Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Guru
Esther Yuli Ekawati
Universitas Kristen Satya Wacana
942016001@student.uksw.edu
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja Kepala Sekolah terhadap Motivasi Guru. Data dalam penelitian ini merupakan data simulasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis Regresi sederhana menggunakan SPSS versi 22.0. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan anatara Kinerja Kepala Sekolah terhadap Motivasi Guru.
Kata kunci: Kinerja Kepala Sekolah, Motivasi Guru
LATAR BELAKANG
Bangsa yang maju ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada di bangsa tersebut. Yang menjadi ukuran majunya perkembangan suatu bangsa yaitu baik dan buruk kualitas sumber daya manusia. Sedangkan, kualitas sumber daya manusia tersebut dipengaruhi oleh baik atau tidaknya sistem pendidikan yang dibuat oleh bangsa tersebut. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia mengupayakan terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negaranya.
Tujuan tersebut diatas sangat mungkin dicapai dengan memperhatikan komponen pendidikan khususnya sumber
daya manusia. Sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan satu sekolah dan demi mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kepala sekolah dan guru merupakan salah satu sumber daya manusia di sekolah selain tenaga administrasi, staff, peserta didik dan orang tua siswa. Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi mengarah kepada pengertian kinerja (Bastian 2001 : 329).
keberhasilan tujuan sekolah. Sebagai seorang educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator (Mulyasa 2005 : 99) merupakan peran kepala sekolah dalam lingkungan pendidikan dasar menengah.
(1) Penyusunan program
sekolah, (2) monitoring dan evaluasi, (3) manajemen kelembagaan, (4) kompetensi manajerial, (5) manajemen sarana dan prasarana, (6) pengembangan diri, (7) manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, (8) wawasan pendidikan, (9) memahami sekolah sebagai sistem, (10) manajemen tenaga kependidikan, (11) supervisi pendidikan, (12) manajemen
kesiswaan, (13) memberdayakan
kepemimpinan, (14) manajemen waktu, (15) manajemen bimbingan dan konseling, (16) Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekolah (LAKIS), (17) jiwa kepemimpinan, (18) koordinasi, (19) memahami budaya sekolah, (20) menyusun dan melaksanakan regulasi sekolah, (21) sistem informasi manajemen, (22) proses pengambilan keputusan, (23) akreditasi sekolah, (24) manajemen keuangan, (25) memiliki dan melaksanakan inovasi dan jiwa kewirausahaan, merupakan 25 kompetensi kepala sekolah (Depdiknas, 2002).
(2) Reksohadiprojo dan Handoko (2002) mengemukakan bahwa motivasi adalah kebutuhan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Sedangkan motivasi kerja guru adalah faktor – faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaannya, secara lebih bersemangat sehingga akan memperoleh prestasi yang lebih baik.
Kepala sekolah yang berada di garis terdepan dalam sebuah sekolah, mempunyai peran penting dalam kemajuan sumber daya manusia yang lain terutama guru. Kepala sekolah sebagai pimpinan diharapkan dapat memberikan dorongan kepada guru untuk tampil profesional dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti akan analisa yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap motivasi guru. Penelitian ini menggunakan uji statistik.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan data simulasi untuk
mengetahui pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap motivasi guru. Kinerja kepala sekolah sebagai variabel independet (X) dan motivasi guru sebaggai variabel dependent (Y). Data dianalisis menggunakan SPSS versi 22.0.
1. Data
No Kinerja Kepala Sekolah Motivasi Guru
1 89 76
2 89 78
3 90 87
4 87 78
5 86 85
6 89 85
7 65 65
8 68 67
9 67 70
10 56 55
11 56 56
12 67 63
13 68 69
14 78 75
15 79 78
16 98 90
17 78 76
18 78 74
19 87 88
20 87 86
21 88 87
22 86 85
23 82 80
24 83 83
25 56 56
26 67 65
27 89 88
28 87 85
29 65 63
30 67 67
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Tujuan dari uji validitas adalah untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan untuk pengukuran data tersebut valid. Jika intrumen tersebut valid, maka hal itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Apabila instrumen tersebut dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama merupakan indikator instrumen yang reliabel (Sugiyono, 2015 : 203).
