beberapa proses yang dapat dilakukan, sebagai berikut:
(a) Mengukur hasil pekerjaan.
(b) Membandingkan hasil pekerjaan dengan standar yang ada.
(c) Mengevaluasi atau mengoreksi penyimpangan yang tidak baik
melalui tindakan untuk perbaikan, perencanaan, pengorganisasian
dan pengarahan.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari
pengawasan atau pengendalian yang dilakukan, yaitu adanya rencana yang
dilaksanakan dan standar hasil, adanya ketegasan manajemen pengontrol,
proses pengawasan itu sendiri, penerapan strategi yang digunakan,
17
23
keahlian dari manajer dalam mengawas, menunjuk manajer pengawas
yang benar-benar memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan,
dan kinerja manajer untuk melakukan pengawasan.
Dalam melaksanakan pengawasan atau pengendalian itu harus
dengan menggunakan suatu cara. Ada tiga cara yang menjadi dasar dalam
melakukan pengendalian, antara lain:
(a) Metode observasi langsung
Pimpinan atau atasan mengawasi secara langsung pekerjaan
yang dilakukan oleh pegawai atau pekerja dengan pengamatan yang
dilakukan sendiri tanpa melalui orang lain atau perantara yang
mengawasi.
(b) Metode Statistik
Pengendalian dilakukan berdasatkan data-data yang ada dan
diolah, sehingga dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami.
(c) Metode laporan
Pengawasan yang dilakukan dengan melihat dan mengamati
laporan yang diterima, agar dapat menyelidiki kesalahan, kekeliriun dan
penyalahgunaan.
Selain itu, laporan pengendalian atau pengawasan dibuat dalam
bentuk laporan lisan yang diperoleh dari laporan langsung dari orang yang
melaksanakan pekerjaan dan laporan tertulis yang diperoleh melalui
laporan keuangan.
24
a. Pengertian Koperasi
Dari pendapat Arifinal Chaniago, mendefinisikan koperasi sebagai
suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum,
yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar,
dengan bekerja sama secara kekeluargaan, menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
Sedangkan pendapat Munkner, koperasi sebagai organisasi tolong
menolong. Aktivitas dalam urus niaga semata-mata bertujuan ekonomi,
bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong.
Prof. Marfin A. Schaars seorang guru besar dari dari universitas of
Wisconsin, Madison USA mengatakan:” koperasi adalah badan usaha yang
sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga
pelanggannya dan dioperasikan olehf mereka dan untuk mereka atas dasar
nir laba atau atas dasar biaya”18
Dari pendapat Moh. Hatta bahwa koperasi adalah usaha bersama
untuk memberikan penghidupan ekonomi berdasarkan tolongmenolong.
Koperasi adalah perlambang harapan bagi kaum yang lemah ekonominya,
berdasarkan selfhelp dan tolong menolong antar anggotanya, yang
berdasarkan rasa peracaya diri.
Dari difinisi diatas dapatkan disimpulkan: koperasi adalah lembaga
usaha bersama yang terdiri-dari orang-orang seperti produsen kecil,
konsumen kecil/lemah yang bergabung secara sukarela dan menumbuhkan
18
25
otonomi tersendiri untuk mencapai tujuan bersama dengan saling
mempersatukan dan menukarkan kontribusinya melalui usaha-usaha
ekonomi yang bersifat kolektif sehingga merupakan satu kesatuan yang
kuat dan mandiri serta tidak dapat dieksploitasikan oleh lembaga-lembaga
atau kekuatan ekonomi lainya.
Definisi Koperasi Indonesia menurut UU No. 25/1992 tentang
perkoperasian adalah sebagai berikut,19
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azaz kekeluargaan
b. Sejarah Koperasi
Koperasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perekonomian
Indonesia. Karena tujuannya yang mengutamakan kesejahteraan
anggotanya di atas pencarian keuntungan. Koperasi terus dikembangkan
hingga sekarang. Kebijakan ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1
yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan”. Satu-satunya bentuk usaha yang sesuai
dengan pasal ini adalah koperasi.
Gerakan koperasi di Indonesia dimulai dengan lahirnya “Bank
Pertolongan & Tabungan” yang didirikan pada tahun 1896 oleh Raden
Aria Wira Atmaya di Kabupaten Banyumas, Purwokerto, yang tujuannya
untuk membebaskan masyarakat dari lintah darat.
