• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP PRINSIP DASAR DALAM ESTIMASI SUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PRINSIP PRINSIP DASAR DALAM ESTIMASI SUM"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM

ESTIMASI SUMBERDAYA & CADANGAN

Disampaikan pada Kuliah Tamu di UMI Makassar, 8 Desember 2014

Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT

Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Mineral, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung

FTTM – ITB

(2)
(3)
(4)

TAHAPAN KEGIATAN EKSPLORASI (in general)

Study phase

:

choice of potential target, study of demand, supply, commodity price trends, available markets, exploration cost, draw up budget.

Reconnaissance phase

:

will start with a literature search and progress to a review of available remote sensing and photo geological data leading to selection of

favorable areas,

initial field reconnaissance, and land acquisition, initial field reconnaissance, and land acquisition,

probably followed by airborne surveys, geological mapping and

prospecting, geochemical and geophysical surveys, and limited drilling.

Target testing

:

detailed geological mapping and detailed geochemical and geophysical surveys, trenching and pitting, drilling.

(5)

TAHAPAN KEGIATAN EKSPLORASI (in general)

Pre-feasibility

:

major sampling and test work programs, including mineralogical examination of the ore and pilot plant testing to ascertain the viability of the selected mineral processing option and likely recoverability.

It evaluates the various options and possible combinations of technical and business issues.

technical and business issues.

Feasibility study

:

drilling, assaying, mineralogical, and pilot plant test work will continue.

(6)

TAHAPAN EVALUASI (Technical Study);

JORC Code 2012

A Scoping Study is an order of magnitude technical and economic

study of the potential viability of Mineral Resources. It includes

appropriate assessments of realistically assumed Modifying Factors together with any other relevant operational factors that are

necessary to demonstrate at the time of reporting that progress to a Pre-Feasibility Study can be reasonably justified.

(7)

TAHAPAN EVALUASI (Technical Study);

JORC Code 2012

A Preliminary Feasibility Study (Pre-Feasibility Study)

is a comprehensive study of a range of options for the technical and

economic viability of a mineral project that has advanced to a stage where a preferred mining method, in the case of underground

mining, or the pit configuration, in the case of an open pit, is established and an effective method of mineral processing is determined. It includes a financial analysis based on reasonable assumptions on the Modifying Factors and the evaluation of any other relevant factors which are sufficient for a Competent Person, acting reasonably, to determine if all or part of the Mineral

Resources may be converted to an Ore Reserve at the time of

(8)

TAHAPAN EVALUASI (Technical Study);

JORC Code 2012

A Feasibility Study

is a comprehensive technical and economic study of the selected development option for a mineral project that includes appropriately detailed assessments of applicable Modifying Factors together with any other relevant operational factors and

detailed financial analysis that are necessary to demonstrate at the time of reporting that extraction is reasonably justified

time of reporting that extraction is reasonably justified

(economically mineable). The results of the study may reasonably serve as the basis for a final decision by a proponent or financial institution to proceed with, or finance, the development of the

(9)
(10)

An Overview

Burmeister (1989) :

Melakukan review terhadap 35 Operasi Penambangan

Emas di Australian yang memulai operasi pada periode

1984 to 1987.

Menemui fakta bahwa 2/3 tidak dapat mencapai target

produksi emas pada tahun pertama operasi.

produksi emas pada tahun pertama operasi.

Penyebab utama :

excessive dilution,

inappropriate estimation techniques, inadequate geological interpretation, unreliable assays, and

(11)

An Overview

Clow (1990) :

Melakukan kajian terhadap 25 Canadian Gold Projects

dan menemukan bahwa hanya 3 project yang sesuai

dengan penaksiran.

Penyebab utama :

poor data management; poor data management;

inappropriate treatment of high-grade values; lack of bulk sampling;

errors from application of geostatistics; and

(12)

Common Sense

Common

Sense

Geology Database Presentation of Results GEOLOGI GEOLOGI

Faktor terpenting adalah pemahaman geologi endapan.

