BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian
Dalam sebuah penelitian, tentu memerlukan Populasi dan Sampel untuk
memperoleh data yang iinginkan. Dalam penelitian kali ini, peneliti
menentukan populasi, sampel dan lokasi penelitian sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian
Pada penelitian yang berjudul Kemampuan Kondisi Fisik Dan Psikologi
(pengendalian emosional) Atlet Gulat Pelatda Jabar Dikaitkan Dengan
Prestasi Pada Babak Kualifkasi Pekan Olahraga Daerah ini, Lokasi
penelitian mengenai judul tersebut akan dilaksanakan di GOR Pajajaran
yang beralamatkan di jalan raya pajajaran no 37c Bandung, alasan
pemilihan lokasi tersebut dikarenakan tempat latihan atlet pelatda gulat
jawa barat berada dikawasan gor pajajaran no 37c Bandung serta
pelaksanaan babak kualifikasi yang dilakukan di gor tersebut pula.
2. Populasi dan sampel
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan
pada umumnya disebut populasi dan sampel penelitian. Berdasarkan
kutipan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010,
hlm. 173). Maka populasi dari penelitian ini adalah atlet pelatda gulat Jawa
Barat sebanyak 24 orang.
Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian, penulis menggunakan total
sampling. Pemilihan sampel tersebut berpedoman pada Arikunto (2002,
hlm. 112) yang mengatakan bahwa “apabila subjek kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika semua objeknya besar dapat diambil sebagai perwakilan
yang mewakili populasi yang ada.” Berdasarkan pada penjelasan tersebut
maka jumlah sampel penelitian ini ditetapkan sebanyak 24 orang atlet
B. Metode penelitian
Pada sebuah penelitian tentu selalu diperlukan metode, penggunaan
metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya.
Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam
pelaksanaan dan analisis data. Metode penelitian membicarakan mengenai tata
cara pelaksnaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan
kerja penelitian dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan
dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian.
Sejalan dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini, Arikunto (2006,
hlm. 160) mengemukakan bahwa: “metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya”. Adapun metode yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto
(2006) menjelaskan “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diwujudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada suatu penelitian yang digunakan”.
Metode deskriptif dapat memecahkan serta menyelidiki masalah yang
diteliti dan dapat menggambarkan keadaan yang terjadi dengan maksud untuk
mendapatkan gambaran umum yang jelas, sistematis, dan akurat mengenai,
fakta-fakta, sifat-sifat hubungan fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.
Karena pada penelitian ini tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel
penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai, maka dalam penelitian ini
menggunakan teknik tes. Metode yang dimaksud untuk mengumpulkan data-data
mengenai kondisi fisik dan psikologis atlet pelatda gulat jawa barat yaitu meliputi
tes.
C. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga dapat
menimbulkan kekeliruan dan ketidak cocokan atau mengaburkan pengertian. Oleh
karena itu, penulis menafsirkan penjelasan ini dengan mengacu pada pakar
1. Kondisi Fisik adalah semua kemampuan jasmani yang menentukan prestasi
yang realisasinya dilakukan melalui kesanggupan pribadi (kemampuan dan
motivasi).
2. Pengendalian adalah salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian
dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai.
3. Prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah
dilakukan.
D. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan harus sesuai dengan pertanyaan penelitian.
Artinya instrumen yang digunakan harus dapat mengukur sesuatu yang ingin
diukur. Tentang hal tersebut oleh Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 6) dikatakan
“Dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu obyek tertentu,
sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan obyek tersebut secara
obyektif.”
Untuk memperoleh data mengenai kondisi fisik atlet maka instrumen yang
digunakan adalah tes kondisi fisik atlet pelatda gulat jawa barat yang diantaranya
adalah : Sit and reach, shuttle run, lari 20 meter, 3 hop, bleep test.
Adapun lebih lanjut mengenai instrumen penelitian diatas dan
pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
1. Sit and Reach
Tujuan : Untuk mengukur fleksibilitas dari pinggul dan punggung juga
elastisitas otot hamstring.
Alat/Fasilitas : Lembar observasi pencatat hasil tes dan alat tulis.
Pelaksanaan : Subjek duduk tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua ibu jari
kaki rata dengan pinggir alat ukur. Subjek kemudian melakukan gerakan
membungkukan atau merenggut badan ke depan sambil meluruskan tangan yang
sejajar dengan kaki.
