• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pd 0707310 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pd 0707310 chapter3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Model desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah “A Randomize Pretest Posttest Control Group Design”. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol pilih

secara random (Sugiyono, 2006). Penetapan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak terhadap kelas-kelas yang ada dengan subjek relatif sama. seperti usia, tingkat, jumlah siswa, waktu belajar, keterampilan dan lain-lain. Skor tes awal kedua kelompok harus relatif sama agar perlakuan betul-betul terbebas dari variabel lain. Desain penelitian seperti ini digambarkan pada Gambar 3.1

Kelompok Tes awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 O2

(Sumber: Sugiyono, 2006)

Gambar 3.1 Desain Penelitian Penjelasan:

O1 dan O2 = Tes awal dan tes akhir tentang materi daur air

X = Pembelajaran dengan menggunakan model PBL

(2)

dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning) sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional atau dapat dikatakan sebagai model pembelajaran non PBL. Setelah beberapa waktu, kedua kelompok diberikan tes dengan tes yang sama sebagai tes akhir (tes akhir). Hasil dari tes awal dan akhir serta tes akhir masing-masing kelompok diperbandingkan (diuji perbedaannya). Perbedaan yang signifikan antara kedua hasil tes menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan (Sukmadinata, 2006).

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

(3)

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik perhatian kita dalam suatu penelitian (Arikunto, 2006). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan model problem based learning (PBL) dan model non PBL sebagai variabel bebas dengan 2 variabel terikat yaitu keterampilan berpikir kritis dan penguasan konsep IPA siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pernyatan Riduan (2006) bahwa dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data agar kelemahan yang satu dapat ditutup dengan kebaikan yang lain. Namun apabila memang satu teknik dipandang dapat mencukupi, maka teknik lain tidak perlu digunakan. Yang penting bahwa teknik pengumpulan data tersebut benar-benar mendapatkan data yang valid dan reliabel. Terdapat tiga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Tes Tertulis

(4)

2. Angket

Teknik pengumpulan data melalui angket dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap model problem based learning (PBL) yang digunakan. Skala pengukuran yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Skala Likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu peristiwa atau kejadian (Riduan, 2006). Adapun responden dalam pengisian angket adalah siswa yang termasuk dalam kelompok eksperimen atau siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model problem based learning (PBL).

3. Observasi

Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning dan model non PBL. Observasi pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan sebanyak enam kali pertemuan, yaitu tiga kali pertemuan pada kelas eksperimen dan tiga kali pertemuan pada kelas kontrol. Teknik untuk observasi dalam penelitian ini menggunakan alat perekam elektronik, yaitu kamera dan handycamp. Selanjutnya Rekaman video pembelajaran ini kemudian dianalisis menggunakan videograph.

E. Instrumen Penelitian

(5)

1. Tes Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis

Soal tes digunakan terdiri dari keterampilan berpikir kritis 15 soal objektif dan penguasaan konsep 35 soal objektif. Setiap soal dibuat untuk menguji keterampilan siswa berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep yang terkait dengan materi daur air. Soal tes ini dipergunakan dua kali, yaitu pada saat tes awal dan pada saat tes akhir. Soal-soal tes yang digunakan telah diujicobakan dan dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap butir soal.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran untuk model problem based learning dan telah disesuaikan pula dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, materi dan indikator pembelajaran yang ingin dicapai. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dirancang untuk tiga kali pertemuan, dimana dalam satu kali pertemuan dialokasikan waktu 2x35 menit. Pertemuan pertama membahas tentang proses daur air, kedua membahas tentang kegiatan yang mempengaruhi daur air dan pertemuan ketiga membahas mengenai tindakan penghematan air. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

3. Angket

(6)

ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS ) dengan respondennya siswa kelas V SD yang termasuk dalam kelompok eksperimen.