Penting untuk pemilihan metode perhitungan dan klasifikasi.

Pada tahap awal eksplorasi, karakteristik geologi dan kontrol mineralisasi secara keseluruhan dapat saja terlewatkan,

Common

Sense

Estimation Parameters Estimation Methods Classification of Results

keseluruhan dapat saja terlewatkan,

geologis sebaiknya fokus pada pencatatan core secara deskriptif dan grafis sebelum sistem pencatatan komputerisasi.

Kesalahan interpretasi geologis lebih fatal daripada kesalahan dalam perhitungan.

(13)

Common Sense

Common

Sense

Geology Database Presentation of Results DATABASE DATABASE

Database mencakup observasi dan pengukuran.

Pengecekan dilakukan pada semua tahap, mulai dari sampling hingga presentasi.

Sebaiknya tersedia sistem pengecekan yang ketat untuk kerepresentatifan dan akurasi.

Common

Sense

Estimation Parameters Estimation Methods Classification of Results akurasi.

Representatif badan bijih diwakili oleh ukuran dan spasi.

Jarak sampel optimum bergantung

homogenitas, kontinuitas, serta nilai cog.

(14)

Common Sense

Common

Sense

Geology Database Presentation of Results Estimation Parameters Estimation Parameters

Nilai cut-off grade harus berdasarkan perhitungan ekonomis.

Tebal bijih minimum, tebal maksimum, losses dan ukuran blok.

Estimation

Estimation MethodsMethods

Kesesuaian metode perhitungan dengan

Common

Sense

Estimation Parameters Estimation Methods Classification of Results

Kesesuaian metode perhitungan dengan geologi deposit, data yang tersedia, serta metode pertambangan yang akan

diterapkan.

Sebaiknya perhitungan tidak dilakukan hanya dengan satu metode.

(15)

Common Sense

Common

Sense

Geology Database Presentation of Results Classification Classification

Sebagai bahan pertimbangan utama untuk membuat keputusan investasi pertambangan dengan memperkirakan risiko yang terjadi.

Presentation Presentation

Sebaiknya jelas, ringkas, dan logis.

Common

Sense

Estimation Parameters Estimation Methods Classification of Results

Sebaiknya jelas, ringkas, dan logis. Tidak hanya merupakan gambaran

(16)

Communication

Geologist Geostatistician Technical Team and Management Geologist Geologist

Melakukan interpretasi geologi deposit dan menyampaikan kepada semua yang terlibat dalam proses estimasi.

Communication Mining Engineer Metallurgist Management Geostatistician Geostatistician

Menjelaskan metode perhitungan yang akan digunakan dan meyakinkan

(17)

Communication

Mining Engineer Mining Engineer

Harus memahami secara keseluruhan mengenai cara mendapatkan hasil estimasi sesuai dengan batasan yang Geologist

Geostatistician

Technical Team and

Management estimasi sesuai dengan batasan yang

dapat diterima.

Metallurgist Metallurgist

Lebih berperan dalam tahapan analisis hasil pengeboran, pengambilan sampel, dan penentuan kadar batas.

Communication

Mining Engineer

Metallurgist

(18)

Communication

Technical Team and Technical Team and Management

Management

Sebelum memulai proses estimasi, sebaiknya diadakan technical meeting sehubungan dengan tujuan serta

bentuk hasil akhir. Geologist

Geostatistician

Technical Team and

Management bentuk hasil akhir.

Selama kegiatan estimasi, secara rutin melibatkan pihak manajemen.

Tim teknis memiliki tanggung jawab untuk memberikan data dan asumsi yang digunakan kepada pihak

(19)
(20)

PERSYARATAN UTAMA

Dapat mencerminkan secara tepat kondisi geologi, karakteristik, dan sifat endapan,

Dilaksanakan sesuai dengan tujuan evaluasi,

Harus didasarkan pada data faktual yang diolah secara objektif, Harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi, Harus menghasilkan tingkat kepercayaan hasil perhitungan:

Harus menghasilkan tingkat kepercayaan hasil perhitungan:

Kebenaran dan kelengkapan pengetahuan dalam interpretasi badan bijih.

