• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

6 2.1 Kajian Teori

2.1.1. Pembelajaran IPA

2.1.1.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Trianto (2010) mengemukakan bahwa ”IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.”

Menurut H. W. Fowler dalam Trianto (2010: 136), ”IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.” Adapun Wahyana dalam Trianto (2010: 136) mengatakan bahwa ”IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.”

Trianto (2010) menyimpulkan bahwa ”IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.”

2.1.1.2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi dalam Depdiknas yang dikutip Trianto (2010: 138) adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi.

(2)

4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Dari fungsi dan tujuan tersebut kiranya semakin jelas bahwa hakikat IPA semata-mata tidaklah pada dimensi pengetahuan (keilmuan), tetapi lebih dari itu, IPA lebih menekankan pada dimensis nilai ukhrawi, di mana dengan memperhatikan keteraturan di alam semesta akan semakin meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang maha dahsyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dengan dimensi ini IPA hakihatnya mentautkan antara aspek logika-materiil dengan aspek jiwa-spiritual, yang sementara ini dianggap cakrawala kosong, karena suatu anggapan antara IPA dan agama merupakan dua sisi yang berbeda dan tidak mungkin dipersatukan satu sama lain dalam satu bidang kajian. Padahal nyatanya terdapat benang merah ketertautan di antara keduanya.

Dengan demikian hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.

2.1.1.3. Hakikat Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum sebagaimana tercantum dalam taksonomi bloom bahwa: diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya. Di samping itu, pembelajaran IPA diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi.

(3)

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran IPA, maka Trianto (2010: 143) mengemukakan tentang hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai berikut:

a) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada di alam. Hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi.

c) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah dan melakukan observasi.

d) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitif, obyektif, jujur terbuka, benar, dan dapat bekerja sama.

e) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam.

f) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.

Pembelajaran IPA dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

2.1.2. Media Pembelajaran

2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara entimologis, media berasal dari Bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Istilah perantara atau pengantar ini, menurut Bovee (1977) dalam Asyhar (2012: 4), digunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari si pengirim (sender) kepada si penerima

(4)

(receiver) pesan. Dari sini, berkembang berbagai definisi terminologis mengenai media menurut pendapat para ahli media dan pendidikan.

The Associaton for Educational Communication and Teaching (AECT,1977) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Sementara, menurut Suparman (1977) dalam Asyhar (2012: 4), media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Selanjutnya McLuhan (Midun, 2008) memaknai media sebagai saluran informasi.

Menurut Munadi (2008) dalam Asyhar (2012: 7), proses komunikasi dalam pendidikan terjadi karena ada rencana dan tujuan yang diinginkan. Komunikasi antar pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran diefektifkan dengan menggunakan media (channel). Bahasa adalah media yang membantu siswa untuk mendapatkan gagasan atau ide guru (Munadi, 2008). Konsep komunikasi informasi atau pesan dari sumber (guru, materii, atau bahan) kepada penerima (murid) melalui media atau jaringan.

Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Di sini media pembelajaran berperan untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran.

Media pembelajaran, menurut Gerlach & Ely (1971) dalam Asyhar (2012: 7), memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondufsif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.

(5)

2.1.2.2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran tidak sekedar menjadi alat bantu pembelajaran, melainkan juga merupakan suatu strategi dalam pembelajaran. Sebagai strategi, media pembelajaran memiliki banyak fungsi.

Menurut Asyhar (2012: 29) fungsi media yang pertama adalah sebagai sumber belajar. Belajar adalah proses aktif dan konstruktif melalui suatu pengalaman dalam memperoleh informasi. Dalam proses aktif tersebut, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi pembelajar. Artinya, melalui media peserta didik memperoleh pesan dan informasi sehingga membentuk pengetahuan baru pada diri siswa. Dalam batas tertentu, media dapat menggantikan fungsi guru sebagai sumber informasi/pengetahuan bagi peserta didik.

