ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK ZAKAT
IKAN BANDENG HASIL TAMBAK DI DESA RANDUBOTO
KECAMATAN SIDAYU KABUPETAN GRESIK
JURNAL Oleh Cholifatul Aisah NIM. C02211016
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan dengan judul Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak Di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan tentang bagaimana praktik zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh langsung dari masyarakat melalui proses observasi (pengamatan) dan wawancara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kulitatif. Sedangkan analisisnya berupa deskriptif-analisis, dengan menggunakan pola pikir deduktif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik tidak memenuhi syarat dan rukun zakat karena pemilik tambak dalam membagikan zakat ikan bandeng dengan menyamaratakan yakni tidak membedakan antara mustahik yang mampu dan yang tidak mampu, pemilik tambak juga tidak mengetahui zakat yang mereka anggap tersebut sudah mencapai nis}a>b atau belum, zakat yang dikeluarkan oleh pemilik tambak juga tidak menentu ada yang setiap pane ada juga yang setiap tahun. Sedangkan dalam melakukan zakat pemilik tambak harus memenuhi syarat dan rukun zakat yang telah ditentukan oleh syari’at Islam agar menjadi sah. Ditinjau dari hukum Islam terhadap zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh pemilik tambak tidak dibenarkan dalam Islam, karena dalam mengeluarkan zakat pemilik tidak sama seperti yang dijelaskan didalam syarat dan rukun zakat, praktik yang dilakukan oleh pemilik tambak di Desa Randuboto bukanlah sebuah zakat melainkan itu adalah sedekah.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
MOTTO... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang masalah ... 1
B. Identifikasi dan batasan masalah ... 10
C. Rumusan masalah ... 11
D.Tujuan Penelitian ... 11
E. Kegunaan Penelitian ... 11
F. Definisi Operesional ... 12
G.Kajian Pustaka ... 13
H.Metode penelitian ... 14
I. Sistematika pembahasan ... 19
BAB II KONSEP ZAKAT DAN SEDEKAHDALAM ISLAM A.Pengertian Zakat ... 21
B. Dasar Hukum Zakat ... 23
C. Waktu Pelaksanaan Zakat ... 24
D.Macam-Macam Harta Yang Wajib Wajib Dikeluarkan Zakatnya ... 25
E. Rukun Dan Syarat Zakat ... 28
J. Hukum Sedekah ... 40
K. Orang-Orang Yang Mendapatkan Sedekah ... 42
L. Sifat-Sifat Harta Yang Disesdekahkan ... 44
M. Hal-Hal Yang Dapat Membatalkan Sedekah ... 45
BAB III PRAKTIK ZAKAT IKAN BANDENG DI DESA RANDUBOTO KECAMATAN SIDAYU A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik ... 46
1. Letak Geografis Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik ... 46
2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik ... 48
3. Keadaan Sosial Ekonomi Desa Randuboto ... 49
4. Keadaan Sosial Pendidikan Desa Randuboto ... 50
5. Keadaan Sosial Keagamaan Desa Randuboto ... 52
B. Cara Muzakki Menentukan Zakat Ikan Bandeng ... 54
C. Mustahiq Yang Mendapatkan Zakat Ikan Bandeng ... 61
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK ZAKAT IKAN BANDENG HASIL TAMBAK A. Analisis Tentang Niat Muzakki ... 63
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak ... 65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA
1
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ZAKAT IKAN BANDENG HASIL TAMBAK DI DESA RANDUBOTO
KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK
A. Latar Belakang Masalah
Ajaran Islam menjadikan ibadah yang mempunyai aspek sosial sebagai
landasan membangun suatu sistem yang mewujudkan kesejahteraan dunia dan
akhirat yang diharapkan mampu memberikan manfaat pada pelaku ibadah
dengan masyarakat yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu, wajar apabila Islam
memandang bahwa muslim terbaik adalah orang yang bermanfaat bagi
sesamanya.
Salah satu ibadah yang menunjukkan manfaat pada kehidupan
sekitarnya adalah zakat. Zakat diartikan sebagai upaya membersihkan harta
yang dimiliki seseorang dari unsur-unsur yang tidak baik. Kewajiban zakat
bertujuan untuk memperluasa partisipasi kesejhateraan masyarakat sehinggat
tidak ada perbedaan mencolok anatar golongan kaya dan miskin dalam
masyarakat.1
Apabila dilihat dari aspek kuantitas, seeorang yang mengeluarkan zakat
pasti hartanya akan berkurang. Walaupun demikian, Islam memiliki pandangan
lain tentang kuantitas harta tersebut. Islam memandang orang yang
mengeluarkan zakat akan bertambah pahala dan berkahnya bagi kehidupan
sosial disekelilingnya. Zakat juga dapat diibaratkan sebagai benteng yang
2
melindungi harta dari penyakit dengki dan iri hati, dan zakat ibarat pupuk yang
menyuburkn harta lebih banyak lagi dan tumbuh.2
Manfaat ini dapat diketahui dari penjelasan yang terdapat dalam suarat
At-Taubah (9): 103.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.3
Membayar zakat dengan cara segera sangat diwajibkan apabila telah
memenuhi persyaratan nisa>b dan haul. Nisa>b adalah jumlah kuantitas harta
yang wajib dikeluarkan seseorang sedangkan haul adalah waktu wajib
dikeluarkan zakat itu. Seseorang yang melakukan penundaan dan pengurangan
pembayaran zakat akan memperoleh sanksi akhirat (dosa). Zakat sudah
memiliki ketentuan yang harus diikuti. Ketentuan ini berkaitan dengan waktu
wajib keluarnya zakat dan batasan harta yang wajib dizakati. Kedua istilah ini
biasa dikenal dengan sebutan nisa>b dan haul.
Selain sanksi akhirat. Orang yang melakukan pelanggaran zakat ditolak
kesaksiannya. Kesaksian orang yang sengaja menunda pembayaran zakat tidak
diterima karena telah berkhianat dengan tidak segera membayarkan hak orang
lain tanpa adanya halangan untuk itu. Perintah membayar zakat menunjukkan
adnya kewjiban memberikan hak orang dengan segera. Jika tidak segera
2 M. Ali Hasan, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), 1-2.
3
dibayarkan berarti maksud perintah untuk mencukupi hajat orang miskin tidak
terlaksana.4
Allah SWT memberikan harta yang dimiliki seseorang terkadang lebih
banyak dibandingkan orang lain. Kelebihan harta ini bukan hanya
menunjukkan sifat kuasa Allah SWT dalam mengatur kehidupan melainkan
juga memberikan kewajiban kepada orang yang memiliki harta lebih banyak
untuk melakukan perbuatan baik, memberikan kepada yang berhak serta
menfaatkannya untuk tujuan-tujuan positif lainnya. Selain beberapa tujuan
diatas, tujuan kewajiban mendistribusikan harta kepada yang berhak
merupakan cara yang diberikan islam untuk mengurangi jarak kalangan kaya
dan miskin. Pendistribusian harta juga bertujuan untuk membangkitkan
semangat gotong royong dikalangan umat manusia.5
Wahbah al Zuhaily berpendapat bahwa zakat memiliki dua kewajiban
yang patut diperhatikan yaitu waktu mengeluarkan zakat dan batasan minimal
harta yang wajib dikeluarkan. Apabila batasan waktu dan jumlah kekayaan
terpenuhi, Wahbah berependapat tidak ada lagi alasan untuk nenunda
keluarnya zakat tersebut. Pendapat pendapat senada juga difatwakan oleh
Mazhab Hanafi. Seseorang yang sudah memiliki kemampuan mengeluarkan
zakat tidak boleh menangguhkannya tanpa ada uzur. Lebih dari itu menurut
madzab yang sama, seseorang yang tidak mengeluarkan zakat tidak diterima. 6
4 Rahaman Ritonga, Zainuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), 202. 5 Ismail Nawawi, Zakat Dalam Prespektif Fiqih Sosial Dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media Nusantar, 2010) 8.