19
26
Kemudian, melalui perjuangan yang cukup panjang pada tahun
1927 keluar peraturan tentang “Perkumpulan Koperasi Bumi Putera” No.
91 tahun 1927. Melalui peraturan tersebut maka izin mendirikan koperasi
di perlonggar. Kongres koperasi 1 diselenggarakan atas dorongan Bung
Hatta pada tanggal 12 Juli 1947 di tasik malaya.20
Keputusan penting dalam kongres 1 antara lain:
1) Mendirikan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat (SOKRI) yang
berkedudukan di Tasikmalaya.
2) Mengajukan berdirinya “Koperasi Desa” dalam rangka mengatur
perekonomian pedesaan.
3) Menetapkan tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi.
Pada bulan Juli 1953 diadakan kongres koperasi ke II di Bandung
keputusan penting dalam kongres tersebut adalah:
1) Mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
2) SOKRI di ubah menjadi Dewan Koeprasi Indonesia.
Pada bulan September 1956 diadakan Kongres Koperasi ke III di
Jakarta keputusan penting yang dihasilkan dalam kongres tersebut antara
lain:
1) Penyempurnaan Organisasi Gerakan Koperasi.
2) Menghimpun bahan untuk undang-undang perkoperasian.
20
27
Undang-undang perkoperasian yang pakai hingga saat ini adalah
UU Perkoperasian No. 25 tahun 1992. Seperti badan usaha lain, koperasi
mempunyai kelebihan dan kelemahan, kelebihan dari koperasi yaitu:
1) Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja,
tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya.
2) Koperasi dapat melakukan berbagai usaha diberbagai bidang
kehidupan ekonomi rakyat.
3) Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada
anggota sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota.
4) Membantu membuka lapangan pekerjaan
5) Mendapat kesempatan usaha yang seluas-luasnya dari pemerintah.
6) Mendapat bimbingan dari pemerintah dalam rangka mengembangkan
koperasi.
Selain memiliki kelebihan, koperasi juga memiliki
kelemahan-kelemahan. Kelemahan koperasi, antara lain:
1) Umumnya, terdapat keterbatasan Sumber Daya Manusia, baik
pengurus maupun anggota terhadap pengetahuan tentang
perkoperasian.
2) Tidak semua anggota koperasi berperan aktif dalam pengembangan
koperasi.
3) Koperasi identik dengan usaha kecil sehingga sulit untuk bersaing
28
4) Modal koperasi relatif terbatas atau kecil bila dibandingkan dengan
badan usaha lain.
c. Asas-asas Koperasi
Azas koperasi atau dalam bahasa inggrisnya disebut cooperative
principles ini berasal dari bahasa latin: principium yang berarti basis atau
landasan dan ini pun bias mempunyai beberapa pengertian yaitu sebagai
berikut: cita-cita utama atau kekuatan/peraturan dari organisasi.
Pengertian tentang principium ini perlu diperhatikan secara
seksama dan secara hati-hati. Dalam kepustakaan koperasi Indonesia,
beberapa penulis mengaitkan pengertian principium ini dengan landasan
koperasi atau landasan idiil dan sebagainya.
d. Tujuan Koperasi
Dalam UU. No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3
disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
e. Prinsip-prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip atau sendi-sendi dasar koperasi menurut UU. No.
12 tahun 1967, antara lain: sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka
untuk setiap warga Negara Indonesia, rapat anggota merupakan kekuasaan
29
diatur menurut jasa masing-masing anggota, adanya pembatasan bunga
atas modal, mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya, usaha dan ketatalaksanaannya bersifat
terbuka, dan swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan
prinsip dasar percaya pada diri sendiri.
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU. No.25 tahun 1992 dan yang
berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut, antara lain:
keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan
secara demokrasi, pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian batas jasa yang
terbatas terhadap modal, kemandirian, pendidikan perkoperasian, dan
kerjasama antar koperasi.21
f. Jenis-jenis Koperasi
Sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka jenis
koperasi di dasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi,
jenis-jenis itu ialah koperasi komsumsi, koperasi kridit, dan koperasi produksi.