Kedua fungsi manipulatif, fungsi manipulatif adalah kemampuan media dalam menampilkan kembali suatu benda/peristiwa dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya. Manipulasi ini seringkali dibutuhkan oleh para pendidik untuk menggambarkan suatu benda yang terlalu besar, terlalu kecil atau terlalu berbahaya serta sulit diakses mungkin karena letak dan posisinya yang jauh atau prosesnya terlau lama untuk diobservasi dalam waktu yang terbatas.

Ketiga fungsi fiksatif, fungis fiksatif adalah fungsi yang berkenaan dengan kemampuan suatu media untuk menangkap, menyimpan, menampilkan kembali suatu objek atau kejadian yang sudah lama terjadi.

Keeempat fungsi distributif, berarti bahwa dalam sekali penggunaan satu materi, objek atau kejadian dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat meningkatkan efisiensi baik waktu maupun biaya.

Kelima fungsi sosio kultural, penggunaan media dalam pembelajaran dapat mengatasi hambatan sosio kultural antar peserta didk. Di sinilah fungsi media mampu memberikan rangsangan, memberikan

(6)

pemahaman tentang perlunya menjaga keharmonisan dan saling menghargai perbedaan yang ada.

2.1.2.3. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Midun (2009) dalam Asyhar (2012: 40) secara umum manfaat media adalah sebagai berikut:

1. Memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto dan nara sumber sehingga peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing.

2. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berbagai macam. 3. Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada

peserta didik.

4. Menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik.

5. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru.

6. Menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan.

7. Merangsang peseta didik untuk berfikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya.

8. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran karena menggunakan media yang dapat menjangkau peserta didik di tempat yang berbeda-beda.

2.1.2.4. Jenis Media Pembelajaran

Meskipun beragam jenis dan format media sudah dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya semua media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu media visual, media audio, media audio visual dan multimedia.

(7)

a. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini, pengalaman belajar yang dialami dari peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual antara lain, buku, peta, gambar, poster, globe bumi, dan sebagainya.

b. Media audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Contoh media audio yang umum digunakan adalah tape recorder, radio, dan CD player. c. Media audio-visual, yaitu jenis media yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio-visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.

d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi. Secara sederhana, Meyer (2009) mendefinisikan multimedia sebagai media yang menghasilkan bunyi dan teks. Jadi TV, presentasi PowerPoint berupa teks, gambar bersuara sudah dapat dikatakan multimedia.

2.1.2.5. Prinsip Pemilihan Media

Ada tiga prinsip utama yang bisa dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih media pembelajaran, yaitu: (Musfiqon, 2012:116)

(8)

1. Prinsip efektifitas dan efisiensi

Dalam memilih media pembelajaran seorang guru juga dituntut bisa memperhatikan aspek efektifitas dan efisiensi. Media yang akan digunakan dalam pembelajaran seharusnya bisa mendukung dan mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran. Media yang telah memenuhi prinsip efektifitas dan efisiensi ini tentunya akan meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Prinsip relevansi

Relevansi ada dua macam, yaitu relevansi ke dalam dan relevansi ke luar. Relevansi ke dalam adalah pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi materi pembelajaran. Sedangkan relevansi ke luar adalah pemilihan media yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat. Media yang digunakan sesuai dengan konteks kehidupan anak didik yang sehari-hari dilihat, didengar dan dialami.

3. Prinsip produktifitas

Dalam memilih media pembelajaran, guru dituntut untuk bisa menganalisis apakah media yang akan digunakan bisa meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak. Jika media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai target dan tujuan pembelajaran lebih bagus dan banyak maka media tersebut dikategorikan media produktif. 2.1.2.6. Kriteria Pemilihan Media

Kriteria pemilihan media menurut Musfiqon (2012:118) adalah sebagai berikut:

1. Kesesuaian dengan tujuan

Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang dirumuskan. Maka pemilihan media hendaknya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan tersebut. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara

(9)

umum mengacu pada salah satu gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Ketepatgunaan

Tepat guna dalam konteks media pembelajaran diartikan pemilihan media telah didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa belum tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan digunakan dalam pembelajaran.