4. Pedoman Observasi.

Pedoman observasi dibuat untuk memudahkan dan membantu dalam melakukan observasi pembelajaran. Pedoman observasi ini berisi indikator-indikator PBL yang mungkin timbul dan akan diamati dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pedoman observasi yang peneliti gunakan, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan berupa prosedur kegiatan yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pendahuluan

Pada tahap implementasi model pembelajaran ini, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain

1) Studi Pendahuluan

(7)

penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan dan variabel yang akan diambil dalam penelitian serta metodologi penelitian yang akan digunakan. 2) Pengembangan instrumen

Pengembangan instrumen penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut: menentukan materi dan subjek penelitian, menyusun RPP dan LKS, menyusun kisi-kisi soal penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis, menyusun soal tes penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa, validasi instrumen oleh pakar, uji coba instrumen, analisis instrumen dan penyusunan soal untuk tes awal dan tes akhir.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pengumpulan data. Pada tahap implementasi model pembelajaran ini, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

1) Pemberian tes awal terhadap kedua kelompok untuk mendapatkan data awal keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa sebelum mengikuti pembelajaran melalui model PBL dan model non PBL.

2) Melakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran bersama guru dengan cara diskusi untuk melatih dan menambah wawasan kepada guru dalam mengimplementasikan model problem based learning (PBL) dan agar guru dalam menerapkan model tidak kaku. Penerapan model sepenuhnya dilakukan oleh guru, peneliti sebagai observer pada waktu pembelajaran berlangsung.

(8)

sebagai kelas pembanding dilakukan pembelajaran non PBL. Selama kegiatan pembelajaran dilakukan observasi terhadap proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rekaman menggunakan video

4) Pemberian tes akhir untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa setelah penerapan model PBL dan non PBL. 5) Pemberian angket siswa untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai

pembelajaran dengan model PBL 3. Tahap Penyelesaian

Tahap ini merupakan tahap pengolahan dan analisis data penelitian. Data hasil penelitian yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes siswa, diolah dan dianalisis dengan cara:

1) Mneghitung nilai hasil tes awal dan tes akhir penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa

2) Menghitung gain dan N-gain kedua soal tes

3) Menghitung perbedaan rerata N-gain secara statistik dengan menggunakan Software Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for windows versi 12.

(9)
(10)

G. Ujicoba Tes

Untuk mendapatkan instrumen tes yang valid dan reliabel maka dilakukan ujicoba instrumen tes. Kegiatan ujicoba ini dimaksudkan untuk menganalisa soal yang telah dikembangkan. Sebelum ujicoba dilakukan, telah terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu variabel penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Indikator-indikator dari tiap variabel penelitian ini dikembangkan sehingga soal tersebut dapat mengukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti. Peneliti menggunakan teori-teori yang ada dalam literatur dan penelitian sebelumnya dalam menentukan indikator variabel. Kemudian dibuat kisi-kisi yang berkenaan dengan materi tentang daur air. Kisi-kisi ini meliputi lingkup materi pertanyaan, keterampilan yang akan diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan. Indikator dalam kisi-kisi soal tes penguasaan konsep menggunakan taksonomi bloom (revisi), yaitu menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan membuat. Sedangkan indikator untuk soal keterampilan berpikir kritis, yaitu dapat memahami konsep relevan dan tidak relevan, dapat mengungkapkan masalah, memprediksi akibat уang mungkin terjadi, memahami konsep hipotesis, dan membuat kesimpulan Berdasarkan kisi-kisi tersebut, peneliti menyusun item atau pertanyaan soal.

(11)

tersebut divalidasi oleh pakar, selanjutnya dilakukan ujicoba untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda tiap butir soal. Subjek ujicoba adalah siswa SD yang telah mendapatkan materi tentang daur air. Hasil ujicoba soal-soal tersebut kemudian dianalisis. Akhirnya, untuk soal tes penguasaan konsep diperoleh 48 soal dari 60 soal yang dikembangkan. Sedangkan untuk soal Keterampilan berpikir kritis diperoleh 18 soal dari 30 soal yang dikembangkan.

H. Analisis Instrumen Tes

Tes yang baik biasanya memenuhi kriteria validitas tinggi, reliabilitas tinggi, daya pembeda yang baik, dan tingkat kesukaran yang layak ( Arikunto, 2005). Untuk memenuhi kriteria itu, peneliti telah melakukan ujicoba instrumen. Analisis ini di lakukan untuk soal tes penguasaan konsep siswa dan soal tes Keterampilan berpikir kritis siswa. Pemberian skor untuk kedua tes adalah setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan bila salah diberi skor 0. Analisis instrumen penelitian ini ada dua, yaiti analisis instrumen soal tes penguasaan konsep dan analisis soal tes Keterampilan berpikir kritis siswa. Analisis yang dilakukan sebagai berikut:

1. Validitas Soal

(12)

yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi. Koefisen korelasi diperoleh dengan menggunakan program anates yang dikembangkan oleh Karno To dan Yudi Wibisono (2004). Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan kaidah keputusan terlihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal

Kriteria Keputusan

t hitung > t tabel Valid

t hitung < t tabel Tidak Valid

(Sumber: Akdon 2008: 144).

Berikut hasil analisis dari validasi soal dalam penelitian: 1) Validasi Soal Penguasaan Konsep Sains Siswa

Soal yang peneliti kembangkan sebelum ujicoba ada 60 soal bentuk objektif dari 26 indikator soal. Indikator-indikator soal ini sesuai dengan indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun. Kisi-kisi soal untuk soal tes penguasaan konsep sebelum dan setelah validasi dapat dilihat dalam lampiran.

Setelah dilakukan ujicoba dan analisis validitas terhadap 60 soal tersebut ternyata 48 soal yang valid dan 12 soal yang tidak valid seperti pada tabel 3.2

Tabel. 3.2 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa

No Butir Soal Keterangan

(13)

2) Validasi Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Soal tes Keterampilan berpikir kritis dikembangkan sebanyak 30 soal dengan 5 indikator berpikir kritis. Kisi-kisi soal berpikir kritis disajikan pada lampiran. Berdasarkan hasil ujicoba didapatkan 18 soal yang valid dan 12 soal yang tidak valid. Hasil analisis validitas keterampilan berpikir kritis pada Tabel. 3.3

Tabel 3.3 Hasil analisis validitas soal tes keterampilan berpikir kritis siswa

No Butir Soal Keterangan

1 3, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 18, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,30

Valid 2 1, 2,4,5.6, 7, 17, 14, 19, 22, 11, 20 Tidak Valid

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah ketetapan hasil tes apabila dites pada subjek yang sama, dan untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil (Arikunto, 2005:90). Tinggi rendahnya reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya koefisien reliabilitas tes. Reliabilitas tes kedua soal tes dalam penelitian ini dihitung dengan metode non belah dua, yaitu menggunakan rumus Kuder Richardson-20 (KR-20). Metode KR-20 berguna untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes untuk item

pertanyaan yang menggunakan jawaban bila benar bernilai 1 dan jika salah bernilai 0 (Akdon, 2008). Menurut Sudijono (1996), rumus KR-20 ini juga cocok untuk soal yang berbentuk objektif.

(14)

memungkinkan untuk untuk menggunakan teknik belah dua untuk pengujian reliabiltas tes yang digunakan. Arikunto (2006), menyatakan bahwa persyaratan pokok yang harus di penuhi dalam teknik belah dua selain butir soal harus genap, belahan pertama dan kedua juga harus mengungkap aspek yang sama dan jika peneliti memiliki instrumen dengan soal ganjil maka dapat menggunakan rumus KR-20 untuk menghitung reliabilitas tes.

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas kemudian ditafsirkan dan diinterpretasikan menurut J.P. Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990).

Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Tes

Koefisien Kategori

0.80 < r11 ≤ 1.00 Sangat tinggi

0.60 < r11 ≤ 0.80 Tinggi

0.40 < r11 ≤ 0.60 Cukup

0.20 < r11 ≤ 0.40 Rendah

r11 ≤ 0.20 Sangat rendah

Berikut hasil reliabilitas tes dalam penelitian:

1) Reliabilitas Tes Penguasaan Konsep Sains Siswa

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Kuder Richardson-20 (KR-20) didapatkan reliabilitas tes penguasaan konsep siswa: r11 = 0.838, r tabel =

0.20, r11 > r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tes ini adalah reliabel dengan

kategori sangat tinggi.

2) Reliabilitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Kuder Richardson-20 (KR-20) didapatkan reliabilitas tes keterampilan berpikir kritis siswa: r11 = 0.91,

r tabel = 0.30, r11 > r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tes ini adalah reliabel

(15)

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah keterampilan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berketerampilan tinggi dengan siswa yang berketerampilan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskrimasi tes atau daya pembeda (D). Diskriminasi atau daya pembeda diperoleh

dari hasil pengurangan proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar dengan proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2005).

Tabel 3. 5 Kategori Daya Pembeda Soal

Batasan Kategori

Negatif – 9 % Sangat buruk, harus dibuang 10 % - 19 % Buruk, sebaiknya dibuang

20 % - 29 % Agak baik, kemungkinan perlu direvisi

30 % - 49 % Baik

50 % ke atas Sangat baik (Sumber: Karno To, 2003)

Analisis daya pembeda soal dicari dengan menggunakan program anates dengan hasil sebagai berikut:

1. Daya Pembeda Soal Tes Penguasaan Konsep Sains Siswa

Berdasarkan perhitungan daya pembeda, dari 60 soal tes penguasaan konsep IPA diperoleh 8 soal mempunyai kategori daya pembeda sangat buruk, 11 soal daya pembeda buruk, 15 soal daya pembeda agak baik, 21 soal daya pembeda baik, dan 5 soal daya pembeda sangat baik. Keterangan lengkap pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Penguasaan Konsep Siswa

(16)

2. Daya Pembeda Soal Tes Berpikir Kritis Siswa

Hasil perhitungan daya pembeda soal tes keterampilan berpikir kritis siswa yang berjumlah 30 butir maka diperoleh soal yang mempunyai kategori daya pembeda sangat buruk, buruk, agak baik, baik, dan soal dengan kategori daya pembeda sangat baik. Keterangan lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa diperoleh dari hasil pembagian Jumlah seluruh siswa peserta tes dengan Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar (Arikunto, 2005).

Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0 % -15 % Sangat sukar, sebaiknya dibuang 16 % - 30 % Sukar

31 % - 70 % Sedang 71 % - 85 % Mudah

86 % - 100 % Sangat mudah, sebaiknya dibuang (Sumber: Karno To, 2003)

(17)

1) Tingkat Kesukaran Soal Penguasaan Konsep Sains Siswa

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran , dari 60 soal yang diujicobakan diperoleh 11 soal mempunyai kategori tingkat kesukaran sangat mudah, 7 soal mempunyai kategori tingkat kesukaran mudah, 32 soal mempunyai kategori tingkat kesukaran sedang, 4 soal mempunyai kategori tingkat kesukaran yang sukar dan 6 butir soal mempunyai kategori tingkat kesukaran yang sukar.

Tabel 3.9 Hasil Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa

No Item Soal Keterangan

2) Tingkat Kesukaran Soal Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal tes yang berjumlah 30 diperoleh 3 soal mempunyai kategori tingkat kesukaran sangat mudah, 8 soal mempunyai kategori tingkat kesukaran mudah, 16 soal mempunyai kategori tingkat kesukaran sedang 3 soal mempunyai kategori tingkat kesukaran sukar. Tabel 3.10 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa

5. Penyusunan Soal Tes awal dan Tes akhir

(18)

yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun hasil penyusunan untuk soal tes awal dan tes akhir sebagai berikut:

1) Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa

Berdasarkan hasil ujicoba, dari 60 soal diperoleh 48 soal yang baik dan layak untuk dipakai yaitu nomor: 1, 2 , 3, 4, , 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58,59 dan 60. Soal tersebut kemudian dipilih sebanyak 35 soal untuk digunaan sebagai tes awal dan tes akhir. Indikator untuk mengukur penguasaan konsep siswa mengenai materi daur air yang terdapat dalam kisi-kisi soal telah terpenuhi dalam 35 soal tersebut.

2) Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Berdasarkan hasil ujicoba, dari 30 soal diperoleh 18 soal yang baik dan layak untuk dipakai yaitu nomor: 8, 9, 12, 13, 15, 16, 18, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan 29. Seperti pada soal tes penguasaan konsep siswa, dari 18 soal tersebut dipilih lagi sebanyak 15 butir soal sebagai soal tes awal dan tes akhir yang digunakan dalam penelitian. 15 soal tersebut telah memenuhi seluruh indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang digunakan dalam penelitian, dimana setiap indikator berpikir kritis diwakili oleh tiga soal.

(19)

I. Analisis Data Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini ada 2, yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.

1. Analisis data kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil tes siswa, diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan Software Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for windows versi 12.0 dengan tahapan sebagai berikut:

1) Menghitung Skor Gain yang di Normalisasi (N-Gain)

Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) ( Hake dalam Meltzler, 2002). Kriteria tingkat N-Gain dapat dilihat pada Tabel 3.11

Tabel 3.11 Kriteria Tingkat N-Gain

Batasan Kategori

0.00 < N-Gain ≤ 0.30 Tinggi

0.30 < N-Gain ≤ 0.70 Sedang

0.70 < N-Gain ≤ 1.00 Mudah

2) Uji Normalitas Distribusi Data

Sebelum menentukan uji statistik yang digunakan, terlebih dahulu ditentukan normalitas data. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Kolmogorov Smirnov test dengan bantuan SPSS for windows versi 12.0. Uji ini

dilakukan untuk nilai tes awal, tes akhir dan N-Gain baik kelas kontrol maupun eksperimen.

3) Uji Homogenitas Data

(20)

4) Uji Beda Rata-Rata

Uji beda rata-rata skor tes awal dan tes akhir penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis menggunakan analisis statistik parametrik menggunakan uji-t jika sebaran data berdistribusi normal dan varian data kedua kelas homogen. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan statistik non parametrik menggunakan uji-Wilcoxon dengan batas signifikansi 95%. Uji yang dilakukan adalah uji satu pihak, karena dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan peneliti lebih cenderung pada pembelajaran yang dikembangkan, yaitu Problem Based Learning. Sebagaimana Arikunto (2006) menyatakan bahwa dalam penelitian eksperimen itu cenderung uji satu pihak karena biasanya peneliti mengharapkan akibat positif dari perlakuan yang diberikan.

2. Analisis data kualitatif,

Gambar

Gambar 3.1  Kelompok Tes awal
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Tabel  3.1 Kriteria Validitas Soal Kriteria
Tabel 3.3  Hasil analisis validitas soal tes keterampilan berpikir kritis siswa Butir Soal 3, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 18, 21, 23,
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Pemilihan Jurusan Siswa dengan Menggunakan Metode Weighted Product (Studi Kasus:.. SMA Swasta HKBP

17 Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa. Kegiatan

56 Prp Tahun 1961 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian (Lembaran-Negara Tahun 1960 No. Jika diperlukan tanah yang lebih luas, maka tanah yang bersangkutan dapat dipunyai

[r]

“Pelayanan Publik adalahkegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan

Dengan sejalannya teknologi Internet yang semakin maju dan bisnis Warnet yang sangat menjanjikan keuntungan ini, masih ada saja Warnet yang menggunakan cara-cara lama yaitu

Untuk menganalisis fungsi partikel dalam pembentukan phrasal verbs digunakan teori Heaton (1985:114) yang menyatakan bahwa terdapat 5 fungsi yang ditemukan dalam pembentukan

Hal ini memberikan ide untuk menciptakan suatu Robot Mobil yang dapat mengikut jalur yg berwarna hitam dengan dasar lantai berwarna putih. Sistem ini dirancang menggunakan AT89S52