• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING P"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia dan menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan menjawab tantangan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang (Trianto, 2007: 5). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang memiliki fungsi dan berperan dalam membimbing siswa agar memperoleh keterampilan, membentuk sikap, pengetahuan dan kepribadian. Oleh karena itu, guru sebaiknya mampu mengolah kelas sebagai ruang dimana siswa memperoleh pengetahuan dan mengembangkan pengetahuannya, serta mendapatkan pembelajaran yang berdampak baik bagi perkembangan pola pikir dan tingkah laku sesuai dengan kebutuhan siswa.

(2)

Seperti pada teori konstruktivisme yang dinyatakan oleh Piaget (Sanjaya, 2010: 124) bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Guru tidak memberikan informasi secara utuh kepada siswa melainkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali kemampuan berpikirnya dengan cara membuat informasi yang diberikan oleh guru menjadi bermakna dan sangat relevan bagi siswa. Kemampuan berpikir siswa akan diasah dengan menghadirkan situasi saat siswa harus berhadapan dengan sebuah masalah terkait dunia nyata mereka. Proses pembelajaran seperti inilah yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah mata pelajaran fisika yang pada kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) untuk tingkat pendidikan SMP tergabung dalam satu mata pelajaran IPA. Untuk siswa kelas VII sampai kelas XII kerja ilmiah, pemecahan masalah dan cara menggunakan berpikir tingkat tinggi (analisis) banyak digunakan dalam pembelajaran IPA. Dengan demikian pembelajaran fisika hendaknya diorientasikan pada terwujudnya kemampuan pemecahan masalah, selain agar siswa dapat menguasai konsep-konsep fisika dengan baik serta dapat berprestasi secara optimal.

(3)

kemampuan berpikir abstrak. Untuk menanamkan pola pikir tersebut, guru dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa melalui sebuah percobaan sederhana/ kegiatan laboratorium. Seseorang setelah melakukan proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan itu terjadi karena seseorang telah memiliki pengalaman dalam belajar. Hal itu didukung oleh Hilgard (Sanjaya, 2010: 112) yang mengungkapkan bahwa belajar itu proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik, latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

(4)

dengan melakukan percobaan di laboratorium tidak dapat ia lakukan karena banyak persiapan yang harus ia lakukan sebelum melakukan percobaan membuatnya hanya melakukan demonstrasi di depan kelas. Hal itu berdampak pada hasil belajar siswa yang diakibatkan pemahaman konsep yang diajarkan belum maksimal. Padahal apabila model yang ia gunakan sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan maka kendala itu dapat terselesaikan. Salah satu materi yang menjadi pembahasan penulis dan guru mata pelajaran fisika kelas IX SMP Negeri 2 Ambon yaitu rangkaian listrik.

(5)

kegiatan praktikum dengan tujuan siswa lebih memahami tentang konsep-konsep, prinsip-prinsip dan hukum-hukum yang berkaitan dengan kehidupan mereka, serta membawa mereka pada permasalahan yang lebih nyata. Pada kenyataannya, guru terbilang jarang melaksanakan bahkan melewatkan kegiatan tersebut.

Salah satu model pembelajaran yang sesuai dalam menyelesaikan permasalahan di atas adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Arends (Trianto, 2010: 68) menyatakan bahwa PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan menggunakan masalah dalam dunia nyata yang bertujuan untuk menyusun pengetahuan siswa, melatih kemandirian dan rasa percaya diri, dan mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah. Pandangan Gallagher, resnick dan Klopfer (White, 2001: 5), PBL adalah salah satu model yang efektif untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa. Siswa akan membuat koneksi kuat di antara konsep ketika mereka belajar fakta dan keterampilan dengan aktif bekerja mendapatkan informasi dibandingkan dengan memperoleh informasi secara pasif.

(6)

Penelitian tentang penggunaan model PBL pernah dilakukan oleh La Sermi (2012) tentang penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat memperoleh ketercapaian nilai akhir siswa yaitu mencapai 96,00%. Mutoharoh (2011: 65) juga melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa

yang diajarkan dengan model PBL mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di mana nilai rata-rata belajar posttest sebesar 72,95 lebih besar dari nilai rata-rata hasil belajar pretest 43,3. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan modelProblem Based Learning.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “Penerapan ModelProblem Based Learning (PBL)Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Ambon Pada Materi Rangkaian Listrik ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model Problem Based Learning (PBL)

(7)

Rumusan masalah ini dapat tercapai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan awal siswa pada materi rangkaian listrik sebelum diajarkan dengan modelPBL?

2. Bagaimana hasil tes akhir yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan modelPBLpada konsep rangkaian listrik ? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa (N-Gain) setelah keseluruhan proses

pembelajaran fisika dengan menerapkan modelPBLpada materi rangkaian listrik pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Ambon?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model Problem Based Learning (PBL)dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 2 Ambon pada materi rangkaian listrik.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka dapat dijabarkan beberapa tujuan khusus yaitu untuk mengetahui:

1. Kemampuan awal siswa pada materi rangkaian listrik sebelum diajarkan dengan menerapkan modelPBL.

(8)

3. Peningkatan hasil belajar (N-Gain) setelah keseluruhan proses pembelajaran fisika dengan menerapkan model PBL pada materi rangkaian listrik pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Ambon.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan di atas maka manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai kegiatan pembelajaran dengan menerapkan modelPBL.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: a. Sekolah

Dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan hasil belajar siswa. b. Siswa

Dapat melatih keterampilan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir untuk lebih aktif, kritis, kreatif dalam menghadapi masalah, dan dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

c. Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Data pokok dalam analisis rasio adalah laporan laba rugi dan neraca perusahaan.Rasio keuangan juga sangat membantu dalam menilai perstasi kerja manajemen masa lalu, kondisi

PS PICE dot-model statement for the ideal bipolar transistor: β = Bf, Early voltage Vaf, and scale current Is; as shown by curly braces {}, these values are set using variables

[r]

Pada saat tegangan output memiliki nilai sebesar 11,7 Volt arus pada output bernilai menjadi 1.5 A sehingga menandakan proses pengisian batere telah berpindah

PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) PEMPEK KAPAL SELAM PADA PEMPEK SENTOSA PALEMBANGi.

Data yang digunakan pada pembuatan value stream mapping yaitu data yang berkaitan dengan seluruh proses produksi beserta dengan waktu dan seluruh kegiatan perusahaan mulai dari

Dari hasil penelitian dilapangan diketahui bahwa proses pelaksanaan kemitraan Anak Angkat Bapak Angkat ini tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan.. Masih terjadi

Pada akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik). Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan