SKRIPSI
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN MOMENTUM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
TAMMAM ABDUL HADI DALIMUNTHE 090503248
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, Agustus 2015
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN MOMENTUM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaandan momentum sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 90 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ada dua variabel independen berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel debt to equity ratio. Lalu hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan terhadap return saham pada ketiga variabel independen nya yaitu debt to eqeuity ratio, ukuran perusahaandan momentum
ABSTRACT
THE EFFECT OF DEBT TO EQUITY RATIO, FIRM SIZE AND MOMENTUM ON THE MANUFACTURING COMPANIES THAT LISTED IN
INDONESIAN STOCK EXCHANGE.
The purpose of this research is to know the effect of debt to equity ratio, firm size and momentum on the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the stock return. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that stock return which is proxied by debt to equity ratio, firm size and momentum as variable independent, and stock return as variable dependent consist of the 90 firms.
This research concludes that two of independent variables are firm size and momentum have influence toward stock return in parcial and in simultaneous the result is significantly influence to stock return on its three independent variable that debt to equity ratio, firm size and momentum.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai
pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya,
Syahrial Dalimunthe dan Ellyza Chairina yang tidak pernah lelah memberikan
kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua
Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bapak Drs. Rasdianto, M.Si. selaku Penasehat Akademik yang telah
4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. yang juga selaku
Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga
untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Pembaca Penilai yang telah
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi
6. Yang sangat saya kasihi kakak dan abang saya Nadia Chairinal
Dalimunthe, S.Sos. dan Dzulfiqar Ammario Dalimunthe, SE. Dan untuk
teman-teman angkatan 2009 teristimewa Aswin, Anjar, Ari, Ade, Azmi,
Aqmal, Davy, Hafiz, Husein, Iwan, Mahmud, Marwan, Puji, Raja, Rizky
dan Ari Andika yang memberikan masukan dan semangat selama proses
pengerjaan. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
Medan, Agustus 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian………... ... 7
2.2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 15
2.2.2 Trade Off Theory ... 16
2.2.3 Pecking Order Theory ... 16
2.2.4 Divident Theory (Teori Dividen)... 17
2.2.5 Signalling Theory ... 18
2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
2.4 Kerangka Konseptual ... 21
2.5 Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 24
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 24
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
3.4 Teknik Penyusunan Data ... 27
3.5 Definisi Operasi dan Pengukuran Variabel ... 27
3.5.1 Variabel Independen ... 27
3.5.2 Variabel Dependen ... 28
3.5.3 Indikator ... 28
3.6 Metode Analisis Data . ... 29
3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 30
3.6.1.2 Uji Multikolonearitas ... 32
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 32
3.6.1.4 Uji Autokolerasi ... 33
3.6.2 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi Dan Determinasi ... 34
3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 34
3.6.3.1 Metode Regresi Linear Berganda ... 34
3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan... 35
3.6.3.3 Uji t Secara Parsial ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 37
4.2 Hasil Penelitian... 37
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 37
4.2.2 Asumsi Klasik ... 39
4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 39
4.2.2.2 Uji Multikolineritas ... 42
4.2.2.3 Uji Heterokedasitas...44
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... .45
4.3 Pengujian Analisis Regresi ... 46
4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda ...46
4.4 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 48
4.5 Pengujian Hipotesis... 50
4.5.1 Uji Signifikan Simultan ... 50
4.5.2 Uji Secara Parsial ... 51
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Keterbatasan Penelitian... 56
5.3 Saran... 56
DAFTAR PUSTAKA ...58
DAFTAR TABEL
Nomor Nama Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .... ………20
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ... ……….26
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .. ………...28
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif... 38
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data ... 42
Tabel 4.3 Uji Multikolineritas ... 43
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.5 Uji Regresi Data ...46
Tabel 4.6 Uji Korelasi Dan Determinasi ...48
Tabel 4.7 Hasil Uji F ...51
DAFTAR GAMBAR
Nomor Nama Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... ... 21
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 39
Gambar 4.2 Grafik P-Plot ... 40
ABSTRAK
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN MOMENTUM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari pengaruh debt to equity ratio, ukuran perusahaandan momentum sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 90 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ada dua variabel independen berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel debt to equity ratio. Lalu hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan terhadap return saham pada ketiga variabel independen nya yaitu debt to eqeuity ratio, ukuran perusahaandan momentum
ABSTRACT
THE EFFECT OF DEBT TO EQUITY RATIO, FIRM SIZE AND MOMENTUM ON THE MANUFACTURING COMPANIES THAT LISTED IN
INDONESIAN STOCK EXCHANGE.
