• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PAES PENGANTIN SOLO PUTRI DENGAN MENGGUNAKAN WELAT LATINO DI BLK KABUPATEN SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN PAES PENGANTIN SOLO PUTRI DENGAN MENGGUNAKAN WELAT LATINO DI BLK KABUPATEN SEMARANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Ade Novi Nurul Ihsani1, Maria Krinawati2, Wulansari Prasetyaningtyas3, Herlina Tria Bela4

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan keanekaragaman suku bangsa dan adat istiadat. Dalam tata rias pengantin setiap daerah mempunyai gaya

tata rias yang berbeda-beda. Baik tata rias wajah, rambut, maupun busana. Keanekaragaman itu dipengaruhi oleh berbagai budaya yang masuk ke daerah tersebut. Di pulau Jawa sendiri terdapat beraneka ragam jenis tata rias pengantin,

PEMBUATAN PAES PENGANTIN SOLO PUTRI DENGAN

MENGGUNAKAN WELAT LATINO DI BLK KABUPATEN

SEMARANG

1,2,3,4Universitas Negeri Semarang

Email: ade.ihsani@mail.unnes.ac.id

This study aims to find out paes results which uses latino welat for solo wedding bride makeup. This research method is a development research. Data collection techniques used are observation and documentation. Data analysis technique used is descriptive percentage. The result of this research is that in pre-test class, the making of solo wedding bride paes without using modern welat get percentage of 53,2% on the tidiness which means it belongs to the criteria of quite neat. In the aspect of shape appropriateness, it gets percentage of 51.3% which obtains criteria of quite appropriate, and on the aspect of the work speed, it gets percentage of 42.3% which obtains criteria of less quick. The pre-test results obtains an average percentage of 48.9%. In the post-test class of solo wedding bride make up by using a modern welat, it gets a percentage of 82.1% results on the aspect of shape tidiness which belongs to the criteria of very neat. In the aspect of shape appropriateness, it gets a percentage of 82.7% which belongs to the criteria of very appropriate. In the aspect of work speed, it gets the percentage of 80.8% which belongs to the criteria of quick. The test results of the modern welat usage achieves an average percentage of 81.8%.

Keywords: Latino Welat, Paes, Solo Wedding Bride Make Up

Penelitian ini bertujuan untuk : mengetahui hasil paes menggunakan welat latino untuk rias pengantin solo putri. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase. Hasil penelitian ini adalah : pada kelas pretest pembuatan paes rias pengantin solo putri tanpa menggunakan welat modern mendapatkan hasil pada aspek kerapihan bentuk mendapatkan hasil persentase 53,2% memperoleh kriteria cukup rapi. Pada aspek kesesuaian bentuk mendapat persentase 51,3% memperoleh kriteria cukup sesuai dan pada aspek kecepatan pengerjaan mendapat persentase 42,3% memperoleh kriteria kurang cepat. Hasil pretest memperoleh persentase rata-rata 48,9%. Pada kelas postest pembuatan paes rias pengantin solo putri menggunakan welat modern mendapatkan hasil pada aspek kerapihan bentuk mendapat persentase 82,1% memperoleh kriteria sangat rapi. Pada aspek kesesuaian bentuk mendapat persentase 82,7% memperoleh kriteria sangat sesuai. Pada aspek kecepatan pengerjaan mendapat persentase 80,8% memperoleh kriteria cepat. Hasil uji pemakaian welat modern yang dibuat memperoleh persentase rata-rata 81,8%.

(2)

diantaranya tata rias pengantin Solo Putri, Solo Basahan, Jogya Putri, Jogya Jangan Menir, Jogya Paes Ageng, Pengantin Demak, Pengantin Semarangan dan lain-lain.

Diantara ragam tata rias pengantin, yang paling banyak digemari oleh masyarakat di Jawa adalah gaya solo dan jogya. Persamaan dari gaya tata rias pengantin tersebut adalah sama-sama memiliki rias dahi (paes) tetapi dengan bentuk yang berbeda. Tata rias pengantin solo putri merupakan salah satu tata rias pengantin yang benyak diminati di Kabupaten Semarang. Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Semarang, Soemardjito mengungkapkan data jumlah pencari kerja capai 7.554 orang hingga awal februari 2017. Melalui pembangunan di bidang pendidikan, pemerintah berusaha untuk mengatasi dan mengurangi masalah tersebut, yaitu dengan mengembangkan dan membina pendidikan nonformal dalam berbagai program kegiatan, diantaranya yaitu Balai Latihan Kerja (BLK) di Kabupaten Semarang yang memiliki salah satu progam pelatihan tata rias pengantin solo. Menurut ibu Sri Hartati sebagai pelatih di BLK kabupaten Semarang rias pengantin solo putri merupakan riasan dasar yang harus dipelajari dan dikuasai untuk selanjutnya dapat lebih mudah belajar rias pengantin lain, oleh karena itu selama program pelatihan peserta didik di BLK Kabupaten Semarang hanya diberi materi yang berkaitan dengan tata rias pengantin solo putri.

Berdasarkan observasi, peneliti melihat perserta didik mengalami kesulitan pada saat praktik tata rias pengantin terutama pada saat membuat cengkorongan

serta membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya. Menurut Naniek Saryoto (1997:18) pembuatan desain cengkorongan adalah untuk memudahkan waktu mengerik. Paes merupakan hal terpenting sebagai ciri khas dalam riasan pengantin solo putri. Pola atau bentuk paes cengkorongan paes pengantin solo terdiri dari bentuk gajahan, pengapit, penitis dan godhek (Puspita Marta: 2010). Setiap bentuk bagian paes mempunyai bentuk dan letak yang berbeda, yaitu gajahan yang terletak ditengah dahi harus melengkung rapi seperti halnya ujung telur bebek,

pengapit disamping kanan dan kiri gajahan

menyerupai ujung bunga kantil, penitis

terletak disamping pengapit seperti ujung telur ayam dan godheg yang terletak didepan telinga berbentuk seperti bunga turi.

Alat bantu pembuatan paes sebelumnya telah dibuat dari bahan plastik map holder

tebal untuk membantu mempermudah dalam proses pembuatan paes rias pengantin solo putri bagi perias pemula. Namun alat bantu tersebut masih perlu adanya penyempurnaan dari segi bentuk dan bahan yang digunakan. Peneliti melihat bentuk pengapit dan godheg pada welat pola paes masih perlu untuk disempurnakan, serta bahan baku yang digunakan untuk welat pola paes masih terlalu kaku atau kurang elastis pada saat digunakan untk mengaplikasikan kosmetik pidih. Melihat hal tersebut peneliti mencoba untuk mengembangkan alat welat menjadi lebih sempurna dengan nama welat latino yang terbuat dari stainless steel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil paes dengan menggunakan welat latino.

(3)

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model Reseach and Development Borg & Gall (183:775) yang terdiri dari 10 tahap yaitu (1) reseach and information collecting, (2) Planning, (3) develop preliminary form of product, (4) Prelimanary field testing, (5) main product revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8) operational field testing, (9) final product revision, (10) dissemination and implementation. Penelitian ini dimulai bulan Januari sampai Juli 2017 yang bertempat di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Semarang di Ungaran.

Produk dalam penelitian ini adalah welat yang dapat digunakan untuk membentuk cengkorongan pada paes pengantin solo putri. Prosedur menggunakan model Borg dan Gall dengan memodifikasi yang meliputi (1) pembuatan desain rancangan alat, (2) uji ahli, (3) revisi rancangan produk dan (4) uji coba. Desain penelitian menggunakan desain Pretest

Posttest Control Group Design. Data

penelitian yang dikumpulkan berupa data kuantitatif-kualitatif. Intrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa lembar penilaian hasil pembuatan paes pengantin solo putri dengan menggunakan welat latino. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk menguji produk welat modern. Kedua kelas

diberikan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan awal apakah terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest yang diberikan pada kedua kelas yaitu untuk mengetahui bagaimana hasil paes rias pengantin solo putri yang sebelumnya mereka sudah dapatkan dari pelatih selama belajar di Balai Latihan Kerja.

Kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan postest untuk mengetahui pengaruh hasil perlakuan pada kelas eksperimen dibandingkan dengan hasil postest pada kelas kontrol. Postest yang diberikan pada kelas kontrol yaitu membuat paes rias pengantin solo putri dengan cara dan teknik yang umumnya digunakan para perias untuk membuat paes, selanjutnya pada kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu pembuatan paes rias pengantin solo putri menggunakan produk ekseprimen yaitu welat modern yang telah diuji inderawi oleh panelis ahli. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas di BLK Kabupaten Semarang yang berjumlah masing-masing kelas 13 peserta didik dan dinilai tiga panelis ahli yaitu satu pelatih dan dua perias pengantin yang cukup berpengalaman dalam bidang tata rias pengantin.