Perkembangan koperasi yang mula-mula hanya terbatas pada tiga
bidang usaha tersebut diatas, lama kelamaan bertambah luas sesuai
keperluan masyarakat, seperti koperasi pertanian, koperasi peternakan,
koperasi perikanan dan sebagainya.
21
30
g. Modal Koperasi
1) Pengertian Modal Koperasi
Modal sebagaimana kita ketahui adalah salah satu faktor produksi,
tetapi hingga sekarang diantara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat
kesamaan pendapat tentang apa yang disebut dengan modal itu dan
nampaknya dalam sejarahnya, pengertian dari modal itu berkembang sesui
dengan perkembangan ilmu.
Menurut klasik, modal diartikan sebagai hasil produksi yang
digunakan untuk memprodusir lebih lanjut. Dalam perkembanganya,
pengertian modal mengarah kepada sifat nonphysical, dalam arti modal
ditekankan kepada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau
menggunakan yang terkandung dalam barang modal.
2) Sumber-sumber Permodalan
Dalam UU NO. 25 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian
pasal 32 ayat. 1, ditentukan modal koperasi itu terdiri dari dan dipupuk
dari simpan pinjam, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil
usaha hanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. Kemudian
dalam ayat 2, dikatakan bahwa simpanan anggota di dalam koperasi terdiri
dari: simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
Di samping itu undang-undang no. 25/1992 ini dengan tegas telah
membagi modal koperasi dalam modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
31
anggota sebagai dasar penanaman modal yang memungkinkan koperasi
melakukan usaha. Modal ini merupakan modal beresiko, karena pemilik
modal tersebut merupakan dari koperasi yang bersangkutan. Pada
lukuidasi mungkin sebagian dari modal tersebut akan digunakan untuk
membayar klaim pihak ketiga, tergantung dari solvabilitas koperasi yang
bersangkutan dan ketentuan dalam anggaran dasarnya.22
h. Keanggotaan Koperasi
Sebagai sebuah perkumpulan, koperasi tidak akan mungkin
terbentuk tanpa adanya sebagai tulang punggung. Apalagi koperasi
merupakan kumpulan orang dan bukunya kumpulan modal, sehingga
jumlah anggota sangat menentukan besarnya modal yang dimiliki.
Semakin banyak jumlah anggota, semakin kokoh kedudukan koperasi
sebagai suatu badan usaha koperasi dikelola dan dibiayai oleh para
anggota, bertambahnya anggota berarti bertambahnya pemasukan modal
yang bersumber dari simpanan-simpanan para anggota.
Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan
ekonomi dalam lingkup usaha koperasi. Ketentuan yang terdapat pada
pasal 19 ayat 1, ini menunjukkan bahwa faktor kesamaan kepentingan
dalam usaha koperasi merupakan tolak ukur untuk menentukan
diterima/tidaknya seseorang/badan hukum koperasi, menjadi anggota
koperasi.23
i. Unsur Manajemen Koperasi
22
Drs. Hendrojogi. Msc. Koperasi Azaz-Azaz, Teori Dan Praktek , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hal. 177-187
23
32
Koperasi sesungguhnya memiliki cakupan multi dimensi yang
bersifat strategis terhadap proses pembangunan bangsa Indonesia hal ini
disebabkan eksitensi dan kehadiran koperasi ditengah masyarakat yang
lemah sosial ekonominya, yang menyandang empat kriteria yaitu:
1) Koperasi merupakan suatu system normative
2) Koperasi merupakan suatu mikanisme pendidikan bagi para
anggotanya. Peningkatan swadaya dan partisipasi tidak terlepas
kegiatan penjualan baik dalam aspek ekonomi maupun sosial.
3) Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial sehingga
usaha bersama yang berdasarkan asas-asas kekeluargaan dan gotong-
royong. Koperasi slalu berorentasi pada pemenuhan kebutuhan hidup,
peningkatan swadaya dan peningkitan solidaritas social kearah
partisipasi social bagi para anggotanya dan masyarakat sekitarnya.
4) Koperasi merupakan organisasi kekuatan (the organization of force).