3. Keadaan peserta didik

Kriteria pemilihan media yang baik adalah disesuaikan dengan keadaan peserta didik, baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis peserta didik. Sebab media yang tidak sesuai dengan keadaan anak didik tidak dapat membantu banyak dalam memahami materi pembelajaran.

4. Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai dangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut Wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.

5. Biaya kecil

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai. Seorang guru tidak diperkenankan memilih media yang biayanya mahal tetapi hasil pembelajarannya tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi media tersebut. 6. Keterampilan guru

Apa pun media yang dipilih, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Jangan sampai guru memilih media yang dia sendiri tidak bisa mengoperasionalkan secara baik.

(10)

7. Mutu teknis

Kualitas media jelas mempengaruhi tingkat ketersampaian pesan atau materi pembelajaran kepada anak didik. Untuk itu, media yang dipilih dan digunakan hendaknya memiliki mutu teknis yang bagus.

2.1.2.7. Langkah-Langkah Penggunaan Media

Langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010: 72) antara lain:

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.

2. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.

3. Persiapan kelas. Siswa dan kelas dipersiapkan sebelum pelajaran dengan media dimulai. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran.

4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Media diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran.

5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pemanfaatan media oleh siswa sendiri dengan mempraktekkannya atau oleh guru langsung baik di kelas atau di luar kelas.

6. Langkah evaluasi pengajaran. Sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. 2.1.2.8. Microsoft Powerpoint

1. Pengertian Microsoft Powerpoint

Microsoft Powerpoint adalah suatu software yang akan membantu

dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, profesional, dan juga murah. Microsoft Powerpoint merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Di dalam komputer, biasanya program ini sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik.

(11)

Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreativitas penggunanya. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual. Penggunaan program ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

2. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.

3. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

4. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan

5. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-uang

6. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD/ Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.

Perlu diketahui bahwa teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi informasi harus disadari telah mampu membuat berbagai cara untuk mempermudah penyampaian informasi, seperti misalnya teknologi program PowerPoint. Merupakan

(12)

suatu hal yang menarik untuk melakukan suatu percobaan dengan penggunaan media belajar program PowerPoint dalam pembelajaran. Penggunaan PowerPoint dalam pembelajaran dapat merangsang motivasi belajar siswa, dan dapat menyampaikan informai pembelajaran secara interaktif.

2. Fungsi Microsoft Powerpoint

Software Microsof PowerPoint sangat berguna dalam mendukung kesuksesan sebuah presentasi. Dalam Microsof PowerPoint, dapat dimasukkan elemen-elemen seperti gambar atau movie, yaitu salah satu elemen yang sangat mudah untuk dimengerti oleh audience (siswa).

3. Kelemahan dan Kelebihan Microsoft Powerpoint

Kelemahan yang terdapat pada Microsof PowerPoint yaitu dapat dimanfaatkan oleh hacker untuk pembuatan program virus Trojan. Paket software yang terkena imbas dari eksploitasi kelemahan PowerPoint ini adalah versi Microsoft Office PowerPoint 2000, PowerPoint 2002, PowerPoint 2003 dan Microsoft Office 2004 untuk Mac. Sedangkan untuk Microsoft Office PowerPoint 2007 dan Microsoft Office 2008 untuk Mac masih bersih dari aksi hacker.

PowerPoint juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan program lain, antara lain sebagai berikut:

a. Mudah dipergunakan karena merupakan bagian dari Microsoft Office.

b. Presentasi Multimedia: dapat ditambahkan berbagai multimedia pada slide presentasi, seperti: clip art, picture, gambar animasi (GIF dan Flash), background audio/music¸ narasi, movie (video klip).

c. Custom Animation. Powerpoint memiliki fasilitas custom

animation yang sangat lengkap. Dengan fasilitas ini presentasi dapat menjadi lebih hidup, menarik, dan interaktif.

