• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS

MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh Rini Putri Pertiwi

1001097

Pendidikan Ilmu Komputer

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA

RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS

MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA

Oleh RiniPutri Pertiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan MatematikadanIlmuPengetahuanAlam

© RiniPutri Pertiwi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Rini Putri Pertiwi, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak berkebutuhan khusu tunagrahita ringan dengan pendekatan berbasis multimedia untuk sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... vii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan... 6

BAB II LANDASAN TEORI ...10

A. Multimedia ...10

B. Perancangan Multimedia ... 13

C. Tunagrahita ... 18

D. Pengertian Membaca ... . 25

E. Kesulitan Belajar Membaca ... 28

F. Metode Kata ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

(5)

Rini Putri Pertiwi, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak berkebutuhan khusu tunagrahita ringan dengan pendekatan berbasis multimedia untuk sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 35

F. Teknik Analisis ... 36

G. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Tahap Analisis ... 38

B. Tahap Desain ... 41

C. Tahap Pengembangan ... 45

D. Tahap Uji Coba ...63

E. Tahap Penilaian ... 64

F. Pembahasan Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(6)

Rini Putri Pertiwi, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak berkebutuhan khusu tunagrahita ringan dengan pendekatan berbasis multimedia untuk sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR

BIASA

Disusun oleh

Rini Putri Pertiwi

1001097

ABSTRAK

Penelitian “Meningkatkan Kemampuan Membaca Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan dengan Pendekatan Berbasis Multimedia untuk Sekolah Luar Biasa”, dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak Tunagrahita ringan dengan menggunakan bantuan

multimedia sebagai alat untuk belajar membaca. Metode pembelajaran yang

digunakan adalah menggunakan metode kata . Sampel penelitiannya adalah 1

orang siswa dari Yayasan Pusspa Surya Kanti terusan cimuncang-bandung.

Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara

pada pihak sekolah di Yayasan Pusspa Surya Kanti, dan Dosen PKKH

Pascasarjana UPI- Bandung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

kemampuan membaca permulaan anak Tunagrahita ringan meningkat, hal

tersebut disampaikan oleh guru pembimbing anak Tunagrahita Ringan tersebut

yang disampaikan dalam ulasan wawancara. Anak Tunagrahita Ringan terlihat

sangat antusias berlajar membaca dengan menggunakan multimedia ini. Jadi,

kesimpulannya adalah belajar membaca permulaan untuk anak Tunagrahita

ringan dengan menggunakan Multimedia ini lebih baik, dibandingkan dengan

membaca dengan menggunakan metode konvensional.

(7)

Rini Putri Pertiwi, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak berkebutuhan khusu tunagrahita ringan dengan pendekatan berbasis multimedia untuk sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPROVING SKILLS FOR READING LIGHT MENTALLY RETARDED CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS MULTIMEDIA BASED APPROACH

FOR OUTSTANDING SCHOOL Compiled by

RiniPutri Pertiwi

1001097

ABSTRACT

The study "Improving Literacy for Children with Special Needs Light mentally

retarded with Multimedia-Based Approach to Special School", performed to see

an increase in beginning reading skills in children light mental retardation with the help of multimedia as a tool for learning to read.The learning method used is

to use the method.Research samples is one student of PusspaSurya Kanti

Foundation Cimuncang-Bandung.Data collection techniques in this study using

interview techniques on the school in the Pusspa Surya Kanti Foundation, and Lecturer in the Graduate UPI- PKKH Bandung.Based on the research that has

been done, the child's ability to read the beginning of the light mental retardation

increased, it is submitted by the teacher supervising the child Light mental retardation presented in the interview.Mentally Retarded Children Light looks

very enthusiastic sailed to read by using this multimedia.So, the conclusion is

better to learn to read by using Multimedia for children with Light mental

retardation than reading using conventional methods.

(8)

Rini Putri Pertiwi, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak berkebutuhan khusu tunagrahita ringan dengan pendekatan berbasis multimedia untuk sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Tujuan manusia diciptakan Tuhan salah satunya adalah untuk menjadi seorang pemimpin atau khalifah di muka bumi, khususnya adalah menjadi seorang yang mampu memimpin dirinya sendiri. Salah satu hal yang dapat menjadikan manusia seorang pemimpin di dunia ini adalah kecapakan manusia dalam memanfaatkan serta menemukan segala sumberdaya alam yang ada di dunia. Hal tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya pengetahuan luas yang dimiliki oleh manusia.