Skor : Besarnya kekuatan tarikan otot punggung subjek dapat dilihat pada alat
Tabel 3.1
Penilaian Sit and Reach
Putra Kriteria Putri
> 19,5 Baik Sekali > 20,0
17,0 – 19,0 Baik 18,5 – 19,5
14,5 – 16,6 Cukup 17,0 – 18,0
12,5 – 14,0 Kurang 15,0 – 16,5
< 12,0 Kurang Sekali < 14,5
2. Lari 20 meter
Tujuan : mengukur komponen kecepatan
Alat : a. stop watch
b. meteran
c. lintasan
d. pluit
Pelaksanaan : Subjek coba berdiri di belakang garis start dengan sikap start
melayang. Pada aba-aba “ya” ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finis.
Tiap orang di berikan kesempatan dua kali percobaan.
Skor : Jumlah waktu tempuh terbaik dari dua kali percobaan.
Tabel 3.2
Kriteria tes lari 20 meter
Rentang skor Kategori
>2,96 Sempurna
2,97 - 3,15 Baik sekali
3,16 – 3,40 Baik
3,41 – 3,55 Cukup
3. Shuttle run 5 x 5 Meter
Tujuan : Mengukur kelincahan dan kordinasi
Alat/fasilitas : Stop watch dan bidang dasar selebar 15 meter
Pelaksanaan :
Orang coba berdiri di belakang garis start dengan salah satu kaki di letakan di
depan. Pada aba-aba “ya” di berikan, orang coba dan secepat mungkin lari ke
depan menuju garis akhir dan menyentuh garis tersebut, kemudian berputar lagi
dan segera lari. Demikian seterusnya di lakukan dengan lari sebanyak 6 x 10 m.
Orang coba di beri kesempatan melakukan tes tersebut sebanyak 2 kali.
Skor :
Waktu terbaik dari dua kali kesempatan, yang di catat sampai 1/10 detik.
Tabel 3.3
Kriteria tes shuttle run
Shuttle Run Putra Ktegori Shuttle Run Putri
< 7.5 Sempurna < 8,7
7,6 – 7,8 Baik sekali 8,8 – 9
7,9 – 8,1 Baik 9,1 – 9,3
8,2 – 8,4 Cukup 9,4 – 9,6
8,5 – 8,7 Kurang 9,8 – 10
4. Tes 3 (Three) Hop
Tujuan : Mengukur kekuatan otot tungkai
Alat/Fasilitas : Meteran untuk mengukur jarak melompat, garis pembatas atau
kerucut, lembar observasi pencatat hasil tes dan alat tulis.
Pelaksanaan : Tes ini dilakukan dengan menggunakan satu kaki, dengan cara
melompat sebanyak tiga kali sejauh mungkin agar mendapatkan nilai yang baik.
Subjek berdiri di belakang garis dengan satu kaki, aba-aba dimulai dengan, subjek
melompat sebanyak tiga kali berturut-turut. Tandai lompatan terakhir subjek,
Skor : Pengukuran diambil dari take-off line ke titik terdekat dari kontak
pada pendaratan melompat ketiga (belakang tumit). Catat jarak terpanjang
melompat, yang terbaik dari tiga percobaan.
Mengenai Kriteria penilaian 3 hop, penulis membuat sendiri kriteria penilaian
hasil dari lompatan atlet guna sebagai nilai berbentuk kriteria sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kriteria 3 Hop
Hasil Nilai
>80% Sempurna
70-79% Baik
60-69% Cukup
50-59% Kurang
>49% Kurang Sekali
5. Bleep Test
Tujuan : Untuk mengukur daya tahan kardiovaskular VO2 Max
Alat/Fasilitas : a. Pita Candence (irama) untuk lari bolak-balik
b. Laptop/Komputer
c. Audio System
d. Lintasan lari jarak 20 meter pada permukaan datar dan tidak
licin
e. Stopwatch
f. Kerucut pembatas
g. Formulir tes dan alat tulis
Pelaksanaan :
1. Lari kearah ujung/akhir yang berlawanan dan sentuhkan satu kaki di belakang
garis batas pada saat terdengar bunyi “tut”
2. Apabila telah sampai pada bunyi “tut” harus bertumpu pada titik putar menanti
bunyi kemudian lari kearah yang berlawanan agar dapat mencapai tepat pada saat
3. Kecepatan lari harus semakin bertambah cepat karena waktu akan pada
semakin pendek.
4. Harus mencapai garis ujung pada waktu yang ditentukan
5. Gerakan balikan yaitu berputar bukan membuat belokan karena akan memakan
waktu lebih banyak
6. Panitia harus memberhentikan peserta apabila peserta tertinggal tanda bunyi
“tut” dua kali lebih dari dua langkah di belakang garis ujung.