4
Ismail Nawawi memiliki pendapat tentang kewajiban zakat,
menurutnya kewajiban harta yang harus dizakati terbatas pada penjelasannya
sebagaimana berikut.
1. Zakat harta berupa emas, perak, barang dagangan dan binatang ternak
yang digembalakan dibayar setelah sempurna haul atau sekali dalam
setahun.
2. Zakat tanaman dan buah-buahan dibayar ketika berulangtahunnya masa
panen, kendatipun masa panen terjadi berulangkali dalam satu tahun.
Dengan demikian untuk harta yang kedua ini tidak disyaratkan untuk
mencapai satu tahun.
Alasan yang digunakan Ismail Nawawi tentang harta yang wajib
dizakati adalah ketentuan yang terdapat dalam surat Al-An’am (6): 141.
“Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan”.7
Selain permasalah harta yang wajib dizakati. Kajian tentang zakat juga
menyentuh pembahasan keompok yang berhak menerima. Secara tegas
ketentuan Al-Qur’an memberikan kriteria umum orang yang berhak menerima
zakat adalah orang-orang yang kurang mampu.8 Penjelasan ini ditemukan
dalam surat At-Taubah (10): 60
7 Mahmud yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1986), 202.
5
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.9
Dalam buku tafsir Qur’an karim ayat tersebut menjelaskan bahwa
menyimpan uang emas dan perak di larang jika tidak dikeluarkan zakatnya, dan
dijelaskan juga tentang orang-orang yang berhak menerima zakat:
1. Fa>qir, yaitu orang yang tidak mempunyai harta benda sidikitpun dan
juga tidak kuasa berusaha karena ada cacat pada badannya.
2. Miski>n, yaitu orang yang mempunyai harta benda tetapi tidak mencukupi
untuk keperluan hidupnya dan keluarganya.
3. A>mili>n, (pengurus zakat) yaitu orang yang bekerja mengumpulkan
zakat dan membagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
4. Muallaf, yaitu orang yang baru memeluk agama islam.
5. Riqa>b, yaitu memberikan zakat kepada orang yang baru di merdekakan
oleh tuannya.
6. Gha>rim, orang berhutang yang tidak sanggup membayar hutangnya.
7. Sabi>lillah, yaitu orang yang berperang di jalan allah dengan suka rela
dan tidak mendapatkan bayaran.
6
8. Musa>fir, yaitu orang yang pergi menuntut ilmu pengetahuan ,
pengembara untuk menyiarkan agama islam.10
Pada dasarnya zakat bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan
tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita
usahakan dengan baik dan benar.11
Beragam penjelasan di atas menunjukkan bahwa zakat dalam
pandangan Islam merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi.
Setiap muslim yang memiliki kemampuan mengeluarkan zakat wajib
mengeluarkannya pada waktu yang telah ditentukan. Apabila ditemukan
seorang muslim menolak mengeluarkan zakat, maka muslim tersebut dapat
dikategorikan sebagai muslim yang Fa>siq.
Sanksi Fa>siq yang dijatuhkan bagi orang yang enggan mengeluarkan
zakat rupanya tidak cukup. Sejarah perekembangan Islam menunjukkan bahwa
orang yang enggan mengeluarkan zakat dan menganjurkan kepada muslim lain
untuk tidak mengeluarkan zakat boleh diperangi dan dibunuh. Kebijakan
khalifah pertama, Abu Bakar Al-Sidiq, kiranya sangat jelas mengumumkan
perang bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat. Abu Bakr mengeluarkan
pernyataanya yang terkenal, yaitu
“Demi Allah, akan kuperangi orang-orang yang memisahkan antara
shalat dan zakat, dan demi Allah jika mereka menghalang-halangiku
untuk memungut (bagian zakat) ternak yang pernah mereka keluarkan
7
di masa rasullah SAW, niscaya akupun akan memerangi mereka atas
pembangkangannya itu”.12
Zakat adalah senjata paling efektif untuk memerangi harta simpanan
dan mengeluarkannya dari tempat persembunyiannya, di bank-bank atau
berupa surat berharga, supaya dapat dipergunakan bersama dalam lapangan
kerja, usaha maupun produksi, dari pada dibiarkan beku tidak produktif. Orang
yang menahan dan menyimpan harta sehingga tidak beredar dalam dunia
permodalan yang produktif, adalah ibarat orang yang menahan seorang militer
dalam pasukan Islam sehingga ia tidak ikut tampil berlaga medan juang. Maka,
uang yang terus menerus beredar, adalah bagaikan seorang militer yang aktif
berjuang. Sementara dinar yang disimpan dan ditahan adalah bagaikan seorang
militeryang mati, tidak produktif.13
Ketentuan mengeluarkan zakat diatas sudah tentu lebih menarik jika
melihat praktik pelaksanaan zakat yang dilakukan oleh kaum muslimin.
Beberapa golongan muslim memiliki perbedaan pendapat tentang bentuk
mengeluarkan zakat. Perbedaan pendapat ini bukan dalam permasalahan
kewajiban zakat melainkan pada permasalahan jumlah dan waktu
mengeluarkan zakat. Misalnya, walaupun secara tegas zakat pertanian banyak
ditemukan dalam ketentuan hukum Islam baik yang langsung berdasarkan
ketentuan Al-Qur’an dan Hadits, maupun model pengeluaran zakat yang
berdasarkan pemahaman dan kebiasaan kaum muslimin semata.
8
Pengaruh pemahaman dan kebiasaan kaum muslimin terhadap zakat
dapat dilihat dalam model pengeluaran, pengelolaan dan penyaluran zakat hasil
perikanan bandeng di Desa Randuboto kecamatan Sidayu Gresik. Kaum
muslimin yang mengelola pertanian bandeng memiliki seikap beragam
terhadap model pengeluaran, pengelolaan dan penyaluran zakat. Sebagian
kelompok masyarakat ada yang secara langsung mengeluarkan kewajiban
zakatnya begitu panen bandeng selesai, ada juga yang mengumpulkan beragam
hasil panen hingga terkumpul semua baru kewajiban zakat dilaksanakan.