Tidak setiap manusia dikaruniai fisik dan mental yang sempurna untuk menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin. Diantara banyaknya manusia yang diciptakan Tuhan dengan sempurna, ada sebagian manusia yang diciptakan dengan keterbatasan atau hambatan yang dapat mempengaruhi manusia tersebut untuk menjadi seorang pemimpin. Salah satu keterbatasan yang terjadi pada sebagian orang yaitu memiliki keterbatasan mental maupun fisik. Hal ini bisa kita lihat pada seorang anak penderita Tunagrahita.

“Anak Tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya jelas berada dibawah rata-rata. Disamping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan” (Amin Moh, 1995, hlm.11) . Sedangkan menurut PP No. 72 Tahun 1991 menuliskan bahwa “Anak Tunagrahita adalah keterbelakangan mental, termasuk disini yang keterbelakangan mental ringan dan keterbelakangan mental sedang”. (PP No. 72, 1991, Pasal 3 ayat 3).

(9)

rata-2

rata, dan memiliki ciri-ciri tertentu sehingga tidak dapat memikirkan hal-hal yang abstrak, dan berbelit-belit”.

Menurut Bruce dalam jurnalnya yang berjudul mental retardation a primer tocopewithexperttestimony(2003, hlm. 1) mengatakan bahwa :

karakteristik anak Tunagrahita dibagi menjadi tiga yaitu : 1) IQ sekitar 70 atau di bawah. 2) Kekurangan yang terjadi secara bersamaan dalam dua bidang keahlian (komunikasi, perawatan diri, rumah tinggal,keterampilan sosial/ interpersonal, penggunaan sumber daya komunitas, pengarahan diri sendiri, keterampilan akademik fungsional, pekerjaan, rekreasi, kesehatan, dan keselamatan). 3) Menyerang sebelum usia 18 tahun.

Sedangkan Moh. Amin (1995, hlm.11) mengatakan bahwa “Ada empat tingkatan ketunagrahitaan yang berbeda-beda yaitu : ada yang ringan, sedang, berat, dan sangat berat”.

Hourcade dan Jack (2002, hlm. 3), mengemukakan pendapatnya didalam sebuah jurnal yang berjudul “Mental Retardation”, bahwa ada empat klasifikasi penggolongan terkait anak Tunagrahita, yaitu :

1. Tunagrahita Ringan, yaitu anak yang memiliki IQ antara 70 sampai 55/50.

2. Tunagrahita sedang, yaitu anak yang memiliki IQ antara 55/50 sampai 40/35.

3. Tunagrahita berat, yaitu anak yang memiliki IQ antara 40/35 sampai 25/20.

4. Tunagrahita sangat berat, yaitu anak yang memiliki IQ dibawah 25/20. Berdasarkan hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak Tunagrahita yang mampu belajar hingga tingkat pendidikan SD dengan IQ 50-70 adalah anak Tunagrahita Ringan. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat dari Abdurrachman dan Sudjadi (1994, hlm. 15) yang mengatakan bahwa :

(10)

3

Di lingkungan masyarakat, anak tunagrahita harus diperlakukan seperti manusia normal atau sejajar tanpa adanya perbedaan serta anak tunagrahita tersebut tidak boleh dianggap remeh atau dikucilkan. Hal tersebut sering terjadi dikalangan masyarakat yang belum faham bagaimana memperlakukan anak berkebutuhan khusus tersebut. Pendapat tersebut dikuatkan dengan adanya kutipan yang dilansir dari artikel yang dimuat di halaman web KEMENSOS RI ( Kementerian Sosial Republik Indonesia), yang menyatakan “ Di dalam kehidupan sehari-hari Tunagrahita secara umum mengalami perlakuan diskriminatif ” (Robinson, 2012, hlm.1).

