• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Kader dalam Pengawasan Kesehatan Anak di Posyandu Desa Krajan Krandon Lor Kec. Suruh Kab. Semarang T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Kader dalam Pengawasan Kesehatan Anak di Posyandu Desa Krajan Krandon Lor Kec. Suruh Kab. Semarang T1 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Peran Kader

Unit pengelola Posyandu dipimpin oleh seorang ketua kader

yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi unit pengelola

Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur

pengelola Posyandu, disepakati dalam unit atau kelompok

pengelola Posyandu bersama masyarakat (Kemenkes R.I, 2012).

Kader Posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau

kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin

pengembangan Posyandu disuatu tempat atau Desa (Depkes,

2008).

2.1.1 Persyaratan Menjadi Kader

Para kader kesehatan masyarakat harus memiliki latar

belakang pendidikan kesehatan yang cukup sehingga

memungkinkan mereka untuk membaca, menulis, dan menghitung

secara sederhana (Meilani Niken, dkk 2009).

Menurut R. Fallen, dkk (2010) syarat umum yang dapat

dipertimbangkan untuk memilih kader antara lain:

(2)

8

2. Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas kader

3. Mempunyai penghasilan sendiri

4. Tinggal tetap di Desa yang bersangkutan dan tidak sering

meninggalkan tempat untuk waktu yang lama

5. Aktif dalam kegiatan sosial maupun pembangunan desa

6. Berwibawa

7. Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga

2.1.2 Fungsi Kader

Fungsi kader dalam kegiatan Posyandu dimasyarakat

meliputi :

1) Melakukan pencatatan, memantau dan evaluasi kegiatan

Poskesdes bersama bidan

2) Mengembangkan dan mengelola upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat (UKBM) meliputi : perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS), kesehatan lingkungan

(Kesling), KIBB-balita, keluarga sadar gizi (kadarzi), Dana

Sehat, tanaman obat keluarga (TOGA), dan lain – lain.

3) Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang

berdampak terhadap kesehatan masyarakat.

4) Memecahkan masalah bersama masyarakat (DepKes,

(3)

9 2.1.3 Tugas Kader

Adapun tugas kader dalam Posyandu meliputi :

1. Melakukan kegiatan bulanan Posyandu

a) Mempersiapkan pelaksanaan Posyandu

1) Tugas- tugas kader Posyandu pada saat persiapan

hari buka Posyandu, meliputi:

a. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat

penimbangan bayi, kartu menuju sehat (KMS),

alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang

dibutuhkan

b. Mengundang dan menggerakkan masyarakat

yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke

Posyandu

c. Menghubungi pokja Posyandu, yaitu

menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor

Desa dan meminta mereka untuk memastikan

apakah petugas sektor bisa hadir pada buka

Posyandu

d. Melaksanakan pembagian tugas, yaitu

menentukan pembagian tugas diantara

kader-kader Posyandu baik untuk persiapan maupun

(4)

10

2. Tugas kader pada kegiatan bulanan Posyandu

a) Tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga

dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi :

1) Meja 1 : Petugas mendaftar bayi atau balita yaitu

menuliskan nama balita pada kartu menuju sehat

(KMS) dan mendaftar ibu hamil pada formulir atau

register ibu hamil

2) Meja 2 : Petugas menimbang bayi atau balita dan

mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas

yang akan dipindahkan pada kartu menuju sehat

(KMS).

3) Meja 3 : Petugas mengisi kartu menuju sehat (KMS)

atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita

dari secarik kertas kedalam kartu menuju sehat

(KMS) anak tersebut

4) Meja 4 : Petugas menjelaskan data kartu menuju

sehat (KMS) atau keadaan anak berdasarkan data

kenaikan berat badan yang digambarkan dalam

grafik KMS kepada ibu dengan mengacu pada data

KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai

masalah yang dialami sasaran.

5) Meja 5 : kegiatan pelayanan sektor yang biasanya

(5)

11 diberikan antara lain : imunisasi, keluarga berencana

(KB), pemberian pil zat besi, dan vitamin A

b) Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu

Tugas - tugas kader setelah hari buka Posyandu,

meliputi:

1) Memindahkan catatan – catatan dalam kartu menuju

sehat (KMS) ke dalam buku register atau buku bantu

kader

2) Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan

hari Posyandu pada bulan berikutnya

3) Kegiatan kunjungan rumah merupakan tindak lanjut

dan mengajak ibu-ibu datang ke Posyandu pada

kegiatan bulan berikutnya.

Peran kader di luar Posyandu adalah:

a) Menunjang pelayanan keluarga berencana (KB),

kesehatan ibu dan anak (KIA), imunisasi, gizi dan

penanggulangan diare.

b) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan

Posyandu.

c) Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai

dengan permasalahan yang ada, seperti pemberantasan

(6)

12

sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan

sarana air bersih, menyediakan sarana jamban keluarga,

pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K dan

dana sehat (Cahyo, 2010).

