• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH INDEKS HARGA KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH INDEKS HARGA KONSUMEN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH INDEKS HARGA KONSUMEN, IHSG, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH, DAN KURS TERHADAP

NAB REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA Kenanga Rahmi Annisa

Manajemen Keuangan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Abstract

Reksadana syariah adalah alternatif investasi bagi para pemodal kecil dan yang tidak memiliki keahlian menghitung risiko dari investatsi yang dimiliki. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kurs, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap NAB reksadana syariah di Indonesia dengan rentang waktu Januari 2015-Agustus 2017. Dengan IHK, IHSG, SBIS, dan Kurs sebagai variabel bebas dan NAB reksadana syariah sebagai variabel terikat. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan pengujian terhadap masing-masing variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Variabel IHK dan SBIS tidak berpengaruh terhadap NAB reksadana syariah tetapi variabel IHSG dan Kurs mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap NAB reksadana syariah.

Keywords: NAB reksadana syarih, IHK, IHSG, SBIS, Kurs

A. PENDAHULUAN

Kinerja pasar modal dapat dijadikan salah satu indikator kinerja ekonomi secara keseluruhan dan menemukan apa yang terjadi dalam perekonomian. Pasar modal adalah pasar yang mempertemukan mereka yang memerlukan dana jangka panjang dan mereka yang dapat menyediakan dana tersebut. Bursa efek merupakan satu bentuk kegiatan pasar modal (Rahmawati: 2009). Salah satu produk dan instrumen pasar modal yang saat ini tengah berkembang pesat adalah reksadana.

(2)

kuat untuk berinvestas, tetapi memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas (Tandelin: 2010).

Menurut Fatwa DSN MUI No.20/DSN-MUI/IV/2001, reksadana syariah sebagai reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariat islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai milik harta (Shahibul mall)

dengan manajer investasi sebagai wakil maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al-mall dengan pengguna investasi. Reksadana syariah merupakan sebuah bentuk investasi yang mempunyai risiko walaupun di pasar modal reksadana syariah adalah sekuritas yang mempunyai risiko yang paling rendah (Natalina: 2015). Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Perkembangan reksa dana syariah di Indonesia tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut:

sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Berdasarkan grafik ditunjukkan bahwa pertumbuhan reksadana semakin berkembang setiap tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah reksadana terdapat sekitar 58 reksadana syariah, kemudian pada tahun 2017 per-oktober 2017 terdapat sekitar 172 reksadana syariah. Kemudian lihat Nilai Aktiva Bersihnya juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi, pada tahun 2017 Nilai Aktiva Bersihnya senilai 22.369,64 miliar ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang kenaikan berfluktuasi. Melalui data ini menunjukkan bahwa reksadana syariah cukup diminati oleh investor walaupun jumlah ini masih sangat jauh dibandingkan dengan reksadana konvensional yang pada tahun 2017 per-oktober sebanyak 1532 dengan NABnya sebesar 406.164,28 miliar.

(3)

return lebih tinggi. Dimana sektor konsumen yang merupakan tulang punggung saham-saham syariah perkembangannya bagus. Secara umum reksadana global syariah memiliki potensi kinerja yang menarik sebagai diversifikasi investasi terhadap saham syariah dalam negeri.

B. LANDASAN TEORI a. Reksadana Syariah

Reksadana dikenal dengan beberapa istilah yakni unit trust, mutual fund,

atau investment fund. Ketiga istilah tersebut sama-sama memiliki pengertian sebuah investasi kolektif diantara para investor dengan tujuan investasi yang sama. Dana yang dikumpulkan oleh para investor tersebut dikelola oleh seorang

fund manager [ CITATION Abd17 \l 1057 ]. Reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepaa syariah islam, yang tidak mungkin menginvestasikan dananya ke produk yang bertentangan dengan syariat islam.

Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan total nilai investasi dan kas yang dipegang (uninvested) dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan. Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai investasi pemegang saham atau Unit Penyertaan. Begitu juga sebaliknya, menurunnya NAB berarti berkurangnya nilai investasi pemegang Unit Penyertaan atau saham. Nilai Aktiva Bersih (NAB) dapat diformulasikan sebagai berikut:

NAVt = ( MVAt – LIABt/NSOt )

Keterangan:

NAVt = Nilai Aktiva Bersih pada periode t MVAt = Total Nilai Pasar Aktiva pada priode t LIABt = Total Kewajiban Reksadana pada periode t NSOt = Jumlah unit penyertaan beredar pada periode t

b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Sertifikat Bank Indoneis Syariah (SBIS) merupakan surat beharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (Bank Indonesia). Instrumen Sertifikat Bank Indonesia Syariah ini juga akan mempercepat pertumbuhan bank syariah. Bank Indonesia menerbitkan SBI Syariah untuk mengantisipasi kenaikan transaksi di perbankan syariah. Akad yang digunakan dalam SBIS adalah jualah, yaitu perjanjian atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu (‘iwadh/ju’l) atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dalam suatu pekerjaan.

(4)

Indeks harga saham gabungan atau IHSG adalah indeks harga saham yang dipantau oleh BEJ (Bursa Efek Jakarta) dan mencerminkan harga saham berbagai perusahaan dilihat dari sistem perdagangan lelang. Peningkatan atau penurunan harga saham yang direfleksikan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bukan hanya mencerminkan perkembangan perusaahaan atau industri suatu negara. Perubahan IHSG bahkan bisa dianggap sebagai perubahan yang lebih fundamental dari suatu negara, artinya maju mundurnya suatu negara bisa dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan suatu negara tersebut.

Jika IHSG rata-rata mengalami peningkatan, maka menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia sedang membaik. Sedangkan penurunan nilai IHSG menggambarkan kondisi perekonomian sedang memburuk, meskipun terkadang teori tersebut tidak selalu pasti atau sama. (Basyariah, 2014).

d.Indeks Harga Konsumen

Indeks Harga Konsumen (IHK) atau biasa disebut juga Consumer Price Index (CPI) merupakan perbandingan antara harga dengan suatu paket komoditas dari suatu kelompok barang atau jasa (market basket) pada suatu periode waktu terhadap harganya pada periode waktu yang telah ditentukan (tahun dasar). Indeks Harga Konsumen dapat digunakan sebagai alat ukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah dan kontrak lainnya. Ketika suatu negara mengalami kenaikan inflasi yang tinggi dan bersifat tidak menentu, maka risiko investasi dalam aset-aset keuangan akan meningkat (Murhadi: 2013). Kenaikan inflasi yang diukur dengan tingkat Indeks Harga Konsumen akan mempengaruhi daya beli konsumen berupa penurunan kemampuan daya beli dalam berinvestasi. Jika investasi mengalami penurunan, maka Nilai Aktiva Bersih tersebut akan mengalami penurunan juga.

e. Kurs

Kurs (Exchange Rate) merupakan sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Hubungan nilai diantara satu kesatuan mata uang asing dan kesatuan mata uang dalam negeri.Nilai tukar mata uang sendiri selalu berubah-ubah setiap harinya, bahkan di dalam satu hari dapat terjadi beberapa kali perubahan nilai kurs. Perubahan kurs dapat berupa depresiasi (melemah) dan apresiasi (menguat).

(5)

negara yang bersangkutan) membuat ekspornya lebih mahal dan impornya lebih murah.

C. METODOLOGI

Jenis Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, data yang digunakan adalah data sekunder berupa data deret waktu bulanan (time series) dari bulan Januari 2015 sampai agustus 2017. Untuk data Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Badan Pusat Statistik (BPS), IHSG dari Yahoo Finance, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Kurs Tengah dari Bank Inonesia. Dan data reksadana syariah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini ialah berupa dokumentasi, publikasi, dimana data-data diperoleh dari situs resmi yang dipublikasikan oleh Yahoo Finance, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas JasaKeuangan (OJK).

Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Independen

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Di dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas, yaitu:

a. Indeks Harga Konsumen b. IHSG

c. Sertifikat Bank Indonesia Syariah d. Kurs

b.Variabel Dependen

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan reksadana syariah di Indonesia dilihat dari Nilai Aktiva Bersihnya.

c. Perumusan Model

Dalam analisa ini digunakan rumus regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Keterangan:

Y = NAB Reksadana Syariah a = Kostanta

b1-b4 = Koefisien Regresi X1 = IHK

(6)

X4 = Kurs

D. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis data adalah bagian dari proses pengujian setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data.. Metode analisis ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software aplikasi statistik yaitu SPSS (Statistical Package Of Sosial Science). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel independen dan dependen, dan juga menggunakan uji asumsi klasik.

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak (Hidayat: 2013). Cara yang bisa digunakan untuk menguji normalitas secara analitis yaitu melalui rumus

Kolmogorov-Smirnov. Syarat dari suatu data dapat dikatakan terdistribusi normal adalah apabila nilai Assymp. Sig. lebih besar dari alpha (5%). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 32

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation

1328.238675 80 Most Extreme

Differences

Absolute .077

Positive .068

Negative -.077

Test Statistic .077

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

(7)

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Run-test. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Assymp. Sig. yaitu harus lebih besar dari alpha (5%), maka kesimpulannya pada data tidak terjadi autokorelasi. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Uji Autokorelasi Runs Test

Unstandardiz ed Residual

Test Valuea 37.03036

Cases < Test Value 16

Cases >= Test Value 16

Total Cases 32

Number of Runs 13

Z -1.258

Asymp. Sig.

(2-tailed) .208

a. Median

Berdasarkan dari hasil pengujian autokorelasi menggunakan Run test

menunjukkan bahwa nilai Assymp. Sig. yang diperoleh sebesar 0,208 dan menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di atas nilai alpha (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa pada data tidak terjadi autokorelasi.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel bebas.Caranya dapat dengan melihat jika nilai Tolerance >= 0,10 atau nilai VIF (Variance inflation Factor) < =10), maka tidak ada multikolinearitas.

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 10309.095 8532.917 1.208 .237

(8)

IHSG -.579 .662 -.330 -.874 .390 .216 4.635

SBIS .675 .378 .324 1.785 .086 .934 1.071

KURS -.756 .723 -.332 -1.047 .305 .306 3.268

a. Dependent Variable: abs_res1

Berdasarkan dari tabel diatas uji multikolinearitas yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa nilai Tolerance semua variabel > 0.10 dan nilai VIF semua variabel < 10. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Dalam pengujian ini menggunakan keputusan yang diambil jika t-hitung < t-tabel dengan tingkat signifikansi di atas 5% maka model dikatakan bebas dari heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10309.095 8532.917 1.208 .237

IHK 26.710 65.789 .121 .406 .688

IHSG -.579 .662 -.330 -.874 .390

SBIS .675 .378 .324 1.785 .086

KURS -.756 .723 -.332 -1.047 .305

a. Dependent Variable: abs_res1

Hasil dari pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi semua variabel independen berada di atas nilai alpha (5%). Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

Uji F

(9)

Tabel 6. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 291381865.724 4 72845466.431 35.963 .000b

Residual 54690757.376 27 2025583.607

Total 346072623.101 31

a. Dependent Variable: NAB

b. Predictors: (Constant), KURS, IHK, SBIS, IHSG

Dari uji F yang dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai F-hitung sebesar 35,963 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitasnya <0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji T

Uji T dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas berpengaruh secara individu terhadap variabel terikat. Kriteria dari pengujian ini adalah t-hitung > t-tabel atau nilai signifikansinya <0,05. Jika kriteria terpenuhi maka artinya variabel independen berpengaruh secara individu terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini hasil dari uji T dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Hasil Uji T Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -107015.503 15750.652 -6.794 .000

IHK 106.373 121.438 .114 .876 .389

IHSG 7.695 1.223 1.037 6.294 .000

SBIS -.492 .698 -.056 -.706 .486

KURS 5.044 1.334 .523 3.781 .001

a. Dependent Variable: NAB

(10)

tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5%, IHK tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap NAB reksadana syariah. Meningkatnya IHK tidak diikuti dengan meningkatnyaa NAB reksadana syariah.

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh IHSG terhadap NAB reksadana syariah diperoleh t-hitung sebesar 6,294 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5% IHSG berpengaruh terhadap NAB reksadana syariah. Nilai IHSG yang meningkat diikuti dengan meningkatnya NAB reksadana syariah.

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap NAB reksadana syariah didapatkan t-hitung sebesar -0.706 dengan signifikansi sebesar 0,486. Nilai signifikansi sebesar 0,486 tersebut lebih besar dari 0,05. Berarti dengan taraf signifikansi 5%, Sertifikat Bank Indonesi Syariah tidak mempunyai pengaruh terhadap NAB reksadana syariah. Dengan menurunnya Sertifikat Bank Indonesia Syariah, tidak diikuti dengan menurunnya NAB reksadana syariah.

Hasil pengujian pengaruh kurs terhadap NAB reksadana syariah t-hitungnya sebesar 3,781 dengan tingkat signifikannya 0.001 nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan tingkat signifikan tersebut berarti kurs memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NAB reksadana syariah. Ini berarti menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kurs juga akan meningkatkan NAB reksadana syariah.

E. KESIMPULAN

Pada penelitian ini mencoba untuk menganalisa bagaimana pengaruh dari variabel makroekonomi terhadap pertumbuhan NAB reksadana syariah diIndonesia. Berdasarkan hasil yang telah diujikan dengan menggunakan variabel IHK, IHSG, SBIS, dan Kurs maka disimpulkan sebagai berikut:

a. IHK tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan NAB reksadana syariah sehingga meningkatnya IHK tidak diikut dengan meningkatnya NAB reksadana syariah.

b. IHSG memiliki pengaruh terhadap NAB reksadana syariah, jadi jika IHSG meningkat maka pertumbuhan NAB reksadana syariah juga akan meningkat.

(11)

d. Kurs mempunyai pengaruh signifikan terhadap NAB reksadana syariah jika kurs naik maka pertumbuhan NAB reksadana juga ikut naik.

F. DAFTAR PUSTAKA BUKU:

Eduardus tandelin. 2010. Portofolio Dan Investasi, Teori Dan Praktek Edisi Pertama. Yogyakarta: kanisius

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat

Qoyum, Abdul. 2017. Lembaga Keuangan Islam Di Indonesia. Yogyakarta: Elmatera Publishing

Soemitra,Andri. 2017. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cetakan Ke-7. Jakarta: Kencana

SKRIPSI, JURNAL, ARTIKEL

Aisiyah Suciningtias, Siti dan Rizki Khoiroh. 2015. Analisis Dampak Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Universitas Islam Sultan Agung. ISSN 2302-9791 Vol 2 No.1 May 2015 Ali, Kasyfurrohman. 2012. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap

Reksadana Syariah di Indonesia. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor Bank Indonesia. PBI No. 10/11/PBI/2008 Tanggal 31 Maret 2008 tentang

Sertifikat bank Indonesia Syariah (SBIS).

Basyariah, Nuhbatul. 2014. Analisis Interaksi Antara Nilai Emisi Sukuk Dengan Nilai Emisi Obligasi, Nilai Emisi Saham, Bi-Rate, IHSG, dan Inflasi Di Indonesia 2010–2013. Thesis.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001, Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah.