Agar anak Tunagrahita tidak di diskriminasikan oleh masyarakat, anak Tunagrahita harus memiliki kemandirian dan kemampuan atau skillagar tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain. Salah satu cara agar anak tunagrahita bisa mandiri dan memiliki kemampuan, anak tunagrahita tersebut harus mampu membaca sebagai gerbang awal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Dari permasalahan di atas pemerintah menerbitkan peraturan untuk mengatasi permasalahan anak berkebutuhan khusus dalam proses belajar, dimana sekolah biasa bisa menerima anak berkebutuhan khusus tersebut agar dapat belajar bersama dan mendapatkan haknya sebagai warga negara Indonesia. Peraturan pemerintah tersebut terdapat pada UU RI Nomor 4 Tahun 1997 pasal 6 ayat 6 tentang penyandang cacat yang menyatakan bahwa :

“Setiap penyandang cacat berhak memperoleh hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampu-an, dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat”.

Peraturan pemerintah tersebut di sempurnakan dengan adanya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 70 Pasal 1 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa, yang menyatakan bahwa :

(11)

4

pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”.

Kewajiban pihak sekolah menerima siswa yang mempunyai kebutuhan khusus, dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 70 Pasal 4 ayat 1 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa, yang menyatakan bahwa :

Pemerintah kabupaten/kota menunjuk paling sedikit 1(satu) sekolah dasar, dan 1 (satu) sekolah menengah pertama pada setiap kecamatan dan 1(satu) satuan pendidikan menengah untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif yang wajib menerima peserta didik sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)”.

Pasal 3 ayat 1 yang dimaksud adalah :

Setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya”.

Ketunagrahitaanmembawadampakpadaaspekperkembangan,salahsatunyaa spekperkembangankognitif. Salah satu contohaspekkognitif yang sangatpentingadalahkemampuanuntukmembaca. Seperti yang dikatakan oleh Sukirno dalam kesempatan wawancara beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa memang anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam segala hal baik psikomotorik maupun kemampuan kognitif seperti membaca. Alasan anak

tunagrahita ringan memerlukan pembelajaran

(12)

5

membedakannya adalah pada anak tunagrahita ringan membutuhkan proses atau waktu yang lama untuk anak tunagrahita ringan mampu membaca dengan baik.

Namun mengajarkan membaca pada anak tunagrahita bukanlah pekerjaan yang mudah, hal ini dikeranakan adanya masalah yang dialami oleh anak tunagrahita. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Kemis dan Ati yang mengatakan bahwa “Masalah – masalah yang dihadapi mereka secara umum meliputi : masalah belajar, masalah penyesuaian diri terhadap lingkungan, masalah gangguan bicara , dan bahasa serta masalah kepribadian”. Kemis dan Ati (2013, hlm. 21).

Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa anak tunagrahita mengalami masalah belajar. Menurut pendapat Hammill (dalam Yulinda, 2010, hlm. 33) mengatakan bahwa masalah belajar yaitu “Beragam bentuk masalah yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam berhitung”.

menurut pendapat Yulinda (2010, hlm. 39), mengatakan bahwa salah satu masalah belajar membaca adalah disleksia. Dimana disleksia merupakan :

Disleksia adalah anak yang mengalami kesulitan dalam belajar membaca, menulis, dan mengeja serta kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu,arah, dan masa” (Sony, 2011, hlm. 16).

Anak Tunagrahita ringan juga memiliki kemiripan dengan anak disleksia, Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi pada saat anak tunagrahita ringan membaca, seperti dikemukakan oleh Sukadi yang mengatakan bahwa :

Kesalahan yang sering dilakukan anak tunagrahita ringan dalam membaca antara lain sebagai berikut : Anak tidak mengetahui kata-kata, Menambahkan kata, Anak menghilangkan imbuhan atau tidak mengenalnya, dan Anak tidak mengenal bunyi-bunyi.” (Sukadi, 2012, hlm. 18)

(13)

6

dimaksudkan oleh penulis adalah media pembelajaran berbasis Teknologi Multimedia, karena penulis beranggapan bahwa dewasa ini teknologi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali oleh anak yang berkebutuhan khusus. Selain hal tersebut, yang menyebabkan anak tunagrahita ringan membutuhkan multimedia sebagai alat bantu untuk mempermudah proses belajarnya adalah IQ dibawah rata-rata berkisar 70 sampai 55/ 50,kemampuan membaca yang lambat,kemampuan pemahaman yang kurang, tingkat konsentrasi yang tendah, ,daya ingat atau memori anak tunagrahita ringan yang rendah, serta kekurangan dalam visual, auditori, serta kekurangan dalam motoriknya. Diharapkan dengan adanya multimedia sebagai alat bantu belajar akan membuat anak lebih tertarik, meningkatkan konsentrasi serta daya ingat yang lebih baik atau lebih terlatih, serta merangsang psikomotorik anak.

. Maka dari itu penulis ingin membantu anak Tunagrahita agar mampu menjadi manusia yang mandiri untuk memenuhi kebutuhannya sendiri baik dalam pelajaran maupun dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jadi timbul pertanyaan, Multimedia seperti apa yang akan digunakan untuk membantu proses pembelajaran membaca bagi anak Tunagrahita?

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanapeningkatankemampuanmembacaanakberkebutuhankhu sus (Tunagrahita ringan) dalamberfikirabstrak?

2. Bagaimana merancang Multimedia untuk membantu pembelajaran membacabagianakberkebutuhankhusus (Tunagrahitaringan) ? 3. Seberapabesar

(14)

7

1.3Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian tentunya harus ada tujuan yang jelas agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan sasaran anak Tunagrahita Ringan ini antara lain :

1. Untuk mengetahui bentuk kemampuan anak berkebutuhan khusus (tunagrahita ringan) dalam berfikir abstrak.

2. Untuk mengetahui bagaimanamerancang Multimedia

dalammembantu pembelajaran

membacabagianakberkebutuhankhusus (tunagrahita ringan).

3. Untuk mengetahuiseberapabesarmotivasianakberkebutuhankhusus (tunagrahita ringan) dalampembelajaranmembacamenggunakan multimedia.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, dibagi menjadi tiga manfaat, antara lain manfaat bagi guru, manfaat bagi anak Tunagrahita ringan dan manfaat bagi peneliti yang akan dipaparkan dibawah ini :

a. Manfaat Bagi Guru

- Diharapkan program dapat mempermudah pembelajaran membaca di kelas.

- Diharapkan mampu membantu kemampuan guru dalam penyampaian materi membaca.

- Diharapkan Guru dapat memberikan pembelajaran yang lebih interaktif untuk mendorong motivasi anak Tunagrahita dalam pembelajaran membaca.

(15)

8

- Diharapkan anak Tunagrahita yang belajar membaca menggunakan Multimedia ini akan lebih mudah menangkap pelajaran.

- Diharapkan anak Tunagrahita tersebut mampu meningkatkan kemampuan berfikir abstrak.

- Diharapkan anak Tunagrahita mampu membaca, menyimpulkan dan menerima informasi secara mandiri.

c. Manfaat Bagi Peneliti

- Dapat mengetahui keefektifan program yang telah dibuat.

- Dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam media pembelajaran tersebut.

- Dapat mengetahui sejauh mana Program tersebut bisa meningkatkan kemampuan anak Tunagrahita dalam membaca.

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam suatu penelitian memiliki banyak fungsi untuk memberikan gambaran-gambaran mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti mengemukakan tentang : Latar belakang, Rumusan masalah,Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB IILANDASAN TEORI

(16)

9

Perancangan Multimedia, Tunagrahita Ringan, Membaca, Kesulitan belajar membaca, Metode Kata.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti mengemukakan tentang : 1) Metode penelitian, 2) Desain penelitian, 3) Populasi dan sampel, 4) Instrumen Penelitian, 5) Teknik pengumpulan dan pengolahan data, 6) Teknik Analisis, 7) Prosedur dan tahap-tahap Penelitian.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti mengemukakan tentang : 1) Tahap Analisis, 2) Tahap Desain, 3) Tahap Pengembangan, 4) Tahap Ujicoba, 5) Tahap Penilaian.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

(17)

Rini Putri Pertiwi, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak berkebutuhan khusu tunagrahita ringan dengan pendekatan berbasis multimedia untuk sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca bagi anak Tunagrahita ringan berbasis multimedia ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau yang sering disebut sebagai metodeR&D (Research and Development).Nusa berpendapat bahwa :

Secara sederhana R&D bisa didefinisikan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki,mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode / strategi / cara, jasa , prosedur tertentu yang lebih unggul, barum efektif, efisien, produktif, dan bermakna ”. (Nussa, 2011, hlm. 67)

Sedangkan menurut pendapat UNCTAD ( United Nations Conference On Trade And Development ) (dalam Nusa, 2011, hlm. 69) menerangkan bahwa “ Penelitian dan Pengembangan (R&D) terdiri dari empat jenis kegiatan, yaitu : penelitian dasar, penelitian terapan, penelitian pengembangan produk, dan proses pengembangan ”.