1. Hasil Pretest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pretest dilakukan pada kelas kontrol bertujuan untuk mengetahui keadaan awal kelas. Aspek-aspek di uji antara lain adalah kerapihan bentuk, kesesuaian bentuk, dan kecepatan pemakaian. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian antara lain:

(4)

Tabel 1 Data Hasil Pretest Oleh Kelompok Kontrol No Aspek Nilai Skor Rerata Persentase (%) Kriteria 4 3 2 1 1 Kerapihan Bentuk 5 8 12 14 82 2,10 52,7 % Cukup Rapi 2 Kesesuaian Bentuk 5 7 13 14 81 2,07 51,9 % Cukup Sesuai 3 Kecepatan Pengerjaan 3 6 6 24 66 1,69 42,3 % Kurang Cepat

Tabel 1 memberikan keterangan bahwa hasil pretest pembuatan paes rias pengantin solo putri pada kelas kontrol berjumlah 13 observer yang masing-masing dinilai tiga panelis ahli sehingga mendapatkan hasil pada aspek kerapihan bentuk nilai 4 berjumlah 5, nilai 3 berjumlah 8, nilai 2 berjumlah 12 dan nilai 1 berjumlah 14 dengan persentase 52,7% memperoleh kriteria Cukup Rapi. Pada aspek kesesuaian bentuk nilai 4 berjumlah 5, nilai 3 berjumlah 7, nilai 2 berjumlah 13

dan nilai 1 berjumlah 14 dengan persentase 51,9% memperoleh kriteria Cukup Sesuai dan pada aspek kecepatan pengerjaan nilai 4 berjumlah 3, nilai 3 berjumlah 6, nilai 2 berjumlah 6 dan nilai 1 berjumlah 24 dengan persentase 42,3% memperoleh kriteria cepat.

Pretest juga dilakukan pada kelas eksperimen yang bertujuan untuk untuk mengetahui keadaan awal apakah terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut adalah hasil pretest kelas eksperimen sebagai berikut : Tabel 2 Data Hasil Pretest Oleh Kelompok Eksperimen

No Aspek Niali ∑ Skor Rerata Persentase

(%) Kriteria 4 3 2 1 1 Kerapihan Bentuk 5 8 13 13 83 2,12 53,2 % Cukup Rapi 2 Kesesuaian Bentuk 5 7 12 15 80 2,05 51,3 % Cukup Sesuai 3 Kecepatan Pengerjaan 3 3 12 21 66 1,69 42,3 % Kurang Cepat

Tabel 2 memberikan keterangan bahwa hasil pretest pembuatan paes rias pengantin solo putri pada kelas eksperimen berjumlah 13 observer yang masing-masing dinilai tiga panelis ahli sehingga mendapatkan hasil pada aspek kerapihan

berjumlah 8, nilai 2 berjumlah 13 dan nilai 1 berjumlah 13 dengan persentase 53,2% memperoleh kriteria cukup rapi. Pada aspek kesesuaian bentuk nilai 4 berjumlah 5, nilai 3 berjumlah 7, nilai 2 berjumlah 12 dan nilai 1 berjumlah 15 dengan persentase 51,3% memperoleh kriteria cukup sesuai dan pada

(5)

berjumlah 3, nilai 3 berjumlah 3, nilai 2 berjumlah 12 dan nilai 1 berjumlah 21 dengan persentase 42,3% memperoleh kriteria kurang cepat.

Dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dari kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen sama karena semua kriteria dari kedua kelas yang diperoleh sama yaitu dari aspek bentuk kedua memperoleh kriteria cukup rapi, aspek kesesuain bentuk kedua kelas juga memperoleh kriteria yang sama yaitu cukup sesuai dan pada aspek kecepatan pemakaian kedua memperoleh kriteria kurang cepat.

2. Hasil Postest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Postest yang diberikan pada kelas kontrol yaitu membuat paes rias pengantin solo putri dengan cara pembuatan paes dan teknik pengolesan pidih menggunakan welat pada umumnya yang sudah disampaikan peneliti. Aspek-aspek di uji antara lain adalah kerapihan bentuk, kesesuaian bentuk, dan kecepatan pemakaian. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian antara lain:

Tabel 3 Data Hasil Postest Oleh Kelompok Kontrol

No Aspek Nilai Skor Rerata Persentase (%) Kriteria 4 3 2 1 1 Kerapihan Bentuk 5 8 14 12 84 2,15 53,9 % Cukup Rapi 2 Kesesuaian Bentuk 8 8 11 12 90 2,30 57,7 % Cukup Sesuai 3 Kecepatan Pengerjaan 6 6 6 21 75 1,92 48,1 % Cukup Cepat Tabel 3 memberikan keterangan

bahwa hasil postest pembuatan paes rias pengantin solo putri pada kelas kontrol berjumlah 13 observer yang masing-masing dinilai tiga panelis ahli sehingga mendapatkan hasil pada aspek kerapihan bentuk nilai 4 berjumlah 5, niali 3 berjumlah 8, nilai 2 berjumlah 14 dan nilai 1 berjumlah 12 dengan persentase 53,9% memperoleh kriteria cukup rapi. Pada aspek kesesuaian bentuk nilai 4 dan 3 berjumlah 8, nilai 2 berjumlah 11 dan nilai 1 berjumlah 12 dengan persentase 57,7% memperoleh kriteria cukup sesuai. Terakhir pada aspek kecepatan pengerjaan nilai 4,3,2 masing-masing berjumlah 6 dan nilai 1 berjumlah

21 dengan persentase 48,1% memperoleh kriteria cukup cepat.

Pretest pada kelas eksperimen dilakukan dengan menilai 3 aspek yang sama yaitu aspek kerapihan bentuk, kesesuaian bentuk dan kecepatan pengerjaan, sebelumnya pada kelas eksperimen diberikan perlakuan terlebih dahulu yaitu mengenai teknik dan cara penggunaan produk ekseprimen yaitu welat modern untuk membentuk paes serta mengaplikasikan kosmetik pidih yang sebelumnya belum pernah diketahui para peserta didik.

Berikut ini adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian menggunakan welat modern antara lain:

(6)

Tabel 4 Data Hasil Postest Oleh Kelompok Eksperimen No Aspek Nilai Skor Rerata Persentase (%) Kriteria 4 3 2 1 1 Kerapihan Bentuk 17 16 6 128 3,28 82,1 % Sangat Rapi 2 Kesesuaian Bentuk 19 13 7 129 3,30 82,7 % Sangat Sesuai 3 Kecepatan Pengerjaan 18 12 9 126 3,23 80,8 % Cepat Rerata Keseluruhan 3,27 81,8 % Sangat

Layak Tabel 4 memberikan keterangan

bahwa hasil postest pembuatan paes rias pengantin solo putri menggunakan welat modern pada kelas eksperimen berjumlah 13 observer yang masing-masing dinilai tiga panelis ahli sehingga mendapatkan hasil pada aspek kerapihan bentuk nilai 4 berjumlah 17, nilai 3 berjumlah 16, nilai 2 berjumlah 6 dan tidak ada yang mendapatkan nilai 1 dengan persentase 82,1% memperoleh kriteria sangat rapi. Pada aspek kesesuaian bentuk nilai 4 berjumlah 19, nilai 3 berjumlah 13, nilai 2 berjumlah 7 dan tidak ada yang mendapatka nilai 1 dengan persentase 82,7% memperoleh kriteria sangat sesuai. Pada aspek kecepatan pengerjaan nilai 4 berjumlah 18, nilai 3 berjumlah 12, nilai 2 berjumlah 9 dan tidak ada yang mendapatkan nilai 1 dengan persentase 80,8% memperoleh kriteria cepat. Hasil uji pemakaian welat modern yang dibuat memperoleh persentase rata-rata 81,8% sehingga welat modern memperoleh kriteria sangat layak.

PEMBAHASAN

Hasil Postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat perbedaanya yaitu pada aspek kerapihan bentuk kelas

kontrol memperoleh kriteria cukup cepat sedangkan pada kelas eksperimen memperoleh kriteria sangat rapi. Pada aspek kesesuaian bentuk pada kelas kontrol memperoleh kriteria cukup sesuai sedangkan pada kelas eksperimen memperoleh kriteria sangat sesuai, begitupun pada aspek kecepatan pengerjaan kelas kontrol memperoleh kriteria cukup cepat sedangkan pada kelas eksperimen memperoleh kriteria cepat.

Pembahasan

Uji pemakaian alat dilakukan dengan memanfaatkan welat modern untuk membuat paes rias pengantin solo putri pada peserta didik yang berjumlah 13 orang di Balai Latihan Kerja Kabupaten Semarang. Welat modern diuji dari segi standar penerimaan melalui uji pemakaian alat oleh 13 orang observer dan dinilai oleh tiga orang panelis ahli yaitu satu pelatih BLK Kabupaten Semarang, dan dua perias pengantin yang kompeten dan berpengalaman dalam bidangnya. Analisis data produk welat modern dinilai dari kerpihan bentuk, kesesuaian bentuk dan kecepatan pemakaian menyatakan bahwa welat modern dinyatakan sangat layak dari segi pemakaian dan hasil. Welat modern

(7)

dinyatakan membantu mempermudah dan mempercepat proses pembuatan paes rias pengantin solo putri dengan hasil yang luwes, pakem dan proporsional sesuai dengan bentuk wajah.

Kerpaihan bentuk yang dihasilkan pada saat membuat paes menggunakan welat modern sangat rapi hal ini dilihat dari bentuk paes yang sesuai dengan bentuk pakem, adanya satu kesatuan antara bentuk gajahan, pengapit, penitis dan godheg. Pengolesan kosmetik pidih pada paes rapi menggunakan welat modern yang terbuat dari stainless

steel. Kesesuaian bentuk pembuatan paes

menggunakan welat modern dinyatakan sangat sesuai karena bentuk yang dihasilkan sesuai dengan pakem gajahan berbentuk seperti ujung telur bebek, pengapit

berbentuk seperti kuncup bunga kantil,

penitis berbentuk seperti ujung telur ayam

dan godheg berbentuk seperti kuncup bunga

turi, sehingga menghasilkan paes yang luwes, simetris dan bentuk tidak keluar dari ukuran garis patokan pola paes solo putri.

Proses pembuatan pola paes rias pengantin solo putri sangat cepat jika dibandingkan dengan pembuatan paes pada umumnya. Rata-rata observer membutuhkan waktu ±30 menit untuk membentuk paes dan mengapikasikan kosmetik pidih menggunakan welat modern jika sebelumnya mereka membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk melakukanya. Pemanfaatan welat modern sebagai alat bantu pembuatan paes rias pengantin solo putri sangat bermanfaat dan membantu dalam memudahkan perias membentuk paes yang luwes dan pakem, teknik penggunaan welat modern juga harus diperhatikan pada saat menggunakanya, karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadapa hasil paes yang dibuat. Jika penggunaanya benar dan tepat

maka hasil paes yang didapat akan rapi dan luwes.

Hasil dari 13 observer yang dinilai memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, dari segi bentuk, kerapihan dan kesesuaian bentuk. Observer juga harus menggunaka skill untuk dapat menyesuaikan bentuk pola paes pada saat menggunakan welat modern. Dilihat dari hasil kesesluruhan dari observer, sebagian besar masih mengalami kesulitan pada saat membentuk godheg sehingga hasilnya kurang bagus. Kesulitan yang mereka alami yaitu dikarenakan posisi godheg yang melengkung dan kebawah sehingga mereka agak kesulitan pada saat menarik garis yang sesuai dengan bentuk pada welat modern, selain itu bentuk rautan pensil juga mempengaruhi hasil paes karena jika pensil yang digunakan untuk membentuk paes tumpul maka paes yang terbentuk akan lebih lebar dari bentuk yang ada diwelat modern. Hasil analisis menunjukkan bentuk dan keluwesan sesuai dengan teori bentuk pakem paes yang benar adalah gajahan berbertuk setengah bulatan ujung telur bebek. Letak di tengah-tengah dahi diatas pangkal alis antara kurang lebih tiga jari diatas alis. Pengapit berbentuk ngudup kantil

(kuncup bunga kantil), letaknya di kanan kiri gajahan, ujung pengapit mnghadap pangkal alis. Penitis berbentuk setengah bulatan telur ayam, ujung penitis menghadap ujung (puncak) alis dan godeg berbentuk ngudup turi, seperti kuncup bunga turi. (Saryoto Naniek, 2012: 6).