Pada giliranya koperasi dapat menjadi organisasi kekuatan yang
besar ditinjau dari segi politik, sosial budaya dan ketahanan nasional,
bukanlah suatu kebijaksanaan pembangunan nasional biasa disebut
berhasil apabila terjadi pemantapan ketahanan nasional yang tercermin
dalam ketahanan keluarga dan ketahanan induvidu.24
C. Kajian Teoritik
24
33
Dalam kajian teoritik ini, peneliti literatur yang mengenai judul skripsi,
yaitu tentang sistem pengelolaan antara lain yaitu:
1. Teori Pengelolaan
Adanya pengelolaan sekarang adalah berkat hasil-hasil penyelidikan
para ahli, sejak dari dahulu hingga saat ini, dapat dikatakan bahwa manajemen
sebangai ilmu pengetahuan yang masih muda. Ilmu pengetahuan baru , timbul
berkat hasil-hasil penyelidikan para ahli sejak dahulu sampai saat ini. Oleh
karena itu, ada beberapa ahli yang meletakkan dasar bagi timbulnya ilmu
menejeman, karena merekalah perintis jalan meletakkan dasar-dasar ilmu
manajemen.
2. Teori Henry Fayol
Henry Fayol seorang industriawan Perancis yang kemudian
terkenal sebangai bapak manajemen operasional mengembangkan
manejeman sebagai yang dikemukakan dalam bukunya yang terkenal yang
berjudul Administration Industrielle et Generale. Buku ini diterbitkan
pertama kali dalam bahasa Perancis pada tahun 1916 dan kemudian
diterjemahkan kedalam bahsa Inggris yaitu " General and industria
management " sejak tahun 1949.
Dalam bukunya yang disebut diatas, Henry Fayol mengemukakan
prinsip-prinsip manajemen yaitu:
1) Division of work (pembagian kerja)
2) Authority (otoritas)
34
4) Unity or command (kesatuan perintah)
5) Unity or diriection (kesatuan arah)
6) Subordination of individual interst to general interest (mengutamakan
kepentingan umum)
7) Remuneration (pengupahan yang adil)
8) Centralization (pemusatan)
9) Scalar chain (hireraki)
10) Orders (teratur)
11) Equity (keadilan)
12) Stability of tenure of personal (kesetabilan staf)
13) Initiative (inisiatif)
14) Esspirit de corps (semangat kelompok)25
Selain dari empat belas prinsip manejeman, yang sudah disebutkan
diatas, Henry Fayol mengemukan pula, bahwa kegiatan dalam setiap
industri dapat dibagi atas enam bidang yaitu:
1) Manajerial
2) Pembukuan termasuk statistik
3) Teknisi (produksi)
4) Komersial (membeli, menjual, dan melaksanakan penjualan)
5) Tinansial (pencaharian harta dan manusia)
6) Kepastian (perhitungan harta dan manusia)
25
35
Keenam bidang tersebut akan selalu ada dalam setiap jenis usaha,
baik usaha itu besar maupun kecil. Baik itu sederhana maupun kompleks.
Selain itu, tugas pun akan selalu ada di dalam organisasi-organisasi yang
berorientasi keuntungan maupun yang bersifat sosial kemasyarakatan, dan
tidak berorientasi keuntungan. Dalam hal ini Fayol berpendapat bahwa
efisiensi dalam organisasi akan dapat ditingkatkan apabila diadakan
pendidikan terhadap manajer tentang proses manajemen akan dapat
membantu manajer dalam rangka mendorong para pekerja / karyawan
maupun bawahan untuk mau bekerja lebih giat dan lebih efektif.
Fayol memandang bahwa manajemen merupakan suatu proses
yang memiliki beberapa fungsi:
1) Perencanaan (planning)
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Pengarahan (actuating)
4) Koordinasi (coordinating)
5) Pengawasan (controlling)26
Manajeman di dalam melaksanakan tugasnya yang terdiri dari lima
fungsi tersebut harus menggunakan beberapa prinsip agar proses
manajemen dapat mencapai sasarannya yaitu menggerakkan atau
memotivasi para pekerja untuk bekerja dengan lebih giat lagi. Adapun
prinsip-prinsip manajemen tersebut adalah sebangai berikut:
26
36
1) Adanya satuan komando
Hal ini dianggap sangat penting karena dengan adanya pembagian
tugas yang sangat terperinci dan terspesialisasi maka pekerjaan akan
menjadi sangat melebar serta komplek. Oleh karena itu untuk menjaga
keterpaduan dari tugas-tugas tersebut perlu adanya kesatauan komando.
2) Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab
Dengan adanya pembagian tugas wewenang dan tanggung jawab
kepada bawahan maka para pekerja atau karyawan akan merasa memilki
harga diri, sehingga dapat tercipta adanya suasana yang luwes dan
fleksibel dari para pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3) Manajer harus selalu memiliki banyak inisiatif
Manajer yang terampil akan selalu banyak akal untuk dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam waktu yang singkat.
4) Adanya solidaritas kelompok yang cukup besar
Manajer dituntut untuk menjiwa besar, wawasan luas dan toleransi
dangan orang lain cukup besar. Disisi lain juga diperlukan tenggang rasa
yang tinggi, cepat tanggap dengan kondisi lingkungan.27
27
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang
digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari
penelitian itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa dianggap valid dan dapat di
pertanggung jawabkan kebenaranya secara ilmiah dan profosional. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan menemukan sebuah tema
menurut pasaran. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang berusaha
mengetahui system pengelolaan unit bisnis masjid (studi kasus koperasi jasa
keuangan syariah Al-Marwah di Masjid Al-Akbar Surabaya).
Definisi penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor didefinisikan
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati. Menurut
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Tetapi
prilaku memandangnya sebagai bagian dari keutuhan.28 Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-
kejadian yang diakumulasikan data dasar dalam cara deskriptif semata-mata
tidak hanya untuk mencari makna dan implikasi.29
Metode deskriptif ini memiliki tujuan:
28
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif cet13, (Bandung: Remaja Rosada Karya, 2002),
hal. 3 29
40
1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada.
2. Mengindentifikasi masalah/memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang
berlaku.
3. Membuat perbandingan dan evaluasi.
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan keputusan yang akan datang.30
Oleh karena itu peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
dari jenis deskriptif untuk memberikan gambaran yang utuh, yaitu tentang
bagaimana sistem pengelolaan koperasi jasa keuangan syariah al-marwah.
untuk mendiskripsikan sistem pengelolaan koperasi yang telah di lakukan
dalam mengembangkan jasa keuangan syariah al marwah.
B. Lokasi Penelitian
Obyek dalam penelitian ini “Sistem Pengelolaan Unit Bisnis Masjid
(Studi Kasus Koperasi Jasa Keuangan Al-Marwah di Masjid Al-Akbar
Surabaya)” di Jl. Masjid Al Akbar Timur No.1, Pagesangan, Jawa Timur
60274 Surabaya.
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data kualitatif. Jenis
data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, dan gambar.31
30
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian Dan Aplikasinya cet.1(Jakarta: Ghalia
41
Sedangkan Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.
Adapun sumber data dalam penelitian ini meliputi: sumber data primer dan
sumber data sekunder.
1. Jenis Data
Berdasarkan sumbernya jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer
merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dicatat untuk
pertama kalinya, sedangkan data sekunder merupakan data yang akan
diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari publikasi
lainnya.32 Berpijak dari penelitian diatas peneliti bertujuan untuk
menggambarkan, melukiskan sekaligus menganalisa suatu permasalahan secara
lebih rinci dengan maksud dapat menerangkan, menjelaskan dan menjawab
permasalahan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam sumber data
dan kalau diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Data primer, dalam hal ini data yang di himpun adalah data yang
tentang bagaimana sistem pengelolaan koperasi jasa keuangan syariah
al-marwah di Surabaya, hal ini di peroleh melalui permintaan
keterangan–keterangan dari manajer dengan wawancara langsung.
b. Data sekunder, dalam hal ini yang akan dihimpun adalah data tentang
koperasi jasa keuangan syariah al-marwah, yang meliputi sejarah
berdiri dan berkembangnya.
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1993), hal 83 32
42
2. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data di peroleh33, adapun data
yang di gunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah:
a. Sumber Data Primer
Adalah sumber data yang diperoleh informan. Informan adalah
orang yang memberikan informasi tentang segala hal yang berkaitan
dengan penelitian. Adapun yang memberikan informasi adalah :
1) Manajer
2) Administrasi
3) Anggota pemasaran
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari dokumen,
yaitu berupa tulisan atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas dalam penelitian. Beberapa diantaranya mengetahui tentang proses
dalam mengembangkan usahanya tersebut. Serta data-data yang ada
kaitannya dengan penelitian.
D. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ada pra
lapangan dan pekerja lapangan.
1. Tahap Pra Lapangan
a. Menyusun rancangan penelitian
33
43
Dalam konteks ini peneliti terlebih dahulu membuat permasalahan
yang akan dijadikan obyek penelitian, untuk kemudian membuat matrik
usulan judul penelitian sebelum melaksanakan penelitian hingga membuat
proposal.
b. Memilih lapangan penelitian
Dalam konteks penelitian yang dilakukan peneliti sebelum
membuat usulan judul pengajuan judul, peneliti terlebih dahulu mencari
data atau informasi tentang obyek yang akan diteliti melalui beberapa cara,
kemudian tertarik untuk dijadikan obyek penelitian yang sesuai dengan
jurusan, dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian tepat Jl. Masjid
Al Akbar Timur No.1, Pagesangan, Jawa Timur 60274 Surabaya.
c. Mengurus perizinan
Setelah membuat usulan dalam bentuk proposal, peneliti mengurus
izin atasan peneliti sendiri, ketua jurusan, dekan fakultas, kepala instansi
pusat dan lain-lain.
d. Menjajaki dan menilai lapangan
Tahapan ini sebelum sampai menyingkapkan bagaimana peneliti
masuk lapangan, dalam arti mulai mengumpulkan data yang sebenarnya,
pada tahap ini barulah merupakan orientasi lapangan, namun hal-hal
tertentu peneliti mulai menilai keadaan lapangan.34
e. Memilih dan memanfaatkan informan
44
Informan adalah orang latar peneliti.35 Dalam penelitian ini peneliti
melakukan pemilihan terhadap informan yang akan memberikan data atau
informasi mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini, peneliti
mencari orang yang paling mengetahui masalah sistem pengelolaan
koperasi jasa keuangan Syariah Al-Marwah di Surabaya dan peneliti
menemukan informan yang cocok dengan permasalahan yang di angkat
dalam peneliti.
f. Menyiapkan perlengkapan
Untuk kelancaran jalan penelitian, maka peneliti hendaknya
menyiapkan, tidak hanya perlengkapan fisik. Tetapi segala macam
perlengkapan penelitian yang diperlukan sesuai petunjuk Lexy J. Moleong.
Dalam hal ini, peneliti menyiapkan peralatan, antara lain peralatan tulis
yang berupa bulpoint, pensil, buku tulis, kertas lembaran, map plastik, dan
tipe-ex.
g. Persoalan etika penelitian
Pada tahap yang terakhir ini, peneliti sangat menjaga-nya, sebab ini
menyangkut hubungan dengan orang lain yang berkenaan dengan
data-data yang di peroleh oleh peneliti , dan dengan terjaganya etika baik, maka
nantinya bisa tercipta suatu kerja sama yang menyenangkan antara kedua
belah pihak.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
a. Memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri
35
45
Untuk memasuki pekerjaan lapangan, peneliti perlu memahami
latar penelitian terlebih dahulu. Disamping itu perlu mempersiapkan diri
baik secara fisik maupun mental disamping harus mengingat suatu
persoalan etika.
1) Memasuki lapangan
Dalam memasuki lapangan penelitian peneliti dituntut
keterlibatannya, dalam hal peneliti melakukan peninjauan sendiri langsung
ke lokasi.
2) Berperan sambil mengumpulkan data
Peran serta peneliti dalam hal ini dengan mengamati secar sekilas
dan secara langsung ke lokasi sambil mengumpulkan data melalui
wawancara langsung.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai gejala hal yang
berkaitan dengan tujuan penelitian.36 Sedangkan pengumpulan data adalah
prosedur sistematik dan standart untuk memperoleh data yang di perlukan.
Sehingga selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan
masalah penelitian.
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan)
36
46
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik fenomena-fenomena yang di selidiki.37 Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan pengamatan pada obyek koperasi jasa keuangan syariah Al-Marwah
yang bertepatan di dalam masjid besar Al-Akbar Surabaya. Sarana dan
prasarana koperasi jasa keuangan syariah meliputi, tempat pelayanan, tempat
transaksi, unit took dan kantor manajer. Kegiatan atau aktifitas yang
dilaksanakan pengurus koperasi jasa keuangan syariah dilakukan dengan
ketentuan yang berlaku di koperasi tersebut.
