• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Guru Wiyata Bhakti Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung T2 942011090 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Guru Wiyata Bhakti Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung T2 942011090 BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan teren-cana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecakapan, akhlak mulia, keterampilan yang diperlu-kan masyarakat bangsa dan Negara (pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah guru atau tenaga kependidikan.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarah-kan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidik anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 ayat 1 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

(2)

adalah guru, guru dibedakan ada dua Pegawai negeri dan guru wiyata bhakti. Guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) dalam menjalankan tugasnya digaji pemerintah sesuai aturan/standar gaji di sesuaikan dengan masa kerja dan golongan, sedangkan guru wiyata bhakti adalah guru yang bekerja pada beberapa sekolah negeri maupun swasta yang sampai saat ini belum memiliki standar gaji yang menitikberatkan pada bobot jam pelajaran, tingkatan jabatan dan tanggung jawab masa depan siswanya. Dalam Departemen Pendidikan Nasional pegawai tidak tetap disebut dengan guru tidak tetap atau guru bantu atau wiyata bhakti.

Guru wiyata bhakti atau guru pengabdian juga merupakan guru yang memiliki kontribusi besar bagi dunia pendidikan. Rata-rata mereka adalah tenaga pengajar muda yang memiliki potensi yang luar biasa. Berbicara mengenai tugas dan tanggung jawab antara guru yang sudah PNS dengan guru wiyata bhakti adalah sama. Tidak ada perbedaan di antara kedua-nya. Dua-duanya sama-sama mengajar dan mencer-daskan anak bangsa dan dengan jam mengajar yang sama. Praktis tidak ada perbedaan yang mencolok. Yang menjadi persoalan serius dan sangat mempri-hatinkan adalah honor atau gaji antara guru PNS.

(3)

sama akan mendapatkan imbalan atau hak yang sama pula. Logika tidak berlaku. Jangankan untuk menggaji atau memberi imbalan sama dengan gaji guru PNS, menggaji UMR saja negara belum mampu.

Di saat guru-guru pengabdian yang secara ekonomi memprihatinkan karena honor sebulan sama dengan honor seminggu atau sehari, Pemerintah mencetuskan adanya sertifikasi dan non sertifikasi. Gaji PNS perbulan ditambah dengan gaji ke-13, serti-fikasi dan non sertiserti-fikasi dan tunjangan lainnya. Apa yang bisa diharapkan dari seorang guru pengabdian? Betapa nasib guru pengabdian tidak diperjuangkan. Pemerintah justru terlalu mementingkan guru PNS yang notabene setiap bulan sudah mendapat gaji pokok. Banyak tunjangan yang didapatkan oleh guru PNS, tetapi sama sekali tidak memikirkan guru-guru wiyata bhakti yang sama-sama berjuang mencerdas-kan generasi bangsa. Guru-guru pengabdian lulusan sarjana tidak lebih baik daripada buruh pabrik yang hanya lulusan Sekolah Dasar. Guru sarjana tenaga yang punya kompetensi dihargai sangat tidak layak.

(4)

Kita lihat pada setiap even lomba seperti siaga, LCC, Siswa berprestasi dan lainnya justru tenaga-tenaga wiyata bhaktilah yang selalu berada di urutan depan. Tentunya merekalah yang lebih melek dunia IT dan computer. Namun sama sekali tidak ada apresiasi baik dari sekolah tempat mengajar maupun dari peme-rintah. Di saat guru-guru wiyata bhakti yang serba kesulitan masalah ekonominya justru pemerintah lagi-lagi memberi tambahan kesejahteraan bagi guru PNS.

Bukankah guru wiyata bhakti atau guru pengab-dian dengan tanggung jawab yang sama dengan PNS. Lalu siapakah yang sebenarnya patut mendapat pre-dikat pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya?

Who are the realheroes without merit? Jawabannya adalah Guru wiyata bhakti (http://asyiksutono. blogspot.com/2013) 02. Diakses tanggal 12 Juni 2013.

Guru wiyata bhakti juga sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) me-miliki peranan yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran karena fungsi utama guru ialah meran-cang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga sangat strategis dan menentukan.

(5)

dicapai apabila guru tidak memiliki keprofesionalitas-an dalam diri memiliki kinerja ykeprofesionalitas-ang baik.