The purpose of this research is to know the effect of debt to equity ratio, firm size and momentum on the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the stock return. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that stock return which is proxied by debt to equity ratio, firm size and momentum as variable independent, and stock return as variable dependent consist of the 90 firms.
This research concludes that two of independent variables are firm size and momentum have influence toward stock return in parcial and in simultaneous the result is significantly influence to stock return on its three independent variable that debt to equity ratio, firm size and momentum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang
diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri
maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah
penanaman sejumlah uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Hasil atau keuntunganyang diperoleh dari
investasi disebut return.Properti investasi berdasarkan SAK 13 adalah
properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesse/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
b. Dijual dalam kegiatan utama sehari-hari
Ada beberapa bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat,
salah satunya adalah investasi dalam bentuk penyertaan modal atau biasa dikenal
dengan investasi saham.
Saham merupakan instrumen yang banyak dipilih para investor karena
saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.Investor dapat
menggunakan dua macam strategi untuk mendapatkan return, yaitu strategi
kontrarian dan strategi investasi momentum.Strategi investasi kontrarian adalah
membeli saham dengan harga rendah kemudian menjualnya ketika harga saham
naik pada titik tertentu untuk memperoleh capital gain. Strategi membeli saham
mendatang ketika harga sahamnya meningkat disebut strategi momentum, kedua
strategi tersebut sama-sama menggunakan informasi sebagai acuan dalam
mengambil keputusan dalam perdagangan saham.
Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu
memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi,
membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung
dengan singkat ketentuan yang diharapkan.Investasi pada sekuritas juga bersifat
likuid (mudah dirubah). Sangat penting bagi perusahaan untuk selalu
memperhatikan kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan
nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas
pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Motif pemilik modal atau investor
menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan return (tingkat
pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return
tertentu pada resiko yang minimal.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Pada
dasarnya, dalam melakukan investasi, investor akan mempertimbangkan return
total yang akan diperoleh. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu
investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total terdiri dari capital gain
(loss) dan yield. Menurut Jogiyanto (2003) capital gain atau capital loss
merupakan “selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode
yang lalu”. Dalam investasi saham capital gain (loss) dapat terbentuk dengan
lebih tinggi dari harga saham periode lalu maka investor dapat dikatakan
memperoleh keuntungan modal (capital gain), sebaliknya jika harga saham
sekarang lebih rendah dari harga saham periode lalu maka investor mengalami
kerugian modal (capital loss). Selain capital gain yang merupakan keuntungan
dari apresiasi harga investasi, investor juga memperoleh yield yang merupakan
presentase penerimaan periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari
suatu investasi. Untuk investasi saham, yield adalah persentase dividen terhadap
harga saham periode sebalumnya.
Fama dan French (1992) berpendapat bahwa “perusahaan terbagi
berdasarkan ukurannya (firm size) yaitu besar (big) dan kecil (small) serta
berdasarkan perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan (book to
market rasio) yaitu tinggi (high) dan rendah (low)”. Investor sering menggunakan
firm size sebagai indikator apakah mampu menghadapi krisis dalam menjalankan
usahanya, hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi
suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih
tahan krisis sehingga akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar
untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Perusahaan besar dinilai kurang
memberikan laba yang besar tetapi memiliki kepastian dalam hal perolehan
keuntungan.
Firm size atau ukuran suatu perusahaan dapat dinilai dari beberapa aspek
seperti total aset dan kapitalisasi pasar (market capitalization). Market
capitalization merupakan suatu pengukuran terhadap firm size yang didasarkan
atas jumlah saham yang beredar dan harga per lembar saham tersebut.
Penelitian tentang strategi momentum mula-mula diperkenalkan oleh
Jegadeesh dan Titman (1993). Mereka menemukan “pembelian saham pemenang
(winners) periode yang lalu dan menjual saham pecundang (losers) pada periode
yang lalu memperoleh abnormal return yang signifikan”. Abnormal return sendiri
disebabkan perubahan harga saham yang sangat drastis. Penelitian mereka pun
menyimpulkan keuntungan momentum tidak didorong hanya pada jangka pendek
tetapi dengan mengambil return masa lalu yang tinggi untuk mengalahkan
pertumbuhan indeks pasar telah menghasilkan return jangka panjang pembelian
terus menerus.
