I. Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Bagian ini menganalisis kebutuhan siswa tunagrahita ringan kelas XII di SMA Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta dalam pembelajaran keterampilan menyulam. Penelitian ini mengidentifikasi rendahnya capaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) siswa, yang hanya 25% mencapai target 76. Hal ini dikaitkan dengan metode pembelajaran konvensional yang kurang efektif, yaitu ceramah dan demonstrasi, yang gagal memberikan pendampingan individual yang dibutuhkan oleh siswa tunagrahita ringan. Analisis ini juga mempertimbangkan karakteristik siswa tunagrahita ringan, seperti kecepatan belajar yang berbeda-beda, mudah lupa, dan kesulitan mengikuti petunjuk. Kesimpulannya, diperlukan media pembelajaran yang mampu mengatasi keterbatasan siswa dan memberikan panduan belajar yang lebih personal dan interaktif.
1.1. Identifikasi Masalah Pembelajaran
Analisis ini mengidentifikasi permasalahan utama dalam pembelajaran keterampilan menyulam, yaitu rendahnya capaian KKM siswa. Hanya 25% dari 4 siswa yang mencapai KKM yang telah ditetapkan. Permasalahan ini dikaitkan dengan keterbatasan metode pembelajaran konvensional yang kurang mampu mengakomodasi kebutuhan belajar individual siswa tunagrahita ringan. Kurangnya pendampingan personal dan metode pembelajaran yang monoton membuat siswa sulit memahami dan menguasai keterampilan menyulam.
1.2. Karakteristik Siswa Tunagrahita Ringan
Bagian ini mendeskripsikan karakteristik siswa tunagrahita ringan yang menjadi target pembelajaran. Dikupas secara rinci tentang kecepatan belajar yang variatif, kecenderungan mudah lupa, dan kesulitan dalam mengikuti instruksi. Analisis menekankan bagaimana karakteristik ini memengaruhi proses pembelajaran konvensional dan mengapa dibutuhkan pendekatan yang lebih personal dan disesuaikan dengan kebutuhan belajar individual setiap siswa. Hal ini menjadi dasar pemilihan media video sebagai solusi alternatif.
II. Pengembangan Media Video Pembelajaran
Bagian ini menjelaskan proses pengembangan media video pembelajaran keterampilan menyulam. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg & Gall yang disederhanakan oleh Tim Puslitjaknov, meliputi lima tahap: analisis produk, pengembangan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba lapangan skala kecil dan revisi, serta uji coba lapangan skala besar dan produk akhir. Deskripsi rinci setiap tahap, termasuk metode pengumpulan data (observasi, wawancara, angket, dokumentasi), dan teknik analisis data (statistik deskriptif) dijelaskan secara detail. Proses revisi berdasarkan masukan dari ahli materi dan ahli media juga diuraikan.
2.1. Model dan Prosedur Pengembangan
Penjelasan detail tentang model pengembangan Borg & Gall yang digunakan, termasuk uraian lima tahap pengembangan dan metode yang diterapkan pada setiap tahap. Di sini dijelaskan bagaimana model ini diterapkan dalam konteks pengembangan media video untuk siswa tunagrahita ringan. Penekanan diberikan pada bagaimana setiap tahap berkontribusi terhadap penyempurnaan produk akhir, yang diukur berdasarkan masukan dari para ahli dan uji coba lapangan.
2.2. Validasi dan Revisi Produk
Bagian ini memaparkan proses validasi produk oleh ahli materi dan ahli media. Rincian masukan dari para ahli dan bagaimana masukan tersebut digunakan untuk merevisi produk awal dijelaskan secara sistematis. Penilaian kelayakan media video yang dihasilkan dengan persentase diuraikan. Prosedur revisi produk yang dilakukan berdasarkan masukan dari para ahli dijabarkan secara detail dan memberikan gambaran tentang proses penyempurnaan produk.
2.3. Uji Coba Lapangan dan Analisis Data
Bagian ini memaparkan hasil uji coba lapangan, baik skala kecil maupun skala besar. Deskripsi uji coba skala kecil kepada 1 siswa dan uji coba skala besar kepada 4 siswa kelas XII SMA Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta dijelaskan. Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan angket dianalisis secara deskriptif. Hasil uji coba dan analisis data disajikan untuk menunjukkan kelayakan media video pembelajaran yang dikembangkan. Hasil persentase kelayakan yang diperoleh dari setiap tahap uji coba diuraikan.
III. Kajian Produk dan Implikasi Pedagogis
Bagian ini membahas hasil pengembangan media video dan implikasinya terhadap tujuan pembelajaran dan capaian belajar siswa tunagrahita ringan. Analisis difokuskan pada bagaimana media video dapat membantu mengatasi hambatan belajar yang dihadapi siswa, serta peningkatan efektivitas pembelajaran keterampilan menyulam. Diskusi ini juga menyoroti kontribusi media video terhadap pembelajaran inklusif dan pengembangan potensi siswa berkebutuhan khusus. Kajian ini menghubungkan hasil penelitian dengan teori-teori pembelajaran yang relevan.
3.1. Analisis Kelayakan Media Video
Analisis komprehensif tentang kelayakan media video dari aspek materi dan media. Hasil analisis ditunjukkan dalam bentuk persentase dan diinterpretasikan untuk menunjukkan seberapa layak media video tersebut digunakan dalam pembelajaran. Pembahasan ini mempertimbangkan validasi dari ahli dan umpan balik dari siswa, yang menunjukkan kelayakan media video untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3.2. Implikasi terhadap Tujuan Pembelajaran
Bagian ini membahas bagaimana media video berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan di awal penelitian. Diskusi difokuskan pada peningkatan efektivitas pembelajaran keterampilan menyulam, peningkatan motivasi belajar siswa, dan bagaimana media video mengatasi hambatan belajar siswa tunagrahita ringan. Analisis ini menghubungkan hasil penelitian dengan teori-teori pembelajaran yang relevan.
3.3. Implikasi Pedagogis dan Pengembangan Lebih Lanjut
Bagian ini membahas implikasi pedagogis dari penelitian ini terhadap praktik pembelajaran siswa tunagrahita ringan, serta saran untuk pengembangan produk lebih lanjut. Diskusi ini membahas potensi replikasi penelitian ini di sekolah lain, serta perluasan cakupan materi keterampilan menyulam yang dapat diintegrasikan ke dalam media video. Saran untuk pengembangan lebih lanjut diberikan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas media video sebagai alat bantu belajar.