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kader berperan aktif dalam kegiatan Posyandu

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kader

berperan aktif dalam kegiatan Posyandu, meliputi :

1) Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat terdiri dari manfaat kegiatan yang

dilakukan yaitu jika kegiatan diselenggarakan ditengah

masyarakat akan memberikan manfaat bagi kader maka

kesediaan kader-kader berpartisipasi menjadi lebih besar.

Selain itu adanya kesempatan berperan serta juga

mempengaruhi misalnya ketersediaan untuk berpartisipasi.

2) Faktor Tokoh Masyarakat

Jika dalam kegiatan yang diselengarakan masyarakat

melihat bahwa tokoh - tokoh masyarakat yang disegani ikut

serta maka mereka akan tertarik juga untuk berpartisipasi.

3) Faktor Petugas Kesehatan

Petugas yang memiliki sikap yang baik seperti akrab dengan

(7)

13 masyarakat dan mampu mendekati para tokoh masyarakat

untuk berpartisipasi ( Widiastuti A, 2007).

2.2 Puskesmas

2.2.1 Pengertian Puskesmas

Pukesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (DepKes,2011).

Puskesmas juga sebagai instansi Pemerintah yang wajib

bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat

terutama ibu dan anak di setiap Kecamatannya, terlebih lagi pada

daerah-daeah pedalaman yang sulit untuk menjangkau rumah sakit

dikarenakan akses terhadap infrastruktur Desa yang masih sangat

kurang (Rahnat, 2010).

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah

Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas

ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari

Kepala Dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja

Puskesmas. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung

(8)

14

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata

30.000 penduduk untuk setiap Puskesmas (Hatmoko, 2006).

Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas

merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan

kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan

kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) (Effendi, 2009).

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan

masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting

dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu,

peranan Puskesmas hendaknya tidak lagi menjadi sarana

pelayanan pengobatan dan rehabilitatif saja, tetapi juga lebih

ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif. Oleh karena itu

promosi kesehatan menjadi salah satu upaya wajib di Puskesmas

(Masulili, 2007).

2.3 Posyandu

2.3.1 Pengertian Posyandu

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan

(9)

15 dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar (Anonim, 2006).

Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat untuk

mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI),

membantu penurunan angka kematian bayi dan kelahiran, serta

mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan

sejahtera. Kegiatannya meliputi pemantauan partumbuhan yang

diintegrasikan dengan pelayanan seperti imunisasi untuk

pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan kesehatan

ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi, hingga penyuluhan dan

konseling (Kemenkes RI, 2011). Posyandu meliputi lima program

prioritas yaitu Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare terbukti

mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian

bayi dan balita (Adisasmito, 2007).

2.3.2 Tujuan Posyandu

Tujuan pokok dari pelayanan terpadu adalah untuk hal-hal

sebagai berikut :

1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu (ibu hamil,

melahirkan dan nifas ) dan anak, meningkatkan pelayanan

(10)

16

2) Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil yang

bahagia dan sejahtera (NKKBS) atau membudayakan

NKKBS.

3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat

untuk proses pengembangan kegiatan kesehatan dan

keluarga berencana (KB) serta kegiatan-kegiatan lain yang

menunjang peningkatan kemampuan hidup sejahtera.

4) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada

masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografis.

5) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga

sejahtera, gerakan ketahanan keluarga, dan gerakan

ekonomi keluarga sejahtera.

Tujuan pokok dari pelayanan terpadu adalah mempercepat

angka penurunan kematian ibu dan anak, meningkatkan

pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR, mempercepat

penerimaan NKKBS, meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk mengembangkan kegiatan kesehatan, dan

kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peingkatan kemampuan hidup

(11)

17 2.3.3 Manfaat Posyandu

Adapun manfaat Posyandu menurut Departemen Kesehatan

RI tahun 2006, antara lain :

1. Bagi masyarakat

a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan

informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

b) Memperoleh bantuan secara professional dalam

pemecahan masalah kesehatan terutama terkait

kesehatan ibu dan anak.

c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu

kesehatan dan sektor lain

2. Bagi kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat

a) Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan

yang terkait dengan penurunan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian balita (AKB).

b) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam

membantu masyarakat menyelesaikan masalah

kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.

3. Bagi Puskesmas

a) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat

(12)

18

pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan

kesehatan strata pertama.

b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam

pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi

setempat.

c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana

melalui pemberian pelayanan secara terpadu.

4. Bagi sektor lain

a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam

pemecahan masalah sektor terkait, utamanya yang

terkait dengan upaya penurunan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) sesuai kondisi

setempat.

b) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan

secara terpadu sesuai dengan tugas pokok seksi

masing - masing sektor.