Strategi momentum secara sederhana menurut Kowanda dan Pasaribu
(2012:1) adalah “strategi investasi yang membeli saham pemenang dan menjual
saham pecundang berdasarkan data masa lalu yang karena dibangun sedemikian
rupa hingga dapat memanfaatkan pergerakan harga yang sedang berlangsung dari
saham”. Intuisi di balik strategi ini sangat sederhana, karena secara logika
sederhana menyimpulkan bahwa saham yang telah menghasilkan kinerja yang
baik di masa lalu pasti juga akan melakukannya dengan baik di masa depan. Jika
memang harga saham masa lalu adalah indikasi tentang bagaimana saham akan
tampil di masa depan, bukankah hal ini melanggar asumsi yang sangat inti dari
teori keuangan klasik yang diajarkan di sekolah-sekolah bisnis di seluruh dunia.
Keberadaan momentum harga di sisi lain meski telah terbukti secara
pihak yang menyatakan eksistensinya itu tak lebih dari sekedar anomali pasar
belaka, namun perlahan tetapi pasti hal ini telah menunjukkan permintaan yang
besar perihal alternatif atas kinerja teori-teori keuangan tradisional tersebut.
Di Indonesia investor dapat melakukan investasi saham dengan cara
membeli saham-saham perusahaan (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dikelompokkan berdasarkan sektor usaha yang dilakukan, salah satunya adalah
sektor manufaktur. Sektor manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar
dibandingkan sektor lain. Perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur juga
merupakan emiten yang sahamnya paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia. Sebelum memutuskan membeli atau menjual saham, para investor
tentunya sangat memerlukan tersedianya informasi. Informasi-informasi tersebut
diperlukan untuk dapat memprediksi besarnya return saham yang akan diterima
dari investasi yang dilakukan. Informasi yang dimaksudkan terkait dengan
faktor-faktor yang berhubungan dan memiliki pengaruh terhadap return saham.
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, distress risk, firm size dan book to
market ratio adalah beberapa faktor yang diduga memiliki hubungan dengan
return saham yang dihasilkan.
Selain book to market ratio, ada ratio pasar lain yang digunakan investor,
yaitu debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio merupakan indikator struktur
modal dan risiko finansial, yang merupakan perbandingan antara hutang dan
Berdasarkan latar belakang tersebut saya tertarik untuk melakukan
replikasi dalam penelitian ini dengan judul “Pengaruh Debt to equity ratio
(DER), Ukuran perusahaan dan momentum terhadap return saham pada perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas terlihat bahwa terdapat reseach gap dari
beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan. Terjadi ketidak konsistenan hasil
mengenai hubungan antara debt to qequity ratio (DER),ukuran perusahaan,
momentumdan returnsaham. Dari uraian latar belakang juga terlihat bahwa pada
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak
terdapat pola hubungan yang konsisten antaradebt to equity ratio,ukuran
perusahaan, momentum dan returnsaham. Berdasarkan masalah penelitian
tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian (research gap) sebagai berikut :
1. Apakah Debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap
Return saham?
2. Apakah Ukuran perusahaanberpengaruh secara signifikan terhadap
Return saham.
3. Apakah Momentumberpengaruh secara signifikan terhadap Return saham
4. Apakah debt to equity ratio, Ukuran perusahaan dan momentum secara
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian
Sebagaimana uraian dari rumusan masalah yang telah dikemukaan di atas,
maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Menguji dan menganalisis hubungan antara debt to equity ratio
(DER) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Menguji dan menganalisis hubungan antara ukuran perusahaan
(firm size) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Menguji dan menganalisis hubungan antara momentum terhadap
return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
4. Menguji dan menganalisis hubungan antara debt to equity ratio
(DER), ukuran perusahaan dan momentum secara simultan
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.3.2.Manfaat Penelitian 1. Bagi investor
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam menerapkan
2. Bagi emiten
Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dalam pasar modal
untuk memaksimalkan capitalization market dan kebijakan harga saham.
3. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat menambah temuan dalam penelitian
serupa yang nantinya dapat dikaji ulang sehingga tercapainya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1.Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling populasi.Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena
saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang
diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
a. Deviden
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital gain
2.1.2.Return Saham
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Investor tentunya tidak akan
melakukan investasi jika tanpa adanya harapan akan return yang diperoleh di
masa yang akan datang. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi.Dalam melakukan investasi terdapat beberapa metode pengurkuran
return, salah satunya adalah return total. Return total merupakan return
keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Jogiyanto
(2003) menjelaskan return total dinyatakan sebagai berikut ini :
Returnsaham=
� � ℎ � �– � � ℎ � � � −
� � ℎ � � �
Keterangan :
Pt =Harga saham pada periode sekarang.
Pt-1 =Harga saham pada periode sebelumnya.
Menurut Jogiyanto (1998: 109),“return saham dibedakan menjadi dua
yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected
return)”.
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja
perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan
pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan
risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan
diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan
bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko.
Tujuan memperoleh return dapat dinyatakan dalam keuntungan
dengan presentasi relative dan absolute tetapi tujuan tersebut memiliki tujuan
bersifat umum, yaitu :
1. Capital Preservation
Capital Preservation (Pemeliharaan Modal) dilakukan investor untuk
menjaga investasinya agar return yang didapat tidak lebih kecil dari inflasi
yang terjadi. Umumnya, strategi ini dilakukan oleh strongly risk-averse
investors atau investor penghindar risiko secara penuh. Mereka mendapatkan
return untuk tujuan jangka pendek.
2. Capital Appreciation
Capital Appreciation atau peningkatan modal adalah tujuan investor
untuk memperoleh pertumbuhan modal dari waktu ke waktu. Pertumbuhan
modal diperoleh dari capital gain. Strategi ini dilakukan oleh investor agresif
yang bersedia menerima risiko untuk memenuhi tujuan mereka.
3. Current Income
Investor memperoleh return dari portofolio yang akan digunakannya
untuk memenuhi biaya hidup mereka. Investor yang menerapkan strategi ini
berkonsentrasi untuk meningkatkan pendapatan mereka dari pada capital
4. Total Return
Tujuan strategi total return hampir sama dengan capital appreciation,
yaitu meningkatkan nilai portofolio dengan capital gain dan
menginvestasikannya kembali. Risiko strategi ini terletak diantara risiko
strategi current income dan capital appreciation.
Ang (1997)menyatakan bahwa “tanpa adanya keuntungan yang dapat
dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika
pada akhirnya tidak ada hasil”. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka
panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan
keuntungan.
2.1.3.Debt to Equity Ratio
DER (Debt Equity Ratio) merupakan rasio yang mengukur besarnya
hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
DER (Debt Equity Ratio) adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan
ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh
kewajibannya. Darsono (2005 : 54) berpendapat bahwa “dari perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan
semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjang”. Hal sebaliknya akan terjadi rasio DER (Debt Equity Ratio) yang
tinggi menunjukan semakin tinggi resiko perusahaan dalam membayar
perusahaan sehingga ini akan menurunkan return saham. Perhitungan DER
(Debt Equity Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut :
= ���
2.1.4.Ukuran Perusahaan (firm size)
Ukuran Perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan
menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi
sampel didalam penelitian ini. Bentuk logaritma digunakan karena pada
umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan
nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk
logaritma terlebih dahulu.
Menurut Riyanto (1995:313)“besar kecilnya perusahaan dilihat dari
nilai equity, nilai penjualan atau nilai total aktiva”. Selain itu, ukuran
perusahaan yang didasarkan pada total assets yang dimiliki oleh perusahaan
diatur dengan ketentuan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK, 1997) yang menyatakan bahwa“perusahaan
menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah kekayaan
(total assets) tidak lebih dari 100 milyar rupiah”.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki
perusahaan, karena total aktiva perusahaan bernilai milyaran rupiah, maka hal
ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma
�� = log .total asset
2.1.5.Momentum
Momentum adalah harga saham yang meningkat akan tetap meningkat
dan saham yang harganya menurun akan tetap menurun.
Dalam investopedia, momentum diartikan sebagai tingkat laju harga
atau volume sekuritas yang merupakan kelanjutan dari tren. Investor akan
membeli saham ketika harga terus naik, dan menjual sahamnya ketika
pergerakan naiknya telah melemah dan berbalik arah. Indikator yang
digunakan adalah nilai penutupan periodesaat ini terhadap nilai penutupan
periode sebelumnya. Jika indikator tersebut bernilai positif, berarti telah
terjadi kenaikan (tren naik). Investor yang mengacu pada momentum
menggunakan pergerakan bursa untuk membeli dan menjual saham di bursa.
Jika saham diperkirakan akan mengalami kenaikan (bullish), investor akan
membeli saham dan menjualnya ketika bursa akan mengalami penurunan
(bearish). Perkiraan saham akan mengalami kenaikan atau penurunan dilihat
berdasarkan pada kinerja saham tersebut di masa lalu. Perilaku ini disebut
juga dengan market timing investment strategy.
Penelitian Jagadesh dan Titman (1993) menunjukkan bahwa “terdapat
asosiasi antara momentum terhadap kinerja saham dimasa lalu”.
