• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Kebutuhan Fasilitas Perumahan Bagi Buruh Industri (Studi Kasus Kawasan Industri Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Kebutuhan Fasilitas Perumahan Bagi Buruh Industri (Studi Kasus Kawasan Industri Medan)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perumahan untuk para pekerja/buruh harus dianggap sebagai bagian dari pembangunan kawasan industri terpadu, tetapi kadang-kadang pihak otoritas dan yang berkepentingan kurang memperhatikan hal tersebut.Kondisi ini dapat dengan mudah terlihat di Kawasan Industri Medan, dan menyebabkan perjalanan para pekerja dari tempat tinggal mereka ke tempat kerja dan sebaliknya.Lalu lintas dari para pekerja memunculkan satu masalah yang disebut komuter, dan memberikan tekanan untuk transportasi perkotaan. Komuter ini ditunjukkan pada jam puncak, dimana kemacetan lalu lintas terjadi.

Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari tingkat kebutuhan akan fasilitas perumahan tenaga kerja di Kawasan Industri Medan dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Analisis statis kualitatif dan kuantitatif dengan tabulasi silang adalah pendekatan ilmiah penelitian menyimpulkan bahwa 70% pekerja mendukung adanya penyediaan fasilitas perumahan dengan pertimbangan lokasi tempat tinggal pekerja yang memiliki jarak jauh dari tempat kerja. Jarak tempuh pekerja dari tempat tinggal ke tempat kerja yang cukup jauh menyebabkan ongkos perjalanan yang tinggi dikarenakan dari penelitian yang telah dilakukan 32% pekerja menggunakan angkutan umum dan 9% menggunakan becak sebagai moda transportasi.

Hasil kajian dapat di ketahui tingkat kepentingan atau kebutuhan akan perumahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain lokasi tempat tinggal, jarak tempat tinggal, moda transportasi, jenis pekerjaan, status marital dan daerah asal buruh. Lokasi tempat tinggal buruh merupakan faktor yang paling besar berpengaruh terhadap penyediaan perumahan buruh.Hal tersebut dikarenakan lokasi tempat tinggal berhubungan dengan jarak tempat tinggal buruh dengan tempat kerja (industri) yang juga secara langsung berpengaruh terhadap biaya dan waktu perjalanan, dimana semakin jauh lokasi tempat tinggal buruh maka semakin besar biaya perjalanan yang harus dikeluarkan dan semakin lama waktu tempuh yang dibutuhkan.

Perlu adanya perbaikan pemukiman di sekitar Kawasan Industri Medan yang melibatkan masyarakat dan Pemerintah untuk mengatasi kondisi pemukiman yang hampir mendekati kumuh dengan bangunan tidak permanen dan semi permanen, tanpa adanya penataan yang baik.Rekomendasi dari penelitian ini adalah dalam mengembangkan perumahan tenaga kerja harus dilakukan antara Manajemen Kawasan Industri, Pengembang, pengguna (para pekerja) dan Pemerintah.

Kata Kunci : Kebutuhan, Fasilitas Perumahan, Kawasan Industri

i

(2)

ABSTRACT

Housing for employees/blue collars should be regarded as a part of the development of an integrated industrial area. However, the authority and the parties concerned sometimes are not aware about it. This condition can be clearly seen in Medan Industrial Area where commuters have to be back and forth from their residence to this area, and this condition has aroused problems for them and also for urban transportation.

Based on the above problems, the research was conducted to analyze the need for housing facilities for employees at Medan Industrial Area by considering some aspects. Qualitative and quantitative static analysis with cross tabulation which is a scientific approach shows that 70% of employees need housing facilities because their location is far from the place they work at, and this condition has caused the cost becomes high. The research was conducted to 32% employees who used public transportation, and 9% of them used rickshaws as transportation model.

The result of the research showed that the level of interest and need for housing was influenced by some factors such as the location of residence, the distance from the employees’ residence to the workplace, transportation model, types of job, marital status, and employees’ original places. The location of employees’ residence area had the most dominant factor which influenced the acquisition of employees’ housing since the distance from their residence to their workplace

(industrial area) directly influenced the cost and time in which the farther the distance, the higher the cost and the more time spent by the employees.

It is recommended that residences in the vicinity of Medan Industrial Area should be improved by involving the people and the Government to change battered houses to frame or semi permanent ones with structuring system. It is also recommended that the restructuring employees’ housing should involve the

Management of the Industrial area, developers, the users (employees), and the Government.

Keywords: Need, Housing Facility, Industrial Area

ii

Referensi

Dokumen terkait

Hutan ulayat orang Watmuri adalah hutan adat masyarakat yang sejak dahulu. digunakan dan dimanfaatkan demi

Dirakit per pinggir pada bagian atas & bawah rangka balok per O-3 Per pinggir S-4 T-5 Di gudang bahan baku Dibawa ke tempat rakitan per pinggir dan kawat lis scr

Alat ini didasarkan pada kerja resistor peka cahaya ( LDR ), begitu LDR tidak terkena cahaya maka rangkaian akan aktif dan lampu akan menyala dan begitu pula sebaliknya apabila

Alat ini didasarkan pada kerja resistor peka cahaya ( LDR ), begitu LDR tidak terkena cahaya maka rangkaian akan aktif dan lampu akan menyala dan begitu pula sebaliknya apabila

[r]

Rangkaian alat uji kecepatan reaksi ini merupakan salah satu rangkaian permainan elektronik yang unik yang dapat kita gunakan untuk menguji kecepatan reaksi pemain dengan menekan

[r]

Petugas CSO wajib menjelaskan kepada penerima kuasa (dhi. Kepala/Bendahara Madrasah) tentang tata cara menandatangi buku tabungan pada kolom/panel tanda tangan di