Kepadatan data (grid density) yang cukup

Asumsi dan pendekatan variabel dalam interpretasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan teknis.

(21)

Ilustrasi

Model Geologi Resources Insitu Gridded Model Pit Geometri Pit Optimizer

Model Geologi Resources Insitu Gridded Model Pit Geometri Pit Optimizer

Parameter Geoteknik Mine Design (alternatif 1 s.d n) Reserve optimation (Insitu Reserve

(22)

FACTORS AFFECTING THE RELIABILITY OF RESOURCE ESTIMATES

Sampling density

The ability to resolve detail in the geometry of a deposit is directly related to the sampling density.

The quality of the sample data

Poor quality sampling contributes directly to imprecision and bias in global and local recoverable resource estimates and limits the ability to resolve detail in the mineralisation geometry.

The spatial continuity of the grade in the deposit The spatial continuity of the grade in the deposit

Grade continuity in gold deposits tends to be weaker than in most base metal deposits.

Cut-off grade

Variability is usually a function of grade in most mineral deposits and tends to increase with increasing grade.

Mining selectivity

(23)
(24)

MENGAPA DIPERLUKAN ?

Sumberdaya Mineral dan Batubara sangat melimpah. Perlu dikelompokkan dengan kategori tertentu.

Tingkat keyakinan yang berbeda-beda.

Sangat bergantung pada tahapan eksplorasi.

Ketersediaan data dan informasi.

Sangat bergantung pada proses pelaksanaan eksplorasi.

Metoda pendekatan dan asumsi yang digunakan sangat bervariasi. Metoda pendekatan dan asumsi yang digunakan sangat bervariasi.

Akan mempengaruhi tingkat akurasi perhitungan.

Keseragaman istilah dan terminologi.

Standar dalam pelaporan hasil eksplorasi dan estimasi sumberdaya dan cadangan.

(25)

DASAR KLASIFIKASI

Kajian Geologi

Kontinuitas geologi atau kompleksitas geologi endapan.

Tingkat keyakinan geologi dan/atau tahapan eksplorasi.

Kajian Kelayakan

Faktor teknis yang meliputi: kondisi data eksplorasi,

Faktor teknis yang meliputi: kondisi data eksplorasi,

teknis dan operasi penambangan, pengolahan,

lingkungan, dll.

(26)

Pengertian Umum

Informasi eksplorasi :

Informasi sebagai hasil dari suatu rangkaian kegiatan eksplorasi pada suatu endapan untuk mengetahui : bentuk, ukuran, komposisi, dan kadar.

Sumberdaya (resources) :

Untuk menyatakan suatu konsentrasi alamiah suatu material di alam, dimana alamiah suatu material di alam, dimana sebagian darinya bisa diesktrak secara ekonomis.

Cadangan (reserve) :

merupakan sebagian dari sumberdaya (resources) yang memenuhi persyaratan untuk ditambang dan ekstraksi (ketebalan, kadar/kualitas, dan kedalaman) yang

memenuhi persyaratan hukum dan ekonomis pada saat ini.

(27)

Ilustrasi

Measured Resources

There are fish in the lake. You may even be able to see them. You have your boat on the trailer, but you may go golfing instead.

Probable & Proven Reserves

(28)

Ilustrasi

Jika disebandingkan dengan beberapa pendefinisian, maka seluruh kategori sumberdaya (resources) telah terpenuhi.

Tetapi pada saat ini belum bisa dipancing, dijual ataupun dimakan karena salah satu

dari alasan sebagai berikut :

Secara Politis (aturan) :

Komplek pemancingan tidak memberikan izin

Dari sisi lingkungan :

Ikan yang terdapat pada kolam tersebut tergolong pada jenis yang dilindungi. Ikan yang terdapat pada kolam tersebut tergolong pada jenis yang dilindungi.

