• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Pemakai Di Perpustakaan Universitas Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendidikan Pemakai Di Perpustakaan Universitas Negeri Medan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi untuk mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Darma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga darma perguruan tinggi tersebut.

Menurut Noerhayati (1987: 1), “perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya”.Sejalan dengan pernyataan diatas, Syihabuddin Qalyubi (2007: 10), menyatakan bahwa “perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, dan melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya”.

Dalam buku pedoman (2004 : 95 & 97) menyatakan bahwa : tentang orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan dijelaskan sebagai berikut :

1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan.

(2)

tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu lembaga yang berada dibawah naungan perguruan tinggi yang memiliki peranan penting dalam mendukung program-program pendidikan dengan menyediakan layanan dan fasilitas bagi civitas akademik.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan

perguruan tingginya. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan. Menurut Noerhayati (1987: 2), tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan informasi, dan penyebarluasan informasi.

Selaras dengan pernyataan di atas, dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 47) dirumuskan tujuan perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut:

1. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perpustakaan perguruan tinggi.

2. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia.

3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah, yang dihasilkan oleh sivitas akademik.

4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian perpustakaan.

5. Menyediakan tenaga yang cukup serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan dan bila perlu mampu memberikan pelatihan penggunaan perpustakaan.

(3)

Selanjutnya Sulistyo-Basuki (1993: 52), juga menyatakan tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.

2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga kemahasiswa program pascasarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan.

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.

5. Menyediakan jenis informasi aktif yang tidak hanya terbatas pada lingkungan perguruan tetapi juga lembaga induknya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah bagi masyarakat perguruan tinggi tersebut agar pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi berjalan dengan lancar dan semakin berkualitas.

2.1.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Supaya tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus menjalankan fungsinya dengan baik. Pada prinsipnya fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Menurut Sulistyo Basuki (1991: 107), fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi antara lain:

1. fungsi edukatif, perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan,

2. fungsi informasi, perpustakaan membantu mahasiswa dalam memperoleh informasi sebanyak-banyaknya melalui penelusuran informasi yang ada di perpustakaan,

(4)

penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan berdasar datadata yang diperoleh dari perpustakaan,

4. sebagai tempat rekreasi atau hiburan, mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan setelah lelah belajar dengan bahan bacaan ringan dan menghiburkan yang ada di perpustakaan.

Menurut perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 3-4) yaitu perpustakaan perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap program studi, koleksi strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pengajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan melakukan penelitian dan pengajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi puusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang hasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interprestasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

(5)

2.2 Pendidikan Pemakai

Dalam bahasa Inggris ada bermacam-macam istilah yang dipakai untuk mendefinisikan pendidikan pemakai diantaranya user education (pendidikan pemakai, bimbingan pemakai), library orientation (orientasi perpustakaan,

penyuluhan perpustakaan), library instruction (pengajaran perpustakaan), bibliographic instruction, library use instruction, dan user guidance.

Berikut ini ada beberapa pendapat mengenai definisi pendidikan pemakai, 1. Hazel Mews

“ ….. instruction given to readers to help them make the best use of a library.” Pendidikan Pemakai adalah instruksi yang diberikan kepada pemakai agar mereka dapat menggunakan perpustakaan dengan baik. 2. Renford and Hendrickson

“ …..encompass all activities designed to teach the user about library resources and research techniques” Pendidikan pemakai adalah cara suatu kegiatan pengajaran dengan menggunakan berbagai sumber perpustakaan dan cara-cara penelitian.

3. Malley

“….a process whereby the library user is firstly made aware of the extend and number of the library s resources, of its services and of the

information sources available to him or her, and secondly taught how to use these resources, servicces and sources”Pendidikan pemakai adalah suatu proses dimana pengguna perpustakaan untuk pertama kali diberi pemahaman dan pengertian sumber-sumber perpustakaan, termasuk pelayanan dan sumber-sumber informasi yang saling terkait, bagaimana menggunakan sumber-sumber tersebut, bagaimana pelayanannya dan di

mana sumbernya

(6)

penelusuran sumber informasi yang tersedia bagi pemakai dan kedua diajarkan bagaimana menggunakan sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi tersebut yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan perpustakaan, menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta mengajarkan pemakai

bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia (Malley dalam Akhmad Maskuri, 1995:10).

Sedangkan menurut Hazel Mews (1972:7) menuturkan bahwa pendidikan pemakai adalah pemberian instruksi kepada pembaca untuk menolong mereka menjadi pengguna yang baik. Soedibyo (1987:121) memaparkan bahwa pendidikan pemakai merupakan suatu usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efisien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu maupun kelompok.

Definisi lainnya menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi (1979:19), pendidikan pemakai merupakan usaha bimbingan atau petunjuk kepada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efisien. Selain itu pendidikan pengguna juga didefinisikan sebagai salah satu kegiatan jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam meningkatkan ketrampilan pemakai menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat (Hasanah, 1993).

(7)

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Pemakai 2..2.1.1 Tujuan pendidikan Pemakai

Tujuan utama diadakannya kegiatan pendidikan pengguna perpustakaan adalah agar para pemakai dapat memperoleh informasi yang diperlukan dengan

tujuan tertentu dengan menggunakan semua sumber daya dan bahan yang tersedia di perpustakaan

Menurut Sutarno (2006: 113) tujuan diadakannya pendidikan pemakai adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan secara cepat dan tepat tanpa ada banyaknya kesulitan yang dihadapi.

Rahayuningsih (2007: 126) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan pemakai yang hendak dicapai yaitu:

1. Memberi pengertian kepada pemakai perpustakaan akan tersedianya informasi di perpustakaan dalam bentuk tercetak maupun non-cetak; 2. Memperkenalkan kepada pemakai perpustakaan jenis-jenis koleksi

dengan ciri-ciri khususnya;

3. Agar pemakai menggunakan perpustakaan dan informasi secara efektif dan efisien;

4. Agar pemakai menggunakan sumber-sumber literatur dan dapat menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi; 5. Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan

dan sumber-sumber informasi agar pemakai mampu meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan, mempelajari dan memecahkan masalah;

6. Mengembangkan minat baca pemakai perpustakaan;

7. Memperpendek jarak antara pustakawan dengan penggunanya;

(8)

2.2.1.2 Fungsi Pendidikan Pemakai

Dalam memanfaatkan layanan perpustakaan melalui pendidikan ada tujuan yang ingin di capaai dan ada juga fungsi diadakannya pendidikan pemakai tersebut.

Menurut Sutarno (2006 : 95-96) menjelaskan bahwa fungsi dilakukannya pendidikan pemakai bagi perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar :

1. Pendidikan perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta mengguanakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut. 2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi

yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog dan penunjuk yang lain.

3. Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan.

4. Perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan.

5. Perpustakaan dapat mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian dari

lembaga pendidikan.

2.2.2 Manfaat Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan tentunya memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat diadakannya pendidikan pemakai yang menjadi penyokong tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai.

(9)

Sedangkan Ratnaningsih (1994: 2) pemberian pendidikan pemakai sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu:

1. dari segi pengguna, dengan diperolehnya bekal teknik dan strategi pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam penemuan koleksi informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat; dan 2. bagi perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan

citra perpustakaan dan pustakawannya

2.2.3 Jenis- jenis Pendidikan Pemakai

Adapun jenis-jenis pendidikan pemakai dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1994 : 75-78), dinyatakan bahwa :

1. Orientasi Perpustakaan.

Orientasi perpustakaan adalah pendidikan pemakai untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada mahasiswa baru dan pengguna baru. Pendidikan ini meliputi wisata perpustakaan dan/atau peragaan dengan pustaka pandang dengar mengenai fasilitas dan pelayanan perpustakaan. 2. Pengajaran Perpustakaan.

Pengajaran perpustakaan mendidik pemakai agar dapat menggunakan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan tempat lain.Setelah mengikuti kegiatan ini, pemakai diharap mampu :

1) Memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik.

2) Memanfaatkan koleksi pustaka primer, sekunder, dan tersier dengan bebas.

3) Menyusun strategi penelusuran informasi, baik secara manual maupun elektronik.

4) Memilih dan mengevaluasi informasi dengan tepat. Persiapan untuk pengajaran perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Petugas mendaftarkan calon peserta, baik perseorangan maupun kelompok.

2. Petugas menyiapkan formulir yang diisi oleh calon peserta dan diketahui oleh ketua jurusan dan program studi.

3. Petugas mewawancarai calon peserta.

(10)

2.2.4 Materi Pendidikan Pemakai

Dalam penerapan program pendidikan pengguna ada beberapa materi yang disampaikan, menurut Rice (1981:3) materi tersebut diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Orientasi Pustaka

Dalam tingkatan ini, materi yang disampaikan berupa pengenalan tehadap perpustakaan secara umum, biasanya materi ini diberikan pada saat siswa/mahasiswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan yang bersangkutan.

2. Pengajaran Pustaka

Dalam tingkatan ini, materi yang diajarkan berupa penjelasan yang lebih dalam mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik.

3. Pengajaran Bibliografi

Dalam tingkatan ini, materi yang diajarkan lebih mengarah sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar dalam menyusun karya ilmiah.

2.2.5 Metode Pendidikan Pemakai

Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Agar program pendidikan pengguna perpustakaan dapat memperoleh hasil yang maksimal, perlu menentukan metode apa yang kira-kira sesuai dan efektif digunakan.

Dalam memilih metode perlu pula dipertimbangkan medianya, karena masing-masing media mempunyai daya guna yang berbeda. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” (Subagyo, 1997 : 50). Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.

Menurut Fjalbbrant dan Malley (Ratnaningsih, 1994) metode pengajaran yang cocok bagi program pendidikan pengguna secara garis besar dapat dibagi

tiga kelompok yaitu:

1. Metode yang sesuai pendidikan kelompok;

2. Metode yang sesuai untuk pendidikan individu/perorangan dan

(11)

Sementara itu Hills dalam Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:

1. Motivation

Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.

2. Activity

Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.

3. Understanding

Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

4. Feedback

Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.

Menurut Rahayuningsih (2007: 126-129) ada beberapa metode penyampaian pendidikan pemakai, yaitu:

1. ceramah atau kuliah adalah pengenalan perpustakaan yang diberikan di dalam ruangan yang dilengkapi dengan alat peraga, dapat berupa buku yang telah diproses, dilengkapi dengan call number (nomor panggil) di punggung buku. Untuk mencapai hasil yang optimal pengguna biasanya diberi tugas dan latihan sehinnga pengguna mampu memahami dan akrab dengan perpustakaan;

2. wisata perpustakaan, yaitu teknik pendidikan pengguna dengan cara memandu pengguna melihat langsung ruangan, koleksi, layanan yang ada di perpustakaan;

3. penggunaan audio visual, biasanya menggunakan VCD/DVD, film, kaset, televisi, slide,LCD, dll. Pemakai perpustakaan dapat menjelajai perpustakaan dengan mendengar instruksi yang direkam;

4. permainan dan tugas mandiri, metode ini merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan; dan

(12)

2.2.6 Waktu dan Lokasi Pendidikan Pemakai 2.2.6.1 Waktu Program Pendidikan Pemakai

Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting

karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan perpustakaan.

Darmono (2001 : 168-169) menyatakan bahwa :

Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan pemakai pada perpustakaan sangat tergantung dari besarnya gedung dan banyaknya jenis layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk perpustakaan perguruan tinggi sebaiknya waktu untuk program pendidikan pemakai lebih baik diadakan pada saat setelah penerimaan mahasiswa baru

2.2.6.2 Lokasi Program Pendidikan Pemakai

Lokasi untuk pelakasanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih yang baik dan strategis. Pada umumnya lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai ditentukan oleh perpustakaan itu sendiri.

Soedibyo (1987 : 108-109) memberikan batasan pengaturan lokasi perpustakaan sebagai berikut :

1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.

2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungannya.

(13)

4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.

Selaras dengan pernyataan di atas Sulistyo-Basuki (1993 : 307) yang menyebutkan bahwa perpustakaan universitas hendaknya terletak di

tengah-tengah universitas sehingga terjangkau oleh semua pihak.

Bersasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi pelaksanaan program pendidikan pemakai harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak baik dari segi penggguna maupun dari segi anggota perpustakaan. Dengan jarak yang strategis dan mudah di jangkau maka pelaksanaan program pendidikan pemakai dapat berjalan dengan baik.

2.2.7 Dampak Penerarapan Pendidikan Pemakai

Dengan diterapkannya pendidikan pemakai pada perpustakaan diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan di kalangan pengguna perpustakan. Hak (2007) mengutarakan beberapa dampak yang diharapkan dari adanya pendidikan pemakai yaitu sebagai berikut :

1. Pengetahuan, misalnya: dari yang tadinya tidak tahu penggunaan susunan klasifikasi untuk pengelolaan buku-buku atau koleksi lainnya menjadi tahu makna dan manfaatnya, sehingga dapat menggunakan katalog untuk penemuan kembali buku-buku yang dibutuhkan.

2. Sikap, misalnya: dari yang tadinya bersikap perpustakaan hanya sebagai tempat penyimpanan buku menjadi perpustakaan sebagai tempat untuk mencari informasi (sumber belajar), sehingga selalu datang ke perpustakaan untuk memenuhi segala kebutuhan informasinya baik itu yang berhubungan langsung dengan perkuliahannya maupun untuk keperluan informasi lainnya.

3. Keterampilan, misalnya: dari yang tadinya sering menyobek buku atau koleksi lainnya menjadi perhatian untuk memelihara keberadaannya dengan cara menjaga kerapihan dan menempatkan kembali sesuai dengan susunan klasifikasi atau “call number” buku di rak atau sarana perpustakaan lainnya.

(14)

pengaruh yang dapat ditimbulkan adalah faktor pendidikan (proses dan aktivitasnya) dan pengguna perpustakaan (peserta didik) itu sendiri

2.2.8 Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Pemakai

Keberhasilan suatu perpustakaan pada dasarnya dinilai dari banyaknya pemakai maupun pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan. Hal ini terkadang menimbulkan pertanyaan mengapa masih ada perpustakaan yang memiliki jumlah kunjungan yang minim atau bahkan tidak pernah termanfaatkan oleh pengguna sama sekali.

Perpustakaan sudah seharusnya telah mengantisipasi hal ini jauh hari sebelumnya dan telah mempersiapkan (mempelajari) terlebih dahulu sebelum gedung perpustakaan dibentuk. Namun pada akhirnya, proses memperkenalkan fasilitas perpustakaanlah yang menjadi senjata paling ampuh untuk meningkatkan pemanfaatan dan kunjungan perpustakaan oleh pemakai, di samping juga kesesuaian jumlah dan jenis koleksi juga merupakan faktor pendukung.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka (2001 : 711) dijelaskan bahwa “pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah”. Selanjutnya penambahan imbuhan pe-an pada kata tersebut memiliki arti proses, cara, perbuatan manfaat. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau obyek.

Dalam menyelenggarakan perpustakaan, unsur yang paling penting adalah mengupayakan bagaiamana sebagian besar koleksi dan layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik. Tugas perpustakaan adalah untuk mengajak, menarik dan mengundang masyarakat pengguna berkunjung ke perpustakaan atas kesadaran dan kemauannya sendiri, agar tercipta masyarakat

yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi.

(15)

1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan, yaitu menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.

2. Memberikan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat di dalam perpustakaan. Semua itu dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan. 3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai memilki pengaruh yang besar dalam pemanfaatan koleksi dan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan.,karena melalui pendidikan pemakailah pengguna mendapat pengetahuan atau wawasan tentang bagaimna cara memanfaatkan koleksi, layanan dan fasilitas yang adasecara efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna tersebut..

2.2.9 Peran Pustakawan dalam Pelaksanaan Pendidikan Pemakai

Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah yang memang seharusnya benar-benar mengetahui segala seluk beluk fasilitas dan aktivitas jasa yang ada di perpustakaan. Oleh sebab itu, para pustakawan diharapkan harus benar-benar profesional dalam mengajarkan materi ketika pendidikan pemakai dijalankan.

Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan pemakai pada perpustakaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dan staf perpustakaan, yaitu sebagai berikut :

1) Petugas perpustakaan harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

(16)

3) Petugas perlu melibatkan dosen, jurusan dan fakultas.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Rabu tanggal Dua Puluh Lima, bulan Juli, tahun dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pembukaan Dokumen

Pada hari ini, Kamis, tanggal Dua Puluh Enam, bulan Juli, tahun dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pemberian Penjelasan

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang dapat dijadikan pengembangan modal sosial ( social capital ). Proses pendidikan harus dapat menyiapkan anak didik yang dapat

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengetahuan tentang kegawatdaruratan trauma pada anggota Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga), mengidentifikasi sikap anggota

Dapat kita pahami bahwa membentuk bangsa yang unggul merupakan usaha sadar dan terencana bagi seorang pendidik, peranan orang tua sebagai pendidikan dan model penerapan

Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017...36 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pekerja Harian Lepas (PHL). Berdasarkan Perasaan Lelah di

Fungsi komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi dapat berupa menyampaikan informasi faktual dan non-kontroversial (tidak menjadi pokok pertentangan), dan tujuannya hanya semata –

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:Sebagian besar responden