(18)

32

3.2 Desain Penelitian

Menurut pendapat Borg &Gall yang dirangkum oleh Tim Puslitjaknov (Tim Pusat Penelitian dan Inovasi Pendidikan Balitbang Kemendiknas) yang dikutip oleh Nusa, mengatakan bahwa ada 10 langkah dalam melakukan penelitian yaitu :

1) Melakukan penelitian pendahuluan, 2) Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran), dan uji ahli atau uji coba pada skala kecil, atau expertjugdement. ,3) Mengembangkan jenis/bentuk produk awal, 4) Melakukan uji coba lapangan tahap awal, 5) Melakukan revisi terhadap produk utama, 6) Melakukan uji coba lapangan utama, 7) Melakukan revisi terhadap produk operasional, 8) Melakukan uji lapangan operasional, 9) Melakukan revisi terhadap produk akhir , 10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk ”. (Nusa, 2011, hlm. 120-121).

Namun karena waktu penelitian sangat terbatas, peneliti hanya melakukan beberapa langkah yang dianggap cukup mewakili kesepuluh langkah yang ada di atas, yaitu tahapan penelitian pendahuluan, tahapan perencanaan, tahapan pengembangan, tahapan uji coba lapangan. Berikut adalah uraiannya :

1. Pada tahapan pertama ini peneliti akan mengumpulkan data-data awal sesuai dengan kebutuhan dengan studi literatur berupa jurnal dan buku-buku terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Setelah data dirasa cukup untuk mendukung penelitian, peneliti akan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu tahap pengembangan.

(19)

33

3. Pada tahapan pengembangan peneliti akan merubahflowchart dan storyboard yang telah dibuat sebelumnya kedalam bentuk program

yang siap untuk di uji cobakan.

4. Pada tahapan terakhir yaitu tahapan uji coba lapangan, peneliti akan menguji seberapa layak program yang telah dibuat untuk diaplikasikan pada anak tunagrahita ringan. Tahapan pengujian dilakukan oleh dosen pembimbing dan guru yang menangani anak tunagrahita ringan pada sekolah yang telah dipilih oleh peneliti.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa tunagrahita ringan di Yayasan Pusppa Surya kanti yang terdiri dari 3 orang siswa berusia mental 7 hingga 10 tahun. Menurut pendapat Tati Sulastri dalam tesisnya mengatakan bahwa :

Subjek penelitian dibatasi hanya pada siswa-siswa tunagrahita ringan yang memiliki umur mental 7 hingga 10 tahun. Pengkatagorian umur mental di setiap sekolah luar biasa tersebut didasarkan pada hasil pengamatan guru dan

pihak sekolah ”. (Tati, 2009, hlm. 58).

Berpegang pada pendapat Tati yang telah melakukan penelitian tersebut, maka peneliti bermaksud untuk membatasi sampel dalam penelitian ini, yaitu dengan hanya mengambil siswa berusia mental 7 hingga 10 tahun untuk dijadikan sampel penelitian. Dengan demikian sampel penelitian ini terdiri dari 3 orang siswa.

3.4 Instrumen Penelitian

(20)

34

latihan pada program aplikasi. Sedangkan data motivasi belajar membaca berasal dari data yang diambil berdasarkan wawancara dengan guru yang membimbing anak tunagrahita ringan di sekolah tersebut.

Adapun tes kemampuan membaca permulaan dilakukan untuk menentukan apakah anak tunagrahita ringan tersebut mampu membaca dengan benar?. Untuk mengetahui apakah anak tunagrahita ringan tersebut mampu membaca dengan benar maka ada variabel yang perlu diperhatikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Tati yang mengatakan “ada empat variabel yang perlu di perhatikan yaitu Fonem, Morfem, Semantik,

dan Sintaksis.” (Tati, 2009, hlm. 62). Berikut adalah pengertian dari keempat variabel tersebut :

a. Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2014). b. Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai

makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2014).

c. Semantik adalah bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2014).

d. Sintaksis adalah pengaturan dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2014).