Dari sisi ekonomi :

Pada saat ini supplai ikan melimpah, sehingga harga sangat rendah.

Dari sisi teknologi :

Tidak tersedia peralatan pancing yang sesuai dengan jenis ikannya.

(29)

Ilustrasi

Proved Undeveloped (PUD)

Fish is in the water, on your hook, in the net.

Proved Developed Non-Producing (PDNP) Fish is in the boat.

Insitu Reserve

Fish is in the boat.

Proved Developed Producing (PDP)

Fish is on your plate, fully cooked and you are eating it.

Mineable Reserve

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

Pengertian “Continuity”

Definisi “Continuity”

Continuity is “the state of being connected” or “unbroken in space” (Oxford English Dictionary, 1985, p.186).

Dalam perhitungan sumberdaya/cadangan, definisi

tersebut dinyatakan sebagai :

keberadaan kondisi geologi endapan yang secara spasial keberadaan kondisi geologi endapan yang secara spasial baik secara fisik maupun kontrol mineralisasi yang

mempengaruhi bentuk maupun distribusi kadar.

(41)

KONTINUITAS GEOLOGI dan NILAI

KONTINUITAS GEOLOGI KONTINUITAS NILAI

Merupakan bentuk spasial (fisik) dari suatu geometri endapan atau domain mineralisasi.

Primary: veins, mineralized shear, mineralized stratum

Secondary: postmineral faults,

Merupakan bentuk distribusi spasial dari suatu pengukuran parameter endapan.

Ketebalan zona (domain) geologi. Kadar pada suatu zona (domain) geologi.

Secondary: postmineral faults,

metamorphism, folding or shearing of deposits

geologi.

Nugget effect and range of influence are quantified.

Trend distribusi kadar secara spasial pada beberapa arah.

Hubungan, trend atau distribusi suatu domain geologi pada

(42)

KONTINUITAS

(43)

PENGERTIAN HOMOGENITAS

Homogenitas

berhubungan dengan

tingkat kontinuitas secara

nilai : kadar atau kualitas.

Highly homogeneous ores

are relatively easy to

are relatively easy to

estimate with confidence;

less homogeneous ores

are more difficult to

(44)
(45)

KONTINUITAS & KLASIFIKASI SUMBERDAYA

Kontinuitas saat ini menjadi topik hangat sehubungan dengan

studi endapan mineral dan klasifikasi sumberdaya/cadangan.

Parameter kontinuitas ini menjadi parameter penting dalam

sistim klasifikasi.

Untuk mendefinisikan bagian dari endapan bahan galian yang dapat dihitung sebagai asset dari suatu perusahaan eksplorasi atau

penambangan.

Dalam skema klasifikasi, kontinuitas digunakan untuk

Dalam skema klasifikasi, kontinuitas digunakan untuk

menunjukkan selang tingkat kepercayaan terbaik yang dapat

dihasilkan dari hasil observasi atau batasan interpolasi.

Tingkat keyakinan akan bertambah dengan naiknya kepastian kontinuitas endapan.

Pemahaman Kontinuitas Akan Berimplikasi Pada Pemahaman

Tingkat Keyakinan Geologi pada Konsep Klasifikasi

(46)

Contoh Kontinuitas terhadap Klasifikasi

PARAMETER KONDISI GEOLOGI

SEDERHANA MODERAT KOMPLEK

I. Aspek Sedimentasi

1. Variasi ketebalan Sedikit bervariasi Bervariasi Sangat bervariasi 2. Kesinambungan Ribuan meter Ratusan meter Puluhan meter 3. Percabangan Hampir tidak ada Beberapa Banyak

II. Aspek Tektonik II. Aspek Tektonik

1. Sesar Hampir tidak ada Jarang Rapat

2. Lipatan Hampir tidak terlipat Terlipat sedang Terlipat kuat

3. Intrusi Tidak berpengaruh Berpengaruh Sangat berpengaruh

4. Kemiringan Landai Sedang Curam

III. Aspek Kualitas

(47)

Contoh Kontinuitas terhadap Klasifikasi

Persyaratan jarak titik informasi untuk setiap kondisi

geologi dan kelas sumberdaya-nya.