Pada masalah pengelolaan zakat juga terjadi perbedaan. Sebagian
kalangan langsung mengeluarkan zakat kepada golongan yang dianggap
membutuhkan zakat berdasarkan pemahaman mereka pribadi. Ada juga
golongan yang menyalurkan zakat melalui pihak lain. Pengelolaan melaui
golongan ini bisa dilakukan melalui lembaga pengelolaan zakat, tokoh agama
maupun melalui amil zakat musiman kala membayar zakat fitri.
Selain masalah pengeluaran dan pengelolaan hasil zakat, masalah lain
yang menarik untuk dikaji adalah masalah penyaluran zakat. Sebagian
kalangan muslim Randuboto melakukan penyaluran zakat secara langsung
kepada yang berhak tanpa adanya kriteria yang jelas apakah seseorang itu
berhak menerima zakat atau tidak.
Fakta lebih menarik lainnya adalah pemilik tambak membagikan
zakatnya dengan menggunakan ukuran sama rata bagi setiap orang tanpa
melakukan pemilihan golongan (prioritas) apakah seseorang ini memang
9
membagikan zakat ikan bandengnya secara langsung adalah agar hasil zakat
dapat dinikmati warga randuboto, ada juga yang mengikuti tradisisi
keluarganya yang terdahulu dan juga ada yang beranggapan kalau zakat ikan
bandeng dibagikan secara langsung proses pendistribusiannya bisa lebih mudah
dan praktis. Proses pembagian dengan model sama rata dan sama rasa ini
rupanya dianggap sebagai pengeluaran zakat.
Setelah melakukan beberapa penelitian pendahauluan di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik ternyata terdapat fakta menarik tentang
praktik zakat yang dilakukan oleh pemilik tambak karena zakat ikan bandeng
tersebut dalam praktik pendistribusian zakat ikan bandeng tidak sesuai dengan
syarat dan rukun zakat pada umumnya melainkan berbasis pada pemahaman
pribadi, kebiasaan setempat serta niat sama rata dan sama rasa yang
berkembang.
Beragam alasan diatas kiranya relefan apabila dilakukan penelitian
lebih mendalam untuk mengetahui, memahami dan menganalisis permasalahan
zakat yang terdapat dalam komunitas petani tambak tersebut dengan jududl
“Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil
Tambak Di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik”.
B. Identifikasi Dan Batasan Masalah
Dari pemaparan yang ada pada latar belakang diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
10
2. Alasan pemilik tambak membagikan zakat dengan ikan bandengnya secara
langsung.
3. Model pengelolaan zakat dan penyaluran harta zakat yang terdapat dalam
Al-Qur’an.
4. Jenis-jenis zakat dan komoditas yang terkena kewajiban zakat.
5. Alasan pemilik tambak membagikan zakat dengan ikan bandengx secara
langsung.
6. Praktik pembagian zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
7. Praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
8. Faktor-faktor yang melatar belakangi untuk membagikan zakat ikan
bandengnya secara langsung di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu
Gresik.
9. Sistem pengelolahan tambak ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan di atas, penelitian ini
memeberikan batasan kajian sebagaimana batasan masalah berikut. Adapun
batasan yang dipilih dalam penulisan skripsi ini:
1. Praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
2. Analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
11
1. Bagaimana praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng di
Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan mendiskripsikan bagaimana praktik zakat ikan bandeng di
Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
2. Mendiskripsikan praktik zakat ikan bandeng hasil tambak di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik dengan menggunakan hukum Islam.
E. Kegunaan Penelitian
setelah perumusan tujuan penelitian berhasil dilakukan, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan dua kegunaan utama. Kegunaan penelitian
yang diharapkan mampu dicapai disebut sebagai kegunaan teoritis maupun
praktis sebagaimana diskripsi berikut:
1. Secara teoritis, berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau
menambah wawasan pengetahuan mengenai hukum islam dalam hal zakat
sehingga mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penyimpangan yang berkaitan dengan proses zakat, dan sekaligus dapat
12
2. Secara praktis diharapkan bisa menjadi masukan bagi para pembaca untuk
dapat dijadikan landasan berfikir dalam melakukan proses pembagian
zakat yang sesuai dengan syari'at Hukum Islam.
F. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah dalam penelitian ini,
maka disini dijelaskan maknanya sebagai berikut:
1. Hukum Islam : Hukum dalam Islam yang memuat ketentuan-
ketentuan berdasarkan al-Qur’an dan Hukum
Syara’ Terutama yang berkaitan dengan
ketentuan zakat.
2. Zakat Ikan Bandeng : Zakat hasil tambak yang dibagikan berupa ikan
bandengnya secara langsung, pengeluaran zakat
ikan bandeng di Desa Randuboto tidak menetu
ada yang setiap panen ada juga yang setahun
sekali. Zakat ikan bandeng dibagikan secara
merata kepada tetangga sekitar dan kepada
keluarga yang rumahnya dekat dengan daerah
muzakki. Ada juga yang dibagikan keseluruh
Dusun Randuboto. Para petani tambak di Desa
Randuboto mengeluarkannya dengan berniat
sebagai zakat.
13
Kajian pustaka adalah gambaran mengenai kajian atau penelitian
tentang topik yang sudah pernah diteliti, sehingga dapat diketahui bahwa kajian
yang akan diteliti bukanlah merupakan pengulangan topik atau kajian
penelitian yang sudah ada.
Pada dasarnya pembahasan tentang zakat ikan bandeng di fakultas
syari’ah UIN Sunan Ampel Surabaya sepengetahuan penulis belum ada, akan
tetapi pembahsan secara umum sudah ada itupun hanya membahas masalah
pendistribusiannya saja.
Karya tulis yang membahas tentang zakat diantaranya adalah:
Skripsi dengan judul “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Pendistribusian
Zakat Secara Pribadi (Studi Kasus Di Pasuruan Jawa Timur)” tahun 2010,
yang disusun oleh Lilik Nur Indah Sari menjelaskan tentang proses
pendistribusian secara pribadi oleh para muzakki di pasuruan jawa timur.
Dalam proses pendistribusian tersebut, muzakki tidak melakukan pendataan
hanya dengan informasi pengumuman untuk datang mengambil hak zakatnya
sehingga muzakki tidak mengetahui apakah mustahik tersebut muslim atau
termasuk 8 golongan yang berhak menerima zakat. Dalam skripsi ini hanya
mengfokuskan pada proses pendistribusiannya saja yang dilakukan oleh para
muzakki Di Pasuruan jawa Timur.14
Skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan
Zakat Bagi Hasil Tambak Di Desa Sawohan Kecamatan Buduran Kabupaten
Sidoarjo” tahun 2010 yang disusun oleh Feninda Zulfa yang menjelaskan
14
tentang bagi hasil tambak dimana bibit dan biaya perawatan dari sipenggarap
sedangkan pemilik tambak hanya menyerahkan tambaknya saja tanpa
mengeluarkan biaya apapun. Dan pembagian hasilnya dipotong dulu biaya
bibit dan perawatan untuk penggarap, kemudian hasil bersihnya dibagi dua
yaitu 2/3 (dua pertiga) untuk pemilik tambak sedangkan penggarap
mendapatkan 1/3 (satu pertiga). Dan yang berekewajiban membayar zakat
adalah pemilik tambak. 15
H. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang sistematis untuk menjawab masalah
yang sedang di teliti, karakteristik metode ilmiah adalah sebagai berikut:
metode harus bersifat kritis dan anlistis, metode harus bersifat logis, metode
bersifat obyektif, metode harus bersifat konseptual dan teoritis.16
1. Lokasi atau Daerah Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian
terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak Di Desa Randuboto
Kecmatan Sidayu Gresik.
2. Lokasi Atau Daerah Penelitia
Studi ini merupakan peneletian lapangan (field Research) yang
dilakukan di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu. Penelitian ini
dilangsungkan dengan memilih Randuboto sebagai lokasi penelitian
15 Feninda Zulfa “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Zakat Bagi Hasil Tambak Di Desa Sawohan Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo” Skripsi IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2000, 67.
15
disebabkan karena tiga hal yaitu: pertama, kemudahan akses penelitian.
Lokasi penelitian adalah daerah tetangga dengan tempat tinggal penulis.
Kedua, ditemukan beragam kasus pengelolaan, dan pendistribusian zakat
dengan persepsi pemilik lahan. Ketiga, kemudahan akses birokrasi dan
pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3. Data yang Dikumpulkan
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan maka data yang akan
dihimpun dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Data tentang model penetapan bagian zakat yang dilakukan oleh
pemilik lahan perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
b. Data tentang model pengelolaan bagian zakat yang dilakukan oleh
pemilik lahan perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik
c. Data tentang model mustahiq zakat yang dilakukan oleh pemilik lahan
perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
4. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari lapangan
dan literature, meliputi:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data atau informasi yang
dibutuhkan secara langsung sebagai bagian dari proses menjawab
16
pertanyaan tertulis dengan menggunakan metode wawancara. Data
primer meliputi pemilik tambak, pihak yang terlibat dalam proses
membagikan zakat ikan bandeng, dan warga sekitar yang
mendapatkan zakat ikan bandeng.
b. Sumber Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data pembantu yang
digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Apabila data primer
berisi informasi utama yang terkait dengan isi penelitian, data
primer dalam menjawab rumusan masalah. Data primer penelitian
ini diperoleh atau dikempulkan dari sumber-sumber yang telah ada
baik dari perpustakaan atau laporan penelitian terdahulu. Data
tersebut diantaranya:
1) Zakat Kajian Berbagai Madhab karangan Wahbah Al-Zuhaili.
2) Zakat dalam Prespektif Fiqh, Sosial dan Ekonomi karangan
Ismail Nawawi.
3) Akuntansi dan Menejemen Zakat karangan Arief Mufraini.
4) Fiqih Lima Mazhab karangan Muhammad Jawad Mughniyah.
5) Fiqih Ibadah karangan Slamet Abidin, Moh. Suyono.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah:
17
Yaitu Pencatatan fenomena yang di lakukan secara sistematis,
pengamatan dapat dilakukan secara langsung yang melibatkan peneliti
dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran peneliti.17 Maka dengan ini
peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
masalah-masalah yang diselidiki yaitu proses pembayaran zakat oleh
pemilik tambak dan argumentasi atau alasan yang melatar belakangi
dilakukannya zakat ikan bandeng yang dibagikan langsung kepada
warga sekitar.
b. Interview (wawancara)
Yaitu sebuah percakapan anatara dua orang atau lebih, yang
pertanyaannya diajukan kepada subjek atau sekelompok subjek
penelitian untuk dijawab.18 Sehingga peneliti memperoleh data dengan
cara tanya jawab kepada pihak yang berwenang untuk memperoleh data
yang sesuai dengan topik penelitian.
6. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn
kedalam pola, memilih mata yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Analisis data dalam penelitian kulitatif dilakukan sejak
18
sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di
lapangan.
a. Deskriptif Analisis
Metode yang diawali dengan menggambarkan kenyataan
yang ada di lapangan mengenai praktik zakat ikan bandeng hasil
tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik,
kemudian diteliti dan dianalisis sehingga hasilnya dapat digunakan
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan mengenai proses
zakat ikan bandeng.
b. Pola Pikir Deduktif
Selain metode analisis di atas, penelitian mengambil bentuk
pola pikir dedukti yaitu pola pikir permasalahan yang dilakukan
dengan cara mengemukakan teori-teori atau ketentuan-ketentuan
yang bersifat umum, yaitu ketentuan-ketentuan hukum Islam
mengenai zakat dan sedekah kemudia dipaparkan dari kenyataan
yang kemudian digunakan untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan mengenai praktik zakat ikan bandeng di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan pemahaman terhadap
19
Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian yang berisi, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua zakat yang memuat: Pengertian zakat, dasar hukum zakat,
macam-macam zakat, waktu pelaksanaan zakat, orang yang berhak menerima
zakat, pengertian sedekah, dasar hukum sedekah, syarat dan rukun sedekah,
orang yang berhak menerima sedekah.
Bab ketiga adalah data penelitian yang berusaha menjelaskan model
pendistribusian zakat di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik. Bab ini
terdiri dari berbagai sub bab yaitu gambaran umum lokasi, gambaran
pelaksanaan zakat ikan bandeng hasil tambakdi Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik yang memuat kajian tentang proses pembagian zakat, alasan
membagikan zakat, proses pendistribusian zakat, muzakki yang membagikan
zakat, mustahik yang menerima zakat, dan aplikasi zakat ikan bandeng.
Bab keempat Merupakan analisis hukum islam terhadap model pada
pendistribusian zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu
Gresik.
21
BAB II
ZAKAT DAN SHADAQAH DALAM ISLAM
A. Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa adalah berkembang, bertambah. Orang arab mengatakan zakaa az-zar’u ketika az-zar’u (tanaman) itu berkembang dan bertambah. Zakat an-nafaqatu ketika nafaqah (biaya hidup) itu diberkahi.
Ketentuan zakat secara tegas dicantumkan oleh Allah dalam Al-Qur’an sebagaimana ayat berikut:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”.
(Asy-Syams: 9).1
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)”. 2(Al-A’laa: 14).
Zakat menurut syara’ adalah hak yang wajib pada harta. Malikiyah memberikan definisi bahwa zakat adalah mengeluarkan sebagain dari harta tertentu yang telah sampai nishab kepada orang yang berhak menerima,
jika kepemilikan, haul (genap satu tahun) telah sempurna selain barang
22
tambang tanaman dan harta temuan. 3 Salah satunya zakat juga bisa
menyucikan orang yang mengeluarkannya dari dosa, mengembangkan pahala dan harta orang tersebut.
Kaitan antara makna bahasa dan istilah ini berkaitan erat sekali yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik berkah tumbuh dan berkembang. Dalam penggunannya, selain untuk kekayaan, tumbuh dan suci disifatkan untuk jiwa orang yang menunaikan zakat. Maksudnya, zakat itu akan mensucikan orang yang
mengeluarkannya dan menumbuhkan pahalanya.
