• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 1103103 Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 1103103 Abstract"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

KHOLIDAH, 2015

KETERKAITAN DAERAH AKTIF DI MATAHARI DENGAN KEJADIAN BADAI GEOMAGNET KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

Keterkaitan Daerah Aktif di Matahari dengan Kejadian Badai

Geomagnet Kuat

Nama

: Kholidah

NIM

: 1103103

Program Studi

: Fisika

Pembimbing

: 1. Rasdewita Kesumaningrum, M.Si.

2. Judhistira Aria Utama, M.Si.

ABSTRAK

Kejadian badai geomagnet dapat diidentifikasi dengan menggunakan indikator indeks Dst yang menunjukan gangguan medan geomagnet pada komponen H. Badai geomagnet merupakan salah satu fenomena penting dalam sistem cuaca antariksa karena merupakan dampak dari hubungan Matahari-Bumi. Cuaca antariksa sangat dipengaruhi oleh aktivitas di Matahari seperti misalnya bintik Matahari, CME, dan flare yang biasanya berasal dari daerah aktif di Matahari. Hasil identifikasi dan analisis karakteristik badai geomagnet dengan indikator indeks Dst < -100 nT sepanjang siklus Matahari ke-23 dan ke-24 diperoleh 104 kejadian dan sekitar 75,9 % disebabkan oleh CME yang umumnya merupakan CME Halo dan sebesar 92,4 % CME ini dipicu oleh flare yang terjadi di atas daerah aktif. Hasil analisis menunjukkan bahwa konfigurasi medan magnet daerah aktif memiliki keterkaitan yang lebih besar terhadap frekuensi dan intensitas badai geomagnet dibandingkan luas daerah aktif. Frekuensi terjadinya badai geomagnet dengan indeks Dst < -100 nT sepanjang siklus Matahari ke-23 dan ke-24 paling banyak dihasilkan oleh daerah aktif dengan keluasan sempit yaitu sebesar 51,7 %. Semakin luas daerah aktif tidak menunjukan nilai intensitas yang semakin besar. Konfigurasi medan magnet yang lebih kompleks dapat menghasilkan intensitas badai yang lebih besar dibandingkan konfigurasi medan magnet yang sederhana meskipun daerah aktif tersebut memiliki keluasan yang luas. Semakin kompleks konfigurasi medan magnet daerah aktif maka semakin banyak bermunculan fenomena daerah aktif seperti flare dan CME yang dapat menjadi penyebab peningkatan kecepatan angin Matahari yang menyebabkan terjadinya badai geomagnet.

(2)

KHOLIDAH, 2015

KETERKAITAN DAERAH AKTIF DI MATAHARI DENGAN KEJADIAN BADAI GEOMAGNET KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

ABSTRACT

Geomagnetic storm events can be identified by the use of Dst index indicators that show geomagnetic field disturbances in H component. The geomagnetic storm is one of the important phenomena in space weather system because it is the impact of the Sun-Earth relationship. Space weather is influenced by activity on the Sun, such as sunspots, CME and flares which are usually derived from an active region on the sun. The result from identification and analysis of the characteristics of geomagnetic storms with Dst index indicator <-100 nT throughout the 23rd and the 24th cycle of the Sun, it is obtained that 104 events and approximately 75.9% due to the CME which is generally a Halo CME and 92.4% of CME is triggered by a flare that occurred over the active region. The analysis showed that the configuration of the magnetic field of active regions have a greater relevance to the frequency and intensity of geomagnetic storms than the extensive active region. The frequency of occurrence of geomagnetic storms with Dst index <-100 nT throughout the 23rd and 24th cycle of the Sun are mostly produced by active region with narrow breadth is equal to 51.7%. The more extensive active region does not show the greater intensity value. Configuration of more complex magnetic field could produce a greater intensity of the storms than the simple configuration of the magnetic field although the active region has a wide breadth. The more complex configuration of the magnetic field of active regions, the more active areas phenomena emerged such as flares and CME that can be the cause of the increased speed of the solar wind that cause geomagnetic storms.

Referensi

Dokumen terkait

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan magnet den medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan medan

Dalam penelitian ini telah dilakukan pembuatan magnet nano barium heksaferit menggunakan metode sol gel dengan kitosan sebagai surfaktan diikuti waktu aging dan

Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan alat magnetisasi atau magnetizer untuk memagnetisasi magnet menjadi multipole dengan sistem kontrol arus berbasis

32 Tabel 4.2 Tabel Data pengaruh jarak terhadap medan magnet dinamik yang dihasilkan dari lapisan tanah.....

Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menganalisis Aliran Rembesan (Seepage) Di Bendung Alam Wae Ela, Ambon.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

INTERPRETASI DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MEMPREDIKSI MUNCULNYA LUAPAN LUMPUR BARU DI DAERAH SIDOARJO, JAWA TIMUR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Recovery aktif adalah apabila sesudah perlombaan atau latihan di lanjutkan dengan latihan dengan intensitas yang lebih ringan sehingga kadar asam laktat kembali ke batas

Meskipun, kriteria gain yang dinormalisasi &lt;g&gt; untuk kedua kelas masuk pada kriteria sedang, namun berdasarkan uji beda rata-rata, pada taraf kepercayaan 95%