• Tidak ada hasil yang ditemukan

Directory UMM :Laporan:Laporan_WS:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Directory UMM :Laporan:Laporan_WS:"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Ketersediaan pangan di Indonesia tidak terpisahkan dari keberadaan lahan pertanian yang dipergunakan untuk bercocok tanam. Khusus beras, proses produksinya dilakukan di sawah sehingga jumlah produksi beras sangat dipengaruhi oleh luas areal sawah yang meliputi sawah irigasi dan sawah non irigasi. Secara keseluruhan, yaitu 8,9 juta Ha luas sawah di Indonesia, sebagian besar, yaitu 7,3 juta Ha atau 82,16% luas areal sawah merupakan sawah irigasi. Sebagian kecil, yaitu 1,6 juta Ha atau 17,84% sisanya berupa sawah non irigasi. Penyebaran luas sawah di Indonesia ditunjukkan dalam gambar 1.

Gambar 1. Penyebaran Luas Sawah di Indonesia

Sumber : Nuhfil Hanani AR, Ketahanan Pangan: Sub Sistem Ketersediaan, Makalah Workshop I Ketahanan Pangan di Jawa Timur, 2009.

(2)

Jawa tersebut berupa sawah irigasi dan sebagian kecil, yaitu 0,5 juta Ha atau 14,4% sisanya berupa sawah non irigasi.

Pulau dengan luas sawah terkecil adalah kepulauan Maluku yang terdiri dari propinsi Maluku dan Maluku Utara. Kepulauan tersebut hanya memiliki luas sawah 0,2 juta Ha atau 2,2% dari luas sawah Indonesia yang keseluruhannya berupa sawah irigasi. Sempitnya luas sawah ini berpeluang menyebabkan kepulauan Maluku menjadi tidak mandiri dalam memenuhi kebutuhan akan beras. Dengan kata lain, kepulauan Maluku menjadi pasar bagi produsen beras nasional.

Luas sawah yang sebagian besar berada di pulau Jawa sebagaimana diutarakan di atas menunjukkan penyebaran luas sawah yang tidak merata atau terkonsentrasi di satu pulau, yaitu pulau Jawa. Hal ini berpengaruh terhadap penyediaan beras nasional dimana pulau Jawa merupakan penghasil beras terbesar dan menjadi supplier beras untuk daerah-daerah lainnya, misalnya kepulauan Maluku. Penyediaan beras dari daerah surplus ke daerah minus dimaksud menunjukkan arah arus distribusi beras. Arus distribusi beras dari daerah surplus atau sentra produksi ke daerah minus atau defisit ditunjukkan dalam gambar 2.

Gambar 2. Arus Distribusi Beras dari Sentra Produksi ke Daerah Defisit Sumber : Nuhfil Hanani AR, Ketahanan Pangan: Sub Sistem Ketersediaan,

(3)

Tidak dapat dipungkiri bahwa bahan makanan pokok hampir seluruh penduduk Indonesia sekarang adalah beras atau padi. Penduduk Indonesia pada kenyataannya sekarang sudah sangat bergantung pada beras. Sebagian besar penduduk Indonesia telah mengganti makanan pokoknya menjadi beras atau padi. Masyarakat yang makanan pokoknya dahulu berasal dari bahan jagung, gaplek, sagu, dan lain-lain, sekarang beralih kepada bahan padi.

Berkaitan dengan ketahanan pangan, dimana diversifikasi menjadi alternatif untuk mengatasi masalah kelangkaan dan ketergantungan yang kuat terhadap bahan pangan beras, maka dianggap perlu untuk diketahui perkembangan produksi bahan pangan tersebut beserta bahan pangan pengganti (substitusi), yaitu: jagung, ketela pohon dan ubi jalar. Informasi perkembangan produksi bahan-bahan pangan tersebut memungkinkan untuk mengetahui kondisi pangan pokok masyarakat beserta arah diversifikasi yang semestinya dilakukan.

Dengan menggunakan fungsi produksi trend kwadratik dan data sejak tahun 1970 sampai dengan 2007, dapat diketahui perkembangan (trend) produksi padi, jagung, ketela pohon dan ubi jalar. Trend dimaksud berguna untuk membuat perkiraan produksi di waktu mendatang. Perkembangan produksi masing-masing bahan pangan tersebut ditunjukkan dalam gambar 3.

(4)

jumlah produksi jagung serta produksi ketela pohon dan ubi jalar lama-kelamaan akan menipis (habis). Dalam situasi seperti ini, diversifikasi pangan tidak dapat terjadi dengan sendirinya melainkan membutuhkan berbagai langkah kongkrit di bidang produksi, konsumsi dan distribusi bahan-bahan pangan dimaksud.

Gambar 3. Perkembangan Produksi Padi, Jagung, Ketela Pohon dan Ubi Jalar Sumber : Nuhfil Hanani AR, Ketahanan Pangan: Sub Sistem Ketersediaan,

Gambar

Gambar 1. Penyebaran Luas Sawah di Indonesia
Gambar 2. Arus Distribusi Beras dari Sentra Produksi ke Daerah Defisit
Gambar 3. Perkembangan Produksi Padi, Jagung, Ketela Pohon dan Ubi Jalar

Referensi

Dokumen terkait

dan penanganan perpajakan atas transaksi e- commerce adalah keberadaan sistem Internal dari DJP yang belum mampu memberikan kebutuhan data yang tepat untuk para pelaku

Jika diterjemahkan kedalam kampanye partai politik, bahwa transformasi pemimpin merupakan perubahan pemimpin yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat, karena

Kemampuan PT.ASKES dalam mempengaruhi peserta lain yang belum mengethaui untuk membeli produk askes komersial. 0,490 0,374

Square F Sig. Thus, there is a difference on implementation of Islamic spirituality based on the age. The result of the analysis reveals that F value of Islamic

proses analisis data secara keseluruhan, oleh karena itu dalam penelitian yang dilakukan, peneliti kemudian mempersiapkan data-data tersebut untuk dapat dianalisis,

Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil dapat menghantar listrik yang bertegangan lebih

Knowing the impact of Home Assignment for Students‟ Learning English. Achievement Administrasi Perkantoran students grade X in

Selanjutnya kepada Para peserta yang tidak dapat menerima Hasil Penetapan ini diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan kepada Panitia dalam jangka waktu 5