Sebagaimana diketahui, zakat terdiri dari zakat maal atau zakat harta dan zakat fitrah. Zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah demikian selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu. Sedangkan zakat fitrah adalah pengeluaran wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan
keluarga yang wajar pada malam dan hari raya idul fitri.4
B. Dasar Hukum Zakat
3 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa’adillatuhu, Penerjemah Abdul Hayyie, jilid 3, (Jakarta: Gema Insani 2011), 164-165.
23
Sebagaimana penjelasan kata zakat yang berasal langsung dari Al-Qur’an, ketentuan tentang kewajiban seseorang muslim mengeluarkan zakat juga dapat ditemukan dengan mudah dalam surat An-Nur ayat 56
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada
rasul, supaya kamu diberi rahmat”. 5
Ketegasan hukum wajib zakat ini dapat pula dilihat dalam beberapa ayat al-Qur’an yang mengecam dan mengancam orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat. Padahal mereka termasuk orang yang wajib zakat. Hal ini antara lain terungkap dalam fifman Allah surat At-Taubah ayat 34:
6
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih”.7
Selain penjelasan tentang anjuran dan ancaman bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat. Al-Qur’an juga memberikan pedoman secara
5 Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Surabaya: mahkota, 1989), 57.
6 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Prespektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 31.
24
tegas kepada siapa zakat itu diberikan. Orang yang berhak menerima zakat terdapat 8 golongan. Adapun ayat yang menerangkan tentang orang-orang yeng berhak menerima zakat seperti yang dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 60.
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. 8
C. Wktu Pelaksanaan Zakat
Waktu wajib zakat dan waktu pelaksanaan zakat menurut Zuhaily mengemukakan pendapatnya para fuqaha sepakat bahwa zakat wajib dikeluarkan segera setelah terpenuhni syarat-syaratnya, baik nisab, haul maupun yang lainnya. Pendapat ini difatwakan oleh Madzhab Hanafi. Dengan demikian barang siapa yang berkewajiban mengeluarkan zakat dan mampu mengeluarkannya, dia tidak boleh menangguhkan zakatnya tanpa da uzur. Lebih dari itu menurut madzhab Hanafi kesaksiannya tidak
akan diterima kerena zakat merupakan hak yang wajib diserahkan kepada manusia. Ia mesti dibayarkan dan diperintahkan untuk diberikan kepada kaum fakir dan lainnya dengan segera, sebab zakat dimaksudkan untuk
25
memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu jika zakat tidak wajib
dikeluarkan dengan segera, maksud kewajiban itu tidak akan sempurna.9
Jika harta kekayaan itu terdiri dari emas, perak, harta perdagangan, dan timah dibayarkan setelah cukup setahun, dan pembayarannya dilakukan sekali setahun. Jika harta kekayaan itu tanam-tanaman dan buah-buahan dibayarkan zakatnya setiap selesai panen walaupun panennya berulang kali dalam setahun, tentu menurut Syafi’iyah jika telah sampai senisab, dan menurut Hanafiyah, cukup atau tidak senisab harus
dibayarkan.10
D. Macam-macam Harta Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya
Menurut Wahbah Az Zuhaili dalam bukunya fiqih Islam Wa’adillatuhu zakat wajib pada lima macam harta, yaitu: uang, barang tambang, barang perdagangan, tanaman, dan buah-buahan, binatang ternak yaitu: unta, sapid an kambing.
a. Zakat emas, perak, dan uang
Emas dan perak dipandang sebagai benda yang mempunyai nilai tersendiri dalam masyarakat. Emas dan perak dibuat untuk berbagai macam perhiasan, terutama emas untuk kaum wanita disamping perhiasan yang dipakai sehari-hari seperti cincin, kalung,
26
gelang, anting-anting dan lainnya, juga dibuat untuk hiasan dalam rumah tangga, seperti bejana, ukir-ukiran, souvenir dan lainnya.
Mengenai emas dan perak yang dimiliki seseorang bila telah sampai nishabnya dikenakan zakatnya. Di samping itu, emas dan perak juga dijadikan standar dalam menentukan nishab uang yang
wajib dikeluarkan zakatnya.11
Zakat emas dan perak dikeluarkan secara wajib setelah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Yaitu: mencapai nisa>b, telah
berumur satu tahun, nisa>b zakat emas adalah dua puluh misqal atau dua puluh dinar zakatnya 2,5%. Sedangkan perak nisa>bnya 595 gr
dan zakatnya 2,5%. 12
b. Zakat barang tambang
Hasil tambang emas dan hasil tambang perak, apabila sampai satu nisab, wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu itu juga dengan tidak disyaratkan sampai satu tahun, seperti pada biji-bijian dan
buah-buahan.13
c. Zakat perdagangan
11 M. Ali Hasan, Zakat Dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial Di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), 38.
12 Ismail Nawawi, Zakat Dalam Prespektif fiqh, sosial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010) 21.
27
Harta yang dapat berkembang sehingga wajib dizakati sebagaimana binatang ternak. Para ulama sependapat bahwa harta yang dipersiapkan untuk jual beli, wajib dizakati apabila telah
mencapai haul (satu tahun). nisa>b zakat perdagangan disamakan
dengan zakat emas sebanyak 85% dan zakatnya 2,5%. 14
d. Zakat hasil tanaman
Zakat pertanian terkaitkan dengan zakat tanaman, tumbuhan, buah-buahan dan hasil pertanian lain yang telah memenuhi persyaratan wajib zakat. Nisa>b dari zakat pertanian adalah 635 kg, zakatnya sebanyak 5% jika diairi dengan irigasi dan 10 % jika tidak
diari dengan irigasi. Berikut cara menghitung nisa>b dan nilai
uangnya dari zakat tanaman padi. 15
Nisa>bnya sebanyak 635 kg.
Semisal harga padi : 2500
Nisa>bnya 653 X 2500 : Rp. 1.632.500
1) 10/100 X 1.632.500 : Rp. 163.250
2) 5/100 X 1.632.500 : Rp. 81.625
14 Adil Sa’id, Fiqhun Nisa, Shiyam Zakat Haji, Abdurrahim, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2008), 196.
28
Jadi hasil nisa>bnya sebesar Rp. 1.632.500 maka zakatnya sebesar Rp. 163.250 jika menggunakan air tadah hujan (10%) atau Rp. 81.625 jika tidak menggunakan tadah hujan (5%).
e. Zakat hewan atau binatang ternak
Binatang binatang ternak yang wajib dizakati hanya ada tiga jenis, yaitu unta, sapi, dan kambing. Zakat hewan wajib dikeluarkan
jika 1) sudah memenuhi nisa>b. yaitu, 5 ekor untuk unta, 30 ekor
sapid an 40 ekor untuk domba. 2) telah mencapai satu tahun. 3) digembalakan. 4) tidak digunakan untuk keperluan pribadi dan tidak
dipekerjakan. 16
E. Rukun Zakat dan Syarat Zakat
a. Rukun zakat
Rukun zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta), dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikannya sebagai milik orang fakir, dan menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya, yakni imam atau orang yang bertugas untuk memungut zakat.
b. Syarat Zakat
Syarat wajib zakat, yakni kefarduannya, ialah sebagai berikut:
29
1. Merdeka
yaitu zakat tidak wajib atas hamba sahaya karena hamba sahaya tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah yang memiliki apa yang ada ditangan hambanya.
2. Islam
yaitu zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang yang suci.
3. Baligh dan Berakal
Keduanya dipandang sebagai syarat oleh mazhab Hanafi. Dengan demikian, zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan orang gila sebab keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang wajib mengerjakan ibadah.
4. Harta yang Dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati.
Harta yang mempunyai kriteria ini ada lima jenis yaitu: a) uang, emas dan perak, b) barang tambang dan barang temuan, c) barang dagangan, d) hasil tanaman dan buah-buahan, e) binatang ternak.
30
Maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara sebagai tanda kayanya seseorang dan kadar-kadar berikut yang mewajibkannya zakat.
6. Harta yang dizakati adalah milik penuh.
Mazhab hanafi berpendapat bahwa yang dimaksud dengannya ialah harta yang dimiliki secara utuh dan berada ditangannya sendiri yang benar-benar dimiliki.
7. Kepemilikan harta telah mencapai setahun.
Menurut madzhab syafi’I dan maliki sesampainya masa setahun menjadi syarat dalam zakat perdagangan dan binatang. Tetapi, dia tidak menjadi syarat bagi zakat buah-buahan, barang tambang, dan barang temuan.
8. Harta tersebut bukan termasuk harta hutang.
9. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok.
Madzhab hanafi mensyaratkan agar harta yang wajib dizakati terlepas dari utang dan kebutuhan pokok Sebab orang yang sibuk mencari harta untuk kedua hal ini sama dengan orang yang tidak
mempunyai harta. 17
31
Adapun syarat harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat
1) Milik penuh, yaitu harta tersebut merupakan milik penuh individu yang
akan mengeluarkan zakat.
2) Berkembang, yaitu harta tersebut bisa berkembang bila dijadikan
sebagai usaha.
3) Mencapai nisa>b, yaitu harta tersebut adalah telah mencapai
jumlah/ukuran tertentu sesuai dengan ketetapan, harta yang tidak
mencapai nisa>b tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfak
atau bersedekah.
4) Lebih dari kebutuhan pokok, yaitu orang yang berzakat hendaklah
kebutuhan pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu.
5) Bebas dari hutang, bisa seseorang memiliki hutang yang belum bisa
membayarnya dan mengakibatkan tidak terpenuhi nisa>bnya maka harta tersebut bebas dari kewajiban berzakat.
6) Berlaku satu tahun (haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai
satu tahun khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan barang temuan tidak memiliki syarat
haul atau harus mencapai satu tahun. 18
32
F. Orang-Orang Yang Berhak Menerima Zakat
Zakat, seperti telah disinggung dalam uraian terdahulu, diwajibkan sebelum Rasullah SAW hijrak ke madinah. Pada waktu itu, penerima zakat hanyalah mereka yang tergolong fakir dan miskin. Pembagian kedalam delapan ashnaf, seperti yang kita kenal sekarang, berlaku tahun ke-9 H tahun Rasullah SAW menetapkan di madinah. Pembagian kedalam delapan ashnaf itu didasarkan kepada fiman Allah SWT seperti terlihat
dalam surat At-Taubah ayat 60. 19
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. 20
1. Fa>kir
adalah orang yang sangat membutuhkan santunan karena tidak memiliki apa-apa, atau memiliki tetapi tidak mencukupi kebutuhan pokok.
2. Miskin
adalah orang yang masih perlu pada santunan, sebagian kebutuhan pokok bisa dicukupi. Jadi, kondisi ekonominya lebih baik dan lebih tenang dari pada golongan pertama.
19 Baihaqi, Fiqih Ibadah, (Bandung: Tiara Wacana, 1996), 114.
33
3. A>milin
Adalah para petugas zakat. Baik mereka yang bertugas mengambil dan menghimpun harta zakat dari para wajib zakat, atau yang bertugas menyimpan dan menjaganya di tempat penyimpanan, atau yang bertugas mencatat dan mendokumentasinya dalam kantor, maupun yang bertugas membagikannya kepada orang yang berhak menerimanya, dan menyalurkan kepada sector-sektornya sesuai yang telah ditetapkan oleh syariat islam.
4. Mu’allaf
Mereka adalah, orang-orang yang perlu dijinakkan hatinya. Yaitu, orang-orang yang ada kecenderungan terhadap islam, atau untuk memantapka pilihan yang telah diyakininya (yaitu, Islam) atau sebagai pendekatan guna memperoleh simpati mereka dalam rangka melindungi kaum muslimin, atau untuk meredakan kejahatan mereka terhadap kaum muslimin.
5. Riqab
Yaitu memberikan zakat kepada orang yang baru dimerdekakan oleh tuannya.
6. Ghaa>rimin
34
menghambur-hamburkan harta dan bermaksiat kepada Allah, tidak layak untuk dibantu.
7. Sabilillah
Adalah kepentingan dijalan Allah, atau orang yang berjuang untuk kepentingan islam.
8. Musa>fir
Adalah orang yang bepergian. Maksudnya, orang bepergian yang kehabisan perbekalannya, meski dia termasuk orang kaya dan mampu di negeri sendiri. Sebab, islam memang telah menetapkan untuk keperluannya dan menjaga kehormatannya, dengan menetukan untuknya
bagian dari harta zakat. 21
G. Tinjauan Umum Tentang Ikan Bandeng Hasil Tambak
Dari penjelasan diatas, diketahui ketentuan-ketentua zakat yang diantaranya meliputi tentang macam dan jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya beserta rukun syarat dan siapa saja orang yang berhak menerimanya. Salah satu hal penting yang perlu dipahami adalah soal harta yang wajib dizakati pada masalah harta. Ini diperlukan
mengingat adanya perkembangan terhadap apa yang disebut dengan harta yang tidak ditemukan dan dijelaskan pada masa Nabi. Secara umum, selain apa yang dijelaskan di atas diketahui beberapa harta yang wajib dizakati,
35
yaitu: binatang ternak, emas dan perak, biji makanan yang
mengenyangkan, buah-buahan harta perniagaan dan perdagangan. 22
Kelima jenis harta benda yang wajib dizakati ini berdasarkan pada Hadis Nabi yang tentunya sesuai dengan perkembangan harta yang dimiliki manusia pada zamannya. Permasalahan kemuadian timbul ketika banyak jenis harta yang dimiliki manusia dan belum dijelaskan mengenai zakatnya pada masa Nabi. Seperti misalnya harta kepemilikan berupa surat berharga, zakat gaji yang sekarang masih menjadikan perdebatan atau hasil bumi lainnya yang tidak tertera didalam Hadis. Kategori-kategori masyarakat modern terhadap penghasilan yang tidak dijelaskan pada masa Nabi sekarang telah menjadi perdebatan. Seperti kategori mengeluarkan zakat ikan bandeng hasil tambak, yang tidak banyak ditemukannya dalam Al-Qur’an maupun Hadits Nabi.
Zakat merupakan suatu kewajiban yang dilakukan oleh seluruh umat Islam jika sudah memiliki kekayaan lebih dan cukup satu nisa>b. Maka dari sini kita bisa melihat apakah harta yang mereka dapatkan dari hasil tambak yang tidak disebutkan didalam Al-Qur’an maupun Hadits Nabi termasuk wajib zakat. Salah satu penghasilan yang wjib diketahui wajib tidaknya zakat adalah yang diperoleh dari hasil tambak ikan bandeng. Sebelumnya kita akan melihat bagaimana proses pengolahan zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh para petani tambak di Desa Randuboto.
36
Rata-rata petani tambak ikan bandeng di Desa Randuboto dalam pembuatan tambak. Yakni, tambak dibuat dari tanah ada juga yang dari bata dengan rangka beton dan didalam tambak dibuat semacam gunung-gunung yang digunakan pertumbuhan lumut dan lekukan-lekukan untuk
perkembangbiakan ikan bandeng. 23
Sebelum dilakukan penyebaran benih ikan bandeng tambak harus dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan juga meliputi perbaikan pintu air yang berguna untuk penggantian saluran air. Kemudian melakukan pengelolaan tanah, pengapuran tanah, dan pemupukan tanah didalam pemupukan tanah terdapat dua jenis pupuk yang dipakai yaitu pupuk kandang dan pupuk dari pabrik. Dasar tambak secara berkala perlu diolah dan dikeringkan terlebih dahulu agar kesuburan tanah dan pertumbuhan makanan alami terjamin terutama lumut. Pengelolaan dan pengeringan tambak bertujuan untuk menghilangkan senyawa asam sulfina (H2S) dan senyawa yang beracun lainnya yang mungkin terbentuk selama tanah dasar
tambak terendam oleh air. 24
Warga randuboto rata-rata petani tambak jadi tidak heran kalau Desa Randuboto merupakan desa yang kaya akan hasil ikan tambak, maka sangat wajar kalau ikan bandeng harus dikeluarkan zakatnya karena ikan bandeng bisa mendapatkan uang yang sangat banyak. Para petani tambak di Desa Randuboto dalam mengeluarkan zakatnya ada yang setiap pane
37
nada juga yang setiap tahunmereka tidak mengetahui zakat apa yang meraka jadikan sebagai landasan karena mereka dalam mengeluarkan zakatnya sesuai persepsi atau anggapan mereka sendiri yang terpenting mereka sudah berniat zakat dan mengeluarkan sebagian dari hasil tambak yang mereka miliki.
Memang didalam Al-Qur’an dan Hadis belum ada penjelasan secara spesifik mengenai zakat ikan bandeng hasil tambak. Namun didalam penjelasan imam Ahmad berpendapat, bahwa barang yang dihasilkan dari laut seperti ikan mutiara dab lain-lain dikenakan zakat jika jumlah harganya sejumlah harga hasil bumi senisa>b. sedangkan sebagian lain menjelskan. Jumhur Ulama, berpendapat bahwa semua hasil laut baik berupa mutiara. Maupun merjan (manik-manik) maupun ikan tidak wajib
dikeluarkan zakatnya. 25
Dari sini kita mengetahui bahwa tidak ada ketentuan secara tegas mengenai zakat ikan bandeng hasil tambak. Namun, ikan bandeng bisa kita kategorikan menggunakan zakat pertnian yang pengeluarannya dilakukan setiap kali mendapatkan panen. Ini bisa kita lihat dari Qur’an surat
Al-ayat 267 yang artinya 267. “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah
(di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”. Dari sini sudah
jelas bahwa semua harta yang kita usahakan dengan cara yang baik dan benar itu wajib untuk dikeluarkan zakatnya.
38
Ada juga ayat Al-Qur’an surat Al-An-am ayat 141 yang artinya “dan tunaikanlah haknya dihari memetik hasinya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. Berangkat dari sin,
ayat itu menjelaskan bahwa menunaikan zakat setelah memetik hasilnya dan memberikannya kepada fakir miskin. Karena zakat ikan bandeng bisa mengalami dua kali panen dalam setahun maka dikategorikan menggunakan zakat pertanian. Dan berikut cara penghitungan zakat ikan
bandeng.
Cara menghitung zakat ikan bandeng yakni:
Nisa>b = 653 kg.
Semisal ikan bandeng 1 ton = 1000 kg.
1000 = sudah melebihi satu nisa>b.
5% X 1000 = 50 kg
10% X 1000 = 100 kg. ikan bandeng atau uang seharga dengannya.
39
Shadaqah adalah suatu pemberian yang dengannya diharapkan
semata-mata untuk mencari ganjaran akhirat. 26 Secara lughawi lafad
shadaqah itu diambil dari kata ash-shiddiq yang berarti “benar”, sehingga imam An-Nawawi berpendapat bahwasanya shadaqah merupakan wujud pembenaran orang yang bershadaqah atas kebenaran imannya, baik itu secara lahir maupun batin.
Shadaqah itu berbeda dengan zakat, sebab zakat merupakan sebuah kewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki berdasarkan pada ketentuan yang tetah ditetapkan yaitu ketika mencapai nisab dan dengan jumlah yang telah ditentukan. Sedangkan shadaqah itu keharusan
yang bersifat suka rela.27
I. Dasar Hukum Shadaqah
Sama halnya dengan ketentuan zakat, ketentuan dan anjuran tentang sedekah juga banyak ditemukan dalam Al-Qur’an. Sedekah dianggap sebgai sarana tolong menolong antara sesame umat Islam mempunyai landasan teori yang sangat kuat didalam Al-Qur’an.
Berbeda dengan zakat yang dijelskan waktu dan batasannya. Waktu sedekah dianjurkan agar setiap waktu. Berdasarkan dalil Al-Qur’an, adapun
Al-Qur’an sebagaimana firman Allah SWT surat al-Baqarah ayat 245. 28
26 Qadir Hasan, Kata Berjawab Solusi Untuk Berbagai Permasalahan Syariah, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2006), 36.
27 Husnul Albab, Infaq dan Shadaqah, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2013), 107.
40 ✁
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. 29
Hukum shadaqah ialah sunnah, hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT sebagai berikut yusuf (88).
“dan bersedekahlah kepada Kami, Sesungguhnya Allah memberi
Balasan kepada orang-orang yang bersedekah". 30
Dianjurkan untuk bersedekah dengan harta yang paling baik dan paling disukai, berdasarkan firman Allah surat Ali-imran ayat 92.
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya”. 31
J. Hukum Sedekah
Sedekah hukumnya sunnah muakkadah, berdasarkan. Namun ia bisa menjadi haram jika pemberi sedekah tahu atau menduga kuat bahwa penerimanya akan membelanjakan uang hasil sedekah tersebut untuk hal-hal yang tidak baik dan maksiat kepada Allah.
29 Departeman Agama, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Mahkota, 1989), 60. 30 Ibid,. 2046.
41
Di waktu lain, sedekah bisa menjadi wajib jika pemberi sedekah mendapati seseorang yang benar-benar dalam kondisi kritis dan membutuhkan sedekahnya, dan sipemberi sedekah memiliki persediaan yang melebihi kebutuhan pokok. Dalam kondisi darurat ini, ia wajib bersedekah demi mempertahankan nyawa orang yang ditemuinya dan demi menjaga keselamatannya dari kebinasaan ( kematian ). Jika nafsu dirinya tidak mengizinkannya untuk memberikan sedekah tersebut demi mendekatkan diri kepada allah dan mencari keridhaan-Nya, maka hendaklah ia memberi dengan kompensasi imbalan tertentu. Bahkan, dalam kondisi nyaris mati, orang yang terdesak kebutuhan ini boleh “memerangi “ orang yang membawa bekal jika ia memang menolak memberinya sedikit saja bekal yang ia bawa dan ia tidak berdosa dengan tindakan tersebut. Jika ia membunuh terdesak karena kelaparan, maka dosanya dibebankan kepada
penduduk di kawasan kejadian perkara. 32
K. Orang Yang Mendapatkan Sedekah
Sama halnya dengan ketentuan zakat. Orang yang berhak menerima sedekah juga dirincikan dalam ketentuan Al-Qur’an. Adapun golongan yang berhak menerima sedekah adalah:
42
a. Kerabat
Yang paling utama mengkhususkan sedekah kepada para kerabat, kemudian tetangga. Mereka lebih berhak dari pada orang lain.
Dalam hal ini diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 177.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”. 33
b. Orang yang sangat membutuhkan
Sedekah dianjurkan kepada orang yang membutuhkan. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Balad ayat 16
“ Atau kepada orang miskin yang sangat fakir”. 34
43
c. Orang kaya
Bani Hasyim orang kafir dan orang fasik, Sedekah boleh diberikan kepada orang kaya sekalipun termasuk kerabat. Jadi sedekah itu boleh diberikan kepada siapapun entah itu dari golongan orang kaya atau diberikan kepada kerabat
Nabi Saw mengikrarkan dalam hadits dikitab shahih Bukhari Muslim dari Abu Hurairah, sedekahnya seseorang kepada pencuri, pezina, dan orang kaya. Nabi Saw bersabda:
ﻰَﻠَﻋ َﻚُﺘَـﻗَﺪَﺻ ﺎﱠﻣَأ
َأَو ِﻪِﺘَﻗِﺮَﺳ ْﻦَﻋ ﱠﻒِﻌَﺘْﺴَﻳ ْنَأ ُﻪﱠﻠَﻌَﻠَـﻓ ٍقِرﺎَﺳ
ﱠﻒِﻌَﺘْﺴَﺗ ْنَأ ﺎَﻬﱠﻠَﻌَﻠَـﻓ ُﺔَﻴِﻧاﱠﺰﻟا ﺎﱠﻣ
ْﻦَﻋ
ُﻪﱠﻠﻟا ُﻩﺎَﻄْﻋَأ ﺎﱠِﳑ ُﻖِﻔْﻨُـﻴَـﻓ ُِﱪَﺘْﻌَـﻳ ُﻪﱠﻠَﻌَﻠَـﻓ ﱡِﲏَﻐْﻟا ﺎﱠﻣَأَو ﺎَﻫﺎَﻧِز
"Adapun shadaqah kamu kepada pencuri, mudah-mudahan dapat mencegah si pencuri dari perbuatannya, sedangkan shadaqah kamu kepada pezina, mudah-mudahan dapat mencegahnya berbuat zina kembali dan shadaqah kamu kepada orang yang kaya mudah-mudahan dapat memberikan pelajaran baginya agar
menginfaqkan harta yang diberikan Allah kepadanya". 35
Akan tetapi, dianjurkan bagi orang kaya agar tidak menerima sedekah. Sedekah itu boleh bagi Bani Hasyim, tidak bagi beliau untuk memuliakan beliau. Sedekah juga boleh diberikan kepada orang fasik, kafir, yahudi dan nasrani, majusi, dan kafir dzimmi atau harbi.
d. Sedekah untuk mayit
Sedekah itu bermanfaat bagi mayit. Sedekah berupa makanan, minuman, pakaian, dirham dan dinar, juga bermanfaat do’a baginya (ya Allah ampunilah dia) menurut ijma. Bersedekah kepadanya tidak boleh
44
dilakukan dengan amal fisik seperti memberikannya amal sholat dan puasa. Adapun bacaan Al-Qur’an seperti Al-Fatihah, malik dan syafi’I berkata “itu tidak bermanfaat baginya” sedangkan pendapat kebanyakan
ulama adalah menyatakan itu bermanfaat. 36
L. Sifat-Sifat Harta Yang Disedekahkan
Ajaran islam menghimbau kepada umatnya agar dalam membelanjakan sebagaian untuk shadaqah hendaknya tetap berpijak pada prinsip bahwa barang/harta tersebut adalah sesuatu yang halal, yang bernilai, sesuatu yang masih mengandung manfaat dan berharga menurut penilaian umu. Sebaliknya barang yang sudah tidak berharga atau kadar uang yang sangat kecil nilainya, yang oleh pemberinya sendiri sudah tidak dihargai seyogyanya tidak lagi dishadaqahkan kepada orang lain. Beberapa ayat Al-Qur’an menerangkan tentang sifat barang yang sepatutnya
dishadaqahkan kepada pihak lain, 37antara lain surat Al-Baqarah ayat 177.
✂✄✄ ✂
“Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan kepda
orang yang akan membebaskannya dari hamba sahaya”. 38
M. Hal-Hal Yang Dapat Membatalkan Sedekah
36 Wahba Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa adillatuhu, Abdul Hayyie, Jilid 3, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 361.
45
a. Riya’ atau pamer
Yang dimaksud oleh riya’ atau pamer ialah, saat bersedekah bukan dengan mencari ridho Allah Swt, tetapi agar dapat dilihat oleh orang lain. Sama seperti itu ialah sengaja menceritakan kepada orang lain, atau senang kalau sedekah yang diberikan itu diketahui oleh orang lain dengan maksud-maksud tertentu yang bersifat duniawi.
b. Menyebut nyebut sedekah
Yaitu kebajikan yang pernah dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain. Kemudian ia membangga-banggakan pemberiannya kepada orang miskin dan membesar-besarkannya. Seperti, ia berkata kepada orang miskin tadi.
c. Menyakiti hati orang lain.
Maksudnya ialah menyekiti perasaan orang miskin yang diberisedekah dan melecehkan harga dirinya. Baik dari perkataan atau
dari perbuatan. 39
46
BAB III
PRAKTEK ZAKAT IKAN BANDENG DI DES