2.3.4 Sasaran Posyandu

Menurut Prasetyawati (2012), sasaran Posyandu adalah

seluruh masyarakat, khususnya :

1) Bayi usia < 1 tahun

2) Anak balita 1- 5 tahun

(13)

19 4) Wanita usia subur (WUS)

2.3.5 Kegiatan Posyandu

Lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), meliputi :

a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

b) Keluarga Berencana (KB)

c) Imunisasi

d) Peningkatan Gizi

e) Penatalaksanaan Diare

Adapun Tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu),

meliputi :

a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

b) Keluarga Berencana (KB)

c) Imunisasi

d) Peningkatan Gizi

e) Penatalaksanaan Diare

f) Sanitasi Dasar

g) Penyediaan Obat Esensial (Meilani, dkk, 2009)

2.3.6 Persyaratan Pembentukan Posyandu

Penduduk rukun warga RW setempat dengan kriteria paling

(14)

20

disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa), jarak antar

kelompok rumah, serta jumlah kepala keluarga (KK) dalam satu

tempat atau kelompok tidak terlalu jauh. (Mubarak, 2009).

2.3.7 Lokasi atau Letak Posyandu

Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya

berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat, tempat

penyelenggaran tersebut dapat disalah satu rumah warga, halaman

rumah, balai desa, kelurahan, balai RT/RW Dusun serta salah satu

ruang perkantoran (DepKes, 2006).

Sedangkan menurut (Mubarak, 2009) lokasi hendaknya

ditempat yang mudah didatangi masyarakat, yang ditentukan oleh

masyarakat sendiri. Letak Posyandu bisa merupakan lokasi

tersendiri. Bila tidak memungkinkan, dapat dilakukan dirumah

penduduk, Balai rakyat, Pos RW, atau Pos lainnya.

2.3.8 Penyelenggaran Posyandu

Menurut (Ismawati, 2010) mengatakan bahwa pelaksanaan

kegiatan Posyandu dikenal dengan nama 5 meja, dimana kegiatan

di masing-masing meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem 5 meja

tersebut tidak berarti bahwa Posyandu harus memiliki 5 buah meja

untuk pelaksanaannya tetapi kegiatan Posyandu tersebut harus

(15)

21 1) Kegiatan Meja 1: pendaftaran balita , ibu hamil, dan ibu

menyusui. Adapun rincian kegiatan di meja 1, yaitu:

a. Pendaftaran balita

b. Pendaftaran ibu hamil

2) Kegiatan Meja 2 : meja penimbangan bayi dan balita

Kegiatan di Meja 2 :

a) Penimbangan bayi dan anak balita, hasil

penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas

yang terselip di KMS

b) Selesai ditimbang ibu dan anaknya dipersilahkan

menuju meja 3 (meja pencatatan)

3) Kegiatan meja 3 : pencatatan hasil penimbangan

a) Buka KMS balita yang bersangkutan

b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik

kertas ke KMSnya.

c) Pada penimbangan pertama, mengisi semua kolom

yang tersedia pada KMS

d) Bila ada kartu kelahiran , pencatatan bulan lahir anak

dari kartu tersebut.

e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat,

catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibu.

f) Bila ibu tidak ingat hanya tahu umur anaknya yang

(16)

22

4) Kegiatan meja 4 : penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu

balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

5) Kegiatan meja 5

Kegiatan di meja 5 : Kegiatan pelayanan kesehatan dan

pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini

dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas dari Puskesmas.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan jenis pelayanan

yang diberikan di Posyandu, meliputi :

1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita

2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil

3) Pemberian alat kontrasepsi

4) Pemberian oralit pada ibu yang terkena penyakit

diare

5) Pengobatan penyakit sebagai pengobatan pertama

6) Pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak,

Gambar

grafik KMS kepada ibu dengan mengacu pada data

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ekstraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk. mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan

Perjalanan demokrasi di Indonesia dimulai dengan Demokrasi Liberal yang diterapkan pada tahun 1950 dimana saat itu terjadi banyak sekali pergantian kabinet, dimana kabinet paling

Hasil tersebut juga menunjukkan kesesuaian hipotesis bahwa terdapat kemiripan keragaan fenotipik dari klon-klon kentang yang diujicobakan dalam rumah ketat serangga terhadap kultivar

a. Faktor intern atau faktor yang timbul dari dalam diri anak atau sendiri, baik. fisik

Umumnya orang lebih nyaman dengan definisi demokrasi secara ideal atau juga disebut sebagai definisi populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari, oleh, dan

peserta didik yang memiliki prestasi yang unggul dalam berbagai mata pelajaran. Dijumpai peserta didik yang unggul prestasinya dalam mata pelajaran

Mengingat pentingnya keberadaan partai politik dalam demokrasi ini, maka mengharuskan partai politik melakukan transformasi partai politik untuk melanjutkan