Kondisi

Geologi Kriteria

SUMBERDAYA

Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Geologi Kriteria Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur

Sederhana Jarak titik informasi (m) Tidak

Terbatas 1000 < X ≤ 1500 500 < X ≤ 1000 X ≤ 500

Moderat Jarak titik informasi (m) Tidak

Terbatas 500 < X ≤ 1000 250 < X ≤ 500 X ≤ 250

Komplek Jarak titik informasi (m) Tidak

(48)
(49)

KORELASI & INTERPOLASI

Pendefinian geometri endapan dikontrol oleh

pengetahuan terhadap karakter mineralisasi

deliniasi.

Proses deliniasi badan bijih harus didukung oleh :

Sampling yang ekstensif.

Sampling desain dikontrol oleh karakteristik geologi

termasuk support, jumlah, dan tata letak sampel.

termasuk support, jumlah, dan tata letak sampel.

Sampel dianalisis untuk mendapatkan informasi geologi,

kadar, dan karakteristik fisik.

Karakteristik fisik yang penting antara lain :

Bulk density

implikasi terhadap tonase,

(50)
(51)

Contoh Korelasi

!" # $

% & ' ( & #

) !" $

+ ,

-./

0

1 !" $

' '

2

3

4

(52)

INTERPRETASI & KORELASI

DH-01 DH-02 DH-03 DH-04

Interpretasi Awal

Tebal Urat (m)

Kadar (ppm) 3,1 1,7 1,2 2,1 2,8 1,6 3,2 1,9 Interpretasi Awal

(53)
(54)

DILUSI

Dilusi internal

Dilusi internal geometri

material kadar rendah

mempunyai batas yang jelas dengan material kadar

tinggi.

Dilusi internal inheren

material kadar rendah tidak

mempunyai batas yang jelas dengan kadar tinggi

(terjadi karena resolusi blok yang rendah)

Dilusi eksternal

Dilusi eksternal

Dilusi eksternal terjadi karena reruntuhan dinding,

Kesulitan teknis mengambil batas bijih dalam open pit

atau kurang hati-hati dalam pemisahan batas bijih dan

waste.

(55)

DH-01 DH-02

Batas endapan yang sebenarnya (aktual)

s B ij ih s B ij ih

Kontak (batas) dilusi

Interpolasi (Geometri) Badan Bijih

Implikasi Terhadap Dilusi

-Batas endapan (interpretasi atau yang direncanakan)

B a ta s B ij ih B a ta s B ij ih

Kontak (batas) dilusi

(56)

DILUSI

Pencampuran dari material bukan bijih (waste) ke dalam material bijih sehingga cenderung menaikkan tonase dan dapat menurunkan kadar rata-rata.

(57)
(58)

SAMPLING

Tujuan Sampling :

Untuk mendapatkan suatu nilai kadar yang dapat mewakili suatu daerah/blok bijih.

Pentingnya Sampling :

Volume dari conto hanya merupakan sebagian kecil dari volume blok yang diwakilinya.

Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya-Cadangan didasarkan pada data dan hasil analisis terhadap conto (sampel).

pada data dan hasil analisis terhadap conto (sampel).

Kondisi Yang Harus Diperhatikan :

Salting,

Terjadinya penambahan kadar pada sampel yang akan dianalisis.

Kontaminasi,

Terjadinya pengotoran sampel sehingga tidak dapat mewakili kondisi yang sebenarnya.

