BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbanyak kematian di Amerika Serikat dan Inggris, dalam beberapa tahun terakhir lebih dari 2 juta orang Amerika terkena serangan jantung atau stroke, dan lebih dari 800,000 diantaranya meninggal dunia (Thomas, 2011). Etiologi penyakit kardiovaskular adalah terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan fungsi pada organ yang diperdarahinya. Salah satu faktor resiko utama terjadinya aterosklerosis adalah hiperkolesterolemia.
Di Indonesia prevalensi dislipidemia (termasuk hiperkolesterolemia) semakin meningkat. Penelitian MONICA (monitoring of trends and determinants in cardiovascular disease) di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206, 6 mg/dL dan pria 199, 8 mg/dL, tahun 1993 meningkat menjadi 213 mg/dL pada wanita dan 204, 8 mg/dL pada pria. Di beberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985) : 195 mg/dL, Ujung Pandang (1990) : 219 mg/dL dan Malang (1994) : 206 mg/dL (Anwar, 2004).
Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai peningkatan kadar kolesterol plasma darah yang berlebihan dan hal tersebut merupakan faktor resiko yang kuat pada banyak kejadian penyakit kardiovaskular (Stapleton et al. 2010). Total kolesterol diatas 200 mg/dL berkorelasi dengan peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular (Stapleton et al. 2010).
pembuluh darah melalui endothelium-derived relaxing factors yang termasuk didalamnya adalah nitric oxide (NO), prostacyclin, dan endothelium-derivated hyperpolarization factor yang bersama-sama menjaga keseimbangan simpathetic dan myogenic serta pengaruh sel-sel parenkim. Molekul-molekul ini membantu dalam pengaturan homeostasis pada sistem pembuluh darah dengan menyesuaikan dengan kebutuhan dari aliran darah, koagulasi, inflamasi, aggregasi platelet dan sinyal transduksi (Stapleton et al.2010).
Dinding pembuluh darah dalam kesehariannya terpapar dengan berbagai iritan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah faktor-faktor hemodinamik, hipertensi, hiperkolesterolemia, derivat rokok dan toksin (misalnya homosistein dan LDL-C teroksidasi) serta agen infeksius (Chlamydia pneumonie) juga dapat menyebabkan cidera endotel yang memicu terjadinya aterosklerosis. Dari semua ini, efek sinergis gangguan hemodinamik yang menyertai fungsi sirkulasi normal yang digabungkan dengan efek merugikan hiperkolesterolemia dianggap merupakan faktor terpenting dalam patogenesis aterosklerosis. Kepentingan teori patogenesis respons terhadap cedera adalah cedera endotel kronis yang menyebabkan respon inflamasi kronis dinding arteri dan timbulnya aterosklerosis (Brown, 2002).
Pada hiperkolesterolemia, reaksi antara radikal oksigen atau oksidasi enzimatik dan lipoprotein atau lebih khusus fosfolipid dapat menyebabkan produksi lipid radikal (oxLDL) atau fosfolipid teroksidasi (oxPL). OxPL ini dapat berinteraksi dengan reseptor membran sel untuk terakumulasi dalam membran sel, mengganggu fungsi sel normal melalui penurunan bioavailabilitas nitric oxide (NO), memunculkan respon imun, menyebabkan penurunan fungsi vaskular , dan akhirnya terjadi aterosklerosis (Stapleton et al. 2010).
Ketidakseimbangan ini menyebabkan efek yang sangat buruk pada fungsi endotelial. Stres oksidatif dapat merusak protein seluler dan menyebabkan terjadinya myocyte apoptosis dan nekrosis (Braunwald, 2008).
Karena sulitnya untuk mengukur kadar reaktive oxygen species secara langsung pada tubuh manusia, penanda tak langsung dari stres oksidatif telah dicari. Penanda tersebut termasuk di dalamnya plasma-oxidized low-density lipoprotein, malondialdehyde dan myeloperoxidase (Braunwald, 2008). Malondialdehyde dapat kita ukur kadarnya di dalam plasma, serum, saliva, urin dan exhaled breath condensate yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan colorimetry, spectrophotometry, HPLC+fluorescene (Janicki, 2010). Dengan penentuan tingkat stres oksidatif dalam tubuh manusia maka diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu prediktor untuk menentukan kemungkinan terjadinya aterosklerosis dan kerusakan jaringan lainnya di dalam tubuh.