Saham-saham yang berkinerja baik (winner) atau buruk (loser) selama tiga bulan
hingga satu tahun cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan
dengan menggunakan strategi membeli saham-saham yang menunjukkan
kinerja yang baik (winner) pada 3, 6, 9, dan 12 bulan sebelumnya dan
menjual saham-saham yang memberi kinerja yang buruk (loser) mampu
menghasilkan return positif pada masa 12 bulan setelahnya. Dengan kata lain
terjadi persistensi yang positif pada harga saham di masa lalu hingga 12 bulan
kemudian.Investor akan cenderung merespon positif pada saham-saham yang
telah terbukti menunjukkan kinerja yang baik di masa lalu yang ditandai
dengan adanya aktivitas beli pada saham yang menunjukkan return positif
tersebut, dengan harapan return positif tersebut akan terus berlanjut.
Sebaliknya, investor akan cenderung memberikan respon yang negatif
terhadap saham yang memiliki return yang negatif di masa lalu.
Sehinga dengan demikian, momentum menurut Darusman (2012:31)
dapat juga dinyatakan sebagai berikut ini:
“Momentum = CP – CN
Keterangan :
CP = Close price pada periode saat ini.
CN = Close price pada periode sebelumnya yang di tentukan”
2.2. Teori
2.2.1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak
pemberi weweenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang
Hubungan keagenan dapat dijelaskan dimana satu orang atau lebih
(prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas
nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan
yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai
tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini
agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.
2.2.2. Trade Off Theory
Trade off theory adalah teori yang menjelaskan hubungan antara
manfaat (benefit) dengan pengorbanan (risk) yang timbul sebagai akibat
penggunaan utang perusahaan.
Tradeoff theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir
dalam kerangka tradeoff antara penghematan pajak dan biaya kesulitan
keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya
dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang
tersebut akan mengurangi pajak. Dalam kenyataannya jarang manajer
keuangan yang berpikir demikian.
2.2.3. Pecking Order Theory
Pecking order theory adalah teori yang menjelaskan dalam pencarian
dana perusahaan lebih memilih menggunakan pendanaan internal daripada
Pecking order theory juga menyatakan bahwa perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan
perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang
berlimpah.
2.2.4. Divident Theory (Teori Dividen)
Teori dividen adalah teori yang menjeleaskan hubungan antara
dividen dengan nilai perusahaan. Adapun beberapa teori kebijakan dividen
antara lain:
1. Teori dividen tidak relevan
Teori ini beranggapan bahwakebijakandividentidak
berpengaruhterhadap harga saham (nilai perusahaan) maupun terhadap biaya
modalnya. Pendukung utama teori ketidakrelevan ini adalah Miller dan
Modiglani. Namun beberapa ahli menentang pendapat Modigliani dan Miller
mengenai dividen tidak relevan dengan menunjukkan bahwa adanya: biaya
emisi saham baru akan mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan lebih
suka menggunakan laba ditahan daripada menerbitkan saham baru.Ada
kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga perusahaan harus
menerbitkan saham baru. Semakin besar target laba ditahan, semakin kecil
kemungkinan perusahaan menerbitkan saham baru. Karena biaya modal
2. Teori the bird in the hand
Teori ini dapat dijelaskan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih
menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan dengan
pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil
dividen risikonya lebih kecil dari komponen keuntungan modal (capital gain).
3. Teori perbedaan pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Karena adanya
pajak terhadap dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital
gain karena dapat menunda pembayaran pajak
2.2.5. Signalling Theory
Signalling theory merupakan teori yang menjelaskan hubungan
informasi yang dikeluarkan perusahaan terhadap keputusan pihak
investor.Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk
mengambil keputusan investasi.
Dari penjelasan beberapa teori di atas maka penulis memutuskan
menggunakan signalling theory dengan penjelasan sebagai berikut.
Para investor tentu dapat membedakan apakah perusahaan tersebut
memiliki kinerja yang bagus atau sebaliknya. Hal ini dengan melihat struktur
modal melalui Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan dan biasanya investor
akan memberikan nilai yang lebih tinggi apabila porsi hutang suatu
sinyal bagus karena manajer memiliki keyakinan akan kinerja perusahaan
dimasa depan sehingga dapat meningkatkan return saham melalui
pengumuman kenaikan hutang. Sementara disisi lain penerbitan saham
dianggap sebagai sinyal buruk karena adanya kemungkinan turunnya
pendapatan dimasa depan sehingga dapat menurunkan return saham.
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan.
Informasi mengenai ukuran perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan
tepatnya pada laporan posisi keuangan (neraca). Perusahaan besar
membutuhkan dana besar untuk membiayai aktivitas perusahaan. Semakin
besar ukuran suatu perusahaan akan semakin meningkatkan minat investor
dalam berinvestasi pada perusahaan tersebut untuk mendapatkan hasil baik
berupa dividen ataupun return saham perusahaan tersebut.