Penilaian
Catat level terakhir yang dapat dilakukan atau diselesaikan oleh peserta lalu di
komversikan ke dalam tabel untuk dapat di ketahui prediksi kemampuan
Gambar 3.1
Tabel 3.5
Penilaian Tingkat VO2 Max
Kemudian instrumen untuk mengetahui tingkat psikologis atlet digunakan
angket yang berupa tes psikologis atlet, dengan angket sebagai berikut, ...
Kemudian untuk prestasi hanya dilihat berdasarkan lolos atau tidaknya
atlet tersebut pada saat babak kualifikasi.
Selain instrument di atas, untuk mencari kondisi psikologis dalam
penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan instrument berupa angket
untuk memperoleh gambaran mengenai kontrol diri dan disiplin atlet di lapangan.
Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket berjenis tertutup. Angket
tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sesuai
dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan cek (√). Angket yang
digunakan menggunakan skala Likert dengan alternated respon pertanyaan
terentang antara satu sampai lima. Kelima alternatif respon tersebut diurutkan dari
kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian
terendah, yaitu: 1) Sangat Sesuai (SS); 2) Sesuai (S); 3) Kadang-kadang (K); 4)
Tidak Sesuai (TS); dan 5) Sangat Tidak Sesuai (STS).
Kisi-kisi instrument untuk mengungkap pengendalian emosi atlet
dikembangkan dari definisi operasional variable penelitian. Kisi-kisi instrument
disajikan dalam Tabel 3.6 pada halaman 44.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Pengendalian Emosi
(Sebelum Uji Coba)
Kisi-Kisi Angket Tentang Pengendalian Emosi Pada Diri Atlet Gulat Pelatda Jawa Barat
Komponen Indikator Sub indikator Nomor
Soal Jumlah Positif Negatif
Konsep
12 14,15,17,20,22,24 13,16,18,19,21,23
3 .Motivasi
12 25,26,30,32,33,35 27,28,29,31,34,36
4. Empati
12 37,40,41,44,47,48 38,39,42,43,45,46
5.
12 49,50,53,55,57,58 51,52,54,56,59,60
Jumlah 60 30 30
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sub indikator telah diwakili oleh sebuah
instrument telah di uji coba kan dan telah di uji validitasnya, jika salah satu
pertanyaan dari sub indikator itu tidak valid, maka akan dapat terwakili oleh
pertanyaan lainnya yang masih berkaitan.
E. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas Item
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi
antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian
adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkapkan
pengendalian emosi atlet. Pengujian alat pengumpul data menggunakan rumus
product-moment yang dituliskan dalam Riduwan (2012, hlm. 138) sebagai
berikut :
r hitung = n Σ xy –( Σx )(Σy)
{n Σ x2 –(Σ x)2 } {n Σ y2 –(Σ y)2
Keterangan :
r hitung = Koefisien Korelasi
Σ xi = Jumlah skor item
Σ yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
Pengujian validitas dilakukan terhadap 60 item angket pengendalian emosi
atlet dengan jumlah subjek 30 atlet tampak bahwa hasil pengujian validitas
terhadap 60 item untuk mengukur pengendalian emosi atlet menunjukan bahwa 18
item dinyatakan tidak valid yakni nomor 1,2,5,8,10,20,22,25,26,31,33,40,41,43,
46,47,50 serta 57. Dengan demikian maka ke 18 item tersebut tidak akan diikut
sertakan dalam analisis data selanjutnya. Dengan kata lain, instrument yang
item. Adapun item pertanyaan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat
pada table 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pengendalian Emosi
Kesimpulan No Item Jumlah
Valid 3,4,6,7,9,11,12,13,14,15,16,17,18,19,21,23,24,27,
28,29,30,32,34,35,36,37,38,39,42,44,45,48,49,51,
52,53,54,55,56,58,59,60
42
Tidak Valid 1,2,5,8,10,20,22,25,26,31,33,40,41,43,46,47,50,
57
18
Setelah dilakukannya uji validitas instrument, maka diperoleh item soal
yang telah valid dan akan diikut sertakan dalam pengolahan data. Berikut adalah
kis-kisi angket pengendalian emosi atlet setelah dilakukan uji validitas.
Tabel 3.8
Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Pengendalian Emosi
(Setelah Uji Coba)
Kisi-Kisi Angket Tentang Pengendalian Emosi Pada Diri Atlet Gulat Pelatda Jawa Barat
Komponen Indikator Sub indikator Nomor
Soal Jumlah Positif Negatif
Konsep pengendalian
emosi
1. Kesadaran diri
1. Waspada 2. Mengenali diri sendiri 3.
Individualisme
2.
9 33,36,38,40 34,35,37,39,41,42
Jumlah 42 18 24
2. Uji reliabilitas Item
Setelah validitas masing-masing item diuji, selanjutnya instrument tersebut
diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa
suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. (Arikunto, 2006, hlm.
178). Instrument yang sudah dapat dipercaya atau reliable akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrument merupakan derajat keajegan
skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dengan
kondisi yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur
tentang kontrol diri dan disiplin adalah dengan rumus metode Alpha yang
dituliskan dalam Riduwan (2009, hlm. 115) sebagai berikut:
Keterangkan :
r11 = Nilai Reliabilitas
Σ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item St = Varians total
K = Jumlah item
Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan
program Microsoft excel 2007, maka diperoleh koefisien reliabilitas pada angket
tersebut sebesar 0.972970531929152. Berdasarkan kriteria Riduwan yang dapat
dilihat pada tabel 3.9, angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas Tinggi. Dengan
demikian, angket pengendalian emosi atlet gulat Jawa Barat dapat dikatakan
memadai untuk digunakan sebagai instrument penelitian.
Tabel 3.9
Interpretasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi)
Antara 0, 800 – 1, 000 Sangat Tinggi
Antara 0, 600 – 0, 799 Tinggi
Antara 0, 400 – 0, 599 Cukup Tinggi
Antara 0, 200 – 0, 399 Rendah
Antara 0, 000 – 0, 199 Sangat Rendah
(Riduwan, 2012: hlm 98)
F. Teknik pengumpulan data
Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang
diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data ini bertujuan
untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah, dengan cara
memilih lembar daftar cek yang telah diisi dengan lengkap. Dari hasil verifikasi
tersebut diperoleh data yang diisikan responden menunjukan kelengkapan dan
1. Pensekoran
Instrumen dalam penelitian kuantitatif adalah menggunakan kuisioner atau
angket. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup,
yaitu atlet diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan
pengendalian emosi atlet disertai dengan alternative jawaban. Angket tertutup
jawaban sudah disediakan sehingga atlet hanya bertugas memilih jawaban dengan
memberikan tanda checklist (√) pada soal yang telah disediakan dengan jawaban
seperti pada Tabel 3.10 sebagai berikut.
Tabel 3.10
Pola Skor Opsi Alternatif Respons
Model Summated Ratings (Likert)
Pertanyaan
Skor Empat Opsi Alternatif Respon
SS S K TS STS
Favorable (+) 5 4 3 2 1
Un-Favorable (-) 1 2 3 4 5
Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1-5 dengan bobot
tertentu. Bobotnya ialah:
a. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 5 pada pernyataan
positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.
b. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 4 pada pertanyaan positif
atau skor 2 pada pernyataan negatif.
c. Untuk pilihan jawaban kadang-kadang (K) memiliki skor 3 pada
pertanyaan positif atau skor 3 pada pertanyaan negatif
d. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan
positif atau 4 pada pernyataan negatif.
e. Untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) memiliki skor 1 pada
2. Analisis Data
Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancar, maka
penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak sah. Setelah angket
dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkan kembali yang
kemudian diperiksa untuk melihat dan memutuskan keabsahan pengisian
angket tersebut. Karena dikhawatirkan dalam pengisian angket responden
tidak mengisi pertanyaan sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan.
2. Memberikan nilai pada setiap butir pertanyaan dalam angket yang telah
dijawab oleh responden dengan criteria penilaian sebagaimana telah
dijelaskan pada sub judul sebelumnya mengenai pensekoran.
3. Mengelompokan setiap butir pertanyaan
4. Menjumlahkan nilai seluruh pertanyaan untuk setiap responden.
5. Menganalisa data untuk memperoleh kesimpulan penelitian.
Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa gambaran pengendalian emosi
atlet gulat Jawa Barat, penulis menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai
berikut:
P =
x 100%
Keterangan :
P = Jumlah atau besarnya persentase yang dicari
Σx1 = Jumlah skor berdasarkan alternative jawaban
Σxn = Jumlah skor total
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas, maka akan diperoleh data
yang hendak dicari. Untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan
data, dalam hal ini penulis memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto
dalam Sarwanto (2010, hlm. 54), dengan menafsirkan kriteria penilaian persentase
TABEL 3.11
KRITERIA FREKUENSI PERSENTASE
Rentang Nilai Kriteria
76 – 100% Baik
56 – 75% Cukup
40 – 55% Kurang