Adapun data motivasi belajar membaca berasal dari wawancara yang diberikan pada guru meliputi :

a. Antusias anak Tunagrahita ringan dalam membaca menggunakan program aplikasi.

b. Seberapa sering anak tunagrahita ringan untuk berlatih membaca menggunakan program aplikasi.

(21)

35

3.4.1 Tes

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online menyatakan bahwa Tes adalah “ Ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang ”.(KBBI online, 2014).

Menurut Arikunto (dalam Johan, 2006) mengatakan dalam sebuah jurnal

yang berjudul “ Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah

Matematika Berdasarkan Tingkat kemampuan Matematika di ”, bahwa Tes adalah “ Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegasi, kemampuan atau bakat yang dimiliki ileh individu atau kelompok ”.

3.4.2 Wawancara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online menyatakan bahwa yang dimaksud dengan wawancara adalah “Tanya jawab peneliti dengan narasumber” (KBBI online,2014). Sejalan dengan pernyataan tersebut maka peneliti bermaksud akan melakukan wawancara dengan narasumber yang merupakan pengajar di SLB Pusppa Surya Kanti-Bandung. Wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terpimpin dimana peneliti sudah menyiapkan terlebih dahulu berbagai pertanyaan yang ingin ditanyakan. Wawancara terpimpin adalah “Wawancara dengan memakai pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya”. (KBBI online, 2014).

3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

(22)

36

memberikan beberapa butir soal dalam bentuk game yang ada di aplikasi dan meminta siswa untuk menjawab soal tersebut. Bila siswa tersebut mampu menjawab semua soal tersebut dengan benar, maka akan diberikan skor 100. Namun bila anak tersebut salah atau kurang tepat dalam menjawab beberapa soal yang diberikan maka akan diberikan skor sesuai dengan kemampuannya atau kurang dari 100.Sedangkan untuk mengetahui kelayakan aplikasi, peneliti akan menggunakan teknik wawancara kepada guru pendamping disekolah tersebut.

3.6 Teknik Analisis

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam menganalisis data kemampuan membaca adalah teknik deskriptif. Tati berpandapat bahwa :“ Teknik desktiptif merupakan teknik paling sederhana dalam mengolah data statistik,

biasanya digunakan dalam berbagai penelitian awal yang memerlukan gambaran

nyata mengenai kondisi subjek yang ingin diteliti ”. (Tati, 2009, hlm. 64).

Sependapat dengan Tati, peneliti beranggapan bahwa dalam penelitian tentang anak tunagrahita ringan ini memerlukan gambaran nyata mengenai kondisi subjek yang ingin diteliti agar mampu memberikan treatmentyang tepat untuk anak berkebutuhan khusus tersebut. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, peneliti akan memaparkan secara rinci dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru pendamping.

3.7 Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan

(23)

37

pengembangan software untuk anak tunagrahita ringan dan kuisioner yang akan diberikan kepada guru yang membimbing anak tunagrahita ringan tersebut untuk mengetahui motivasi anak belajar membaca dengan menggunakan program aplikasi yang telah dibuat.

2. Pelaksanaan Penelitian

Ketika sekolah memberikan izin, maka penelitian tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2014sampai waktu yang belum di tentukan.

(24)

Rini Putri Pertiwi, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak berkebutuhan khusu tunagrahita ringan dengan pendekatan berbasis multimedia untuk sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. bentuk kemampuan membaca anak berkebutuhan khusus dalam berfikir abstrak adalah anak mampu mengenali bacaan dan menunjukan isi kata atau hal yang dimaksud dalam bacaan tersebut. Sebagai contohnya adalah bila dalam isi tulisan

mengatakan “mata” maka ketika anak diminta untuk

menunjukan mana yang disebut dengan mata pada anggota tubuhnya, anak tersebut dapat merespon dan menunjukan mata sesuai dengan isi bacaan yang dibaca.

(25)

79

baru bertingkat menggunakan huruf-huruf besar sesuai dengan kemampuannya.

3. Kemudian sebarapa besar motivasi anak dalam membaca dengan menggunakan bantuan multimedia? Anak menjadi lebih termotivasi dengan adanya multimedia sebagai bantuan alat untuk belajar karena multimedia pembelajaran dengan menggunakan bantuan komputer merupakan hal baru untuk anak, sehingga anak lebih menyukai pembelajaran tersebut selain itu anak menganggap bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia lebih menarik dan mudah untuk dipahami.