Secara alami tubuh telah membuat antioksidan endogen untuk menangkal radikal bebas yang masuk dalam tubuh, namun ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan di dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan oksidatif yang mengakibatkan terjadinya berbagai macam penyakit, sehingga diperlukan adanya asupan antioksidan eksogen ke dalam tubuh (Bagiada, 2005).
Salah satu antioksidan eksogen adalah antioksidan yang secara alami terkandung dalam tumbuh-tumbuhan salah satunya adalah buah pepaya (Carica papaya L.). Buah pepaya merupakan buah meja tidak perlu diolah lagi untuk mengkonsumsinya. Pepaya adalah buah tropis yang merupakan sumber vitamin C dan vitamin E yang baik, sehingga mampu mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas (Kumalaningsih, 2006). Selain itu, buah pepaya juga kaya akan betakaroten yang dapat menjaga terhadap proses perusakan oksidasi dinding sel dari radikal bebas.
Buah pepaya (Carica papaya L.) mengandung antioksidan yang sangat tinggi, vitamin C, A, E, B, flavanoid, folat, asam panthotenik, mineral, magnesium dan serat vitamin C dalam pepaya lebih tinggi dari pada jeruk, vitamin A nya lebih tinggi dibanding wortel (Sunarti, 2008; Sutomo, 2012).
Vitamin E yang teroksidasi harus direduksi kembali untuk digunakan kembali. Proses regenerasi ini membutuhkan agen pereduksi seperti misalnya vitamin C. Vitamin E dan C tampil untuk bekerja secara bersinergi untuk menghambat oksidasi (Sunarti, 2008).
1.2. Kerangka Teori
( - )
Gambar 1.1 Skema pengaruh induksi pakan hiperkolesterolemia (kuning telur) dan jus buah pepaya terhadap profil lipid dan kadar Malondialdehyde (MDA) dan terjadinya aterosklerosis.
↑↑Intake kolesterol
Hiperkolesterolemia ↑ Kolesterol total
Disfungsi endotel MDA ↑
Aterosklerosis ↑ Stres oksidatif lipid
ØIntake kolesterol
Antioksidan Vitamin C,A,B,E
Serat Pepaya
Plavanoid ↓↓
↓↓
↓↓
( - )
1.3. Kerangka Kerja
Kontrol (-) Kontrol (+) Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
Pakan Hiperkolesterolemia : induksi kuning telur ayam.
Gambar 1.2 Skema yang menunjukan kerangka kerja penelitian. Pakan standar
8 mgg
Pakan Hiperkolesterol 2 mgg
Tikus
Jus buah pepaya 2,6 g/hari
Tikus
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah jus buah pepaya (Carica papaya L.) memberikan efek penurun kadar kolesterol total pada plama darah tikus Wistar jantan hiperkolesterolemia yang diinduksi kuning telur ?
2. Apakah jus buah papaya (Carica papaya L.) memberikan efek penurun kadar malondialdehyde sebagai penanda oksidasi pada plasma darah tikus Wistar jantan hiperkolesterolemia yang diinduksi kuning telur ?
1.5. Hipotesis
Yang menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jus buah papaya (Carica papaya L.) memberikan efek penurun kadar kolesterol total pada plasma darah tikus Wistar jantan hiperkolesterolemia yang diinduksi kuning telur.
2. Jus buah papaya (Carica papaya L.) memberikan efek penurun kadar malondialdehyde sebagai penanda oksidasi pada plasma darah tikus Wistar jantan hiperkolesterolemia yang diinduksi kuning telur.
1.6. Tujuan Penelitian
1.6.1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahui efek penurun kadar kolesterol total dan tingkat oksidasi dari jus
1.6.2. Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui efek penurun kadar kolesterol total dari jus buah papaya (Carica papaya L.) pada plasma darah tikus Wistar jantan hiperkolesterolemia yang diinduksi kuning telur.
2. Untuk mengetahui efek penurun kadar malondialdehyde dari jus buah pepaya (Carica papaya L.) sebagai penanda oksidasi pada plasma darah tikus Wistar jantan hiperkolesterolemia yang diinduksi kuning telur.
1.7. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi mengenai manfaat konsumsi buah pepaya (Carica papaya L.) terhadap kadar kolesterol total plasma darah yang hiperkolesterolemia.
2. Memberikan informasi mengenai manfaat konsumsi buah pepaya (Carica papaya L.) terhadap kadar malondialdehyde sebagai penanda terjadinya oksidasi dalam darah. 3. Memberikan arti yang penting terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu