• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSR 0800295 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSR 0800295 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

M. Agus Syah Putra, 2013

PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan juga merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan dalam mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian, dan nilai-nilai akhlak. Hal tersebut sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas, 2003:5).

Suatu keniscayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa melibatkan institusi pendidikan dan lebih khusus pembelajaran. Banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, salah satunya mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi bahwa :

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui

pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni,” dan “belajar

tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi bahwa mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

(2)

M. Agus Syah Putra, 2013

PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

Oleh karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar peserta didik memiliki kecintaan terhadap seni budaya dan keterampilan bangsa Indonesia. Pada kurikulum Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dijabarkan menjadi tiga mata pelajaran yaitu Seni Tari, Seni Musik, dan Seni Rupa yang masing-masing memiliki dua (2) jam

pelajaran setiap minggunya dan setara dengan mata ke-13 mata pelajaran lainnya.

Menyadari pentingnya seni budaya dan keterampilan dalam kehidupan berbangsa, maka berbagai upaya yang mendukung pembelajaran telah dilakukan, baik oleh pendidikan formal maupun non-formal. Upaya tersebut seperti penyempurnaan kurikulum, peningkatan mutu guru, dan sarana prasarana pendidikan. Perbaikan tersebut masih dalam cakupan eksternal peserta didik, dalam hal ini peserta didik dipersepsi sebagai unsur yang harus dilayani. Idealnya, peserta didik perlu dilihat sebagai unit yang mengandung potensi, yang meliputi pengetahuan, nilai sikap, dan dorongan. Menurut Ramainas (Victoria, 2010:3) upaya guru dalam posisi ini adalah mengaktifkan potensi itu sehingga peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Pengalaman guru dalam proses pembelajaran, umumnya masih merasakan bahwa produk/proses pembelajaran di bawah harapan. Hasil belajar umumnya masih rendah, perilaku-perilaku peserta didik yang tidak mendukung hasil belajar, seperti : malas, kurang perhatian, kurang motivasi belajar, dan tidak disiplin masih banyak ditemukan. Suryabrata (Victoria, 2010:3) mengungkapkan rendahnya hasil belajar disebabkan oleh dua faktor, yakni : (1) faktor dari luar diri peserta didik (external), terdiri atas faktor- faktor sosial dan non-sosial, seperti kualifikasi guru, metode, media, peralatan dan evaluasi; (2) faktor dari dalam diri peserta didik (internal), terdiri atas faktor-faktor fisiologis dan psikologis, seperti intelegensi, minat, bakat, motivasi, persepsi, dan cara belajar.

(3)

M. Agus Syah Putra, 2013

PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berbagai penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut disinyalir timbul dari sistem pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan. Penyebab utama keberhasilan sekaligus ketidakberhasilan suatu proses pembelajaran dalam suatu pendidikan adalah kemampuan guru mengelola sumber informasi dengan bantuan media pembelajaran. Penggunaan media dalam membantu proses pembelajaran, diharapkan mampu mengatasi atau menyiasati berbagai hambatan dan keterbatasan baik itu sarana maupun fasilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah yang berujung pada peningkatan hasil belajar peserta didik, khususnya dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Sudjana dan Rivai (2005:2) menjelaskan bahwa “media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.”

Peningkatan kualitas pembelajaran harus dilakukan secara mendasar dan bertahap. Sekolah Dasar merupakan pondasi dalam membentuk dan mengembangkan kecerdasan peserta didik demi terwujudnya sumber daya manusia yang utuh dan berkualitas. Sebagaimana tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2005 tentang Tujuan Pendidikan Dasar yaitu :

“Pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota, masyarakat dan warga negara, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah”

(4)

M. Agus Syah Putra, 2013

PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indera yang berperan secara bersamaan yaitu indera penglihatan dan indera pendengaran. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Cohen (1981) membuktikan bahwa dari sudut pandang pembelajaran para peserta didik belajar 10 % dari menyimak dan lebih dari 50 % dari apa yang mereka lihat dan dengar (Alawiyah, 2008:5).

Video merupakan media yang lumrah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini, karena selain murah, pemakaiannya pun sangat mudah. Fenomena seperti ini selayaknya kita jadikan sebagai kesempatan emas untuk mempertinggi ketercapaian tujuan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kustandi (2004) terbukti bahwa penggunaan video tutorial dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, hasil penelitian Rizal (2007) juga membuktikan bahwa menggunakan media video pembelajaran sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran. Alawiyah (2008) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa penggunaan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Pembelajaran dengan menggunakan media video merupakan suatu alternatif yang diperkirakan dapat memberikan peningkatan hasil belajar peserta didik. Hal ini senada dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2005: 2) bahwa manfaat media dalam pembelajaran adalah : pertama, pembelajaran lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi peserta didik. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh peserta didik mencapai tujuan yang lebih baik. Ketiga, peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan kembali sesuai dengan contoh yang ada.