Selain dari hal-hal tersebut yang telah dipaparkan, didapatkan pula hasil sebagai berikut,bahwa :

1. Penggunaan Multimedia intraktif dalam upaya merancang multimedia untuk membaca permulaan bagi anak Tunagrahita ringan dapat diterapkan sebagai alat bantu dalam pembelajaran.

2. Kemampuan membaca permulaan pada siswa yang terpilih pada awalnya tergolong rendah, karena anak belum lancar membaca bahkan ada yang belum bisa membaca. Kemudian terjadi pula peningkatan dari segi motivasi setelah anak belajar membaca dengan menggunakan bantuan Multimedia ini.

3. Terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan terhadap anak tunagrahita ringan setelah menggunakan media yang dibuat,bila dibandingkan dengan sebelum anak menggunakan media tersebut atau dengan metode konvensional.

B. Saran

(26)

80

1. Penggunaan multimedia dapat mejadi salah satu alternatif alat bantu dalam pembelajaran, khususnya bagi anak penyandang Tunagrahita ringan.

2. Multimedia ini kedepannya lebih baik digunakan oleh guru 100% untuk membantu proses belajar membaca, agar tidak membebani anak dalam proses belajar membaca.

3. Penelitian terhadap penggunaan multimedia pada anak tunagrahita ringan untuk pelajaran membaca ini,disarankan bisa juga diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya.

(27)

Rini Putri Pertiwi, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca bagi anak berkebutuhan khusu tunagrahita ringan dengan pendekatan berbasis multimedia untuk sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

81

DAFTAR PUSTAKA

A. Alek & H.P Achmad 2010, ‘Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi’, Kencana Prenada Media Group, Jl. Tambra Raya No.23 Rawamangun-Jakarta 13220

Abdurrahman m.,&Sudjadi s.,1994. ‘Pendidikankan Luar Biasa Umum’. Jakarta :

Depdikbud,Dirjen dikti, Proyek Pendidikan Tenaga akademik

Abdurrahman Mulyono, Prof, Dr 2012. ‘Anak Berkesulitan Belajar Teori,Diagnosis, dan Remediasinya’, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Kompleks Perkantoran Mitra Matraman Blok B No. 1-2 Jln. Matraman Raya No.148 Jakarta 13150

Amin Moh 1995, ‘Ortopedagogik Anak Tunagrahita’, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Bandung

Cunningham, A. E. danStanovich, K. E. (2001), ‘What Reading Does for the Mind’. [Online]. Tersediadi

:http://www.csun.edu/~krowlands/Content/Academic_Resources/Reading/Useful%2 0Articles/Cunningham-What%20Reading%20Does%20for%20the%20Mind.pdf. [Diakses 22 Agustus 2014].

Firdaus Septiana,JoharDhami,&Dewi (2012), ‘Perancangan Aplikasi Multimedia Interaktif Company profile Generic ’.[Online]. Tersedia di :http://jurnal.sttgarut.ac.id/index.php/algoritma/article/download/10/10. [Diakses 17 Desember 2013].

Framkin L Bruce (2003), ‘Mental Retardation a Primer to Cope with Expert Testimony’. National Legal Aid & Defender Association Cornerstone. [Online]. Tersedia di :www.nlada.org/DMS/Documents/1066919805.15/Mental%20Retardation.pdf

.[Diakses 10 Oktober 2013]

Hourcade and Jack 2002, ‘Mental Retardation’, ERIC Clearinghouse on Disabilities andGifted

Education Arlington VA. [Online]. Tersedia di

:http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED473010.pdf. [Diakses 11 Oktober 2013]

(28)

82

KBBI 2013, ‘baca’. [Online]. Tersedia di : http://kbbi.web.id/baca.[Diakses 19 Desember 2013]

KBBI 2014, ‘fonem’. [Online]. Tersedia di: http://kbbi.web.id/index.php?w=fonem.[Diakses 24 Februari 2014]

KBBI 2014, ‘Morfem’. [Online]. Tersedia

di:http://kbbi.web.id/index.php?w=morfem.[Diakses 24 Februari 2014]

KBBI 2014, ‘Semantik’.[Online]. Tersedia

di:http://kbbi.web.id/index.php?w=semantik.[Diakses 24 Februari 2014]

KBBI 2014, ‘Sintaksis’.[Online]. Tersedia di:http://kbbi.web.id/index.php?w=sintaksis.

