• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal kimia anorganik 2 pembuatan ZnSO4 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "jurnal kimia anorganik 2 pembuatan ZnSO4 (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum

Kimia Anorganik II

“Pembuatan ZnSO

4

Tanggal Percobaan:

Kamis, 17-April-2014

Disusun Oleh:

Aida Nadia (1112016200068)

Kelompok 4 Kloter 1:

Amaliyyah mahmudah (1112016200043)

Rizky Harysetiawan (1112016200069)

Lilik Jalaludin (1112016200074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

I.

Abstrak

Telah dilakukan praktikum pembuatan ZnSO4, yang dibuat dengan bahan logam

Zn dari batu baterai dan larutan CuSO4. Didalam percobaan ini menggunakan metode

reaksi setengah-reaksi. Dimana yang berperan sebagai setengah-reaksi oksidasi yaitu Zn(s),

dalam setengah-reaksi oksidasi atom-atom akan mengalami peningkatan bilangan oksidasi

yaitu dari 0 menjadi +2. Sedangkan, yang berperan sebagai setengah-reaksi reduksi yaitu

Cu2+, dalam setengah-reaksi reduksi atom-atom tertentu akan mengalami penurunan tingkat bilangan oksidasi. Hasil dari percobaan kali ini adalah larutan ZnSO4 yang berupa larutan

tidak berwarna.

Kata kunci : ZnSO4, CuSO4, reaksi reduksi-oksidasi

II.

Pendahuluan

Zink adalah logam yang putih-kebiruan; logam ini cukup mudah ditempa dan liat

pada 110-1500C. Zink melebur pada 4100C dan mendidih pada 9060C. logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali; adanya zat-zat pencemar atau

kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes

larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya

zink-zink komersial (Vogel, 1985 : 289).

Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa kualitatif, baik

sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi. Beberapa reaksi oksidasi-reduksi yang

ditunjukkan dengan adanya perubahan fisik seperti perubahan warna sangat berguna dalam

membantu identifkasi ion (Wani, 2011).

Reaksi oksidasi-reduksi adalah reaksi yang dihasilkan dari proses oksidasi dan

reduksi yang terjadi secara serentak (Petrucci, 1987 : 41).

Oksidasi merupakan suatu proses dimana bilangan oksidasi unsur bertambah dan di

mana electron terlihat di sisi kanan dari setengah-persamaan oksidasi. Reduksi merupakan

suatu proses di mana bilangan oksidasi unsur menurun dan di mana electron terlihat di sisi

kiri dari setengah persamaan reduksi. Baik setengah reaksi oksidasi maupun reduksi harus

(3)

oksidasi harus sama dengan jumlah keseluruhan electron yang menyangkut proses reduksi

(Petrucci, 1987 : 2).

Jika suatu pelat logam M, disebut electrode, yang terendam dalam larutan yang

mengandung ion logam Mn+. Maka keseluruhan susunan ini dinamakan setengah sel (half-cell). Ada tiga jenis interaksi yang dapat terjadi antara atom logam electrode dan ion logam

larutan, diantaranya:

 Ion logam Mn+ dapat menabrak electrode tanpa suatu perubahan.

 Ion logam menabrak electrode, mendapatkan electron sebanyak n dan diubah menjadi atom M. ion tersebut berarti direduksi.

 Atom logam M electrode dapat kehilangan electron sebanyak n dan memasuki larutan sebagai ion Mn+. Atom logam tersebut dioksidasi (Petrucci, 1987 : 8).

Reaksi antara seng dan ion tembaga, jika batang seng dengan gelas kimia yang

mengandung larutan tembaga sulfat. Ketika seng dimasukkan ke dalam larutan tembaga

sulfat, ion-ion tembaga direduksi menjadi logam Cu sedangkan sengnya larut. Sesudah

beberapa waktu kelihatan seng akan dilapisi oleh tembaga yang berwarna merah coklat.

Perhatikan bahwa warna biru dari larutan CuSO4 akan berkurang. larutan yang

mengandung tembaga sulfat, sesudah beberapa waktu terlihat pada batang seng ada

pelekatan dari seng yang berwarna merah coklat, sedangkan warna biru dari tembaga akan

memucat. Bila larutannya dianalisis, ternyata akan mengandung seng. Hasil akhir reaksi

ion yang terjadi:

Zn(s) + Cu2+(aq) _ Cu(s) + Zn2+(aq)

Terlihat bahwa reaksinya sama dengan reaksi antara seng dan ion hidrogen

Zn(s) + 2H+(aq) _ H2(g) +,Zn 2+(aq)

Reaksi seperti seng dengan ion tembaga ini memungkinkan kita untuk membuat

muatan logam-logam berdasarkan daya oksidasinya. Misalnya baru saja kita lihat bahwa

seng dapat mereduksi ion tembaga dalam larutan (Ruhyat, 2012).

III. Material dan Metode Kerja

A. Material

(4)

 Gelas ukur

 Gelas kimia ukuran 100 ml  Pipet tetes

 Neraca o’hauss  Statif dan klem  Corong gelas  Kertas saring

Bahan:

 Larutan CuSO4 30 ml

 Logam Zink 1 gram

B. Metode Kerja

1. Bersihkan logam Zn dengan mengamplasnya.

2. Ambil 30ml larutan CuSO4(aq).

3. Masukkan larutan tersebut kegelas kimia yang 100ml.

4. Masukkan padatan Zink sebanyak 1gram kedalam larutan CuSO4, kemudian tunggu

reaksinya sampai larutan menjadi tidak berwarna.

5. Setelah larutan sudah menjadi tidak berwarna, saringlah endapannya.

III.

Hasil Praktikum dan Pembahasan

A. Hasil Praktikum

 Persamaan Reaksi

CuSO4(aq)+ Zn(s) ZnSO4(aq) + Cu(s)

( biru tua ) (tidak berwarna)

 Reaksi setengah-reaksi oksidasi dan setengah-reaksi reduksi, yaitu: Oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2 e-

Reduksi : Cu2+(aq) + 2 e- Cu(s)

reaksi keseluruhan: Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

(5)

Larutan CuSO4 + Logam Zn menghasilkan gelembung gas, berasap,

berbau menyengat, gelas kimia menjadi panas (eksoterm), ada endapan tembaga

(Cu) berwarna merah kecoklatan berbentuk bulu (pohon tembaga), dan hasilnya

larutan ZnSO4 tidak berwarna.

B. Pembahasan

Reaksi dari suatu asam dengan logam merupakan sifat dari reaksi kimia dari

golongan yang lebih luas dimana suatu unsur akan menggantikan unsur lainnya dari

suatu senyawa. Ada yang menyebutnya sebagai reaksi pergantian tunggal. Contoh lain

dari reaksi semacam ini adalah perubahan yang terjadi bila sebatang logam seng

dimasukkan ke dalam larutan CuSO4. Reaksi antara seng dan ion tembaga: batang seng

dengan gelas kimia yang mengandung larutan tembaga sulfat, ketika seng dimasukkan

ke dalam larutan tembaga sulfat, ion-ion tembaga direduksi menjadi logam Cu

sedangkan sengnya larut. Sesudah beberapa waktu kelihatan seng akan dilapisi oleh

tembaga yang berwarna merah coklat. Perhatikan bahwa warna biru dari larutan CuSO4

akan berkurang. Larutan yang mengandung tembaga sulfat, sesudah beberapa waktu

terlihat pada batang seng ada pelekatan dari seng yang berwarna merah coklat,

sedangkan warna biru dari tembaga akan memucat. Bila larutannya dianalisis, ternyata

akan mengandung seng. Hasil akhir reaksi ion yang terjadi:

Zn(s) +Cu2+(aq) Cu(s) + Zn2+(aq)

Terlihat bahwa reaksinya sama dengan reaksi antara seng dan ion hidrogen

Zn(s) + 2H+(aq)) H2(g) + Zn2+(aq)

Reaksi seperti seng dengan ion tembaga ini memungkinkan kita untuk membuat

muatan logam-logam berdasarkan daya oksidasinya. Misalnya baru saja kita lihat

bahwa seng dapat mereduksi ion tembaga dalam larutan. Tetapi bila kita memasukkan

batang tembaga ke dalam larutan yang mengandung ion Zn2+(aq) tak terjadi reaksi

apa-apa:

Cu(s) + Zn2+(aq) tak ada reaksi

Jadi, seng dapat menggantikan tembaga dari senyawanya, tetapi tembaga tak

(6)

tembaga dari larutan yang mengandung ion Cu2+(aq), tetapi logam tembaga tak akan

menggantikan ion Zn2+(aq) dari larutannya. Terlihat disini bahwa lempeng tembaga tak

mengalami perubahan sesudah dimasukkan ke dalam larutan seng sulfat. Dengan

perkataan lain, seng secara sukarela akan memberikan elektronnya kepada ion tembaga,

tetapi tembaga tak mau memberikan elektronnya kepada ion seng. Berarti seng lebih

mudah dioksidasi daripada tembaga. (juga telah dibuktikan dengan pengarah ion H+ pada logam seng dan tembaga).

IV.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil percobaan didapat larutan ZnSO4 berupa larutan tidak berwarna.

2. Dalam percobaan digunakan metode reaksi reaksi oksidasi dan

setengah-reaksi reduksi.

3. Persamaan yang didapat, yaitu: Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

4. Dalam percobaan ini yang berperan sebagai oksidasi adalah logam Zn(s) dan sebagai

reduksi adalah CuSO4.

V.

Referensi

Petrucci, Ralph, H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3 Edisi Keempat.

Jakarta: Erlangga.

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I Edisi ke Lima.

Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka.

Ruhyat, N. 2012. Reaksi Kimia dan Susunan Berkala.

http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/13003-12-742420223643.pdf. Diakses pada tanggal 23 April 2014 pada pukul 16.34 WIB.

Wani. 2011. Analisis Kation dan Anion.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu larutan dimasukkan metil merah berwarna merah, dimasukkan brom kresol hijau berwarna biru, pH larutan tersebut adalah .... Indikator Trayek pH Perubahan warna

❖ Lakmus biru adalah kertas lakmus yang apabila dicelupkan kedalam larutan asam akan berubah warna menjadi merah sedangkan dalam larutan basa dan netral tetap berwarna

Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram- negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua

Pada larutan air sabun, kertas lakmus merah menjadi berwarna biru dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. Pada larutan cuka, kertas lakmus merah tetap berwarna

Warna lakmus merah dalam larutan Merah Biru Merah Merah Warna lakmus biru dalam larutan Merah Biru Biru Merah Dari data tersebut bahwa larutan yang mengandung H + adalah

ditandai dengan warna menjadi merah pekat hal ini dikarenakan larutan KI tak berwarna dan warna Fe(N0 3 ) 3 orange,.. Pada percobaan keempat secara teorinya reaksi antara

kita lihat bahwa warna dasar dari tekstil yang berwarna pink berubah menjadi warna abu-abu tua, warna merah maron daun jati muda berubah menjadi warna coklat tua

Lakmus merah => berwarna merah dalam larutan asam, dan akan berubah warna menadi biru bila di!elupkan ke dalam larutan basa.. Lakmus biru => berwarna biru dalam larutan basa,