Nandari, Herlina Utami Dwi Ratna. 2016. Pengaruh Inflasi, Kurs dan BI Rate Terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di Indonesia (periode 2010-2016). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung

Nasikhah, Ainun. 2017. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis), Dan Jakarta Islamic Index (Jii) Terhadap Nilai Aktiva Bersih (Nab) Reksadana Manulife Syariah Sektoral Amanah Tahun 2010-2016. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Natalina, Sri Anugrah. 2015. Analisa Manajemen Portofolio Investasi Reksadana

(12)

Noval, Rizki. 2017. Pengaruh Indeks Harga Konsumen dan Jumlah Unag Beredar Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah

Rachman, Imron. 2015. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, BI Rate Terhadap Net Asset Value Reksadana Saham Syariah. Jurnal JESIT Vol.2 No. 12 Desembe 2015

Rahmawati, Yuke. 2009. Resolusi Investasi Keuangan Syariah. Jurnal Al-Iqtishad Vol. 1 No. 1. Hlm. 65-78.

Rozak, Abdul. 2016. Analisis Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Dan Jumlah Uang Yang Beredar Terhadap Kinerja Reksadana Saham Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Conference on Management anf Behavioral Studies ISSN No: 2541-3400

Saraswati, Fitria. 2013. Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Septiana, Ficky. 2017. Pengaruh Inflasi, IHSG, Jumlah Reksadana syariah dan Tingkat Return Terhadap Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah di Indonesia (Studi Kasus: Danareksa Syariah Berimbang). Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Ulinnuha, Ahmad dkk. 2014. Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Nilai Tukar Rupiah Dan Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Nilai Aktiva bersih Reksadana Campuran Pada PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Artikel Mahasiswa

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

Waridah, Winda dan Elis Mediawati. 2016. Analisis Kinerja Reksadana Syariah. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No.2 Tahun 2016

Zakariya, Muhammad. 2017. Pertumbuhan Lembaga Reksadana Syariah di Indonesia. Jurnal JES Vol.1 No.2 Maret 2017

WEBSITE:

Anwar Hidayat. 2013. Penjelasan Tentang Uji Normalitas dan Metode Perhitungan. https://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html

Hilmawan. Abdul. 2016. Mengenal Apa Itu IHSG diakses melalui

http://sekuritas.co.id/mengenal-apa-itu-ihsg/

Solikah. Binti. 2017. Reksadana Syariah Tumbuh Signifikan. Diakses melalui

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariahekonomi/17/10/17/oxz23r 440-reksadana-syariah-tumbuh-signifikan

https://id.wikipedia.org

(13)

www.finance.yahoo.com www.bps.go.id

Gambar

tabel diatas dapat dilihat bahwa niali Assymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,200 dan ini
Tabel 6. Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

FORMULASI TEPUNG JAGUNG, TEPUNG PISANG NANGKA DAN OATMEAL PADA PRODUK FLAKES DITINJAU DARI.. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI

Tingkat pengetahuan ibu tentang CAM selama kehamilan memiliki nilai p value 0,071 dimana &gt; 0,05 yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat

A STUDY ON THE PROCEDURES OP INVESTIGATION AS SEEN IN JOHN GRISHAM’S NOVELTHE SUMMONS’*. Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi lema Skripsi

Meskipun demikian beberapa ahli telah memberikan definisi tentang masyarakat dengan sudut pandang yang berbeda-beda, Lebih lanjut dijelaskan, meskipun terdapat beberapa

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis merencanakan 4 buah lampu lalu lintas yang menyala secara bergantian (terus-menerus) dan lampu penarangan jalan yang akan menyala pada saat

[r]

LTSP (Linux Terminal Server Project) adalah suatu project yang mengeksplorasi kemampuan Linux untuk aplikasi diskless XTerminal. XTerminal merupakan salah satu model thin client

[r]