(13)

4. Langkah –langkah Pembuatan Bahan Ajar PowerPoint

a. Membuka program

Klik tombol start kemudian klik All Program arahkan kursor ke Microsoft Office dan klik Microsoft Office PowerPoint. Setelah langkah tersebut dilakukan akan muncul seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Tampilan Jendela PowerPoint 2007 b. Menulis Teks

Klik add title lalu ketik judul utama naskah, kemudian pilih jenis dan ukuran hurufnya.

c. Memasukkan gambar dengan teknik insert

Arahkan mouse pada toolbar > pilih insert > arahkan pada picture klik from file.

d. Memasukkan video dengan teknik insert

Video yang dimasukkan ke program PowerPoint dalam bentuk file MPEG. Langkah yang perlu dilakukan adalah klik insert > kemudian klik movie and sound > dan klik movie from file

e. Mengatur animasi

Fasilitas animasi yang ada pada program PowerPoint digunakan untuk menambah gerakan pada teks atau gambar. Langkah yang diperlukan adalah klik teks atau gambar > dan animations pada menu

(14)

toolbar > pilih costum animation > pilih dan klik pada add effect > maka akan muncul beberapa pilihan bentuk animasi.

Pilih salah satu jenis animasi, misalnya > klik motion paths kemudian pilih salah satu dari beberapa pilihan misalnya > klik left. f. Menjalankan PowerPoint

Untuk menjalankan PowerPoint salah satu cara yang dapat digunakan adalah pilih dan klik Slide Show, View Show (F5). Setelah langkah tersebut dilakukan akan muncul seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.2

Tampilan Slide Show PowerPoint

2.1.3. Hasil Belajar 2.1.3.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Skinner (dalam Fathurrohman dan Sutikno, 2010) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(15)

Belajar merupakan aktivitas terencana untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan, agar perilaku seseorang berubah menuju pada kedewasaan. Pemahaman yang telah didapat menjadi sumber nilai yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bertindak, dan berperilaku (Musfiqoon, 2011: 6).

Dari berbagai pendapat di atas, belajar dapat didefinisikan sebuah proses interaksi antara manusia dengan lingkungan yang dilakukan secara terencana untuk mencapai pemahaman, keterampilan, dan sikap yang diinginkan. Sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang dari hasil belajar tersebut. Seseorang yang telah melakukan proses belajar pasti terjadi perubahan pada dirinya.

2.1.3.2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2012: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Horward Kingsley dalam Nana Sudjana (2012: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Sedangkan Gagne dalam Nana Sudjana (2005: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris:

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang teridiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

(16)

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisani, dan internalisasi.

3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

2.1.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. (Slameto, 2010: 54)

Menurut Slameto (2003: 54), adapun faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar disebut faktor intern yang meliputi:

a. Faktor jasmaniah, meliputi kesehatan, cacat tubuh

b. Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan.

c. Faktor kelelahan baik itu kelelahan jasmani maupun rohani.

2) Faktor yang ada pada luar individu yang disebut faktor ekstern, yang meliputi:

a. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

(17)

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan, gedung, metode belajar, tugas rumah.

c. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

2.2. Kajian Penelitian yang Relevan

Pada penelitian tindakan kelas ini, menggunakan laporan penelitian tindakan oleh Tri Hartanti Setianingsih pada tahun 2012 dengan judul: “Penggunaan Media PowerPoint untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Pecahan Sederhana pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 2 Ngaren Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan PowerPoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Matematika kelas 3 SD Negeri 2 Ngaren Semester 2 tahun pelajaran 2011/ 2012. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 yaitu dari rata-rata ulangan harian kelas 60,58 naik menjadi 74,41. Pada siklus 2, rata-rata kelas postes siklus 1 74,41 naik menjadi 79,21.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ike Oktaria pada tahun 2012 dengan judul “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Microsoft PowerPoint untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 3 SDN Cemorokandang 2” menunjukkan bahwa dengan menggunakan PowerPoint hasil belajar siswa meningkat. Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada pratindakan sebesar 68, pada siklus 1 sebesar 76,22 dan pada siklus 2 sebesar 87,79.

Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lusiana Puspita Dewi pada tahun 2012 dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Melalui Penggunaan Media PowerPoint pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Materi Mendeskripsikan Gambar dan Bercerita Kelas 2 SDN 2 Jlamprang Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012”. Hasil penelitian tersebut adalah terjadi peningkatan hasil

(18)

belajar yakni rata-rata kelas dari 71 sebelum tindakan meningkat menjadi 92 pada siklus 1 dan menjadi 97 pada siklus 2.

Dari hasil penelitian ini menujukkan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan media PowerPoint sebagai kelengkapan metode ceramah bisa menjadi pilihan guru untuk dapat memberikan pemahaman yang nyata pada siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2.3. Hubungan Hasil Belajar dengan Media PowerPoint

Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kelengkapan sarana atau media yang digunakan. Sebab semakin bervariasi media yang digunakan pesan atau materi pembelajaran akan semakin optimal diterima siswa.

Media PowerPoint mampu menampilkan materi yang akan disampaikan secara menarik karena adanya fasilitas animasi. Media

PowerPoint juga dapat membantu siswa untuk memahami penjelasan guru

karena dilengkapi gambar. Selain itu, melalui media PowerPoint sumber belajar yang tidak mungkin dibawa atau digunakan di dalam kelas dapat ditunjukkan. Sehingga, dapat membantu siswa untuk mengkonkretkan konsep yang abstrak dan tidak terjadi verbalisme dalam diri siswa.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penggunaan media PowerPoint dalam proses pembelajaran maka dapat lebih memperjelas materi yang diberikan. Makin tepat penggunaan media PowerPoint pada materi pelajaran yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Sehingga, penggunaan media PowerPoint dapat meningkatkan hasil belajar.

2.4. Kerangka Pikir

Program PowerPoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan. Aplikasi PowerPoint

(19)

menyediakan fasilitas slide untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas font, picture, sound and effect dapat dipakai untuk membuat tampilan slide bagus. Bila produk slide ini disajikan, maka para pendengar dapat ditarik perhatiannya untuk menerima apa yang kita sampaikan pada siswa. Selain dilengkapi dengan fasilitas animasi dalam PowerPoint juga dilengkapi dengan gambar. Sehingga, dapat membantu siswa untuk memahami penjelasan guru dengan mudah. Dengan digunakannya media PowerPoint dengan tampilan yang bagus dan menarik, diharapkan dapat menarik perhatian siswa untuk fokus memperhatikan pelajaran. Selain itu, media PowerPoint yang dilengkapi animasi dan gambar dapat membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan dan dapat membantu siswa untuk memperjelas konsep yang abstrak yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

2.5. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini yaitu: Dengan menggunakan media PowerPoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 semester 2 di SD Negeri 1 Ampel tahun pelajaran 2012/2013.

Referensi

Dokumen terkait

1. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang bersifat memaksa, digunakan untuk keperluan daerah bagi kemakmuran rakyat. Retribusi daerah adalah pungutan daerah

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Berdasarkan lembar observasi aktivitas peneliti sebagai guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, maka jumlah skor dan persentase aktivitas peneliti dalam

Pada sistem 3 fasa yang menggunakan saluran netral, dalam keadaan beban simetris maka arus yang lewat saluran nol adalah benar-benar nol (netral), tetapi bila

(a) Susunan struktur lamela sangat teratur dengan panjang dan pendek lamela sekunder bervarias; (b) Jaringan pada lamela primer yang berisi pembuluh darah terlihat

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk: (a) Mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada Sekolah Dasar

Rukun dan syarat pada praktek pembiayaan mudharabah dengan sistem musiman di KSPS BMT Logam Mulia Gubug Grobogan sudah terpenuhinya rukun pada pembiyaan