Momentum diartikan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas
yang merupaka kelanjutan dari tren suatu perusahaan. Investor akan
mendapatkan sinyal dari perusahaan tersebut dengan melihat pergerakan di
2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Dery Darusman (2012)
Return
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan, Book to Market Ratio dan Momentun
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai
hubungan antara ukuran perusahaan, momentum, debt to equity ratiodan return
saham, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan
kerangka konseptual sebagai berikut :
H1
Ukuran Perusahaan ( X2)
Menurut Ang (1997) Return (kembalian) adalah “tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukan”. Dapat dikatakan
para pemodal (investor) melakukan investasi untuk mendapatkan return. Husnan
(1994) juga menyatakan bahwa “return saham merupakan hasil yang diperoleh
dari suatu investasi”. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping
akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan
mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat di pengaruhi oleh
kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan penilaian
sesaat yang di pengaruhi oleh banyak factor termasuk diantaranya kondisi
(Performance)dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran
dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis
investasi saham.
Ukuran Perusahaan menggambarkan nilai asset perusahaan yang di
peroleh dari investasi. Ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan
logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel didalam
penelitian ini. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai aset
perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel
lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu.
Momentum merupakan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas
yang merupakan kelanjutan dari tren. Indikator yang digunakan adalah nilai
penutupan hari ini terhadap nilai penutupan hari sebelumnya. Jika indikator
mengacu pada momentum menggunakan pergerakan bursa untuk membeli dan
menjual saham di bursa untuk mendapatkan return.
DER (Debt Equity Ratio) merupakan rasio yang mengukur besarnya
hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. DER
(Debt Equity Ratio) adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau
aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya.
2.5.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Berdasarkan teori dan hasil
penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
H1 :Debt to equity ratio berpengaruh terhadap Return saham.
H2 :Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Return saham.
H3 :Momentum berpengaruh terhadap Return saham.
H4 :Debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum berpengaruh secara
simultan terhadap Return saham.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif
dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian
hipotesis. Menurut Sugiyono (2005:1) penelitian asosiatif adalah “penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel ataupun lebih”. Dengan
penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
3.2.Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Menurut
Umar (2001 : 69) data sekunder merupakan “data primer yang telah dikelola lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak
lain”. Data yang diperolah adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena
tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu
mingguan, bulanan, dan tahunan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh
dengan cara mendowload melalui situs www.idx.co.id dan ICMD ( Indonesian
3.3.Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2005: 267), populasi adalah “wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI sebanyak 30 perusahaan.
Sugiyono (2005 : 267) juga menyampaikan sampel adalah “bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Jogiyanto (2003 : 9)
juga berpendapat bahwa “metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan pertimbangan
tertentujudgment sampling”.
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2009, 2010 dan 2011.
2. Perusahaan yang tidak delisting dalam jangka waktu tiga tahun
berturut-turut.
3. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki kelengkapan data
yang meliputiasset,liabilities,market capital dan close price yang valid
Setelah melakukan uji purposive sampling, maka perusahaan yang lolos uji
adalah:
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor
1 ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen
3 BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki
4 BRAM Indo Kordsa Tbk. Otomotif & Komponen
5 BRNA Berlina Tbk. Kimia
6 BUDI Budi Acid Jaya Tbk. Makanan & Minuman 7 DLTA Delta Djakarta Tbk. Makanan & Minuman 8 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. Farmasi
9 GDYR Goodyear Indonesia Tbk. Otomotif & Komponen
10 GGRM Gudang Garam Tbk. Rokok
11 HMSP HM Sampoerna Tbk. Rokok
12 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk. Kabel
13 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Makanan & Minuman 14 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Semen
15 KAEF Kimia Farma Tbk. Farmasi
16 KLBF Kalbe Farma Tbk. Farmasi
17 LION Lion Metal Works Tbk. Logam & Sejenisnya 18 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. Makanan & Minuman 19 MRAT Mustika Ratu Tbk. Kosmetik & Barang R. T. 20 FAST Fast Food Indonesia Tbk. Kabel
21 SMGR Semen Gresik Tbk. Semen
22 SMSM Selamat Sempurna Tbk. Otomotif & Komponen 23 TCID Mandom Indonesia Tbk. Kosmetik & Barang R. T. 24 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Pulp & Kertas
25 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk. Farmasi
3.4.Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua
tahap, yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi.
1. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang
penyelidikannya ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu,
melalui sumber-sumber dokumen. Dari metode ini diharapkan akan diperoleh
catatan mengenai data-data yang ada hubunganya dengan penelitian ini yaitu
laporan keuangan.
2. Metode studi kepustakaan
Metode telaah kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data yang
bersifat teoritis mengenai permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Metode ini dilakukan untuk menunjang kelengkapan data dengan menggunakan
buku-buku literatur yang berhubungan dengan return portofolio saham.
3.5.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1.Variabel Independen
Menurut Umar (2003 : 50) variabel independen merupakan
“variabel yang mempengaruhi variabel lain”. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Ukuran perusahaan, momentum,
dan Debt to equityratio Variabel independen disimbolkan dengan “ X1”
3.5.2.Variabel Dependen
Menurut Umar (2003 : 50) “variabel dependen merupakan variabel
yang dijelaskan atau yang dipengaruhui oleh independen”. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah return saham, dimana variabel
dependen disimbolkan dengan “Y”.
3.5.3.Indikator
Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya
pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu.
Tabel 3.2
Ukuran
Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan
jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis
data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.
3.6.1.Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah
metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi
sederhana. Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS. Peneliti
hipotesis yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, Uji Heterokeditas,
dan Uji Autokolerasi.
3.6.1.1.Uji Normalitas Data
Menurut Erlina (2007:103)tujuan uji normalitas adalah “ingin
mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal”. Pengujian ini diperlukan
karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distibusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk
melakukan uji, penulis mendasarkan pada uji grafik dan uji
statistik.
a.Uji Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residu adalah
dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Namun demikian dengan melihat histrogram hal ini dapat
menyebabkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dandata ploting data residual akan dibandingkan
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.
Pada sumbu diagonal atau grafik atau dengan melihat histrogram
residulanya. Dasar pengambilan keputusan:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya
tidak menunjukan pola distibusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
b.Uji Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secra statistik
bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan
untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik
nonparametik. Kolomogrov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai
3.6.1.2 Uji Multikolonearitas
Uji ini betujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen karena akan mengurangi keyakinan dalam pengujian
signifikan.
Ghozali (2005 : 92) menyatakan bahwa “untuk mendeteksi
ada atau tidaknya gejala multikolonearitas didalam model regresi
ini dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonearitas adalah nilai VIF > 10. Apabila nilai VIF < 10
berarti tidak terjadi multikolonearitas”.
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan yang
lain. Menurut Ghozali (2005) “jika varians dari residual satu
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya
jika tidak ada pola yang jelas serta titik - titik yang menyebar maka
tidak tejadi heteroskedastisitas”.
Model regresi yang baik adalah terjadi heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik
a.Melihat Grafik Scatterplot
Dasar analisis heteroskedasitas adalah sebagai berikut:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi
heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titk menyebar diatas
dan dibawah angka nol pola sumbu Y, maka tidak terjadi.
3.6.1.4 Uji Autokolerasi
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut
Santoso (2002:218) dengan cara melihat besaran
Durbin-Waston ( D-W ) sebagai berikut:
“Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
Angka D-W diantara -2 sampai +2 berati tidak ada
autokorelasi.
3.6.2 PengujianAnalisis Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi Koefisien determinasi ( R2 ) menunjukkan seberapa besarvariable
independen menjelaskan variable independennya. Nilai R2 adalah nol
sampai dengan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati satu, maka
variable-variabel indepedant member ikan semua informasi
yangdibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya
jika nilai R2 semakin kecil, maka kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas.Nilai
R2 memiliki kelemahan yaitu nilai R2 akan meningkat setiap ada
penambahan satu varibel independen meskipun varibel independen
tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
3.6.3.1 Metode Regresi Linear berganda
Menurut Situmorang (2008 : 109) “regresi linear berganda
ditujukan untuk menemukan hubungan linear antar bebrapa
variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya
dengan variabel terikat yang disebut Y”. Model persamaannya
adalah sebagian berikut:
Keterangan:
Y = Return Saham
Α =Konstanta
X1 = Debt to equity ratio
X2 = Ukuran perusahaan
X3 = Momentum
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi
e = error ( pengganggu )
3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan ( Uji- F )
Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen”.
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
F-test. Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujian adalah Ho: bi = b2 = ... = bk = 0,
artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen dan Ha: b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ b3 = 0, artinya semua variabel
dependen atau dengan kata lain semua variabel independen
tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F
hitung dengan ketentuan jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima
dan jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak. Serta
membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel.
Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha
diterima dan sebaliknya.