Observasi merupakan proses yang komplek, yang tersusun dan proses
biologis dan psikologis, dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting
ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti, sumber datanya adalah
pengurus atau karyawan sedangkan obyek peneliti nya adalah pengelolaan
usaha koperasi, pada kali ini peneliti mengamati proses pengelolaan usaha
koperasi.
2. Interview (wawancara)
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh peneliti kepada informan, kemudian jawaban-jawaban
informan di catat atau di rekam dengan perekam suara.38 Sedangkan menurut
Moleong yang dikutip oleh Haris Herdiansyah dalam buku Metodologi
Penelitian Kualitatif menjelaskan wawancara adalah percakapan dengan
37
Hadi Sutrisno, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1983), hal.136 38
47
maksud tertentu.39 Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan selesai.
Interview yang di gunakan peneliti dalam pengumpulan data yang
dimaksudkan untuk memperjelas hasil pengamatan yang di lakukan
sebelumnya. Data yang di perlukan dalam wawancara adalah sebagai berikut:
a. Deskripsi tentang latar belakang koperasi jasa keuangan syariah
b. Deskripsi tentang sejarah berdirinya koperasi jasa keuangan syariah
c. Deskripsi visi dan misi koperasi jasa keuangan syariah
d. Deskripsi program kerja koperasi jasa keuangan syariah
e. Deskripsi tentang sistem pengelolaan koperasi jasa keuangan syariah
dibidang simpan pinjam
1) Deskripsi tentang perencanaan sistem pengelolaan atau penyusunan
koperasi jasa keuangan syariah
2) Deskripsi tentang pengorganisasian atau penataan struktur pelaksana
pengelolaan dalam koperasi jasa keuangan syariah
3) Deskripsi tentang koordinasi antara pelaksana pengelolaan koperasi
jasa keuangan syariah
4) Deskripsi tentang pengendalian pengelolaan koperasi jasa keuangan
syariah
3. Dokumentasi
39
48
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan.
Dokumentasi terbagi menjadi 2 yaitu: dokumentasi internal dan dokumentasi
eksternal.
a. Dokumentasi Internal
Dokumentasi internal yang di maksud di dalamnya adalah risalah
atau laporan rapat, dokumen ini dapat menyajikan informasi tentang
keadaan, aturan dan disiplin.
b. Dokumentasi Eksternal
Dokumentasi eksternal adalah berisi mengenai bahan-bahan
informasi yang di hasilkan oleh lembaga sosial, misalnya mengetahui bukti
dan berita yang disiarkan kepada media masa.
Metode ini digunakan, untuk mencari data yang penting yang ada
di koperasi, yang meliputi visi dan misi, program kerja, sejarah berdirinya.
Dari hasil dokomentasi ini, peneliti bisa menghasilkan data dari koperasi
tersebut.
F. Teknik Validitas Data
Untuk menghindari kesalahan data yang akan di analisa, maka
kevalidan data dapat di uji dengan cara teknik triangulasi. Berikut ini teknik
triangulasi:
1. Triangulasi teknik; Melakukan bermacam-macam teknik pengumpulan
49
2. Triangulasi sumber; Menggunakan satu teknik pengumpulan data pada
bermacam-macam sumber data.40
G. Teknik Analisis Data
Proses analisis data ini dengan seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi yang pernah ditulis dalam
catatan lapangan, yang selanjutnya diklarifikasikan sesuai dengan deskripsi
kualitatif yang menggambarkan kondisi latar penelitian dalam sebuah
penelitian sebab dalam tahap ini semua hasil penelitian yang diperoleh di
lapangan dituangkan sekaligus pengukuran pendapat, rumusan-rumusan atau
hukum-hukum teoritik yang dibangun.
Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif
Miles dan Huberman. Teknik analisis ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.41
Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu, Dari wawancara, pengamatan,
dokumen-dokumen, gambar, foto, sebagainya, data-data, tersebut ditelaah dan dipilih
pilih kemudian dilakukan dengan pengelompokan atas data yang sejenis dan
selanjutnya dianalisis sesuai dengan informasi yang dibutuhkan dengan
kongkrit dan memadai, selanjutnya dengan langkah reduksi data, yang
dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi, abstraksi adalah usaha membuat
rangkuman inti.
40
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 84 41
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengola Data Kualitatif dengan NVIVO,
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Berikut in