[Diakses 24 Februari 2014]

Kemenag, ‘Pengajaran Reading (Membaca) (Melalui Pendekatan Konstruktivisme; sebagai

sebuah alternatif )’. [Online]. Tersedia

di:http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/511-pengajaran-

reading-membaca-melalui-pendekatan-konstruktivisme-sebagai-sebuah-alternatif.html.[Diakses 19 Desember 2013]

Kemis, S.pd, M,Mpd dan Rosnawati Ati, S.pd, M.SI 2013, ‘ Pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus Tunagrahita ’, PT. LUXIMA METRO MEDIA, Jl. Kalisari III No.28A, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13790.

Mardika Inyoman 2008, ‘ Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata

Bahasa Inggris di SD ’. [Online]. Tersedia

di:http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf. [Diakses 11 Januari 2013] Miles,Constance.1975.’Teaching Elementary Reading’, Printice-hall.Inc.,Englewood

Cliffs,New Jersey.

Munir, Dr, M.IT 2010, ‘Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi’, CV.Alfabeta-Bandung

Munir, Prof, Dr, M.IT 2012, ‘Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan’, Alfabeta Bandung, Jl.Gegerkalong Hilir Bandung.

Oxford Dictionaries, ‘ Storyboard ’.[Online]. Tersedia

di:www.oxforddictionaries.com/definition/english/storyboard. [Diakses 10 Januari 2014]

Putra Nusa, Dr, S.Fil, M.Pd 2011, ‘Research and Development Penelitian dan

Pengembangan : Suatu Pengantar’, PT. Rajagrafindo Persada, Jl. Janur Kuning I,Blok WF I No. I, Kelapa Gading Permai, Jakarta 14240.

(29)

83

Somantri Sutjihati, Dra, Hj 2007. ‘Psikologi Anak Luar Biasa’, PT. Refika Aditama, Bandung, Jl. Mengger Girang No.98 Bandung 40254

Sudarsono.2005 ‘Analisis dan perancangan sistem’. [Online]. Tersedia

di:http://sdarsono.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16512/flowchart.pdf.[Diak ses 10 Januari 2014]

Suherman Yuyus 2005, ‘Adaptasi Pembelajaran Siswa Berkesulitan Belajar Melalui

Pendekatan Multidisipliner’, RIZQI Press, Bandung.

Sulastri Tati 2009, ‘ Profil Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan di

Kota Tasikmalaya ’. Tesis. Sekolah Pascasarjana, UPI.

Timothy,Abbie.1968. ’ Multimedia Projects in the classroom A Guide to Development,and Evaluation’.CORWIN PRESS,INC a Sage Publications Company 2455 Teller road Thousand Oaks.

W. Saragih Robinson, Drs, M.Si 2012, ‘Tunagrahita Mengenal Lebih Dekat Tunagrahita Melalui Special Olympics Indonesia’, Kementerian Sosial RI, Jakarta.[Online]. Tersedia

di:http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=109. [Diakses 08 November 2013]

Referensi

Dokumen terkait

[r]

• Does the solution produce results that conform to the data, function, and behavior that are required?.. Seven Core Principles for Software Engineering. 1) Remember the reason

Integrasi Fuzzy Analytic Network Process dan Goal Programming dalam Pemilihan Supplier dan..

Keterangan: JE : Sama pengaruhnya WMI : Sedikit lebih berpengaruh SMI : Sangat berpengaruh daripada VSMI : Jauh lebih berpengaruh AMI : Mutlak lebih berpengaruh

Dengan kata lain, konsumen dari produk yang mendatangi sebuah acara, akan lebih mempunyai perasaan loyal terhadap brand tersebut, terutama ketika dilibatkan

Untuk menunjang kegiatan kurikuler dan menyalurkan minat dan bakatSMA Negeri 4 Yogyakarta menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler

Skripsi yang berjudul “Penggunaan Ragam Sapaan di Kalangan Remaja Desa Lorjurang RT 06 RW X Kelurahan Pulisen Kecamatan Boyolali” disusun guna memenuhi sebagian

Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar stator akan