Welat modern dinyatakan sangat layak digunakan dilihat dari hasil yang diperoleh dari uji inderawi dan kefungsian welat dengan hasil yang bermanfaat sebagai alat bantu pembuatan paes rias pengantin solo putri, welat modern ini layak diproduksi

(8)

massal dengan bahan stainless steel sebagai bahan utama welat modern. stainless steel

memiliki kelebihan yaitu memilki daya tahan korosi, daya tahan suhu rendah dan tinggi, dan higenis. Welat modern berbahan dasar stainless steel layak diproduksi massal dan dijual.

Pemanfaatan welat modern untuk membentuk paes rias pengantin solo putri sangat layak digunakan. Perbedaan hasil terlihat jelas dari hasil penilaian terhadap kelompok yang membuat paes tidak menggunakan welat modern (kelas kontrol) dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan alat bantu yaitu welat modern (kelas eksperimen) dengan jumlah peserta sama yaitu 13 orang untuk membentuk paes. Di kedua kelas inilah peneliti melakukan penelitian. Sebelum melakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen. Peneliti terlebih dahulu melakukan pretest terhadap kedua kelas yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal kelas pada saat pembuatan paes rias pengantin solo putri. aspek yang digunakan untuk menilai terhadap dua kelas tersebut sama yaitu kerapihan bentuk, kesesuaian bentuk dan kecepatan pengerjaan dan dinilai oleh tiga orang panelis ahli yaitu satu pelatih di BLK Kabupaten Semarang dan dua perias yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya.

Hasil pretest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukan hasil yang sama yaitu dari segi kerapihan kelas kontrol dan kelas eksperimen dinyatakan sama-sama cukup rapi, hal ini karena sebagian besar observer membentuk paes masih kurang luwes, belum proporsional, dan pengolesan pidih masih belum rapi. Kesesuaian bentuk dari kedua kelas juga dinyatakan cukup sesuai, pada aspek ini sebagian besar observer pada saat membentuk pola paes

bentuk tidak simetris antara kanan dan kiri, bentuk kurang sesuai dengan bentuk wajah, dan dan bentuk paes masih kaku atau kurang luwes. Kecepatan pengerjaan paes pada kedua kelas juga sama yaitu dinyatakan kurang cepat, hal ini karena sebagian besar observer membeutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk membentuk sekaligus mengoleskan pidih pada paes. Dari hasil yang didapat diatas terlihat tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil paes tanpa menggunakan welat modern.

Hasil pretest diatas digunakan sebagai data awal keadaan kelas untuk selanjutnya dilakukan postest. Postest dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan perlakuan yang berbeda. Pada kelas kontrol dilakukan perlakuan yaitu mengingatkan kembali materi dan demonstrasi tentang paes rias pengantin solo putri dengan teknik yang benar untuk hasil paes yang rapi dan pakem. Postest pada kelas eksperimen dilakukan dengan memberikan kembali materi mengenai materi paes rias pengantin solo putri, selanjutnya melakukan demonstrasi pembuatan paes menggunakan alat welat modern. Hasilnya kedua kelas mendapatkan hasil paes yang cukup berbeda yatu pada aspek kerapihan pada kelas kontrol dinyatakan cukup rapi, karena sebagian besar observer membentuk paes masih kurang luwes, belum proporsional, dan pengolesan pidih masih belum rapi. Sedangkan pada kelas eksperimen dari aspek kerapihan bentuk dinyatakan sangat rapi, hal ini karena sebagian besar observer membentuk paes dengan bentuk yang benar dan rapi, pada garis lengkung tidak patah-patah, adanya satu kesatuan antara masing-masing pola paes, dan bentuk tidak melebihi dari garis patokan yang telah dibuat.

(9)

Kesesuaian bentuk pada kelas kontrol yaitu dinyatakan cukup sesuai, karena sebagian besar observer kurang luwes pada saat membentuk paes dan bentuknya yang tidak simetris antara pola paes bagian kanan dan kiri. Pada kelas eksperimen kesesuaian bentuk dinyatakan sangat sesuai, kaerna sebagian besar observer membentuk paes dengan luwes dengan hasil yang proporsional dan bentuk dari setiap pola simetris antara kanan dan kiri. Kecepatan pengerjaan pada kelas kontrol dinyatakan cukup cepat, karena observer membutuhkan waktu untuk membentuk paes lebih dari 30 menit, sedangkan pada kelas eksperimen dinyatakan cepat, karena rata-rata dari observer membutuhkan waktu 30 menit sesuai dengan standar waktu pembuatan paes.