Dari beberapa pendapat di atas sudah dilaksa-nakan oleh guru-guru wiyata bhakti di Kecamatan Kaloran, tetapi nasib mereka yang masih kurang baik. Bahkan dengan adanya PP no. 48/2005 yang membuat bingung tenaga wiyata bhakti, menyebutkan bahwa tenaga honorer/wiyata bhakti akan diangkat seluruhnya secara bertahap menjadi PNS selambat-lambatnya sampai tahun 2009 telah menjadi kekeliru-an penafsirkekeliru-an baik oleh tenaga honorer itu sendiri maupun pemerintah.

Mestinya kata-kata tersebut tidak dibaca apa adanya, tentu saja dalam seleksi administrasi tetap harus berpegang pada pedoman pada peraturan tentang pengadaan CPNS yang telah ditetapkan. Contoh seorang guru wiyata bhakti yang tidak memiliki akta tentunya tidak akan diangkat CPNS sedikitnya akan gugur dengan sendirinya.

(6)

kenyataan di lapangan guru yang sudah masuk data base hanya di gaji Rp. 250.000/bulan, itu sangat tidak

layak (Suara Merdeka, Senin 02 Januari 2006).

Berikut hasil wawancara peneliti dengan bebera-pa guru wiyata bhakti di Kecamatan Kaloran dan beban tugas yang mereka kerjakan selain mengajar.

Tabel 1.1

Tugas Tambahan Guru PNS dan Wiyata Bhakti SD di Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

No Jenis Tugas PNS Non PNS

1 Administrasi BOS 8 19 2 Inventaris barang 3 24

3 Entri nilai 2 25

4 Administrasi kantor 7 20

JUMLAH 20 88

Sumber: Hasil wawancara, 2013

Minimnya kesejahteraan guru dalam jangka waktu lama telah menggiring budaya/tradisi akademis menjadi terpinggirkan. Terlebih lagi dalam era modern saat ini guru selalu dituntut menjadi figur yang mampu memberikan kesan positif baik di lingkungan kerja (sekolah) maupun ketika berada di masyarakat.

(7)

sehingga guru menjadi figur yang dianggap mampu dari segi moril maupun materiil, padahal kondisi sebenarnya tidaklah selalu demikian.

Upah yang minim dan perasaan tidak nyaman sebagai guru wiyata bhakti seringkali muncul. Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan salah satu guru wiyata bhakti senior di SD Negeri X. Berikut hasil wawancara mengenai upah dan perasaan sebagai guru wiyata bhakti.

…. Perasaan tidak enak ketika ada teman guru

atau keluarganya ada yang sakit mau nyumbang tidak ada dana,apalagi dengan upah yang terlalu minim jelas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, maka untuk memenuhi kebutuhan hidup, saya harus bekerja sambilan yaitu bertani dan beternak sapi. Kalau tidak seperti itu hidup saya akan sangat kekurangan, karena saya juga harus membantu kebutuhan ibu yang tinggal serumah dengan saya. Kalau pekerjaan ditekuni dan dijalani dengan ikhlas akan ada berkat lain, dalam istilah Islam

guru wiyata bhakti pembayaran menggunakan dana BOS, kadang mendapat bantuan dari yayasan Rp. 100.000 tapi pembayaran tidak lancar tergantung pencairan dana BOS kalau tidak lancar berarti pembayaran kami ditunda, tapi kadang di

(8)

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, maka masa-lah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Guru Wiyata Bhakti SD di Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung?

2. Faktor-Faktor apa saja yang menjadi pendukung para guru Wiyata Bhakti SD Negeri di Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung mempunyai kinerja yang baik?

1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisa kinerja guru wiyata bhakti SD Negeri di kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung;

2. Menganalisa faktor-faktor Pendukung guru wiyata bhakti SD di Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung memiliki kinerja yang baik.

1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

(9)

2. Secara praktis

Gambar

Tabel 1.1 Tugas Tambahan Guru PNS dan Wiyata Bhakti

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Persepsi Penilaian Prestasi Kerja dengan Motivasi Berprestasi pada Karyawan. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Penelitian ini akan menghasilkan suatu perangkat lunak media pembelajaran mata kuliah Dasar Komputer yang berbasis pemrograman web dan animasi web, yang telah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses belajar mengajar mata kuliah Jaringan Komputer menggunakan media pembelajaran Packet Tracer 5.0 yang seharusnya dilaksanakan,

Pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa nilai r adalah sebesar 0,369 dan P sebesar 0,001 yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara konflik kerja dengan

[r]

http://www.ed.gov ), projects are complex tasks, based on challenging questions, that serve to organize and drive activities, which taken as a whole amount to a meaningful

Kompasianers (epithet of Kompasiana members) are freely allowed to post writing in the name of themselves instead of insulting people upon ethnic and religion

[r]