3.6.3.3 Uji t ( uji secara parsial )
Uji secara parsial menurut Ghozali (2005) adalah “untuk
menguji apakah setiap variabel bebas atau independen memilki
pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen”. Bentuk
pengujiannya adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen
merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen
atau dengan kata lain variabel independen tersebut memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah
dengan membandingkan siginifikansi t hitung dengan ketentuan:
Jika Signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi >
0,05 maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistic t
dengan t tabel, apabila nilai statistik t > t tabel maka Ha diterima
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh
selama pelaksanaan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perusahaan yang dijadikan sampel
berjumlah 30 perusahaan. Berdasarkan 30 perusahaan manufaktur tersebut,
kemudian dilakukan pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji asumsi
klasik dan uji hipotesis penelitian. Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat
dilihat pada lampiran.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang di peroleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan
perusahaan manufaktur dari tahun 2009-2011 yang dijabarkan dalam
bentuk statistik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt
to equity ratio, ukuran perusahaan dan momentum sebagai variabel
independen sertareturn saham sebagai variabel dependennya. Statistik
deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur go
public yang terdaftar di BEI selama 2009 hingga 2011 disajikan dalam
Tabel 4.1 Analisis Dekriptif
Sumber: SPSS 17, data diolah 2015
Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:
1. Variabel return saham memiliki nilai minimum -3.37, nilai
maksimum 3.55, rata-rata -0.4864 dan standard deviasi 1.40988
dengan jumlah sampel 90.
2. Variabel debt to equity ratio memiliki nilai minimum -2.30, nilai
maksimum 2.20 dan rata-rata -0.5043 dan standard deviasi 0.96366
dengan jumlah sampel 90.
3. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum -0.37, nilai
maksimum2.48 dan rata-rata 0.63970dan standard deviasi 0.63970
dengan jumlah sampel 90.
4. Variabel momentum perusahaan mempunya nilai minimum 3.00,
nilai maksimum 12.06, nilai rata-rata 7.7870, dan standar deviasi
4.2.2 Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas Data 1. Uji Grafik
Pengujian dengan grafik histogram dengan kriteria pola
distribusi yang tidak menceng ke kiri dan kekanan maka dapat
dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang
terdistribusi normal. Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot,
dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis
lurus, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari
populasi yang terdistribusi normal.
Dari gambar grafik tersebut terlihat bahwa grafik Histogram
menandakan adanya kenormalan data.
Gambar 4.2 Grafik P-Plot
Berdasarkan hasil histogram dan diagram P-P Plot diatas
dapat diketahui bahwa grafik histogram memberikan pola
distribusi yang normal dan titik-titik menyebar di sekitar garis
lurus, seperti tampak pada gambar p-plot di atas, hal ini berarti
bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang
2. Uji Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan
melalui analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 = Data residual terdistribusi normal.
H1 = Data residual tidak terdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai
berikut:
a) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara
statistik ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.
b) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara
statik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data
Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0.885 dan signifikansi pada 0.414
maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena
p=0,414>0,05 yang menunjukkan Ho diterima. Hal ini sejalan
dengan hasil yang didapatkan dari uji grafik normal diagram dan
plot data.
4.2.2.2Uji Multikolineritas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan
apakah variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan tidak
saling berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel
terikat. Kriteria dinyatakan bahwa variabel bebas tidak saling One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.12562185
Asymp. Sig. (2-tailed) .414
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
1. Jika nilai tolerance >10 persen dan nilai VIF < 10, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka
dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi.
Pengujian multikoleniaritas dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 4.3 a. Dependent variable: Return Saham Sumber: SPSS 17, data diolah 2015
Pada tabel rangkuman hasil uji multikolinearitas di atas,
diperoleh harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10 dan
Tolerance < 0, 10, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah
residu pada model regresi bersifat heterogen atau homogen.
Apabila bersifat heterogen, akan menyebabkan model regresi tidak
mampu meramalkan dengan akurat, karena memiliki residu yang
tidak teratur. Pada penelitian ini untuk mengatahui ada atau
tidaknya problem heteroskedastisitas digunakan scatter plot.
Kriterianya adalah apabila titik-titik pada scatter plot atau diagram
pencar tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dinyatakan
bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas.
Berdasarkan grafik scatter plot tersebut dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas, karena
diagram pencar tidak membentuk pola tertentu.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Masalah autokorelasi biasanya terjadi ketika penelitian
memiliki data yang terkait dengan unsur waktu (times series). Data
pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara
tahun 2009-2011, sehingga perlu mengetahui apakah model regresi
akan terganggu oleh autokorelasi atau tidak.
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada
pendapat Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.4
a. Predictors: (Constant), X3= Momentum, X2= Ukuran Perusahaan, X1= Debt to Equity Ratio