Dari hasil diatas dapat diketahui bawha kelas eksperimen menghasilkan paes yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari ketiga aspek yaitu aspek kerapihan kelas eksperimen dapat membentuk paes dengan bentuk yang benar dan rapi, pada garis lengkung tidak patah-patah, adanya satu kesatuan antara masing-masing pola paes, dan bentuk tidak melebihi dari garis patokan yang telah dibuat. Aspek kesesuaian bentuk kelas eksperimen dinyatakan sangat sesuai, kaerna sebagian besar observer membentuk paes dengan luwes dengan hasil yang proporsional dan bentuk dari setiap pola simetris antara kanan dan kiri. Aspek kecepatan pemakaian observer membutuhkan waktu untuk membentuk paes lebih dari 30 menit, sedangkan pada kelas eksperimen dinyatakan cepat, karena rata-rata dari observer membutuhkan waktu 30

menit sesuai dengan standar waktu pembuatan paes.

SIMPULAN

Hasil paes menggunakan welat modern mempermudah dan menghasilkan paes yang rapi sesuai dengan pakem yaitu bentuk gajahan sepertu ujung telur bebek,

pengapit seperti berbentuk ngudup kantil

(kuncup bunga kantil), penitis berbentuk setengah bulatan telur ayam, alis dan godheg

berbentuk ngudup turi, seperti kuncup bunga turi. penggunaan welat modern juga mempersingkat waktu pada proses pembuatan paes rias pengantin solo putri.

DAFTAR RUJUKAN

Borg, W. R., & Gall, M. D. 1983. Educational Research (4 ed.). New York: Logman Inc.

Murtiadji,R., Sri Supadmi, dan Suwardanidjaja,R. 2012. Tata Rias Pengantin Adat Pernikahan Gaya Yogyakarta Klasik Corak Puteri.

Jakarta:PT Gramedia Pustaka utama. Puspita Marta. 2013. Pengantin Solo Putrid

an Basahan Prosesi, Tata Rias dan

Busana. Jakarta: Gramedia

Saryoto, Naniek. 2012. Tata Rias Pengantin

dan Adat Istiadat Pernikahan

Surakarta Klasik Solo Puteri, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu Observasi, Checklist, Kuesioner & Sisiometri. Cetakan Pertama. Semarang: CV Widya Karya.

Gambar

Tabel 1 Data Hasil Pretest Oleh Kelompok Kontrol  No  Aspek  Nilai  ∑  Skor  Rerata  Persentase (%)  Kriteria 4 3 2 1  1  Kerapihan  Bentuk  5  8  12  14  82  2,10  52,7 %  Cukup Rapi  2  Kesesuaian  Bentuk  5  7  13  14  81  2,07  51,9 %  Cukup Sesuai  3
Tabel 3 Data Hasil Postest Oleh Kelompok Kontrol
Tabel 4 Data Hasil Postest Oleh Kelompok Eksperimen  No  Aspek  Nilai  ∑  Skor  Rerata  Persentase (%)  Kriteria 4 3 2  1  1  Kerapihan  Bentuk  17  16  6  128  3,28  82,1 %  Sangat Rapi  2  Kesesuaian  Bentuk  19  13  7  129  3,30  82,7 %  Sangat Sesuai

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II ini nilai siswa meningkat signifikan dibandingkan dengan siklus I, karena hanya ada 3 siswa yang belum mencapai

Tamanmartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman berdiri pada tahun 2013. Sebelum Bank Sampah Kartini berdiri, Masyarakat Dusun Randugunting telah melaksanakan

akan menerima sanksi apapun dari Pusbindiklatren jika (a) dalam proses seleksi, penempatan, maupun selama mengikuti diklat diketemukan ketidaksesuaian data yang saya informasikan

Bab pertama mengungkapkan berbagai persoalan dan tan- tangan yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia termasuk pen- didikan Islam untuk menuju masyarakat madani Indonesia,

Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak dalam

untuk memiliki kemampuan sebagai warga global. Wawasan yang diberikan.. kepada mahasiswa adalah berupa pemahaman kondisi dunia yang mengglobal. Pendidikan

String matching digunakan untuk menemukan satu atau lebih string yang disebut dengan pattern (string yang akan dicocokkan ke dalam text) dalam string yang disebut dengan text

Pembatasan masalah dalam penelitian ini dilakukan di Desa Tambakcemandi, yakni di area yang masih terdapat perilaku BABS dan terdapat MCK umum yang terbengkalai, yaitu di RT