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh Validitas dan Reliabilitas sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Hasil dalam tabel diatas menunjukkan bahwa Cronbach’s Alpha adalah 0,971 dengan n = 30 dan taraf signifikan 5% sehingga r tab = 0,361 yang berarti bahwa Alpha > r tab. Maka data dalam penelitian ini reliabel.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Delet
ed
Scale Varian ce if Item Delete
d
Correcte d
Item-Total Correlati
on
Cronbac h's Alpha
if Item Deleted KinerjaKeps
ek 75,33
113,33
3 ,956 .
MotivasiKer
ja 77,73
141,16
8 ,956 .
Hasil analisis menunjukkan bahwa
Corrected Item – Total Correlation item kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru, nilainya positif. Maka kesimpulannya adalah data tersebut valid.
3. Uji normalitas
Sebelum melakukan analisis yang sesungguhnya, dilakukan uji normalitas yang merupakan bagian dari uji asumsi klasik. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan diuji berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini digunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation 3,12374393 Most Extreme
Differences
Absolute ,125
Positive ,090
Negative -,125
Test Statistic ,125
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Dalam tabel output tersebut dapat kita lihat hasil analisis dengan nilai
Unstandardized Residual pada Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,200. Hasil yang lebih besar dari 0.05 tersebut membawa pada kesimpulan bahwa data ini berdistribusi normal.
4. Uji Regresi Sederhana
Uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y. Berikut adalah hasil analisis SPSS:
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,956a ,914 ,911 3,179
Dari tabel diatas, dijelaskan bahwa nilai korelasi hubungan (R) sebesar 0,956. Besarnya pengaruh vaiabel X terhadap Y yang disebut koefisien determinasi merupakan hasil kuadrat dari R. Nilai koefisien determinasi (R2) dalam tabel
tersebut adalah 0,914. Maka, pengaruhh X terhadap Y adalah 91,4%.
ANOVAa
Model
Sum of Square
s df
Mean
Square F Sig. 1 Regressi
on
3003,69 1 1
3003,69 1
297,21 1
,000
b
Residual
282,976 2
8 10,106 Total 3286,66
7 2 9
a. Dependent Variable: MotivasiKerja b. Predictors: (Constant), KinerjaKepsek
Tabel diatas menjelaskan pengaruh signifikan variabel X terhadap Y. Nilai F hitung = 297.211 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0.05, maka model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel partisipasi.
Coefficientsa
Model
Unstandardi zed Coefficients
Standardi zed Coefficien
ts
t Si g. B
Std.
Error Beta 1 (Constant) 8,7
50 3,906
2,24 0
,03 3 KinerjaKep
sek
,85
7 ,050 ,956 17,2
40 ,00
0 a. Dependent Variable: MotivasiKerja
Penentuan persamaan regresi dari data yang sedang dianalisis dapat kita lihat dari tabel diatas. Nilai constant (a) pada kolom B adalah 8.750, sedangkan nilai kinerja kepala sekolah (b) adalah 0.857. Persamaan regresinya adalah
Y = a + bX = 8.750 + 0,857, artinya:
Konstanta 8.750 menyatakan jika kinerja kepala sekolah tidak baik maka nilai partisipasi sebesar 8.750.
Koefisien regresi X sebesar 0.857 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai kinerja kepala sekolah, maka nilai partisipasi akan bertambah sebesar 0.857.
Output tersebut menampilkan nilai signifikan dan nilai t untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan variabel kinerja kepala sekolah (X) terhadap variabel motivasi guru (Y).
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan variabel X terhadap Y
H1 : Ada pengaruh signifikan variabel X terhadap Y
Nilai t hitng pada tabel output diatas sebesar 17,240 dan nilai signifikan 0,000. Maka karena nilai signifikan 0,000 < 0,05, variabel kinerja kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi guru (H0 ditolak, H1 diterima).
KESIMPULAN
Dari hasil uji statistik menggunakan SPSS 22,0 diatas, dapat disimpulkan bahwa adapengaruh yang signifikan antara Kinerja Kepala Sekolah terhadap Motivasi Guru. Hal tersebut berarti kepala sekolah yang mempunyai kinerja yang baik akan meningkatkan motivasi guru.
SARAN
Sehubungan dengan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data simulasi, maka peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan data kinerja kepala sekolah dan motivasi guru yang
sebenarnya, sehingga dapat menghasilkan sebuah penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE
Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendran Pendidikan Dasar dan Menengah
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_________. 2005. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Permendiknas. 2007. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 13 Tahun 2007 tentag Standard Kepala Sekolah / Madrasah
Reksohadiprojo, Sukanto, Handoko, T. Hani. 2002. Organisasi Perusahaan. Yogyakarta:BPFE