(5)

M. Agus Syah Putra, 2013

PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan bangsa Indonesia. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan penelitian berkaitan penggunaan media video pembelajaran.

Oleh karena itu, untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media video, maka penulis mengangkat permasalahan tersebut melalui sebuah penelitian yang berjudul: Pengaruh Media Video Dokumentasr untuk Meningkatkan Kompetensi Membuat Topeng dalam Pembelajaran Seni

Rupa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dan

untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang diteliti, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimanakah pengaruh media video dokumentasi dalam meningkatkan

kompetensi membuat topeng peserta didik pada pembelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI?”

Dari rumusan masalah di atas, dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kondisi pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng di SD Laboratorium Percontohan UPI sebelum menggunakan media video dokumentasi?

2. Apakah hasil belajar pada kelas eksperimen yang menggunakan media video dokumentasi dalam pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng terdapat peningkatan atau tidak ?

3. Apakah hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng berbeda antara yang menggunakan media video dokumentasi membuat topeng dengan yang menggunakan metode konvensional ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(6)

M. Agus Syah Putra, 2013

PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh media video dokumentasi dalam meningkatkan kompetensi membuat topeng peserta didik kelas V (lima) dalam pembelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Memperoleh gambaran mengenai kondisi pembelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI sebelum menggunakan media video dokumentasi.

b. Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dalam pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng yang menggunakan media video dokumentasi.

c. Mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Seni Rupa kompetensi membuat topeng antara yang menggunakan media video dokumentasi dengan yang menggunakan metode konvensional.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi guru SD, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar terutama pada mata pelajaran Seni Rupa.

b. Bagi Departemen, dapat menjadi referensi/acuan dalam memanfaatkan media video dokumentasi perkuliahan maupun pengembangan keilmuan.

c. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pihak-pihak yang terkait dengan bidang pendidikan mengenai peningkatan kualitas pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar melalui penggunaan media video dokumentasi.

d. Bagi peneliti, memperoleh pengalaman praktis penelitian dan efektifitas media video dokumentasi sebagai bahan untuk meningkatkan kemampuan akademik.

(7)

M. Agus Syah Putra, 2013

PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan seperti pendapat Tuckman (Victoria, 2010:14) yaitu: “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat

diamati dan yang dapat diuji dan ditentukannya oleh orang lain”. Definisi

operasional dimaksudkan untuk mengukur variabel yang mendukung masalah penelitian. Jika penelitian itu terdiri dari serangkaian aktifitas operasional, maka penting sekali memberdayakan variabelnya lebih operasional pula.

Ada dua variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu media video dokumentasi dan kompetensi membuat topeng. Berikut akan dikemukakan definisi operasional masing-masing veriabel tersebut :

1. Media video dokumentasi membuat topeng ini adalah serangkaian gambar bergerak disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur dengan pesan-pesan didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan secara magnetik pada disk. Media video dokumentasi dalam konteks penelitian ini berisi tentang dokumentasi pembuatan topeng pada tahun sebelumnya agar peserta didik mampu membuat topeng secara rapih, orisinal dan kreatif. 2. Kompetensi membuat topeng (hasil belajar) yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah hasil yang dapat dilihat, dirasakan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilannya dengan distimulus pembelajaran berbasis audio visual. Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah kompetensi dasar : ”10.1 Membuat topeng secara kreatif dalam hal teknik dan bahan” yang dikembangkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran menggunakan media video dokumentasi. 3. Mata pelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI merupakan

(8)

M. Agus Syah Putra, 2013

PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian akhir (raport siswa). Pada penelitian ini menggunakan materi pembuatan topeng dan ditunjang dengan media video dokumentasi kegiatan pembuatan topeng.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM MEMBERDAYAKAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI.. KECAMATAN

This research is motivated by the importance of parenting education programs in early childhood Al-Khoiriyah, because there are many parents who do not understand how the

Kandungan minyak atsiri pada Jahe merah memiliki efek antibakteri yang kuat.Mekanisme penghambatan dan perusakan bakteri oleh minyak atsiri baik tunggal maupun kombinasi

Unsur yang Terlibat dalam Program Parenting Education ……….. Proses Pelaksanaan Program

Data yang diperlukan untuk analisis kebenaran konsep pada objek. penelitian adalah label-label konsep standar, penjelasan-penjelasan

Apabila pola pengambilan mata kuliah mahasiswa sudah didapatkan, maka dapat dilakukan analisis lanjutan untuk menemukan temuan – temuan baru dari pola tersebut,

Pada pemilu tahun 2004 diberlakukan demokrasi langsung, dimana yang memilih langsung presiden dan wakil presiden adalah ..... DPR