Dilution,

(59)

DRILLING DAN CORE SAMPLING

Akibat Jika Core Tidak Representatif :

• Kesalahan dalam penentuan kedalaman zona endapan, • Kesalahan dalam penentuan ketebalan endapan,

(60)

Core Recovery, Solid Core, RQD

• Total Core Recovery (TCR)

▫ Penting untuk menilai kualitas

data pemboran,

▫ Untuk tujuan analisis kualitas

disyaratkan minimal 90%.

• Solid Core Recovery (SCR)

▫ Penting untuk keperluan

geoteknik.

▫ Mengetahui kualitas dan

▫ Mengetahui kualitas dan

kekuatan batuan.

• Rock Quality Designation (RQD)

▫ Penting untuk keperluan

geoteknik.

▫ Mengetahui kekuatan batuan dan

(61)
(62)
(63)
(64)

POLA PEMBORAN & GRID DENSITY

Grid density akan lebih besar pada arah tegak lurus

arah bidang kontinuitas geologi yang lebih besar.

Layout pola pemboran sangat dipengaruhi oleh

kemenerusan geologi dan pola distribusi kadar.

Pola grid biasanya akan diawali dengan pola yang

mendekati pola bujursangkar maupun pola

persegipanjang.

persegipanjang.

Evaluasi terhadap trend mineralisasi/endapan akan

digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan grid density

pada suatu arah tertentu.

Infill sampling point

Dilakukan jika ditemukan indikasi kontinuitas rendah

dan/atau kemungkinan munculnya anisotropi,

(65)

GRID DENSITY

Derajad kerapatan (jarak) interval antar titik observasi di

dalam eksplorasi disebut dengan Grid Density.

Peningkatan grid density ini perlu dilakukan untuk antisipasi

adanya struktur dan perbedaan keadaan mineralisasi.

Peningkatan tahapan eksplorasi, maka grid density juga akan

bertambah besar.

Grid density besar, maka tingkat derajad kepercayaan dan

Grid density besar, maka tingkat derajad kepercayaan dan

ketelitian semakin baik.

(66)
(67)
(68)

SATUAN PANJANG (JARAK)

Mile (Singkatan: mi)

1 mile = 1,6093 km = 5280 feet = 1760 yards = 80 chains. Rule-of-thumb :

Jarak dalam km = (2 x jarak dalam mile) – 20% (2 x jarak dalam mile). Contoh : 65 miles: (2 × 65) - 20% (2 × 65 ) =130 – 26 = 104 km.

Chain (Singkatan: ch)

1 chain = 20,1168 m = 22 yards.

Yard (Singkatan: yd) Yard (Singkatan: yd)

1 yard = 0.9144 m = 3 feet.

Foot (plural: feet) (Singkatan: ft or ‘).

Contoh: 3 feet = 3‘.

1 foot = 0.3048 m = 12 inches.

Inch (Singkatan: in atau “).

(69)
(70)

SATUAN LUAS & VOLUME

Satuan Luas pada umumnya dinyatakan berdasarkan

satuan-satuan panjang.

1 square foot = [0,3048 m]

2

= 0,0929 m

2

.

1 acre = 4047 m

2

1 hectare = 2,5 acres = 10.000 m

2

(pembulatan).

Satuan Volume pada umumnya dinyatakan

berdasarkan satuan-satuan panjang.

berdasarkan satuan-satuan panjang.

1 yard

3

= (0,9144 m)

3

= 0,7646 m

3

.

Loose cubic metre

(LCM) adalah pernyataan volume pada

material “not in situ” setelah pemberaian (penambangan)

volume disposal,

stockpile

(ROM),

stockyard

.

Bank cubic metre

(BCM) adalah untuk menyatakan material

“in situ” sebelum pemberaian.

(71)
(72)

SATUAN MASSA (BERAT)

Metric tonne (disingkat “t”, “m.t” atau “M.t”) 1 tonne = 1000 kg.

Short ton (disingkat “sh tn”)

1 short ton = 907,185 kg = 2000 pounds.

Sering digunakan di North America (USA, Canada). Long ton (disingkat “1 tn”)

1 long ton = 1016,0470 kg = 2240 pounds. 1 long ton = 1016,0470 kg = 2240 pounds.

