Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
205
Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Pada Siswa Kelas I Sdn Bone-Bone Melalui
Penggunaan Media Gambar
Rosita Petrina Manurung
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas I SDN Bone-Bone melalui Penggunaan Media Gambar. Jumlah siswa kelas I adalah 21 orang, yang terdiri dari sembilan siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Dari hasil evaluasi siklus I terdapat 13 dari 21 siswa yang tidak tuntas, dan ketuntasan klasikal baru mencapai 38,09 persen. Berdasarkan indikator kinerja, penelitian tindakan pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar yang telah ditentukan sehingga perlu ditindak lanjuti ke siklus II. Pada siklus II terdapat peningkatan nilai ketuntasan klasikal siswa, sehingga pada akhir siklus II presentase ketuntasan klasikal siswa telah mencapai 100 persen. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SDN Bone-Bone.
Kata Kunci: Kemampuan, Membaca Permulaan, Media Gambar
I. PENDAHULUAN
Membaca permulaan di kelas I Sekolah Dasar (SD) merupakan
pembelajaran membaca tahap awal. Kemampuan membaca yang diperoleh pada
membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca selanjutnya.
Untuk mengatasi masalah kesulitan membaca permulaan dalam belajar
mengajar, beberapa faktor sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri
siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya adalah motivasi
belajar. Faktor yang berasal dari luar diri siswa di antaranya adalah kelengkapan
peralatan/media dalam pembelajaran.
Salah satu media yang dapat dimanfaatkan diantaranya adalah media
gambar. Dengan gambar kita dapat membantu mempermudah anak untuk
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
206 memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat tinggi kepada siswa untuk
melakukan proses pembelajaran terutama dalam megajarkan membaca permulaan.
Kondisi nyata yang ditemukan di lapangan terhadap siswa kelas I di SDN
Bone-Bone Kecamatan Bangkurung adalah hasil belajar Bahasa Indonesia yang
cenderung rendah. Di kelas I nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia adalah 63, belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Individu yaitu 65, dan nilai KKM Klasikal 75, sesuai dengan KKM SDN Bone-Bone.
Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti, yang juga sebagai guru yang
mengajar di sekolah SDN Bone-Bone Kecamatan Bangkurung, melakukan
penelitian tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar.
Berdasarkan uraian latar latar belakang masalah di atas, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media
gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaaan pada siswa kelas I
SDN Bone-Bone? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan melalui penggunaan
media gambar di kelas I SDN Bone-Bone.
Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Sesorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakuakan. Menurut Robin kemampuan merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek.
Membaca
Pengertian membaca menurut Akhadiah ( 1991 : 22 ) adalah suatu
kesatuan kegiatan yang terpadu mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali
huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta
menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Pengertian membaca menurut
Kridalaksana adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
207
Membaca permulaan
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi
siswa sekolah dasar awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan
menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik.
Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis.
Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi
bahasa tersebut,untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan
kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran
bahasa (Ramadhan, 2008).
Media gambar
Menurut Heinich (dalam Winatapura 2006 : 5. 3) kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah
berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut
Gagne (dalam Yustinus, 2002:8) mengatakan media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Hemawan 2008: 11. 18) mendefinisikan media
pembelajaran adalah sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembelajaran.
II.METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, yakni penulis menggunakan desain Penelitian
tindakan kelas melalui empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi, yang dilaksanakan dalam dua siklus ( tiap siklus dilakukan
dua kali tatap muka ). Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
208 Gambar 1. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bone-Bone Kecamatan Bangkurung
pada tanggal 13 September sampai 22 November tahun 2014. Subjek penelitian
adalah siswa kelas I tahun ajaran 20014/2015 dengan jumlah siswa yang terdiri
dari sembilan siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Jenis data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi siswa dan
guru (peneliti) yang dipaparkan dengan menggunakan kata-kata misalnya baik,
sedang, cukup, dan kurang. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh melalui
hasil tes kemampuan siswa membaca permulaan yang dipaparkan dalam bentuk
angka-angka.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan dua kali pertemuan. Hasil
observasi guru pada siklus I pertemuan I diperoleh skor 32 dari skor maksimal 68
dan pertemuan ke II diperoleh skor 39 dari skor maksimal 52. Hasil pengolahan
data diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pertemuan I 47,05 persen dan Keterangan:
0 : Pratindakan 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan siklus 1 3 : Observasi siklus 1 4 : Refleksi siklus 1 5 : Rencana siklus 2 6 : Pelaksanaan siklus 2 7 : Observasi siklus 2 8 : Refleksi siklus 2 a. : Siklus 1
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
209 pertemuan II 57,35 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap
guru pada pertemuan I dikategorikan sangat kurang, sedangkan pada pertemuan
ke II dikategorikan kurang.
Pada hasil observasi siswa yang dikhususkan untuk melihat sejauh mana
aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, terdapat 15 aspek
yang diamati dalam pembelajaran, pengamatan aspek-aspek ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran yang baik dan yang tidak.
Hasil observasi pada siklus I pertemuan I di peroleh hasil skor 26 dan
pertemuan II diperoleh skor 35 dari skor maksimal 60. Dari hasil pengolahan data
diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pada pertemuan I 43,33 persen yang
dikategorikan kurang, dan pertemuan II 71,15 persen yang dapat dikategorikan
baik. Siswa pada siklus I untuk daya serap klasikal adalah 75,29 persen dan
ketuntasan klasikal adalah 38,09 persen. Hasil evaluasi tersebut menunjukan
bahwa hasil belajar siswa belum maksimal karena masih terdapat siswa yang
belum tuntas secara individu, sedangkan ketuntasan secara klasikal masih di
bawah 75 persen.
Hasil Siklus II
Hasil observasi yang diperoleh dari data pada siklus II telah mengalami
peningkatan. Dimana dapat dilihat pada perolehan hasil observasi aktivitas guru
pertemuan I memperoleh skor 57 dari skor maksimal 68 dan pertemuan II
memperoleh 66 dari skor maksimal 68. Hasil pengolahan presentase nilai rata-rata
(NR) pada pertemuan ke I 83,82 persen yang dikategorikan sangat baik, dan pada
pertemuan ke II 97,05 persen dikategorikan sangat baik pula. Hasil observasi
siswa yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar juga mengalami
peningkatan. Hal ini karena adanya perbaikan pada setiap kelemahan pada siklus
I.
Pembahasan
Hasil pelaksanaan tindakan dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan pada Siswa Kelas I SDN Bone-Bone melalui Penggunaan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
210 Pada observasi guru siklus I pertemuan I diperoleh skor 32 dari skor
maksimal 52 dan pertemuan ke II diperoleh skor 39 dari skor maksimal 52. Hasil
pengolahan data diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pertemuan I 47,05
persen dan pertemuan II 57,35 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil observasi
terhadap guru pada pertemuan I dan ke II dikategorikan kurang.
Pada hasil observasi siswa yang dikhususkan untuk melihat sejauh mana
aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, terdapat 13 aspek yang diamati dalam pembelajaran. Tujuan pengamatan ini untuk mengetahui
aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik dan yang tidak. Setelah
melakukan penilaian maka hasil observasi pada siklus I pertemuan I diperoleh
hasil skor 22 dan pertemuan II diperoleh skor 37 dari skor maksimal 52. Hasil
pengolahan data diperoleh prosentase nilai rata-rata (NR) pada pertemuan I 43,33
persen yang dikategorikan kurang, dan pertemuan II 71,15 persen yang dapat
dikategorikan baik.
Kegiatan selanjutnya adalah mengadakan penilaian dalam empat aspek.
Dari hasil belajar yang diperoleh ada delapan siswa yang tuntas dan 13 siswa yang
belum tuntas. Siswa tersebut pada saat pembelajaran kurang memperhatikan
materi diajarkan, dan pada saat penilaian kurang menjawab dengan benar. Jika
diprosentasikan hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I untuk daya serap
klasikal adalah 75,29 persen dan ketuntasan klasikal adalah 38,09 persen. Hasil
evaluasi tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal karena
masih terdapat siswa yang belum tuntas secara individu, sementara ketuntasan
secara klasikal masih di bawah 85 persen. Pada siklus ini ada beberapa aspek yang
masih perlu diperhatikan seperti kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Pada hasil tindakan aktivitas guru juga perlu diperhatikan dalam
memotivasi dan membimbing siswa pada saat kegiatan tanya jawab, dimana
masih tergolong cukup dan harus ditingkatkan kembali pada siklus II.
Kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I, yang telah
diuraikan di atas mengakibatkan kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Dari
hasil tes pada siklus I ada 13 siswa yang dinyatakan tidak tuntas. Banyaknya
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
211 serap klasikal yang hanya mencapai 75,29 persen dan prosentase ketuntasan
belajar klasikal 38,09 persen. Hasil siklus I yang kurang sesuai dengan hasil yang
diharapkan, maka perlu diadakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus II. Oleh karena itu, refleksi tindakan dilakukan yang kemudian menjadi
pertimbangan dalam pelaksanaan siklus II.
Pada siklus II hasil observasi yang diperoleh dari data pada siklus II telah
mengalami peningkatan, baik pada aktivitas guru dan siswa maupun pada hasil evaluasi tes formatif siswa. Dapat dilihat pada perolehan hasil observasi aktivitas
guru pertemuan I diperoleh skor 45 dari skor maksimal 52 dan pertemuan II
diperoleh 43 dari skor maksimal 52. Hasil pengolahan prosentase nilai rata-rata
(NR) adalah pada pertemua ke I 83,82 persen yang dikategorikan baik, dan pada
pertemuan ke II 97,05 persen dikategorikan sangat baik.
Pada hasil observasi siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung,
terdapat 13 aspek yang diamati dalam pembelajaran, yang bertujuan untuk
mengetahui aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik dan yang
tidak. Setelah dilakukan penilaian maka hasil observasi pada siklus II pertemuan I
diperoleh hasil skor 40 dan pertemuan II diperoleh skor 51 dari skor maksimal 52.
Dari hasil pengolahan data diperoleh prosentase nilai rata-rata (NR) pada
pertemuan I 76,92 persen yang dikategorikan baik, dan pertemuan II adalah 98,07
persen yang dapat dikategorikan baik sekali.
Secara keseluruhan hasil belajar mengalami peningkatan yang sangat baik.
Hal ini dikarenakan pada siklus II guru lebih meningkatkan kinerja, memperbaiki
segala kekurangan pada siklus I, seperti pada kesiapan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar, guru langsung memberikan banyak motivasi kepada
siswa agar lebih siap untuk menerima pelajaran. Pada aktivitas guru mengalami
peningkatan, yaitu guru lebih banyak memberikan motivasi dan membimbing
siswa pada saat kegiatan belajar mengajar. Sehingga pada siklus ini siswa
semakin siap untuk mengikuti pelajaran. Adanya peningkatan kinerja guru dan
aktivitas siswa pada siklus II berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa,
dimana siswa-siswa tersebut memenuhi nilai standar ketuntasan yang telah
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
212 Pada siklus II ini semua aspek kegiatan guru dan aktivitas siswa dinilai baik,
bahkan ada yang dinilai sangat baik, yang berpengaruh pada hasil belajar yang
dicapai siswa pada siklus ini, dimana daya serap klasikal mencapai 100 persen
dan ketuntasan klasikal 96,72 persen. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Ini membuktikan bahwa
penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
membaca permulaan pada siswa Kelas I SDN Bone-Bone.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media gambar dalam
proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada
siswa kelas I SDN Bone-Bone. Hal ini dapat dilihat dari perolehan peningkatan
secara klasikal siklus I 38,09 persen dan siklus II 96,72 persen
Saran
1. Penerapan media gambar pada pembelajaran penting dilakukan, khususnya
guru-guru Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Guru diharapkan kiranya kreatif dalam memilih metode dalam
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X
213
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan Asep Herry. (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
Kridalaksana. (1984). Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia.
Ngadino Yustinus. (2002). Media Pembelajaran. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Ramadhan, dkk. (2013). Panduan Penulisan Tugas Akhir (Skripsi) & Hasil Penelitian. Palu: FKIP UNTAD
Ramadhan. (2008). Penerapan Metode Pembelajaran Membaca Permulaan. (Online) tersedia di http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/02/penerapan-metode-pembelajaran-membaca-permulaan/
Sabarti Akhadiah. (1991). Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Liberty. Winatapura,Udin.S,. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X