Sering digunakan di Great Britain and countries under British mining influence outside North America, e.g. Australia and New Zealand. Pound (disingkat “lb” atau “lbs”).

1 pound = 0,4536 kg. Ounce (disingkat “oz”)

(73)
(74)

DENSITAS (DENSITY)

Densitas didefinisikan sebagai massa per unit volume.

Salah satu karakteristik fisik batuan dan bijih yang

dipergunakan untuk konversi ukuran dari volume menjadi

tonase.

Densitas efektif merupakan massa per unit volume pada

material tanpa porositas atau material solid.

Densitas relatif (specific gravity)

berat material

ekivalen dengan berat air dengan volume sama

Densitas ruah (bulk density)

densitas yang

memperhatikan porositas (non solid).

Mineralogi

Spesific Gravity

(75)
(76)

KADAR DAN KUALITAS

Kadar : menyatakan kuantitas suatu mineral/logam

per unit volume atau berat.

Satuan : kg/m

3

, % (persen), ppm (part per million),

ppb (part per billion).

Kadar-kadar pada “precious metals” and “trace

elements” sering dinyatakan dalam “ppm” (parts per

elements” sering dinyatakan dalam “ppm” (parts per

million).

Jika 1 ton = 106 g, maka 1 ppm setara dengan 1 g/t (tetapi ini hanya berlaku utk satuan metrik, tidak berlaku untuk short or long ton).

Dalam endapan placer, penyataan kadar merupakan

berat logam berharga dalam satuan volume, seperti

(77)
(78)
(79)

WASTE TO ORE RATIOS

There are two principally different kinds of waste

to ore ratios or stripping ratios:

In layered fossil fuel deposits (lignite in Germany, hard

coal in USA, Canada, Australia, South Africa etc.) the

waste to ore ratio is stated as m

3

waste per tonne raw

material.

material.

(80)

STRIPPING RATIO

Stripping ratio atau nisbah kupas adalah

perbandingan antara jumlah material yang harus

dikupas (sebagian besar adalah overburden) untuk

mendapatkan satu satuan bijih.

Untuk tambang bijih umumnya diartikan sebagai

jumlah tonase material yang harus dipindahkan untuk

jumlah tonase material yang harus dipindahkan untuk

mendapatkan satu ton bijih.

Untuk tambang batubara umumnya diartikan sebagai

volume material yang harus dikupas untuk

(81)
(82)

Pit Limit

(83)
(84)
(85)

MINING RECOVERY

In underground mining a 100% recovery is virtually

impossible. Pillars are often left, so that actual

recovery depends on the particular mining method,

and may range from below 70% for room and pillar

operations to >90% for cut and fill operations.

In many cases a recovery of 85–90% may reasonably

In many cases a recovery of 85–90% may reasonably

be assumed, with complementary loss of ore or

tonnages, i.e. a 90% mining recovery means a 10%

loss of tonnages.

(86)

CUT OFF GRADE (COG) &

(87)

CUT OFF GRADE

Cut off grade (cog) adalah kadar batas secara

keekonomian.

Cog digunakan untuk membedakan blok-blok bijih

dengan blok-blok waste dalam perhitungan cadangan.

Perubahan harga logam akan mempengaruhi cog

menyebabkan perubahan jumlah cadangan.

menyebabkan perubahan jumlah cadangan.

Cog merepresentasikan batas ekonomis untuk

(88)
(89)
(90)
(91)
(92)

Faktor Pembatas

Struktur geologi : jika terdapat beberapa struktur geologi

(seperti patahan), maka dapat dipisahkan menjadi beberapa

pit potensial.

Domain Geologi : jika terdapat blok intrusi, maka blok intrusi

tersebut harus ditentukan batasnya untuk pembatas pit

potensial.

Kondisi geografis : jika terdapat sungai yang besar dan

secara teknis sungai tersebut tidak dapat dipindahkan, maka

Kondisi geografis : jika terdapat sungai yang besar dan

secara teknis sungai tersebut tidak dapat dipindahkan, maka

dapat dipisahkan menjadi beberapa pit potensial.

Kondisi geoteknik : jika diketahui limit (batas) ketinggian

lereng maksimum,

Kondisi pembatas lain : misalnya adanya jalan,

perkampungan, atau areal lindung, maka dengan

(93)

Mining Losses

Mining Losses

▫ Secara umum, Strip Mining (10%), Tambang Bawah Tanah (Long Wall Rec. 60-70% ; Room & Pillar Rec. 40-60%), Auger Mining (Rec. 30-40%) sesuai dengan spesifikasi peralatannya.

▫ Pada Strip Mining (open pit), kadang-kadang juga digunakan pendekatan ketebalan lapisan yang akan ditinggalkan, yaitu 10 cm pada roof & 10 cm pada floor.

Processing Losses

Processing Losses

(94)
(95)

VARIABEL TERREGIONAL

Variabel terregional adalah variabel yang terdistribusi dalam

ruang yang mempunyai struktur teratur.

Sifat-sifat terstruktur disebut regionalisasi dan dicirikan bahwa sampel-sampel yang dekat lebih mempunyai nilai yang mirip daripada sampel-sampel yang terletak lebih berjauhan.

Umumnya variabel-variabel yang berhubungan dengan

endapan mineral adalah variabel yang teregional misalnya

endapan mineral adalah variabel yang teregional misalnya

tebal urat, kadar, kerapatan rekahan, dll.

Variabel terregional seperti kadar juga mempunyai hubungan erat dengan support sampel.

Efek smoothing (menurunkan variabilitas) terhadap suatu

nilai, atau disebut juga regularisasi, umumnya disertai

(96)
(97)
(98)
(99)

KOMPOSIT

Untuk mereduksi jumlah data,

Menyajikan data dengan support yang sesuai,

Mereduksi adanya effek

pencilan data (sangat tinggi maupun sangat rendah),

maupun sangat rendah), Mereduksi data-data yang bersifat erratik,

(100)

Contoh sederhana :

Dari 2 hasil analisis sampel (A dan B).

Sampel A = 1,5 % Cu dengan panjang sampel 3 m.

Sampel B = 0,5 % Cu dengan panjang sampel 1 m.

Berapa kadar rata-rata jika SG kedua jenis sampel identik.

Berapa kadar rata-rata jika SG sampel A = 3,3; dan SG sampel B = 2,7 gr/ml.

B = 2,7 gr/ml.

(101)

Contoh sederhana :

Tentukan kadar rata-rata

Nikel pada sumur uji di

samping.

! " # $

! # $

%

&

'

! # $

! # $

(102)

Contoh sederhana :

! " # $

! ' # $ ( ) ** + )

) , # $

-'

.

! # $

! . # $

'

) , # $

-/ ) 0 , 1 )

Referensi

Dokumen terkait

kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain, (%) yang minimal disimpan sebagai lemak, dan (3) memberikan kontribusi untuk meningkatkan metabolisme untuk membakar lebih

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Karni, M.Pd PENGAWAS SD UPTD Cab.Din.. Sunaryoto PENGAWAS SD

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 272 / Kpts.II / 2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peranan fungsi Bimbingan Konseling Islam dalam upaya mengembangkan religiusitas remaja dan menekan atau mengontrol kenakalan remaja

Kendala Yang Dihadapi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang Dalam Mengikuti Perkuliahan Daring Pada Mata Kuliah Seminar Proposal Penelitian Selama

Penerapan manajemen strategi dalam usaha kecil, khususnya industri kecil bertujuan untuk melakukan pengembangan usaha sehingga dapat melakukan efisiensi dan

didukung oleh ekspor yang cenderung meningkat sejalan dengan membaiknya harga komoditas internasional. Sementara itu, impor nonmigas diprakirakan cenderung melemah di tengah