• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Negara Republik Indonesia sangat luas meliputi banyak kepulan dengan bentuk dan susunan tingkatan pemerintahan terendah adalah desa. Desa merupakan entitas penting dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan umum pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa:

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2)

Secara khusus, di desa telah ada lembaga formal seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD)dan lembaga kemasyarakatan lainnya yang dibentuk atas dasar prakarsa dan inisiatif masyarakat setempat seperti karang taruna, LPM, PKK dan lainnya sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam penyelengaraan pembangunan. Kehadiran BPD telah memberikan harapan dalam keberlangsungan demokrasi desayang berfungsi sebagai lembaga representasi bagi masyarakat sehubungan dengan aspirasi yang datang dari masyarakat. BPD merupakan lembaga demokrasi yang paling nyata dan paling dekat di tingkat desayang memainkan fungsi artikulsi sebagai jembatan antara elemen masyarakatdan Pemerintah Desa yang kemudian dibawa dan diformulasikan menjadi kebijakan publik di tingkat desa.Dengan demikian BPD merupakan perpanjangan tangan antara masyarakat dengan pemerintah desa dalam menyuarakan kepentingannya terkait kebutuhan manyarakat dalam pembangunan desa.Dalam Pasal 55 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai fungsi pokok yaitu:

(1) Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa.

(2) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa. (3) Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

(3)

peraturan desa, Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes) serta pelaksanaan keputusan kepala desa.

Terkait dengan judul dalam penelitian ini, hasil penelitian terdahulu tentang eksistensi BPD di beberapa desa dampingan IRE yang ada seperti di Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa:

Kehadiran dan kinerja BPD ternyata masih dilingkupi sejumlah problem yang berpotensi menjadi bumerang bagi proses demokratisasi. Dalam perjalanannya yang masih muda, harapan agar BPD mampu berperan dengan maksimal secara umum belum sepenuhnya terpenuhi. Padaumumnya anggota Badan Permusyawaratan Desa belum berpengalaman dalam memahami dan merumuskan agenda-agenda yang diaharapkan secara efektif menciptakan pembaruan di desa. Dalam beberapa hal, kehadiran BPD justru dianggap menimbulkan keruwetan pada kehidupan sosial dan politik desa, dimana banyak BPD yang bergantung pada aparatur/birokrat Pemerintah Kabupaten, Kecamatan atau Desa. Problematika berdasarkan temuan dilapangan berkisar pada persoalan legal formal, basis sosial anggota BPD maupun dinamika internal kelembagaan. Oleh karena itu penguatan lembaga BPD dan individu-individu dalam BPD patut untuk terus di dorong, sehingga harapan terbangunnya kekuatan BPD untuk mampu menjalankan perannya sebagai lembaga yang menjadi penghubung antara kepentingan masyarakat (yang mesti diperjuangkan) dan kepentingan pemerintah desa (yang mesti diawasi) dapat terwujud (Dwipayana& Eko,2003:80-99).

Demi menjamin terwujudnya suatu pembangunan dan pemerintahan desa yang lebih baik, demokratis, dan berpihak pada masyarakat, perlu adanya check and balance dalam penyelenggaraan pembangunan yakni masing-masing lembaga

(4)

Nagori Mekar Sari Raya merupakan salah satu Desa sebagaimana

penyebutan nama lain dari desa yang berada di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Secara khususBadan Permusyawaratan Desa (BPD) di Kabupaten Simalungun disebut dengan istilah Maujana Nagori, penyebutan istilah nama lain dari BPD inidisesuaikan dengan hak asal usul/hak tradisional yang dimiliki daerah setempat. Hal ini di atur secara khusus dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun 2006 yang mengatur secara khusus tentang Pemerintahan Nagori dimana Maujana Nagori mempunyai tugas dan fungsi untuk menetapkan Peraturan Nagoribersama Pangulu, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakatNagori. Berdasarkan wewenang tersebut, maka Maujana Nagorimerupakanmitra bagi pemerintah Nagori dan wadah bagi masyarakat

dalam membangun tradisi berdemokrasi di desa. Sebagai mitra pemerintahan Nagori, Maujana Nagori berfungsi untuk menetapkan kebijakan dan peraturan

Nagori bersama Pangulu dan sebagai wadah artikulasi bagi aspirasi masyarakat serta kontrol atas kekuasaan eksekutif Nagori. Oleh karena itu kualitas Maujana Nagorijuga turut menentukan berkualitasnya Musdes dan kebijakan di Nagori dan

harus mampu menghimpun potensi-potensi yang ada di Nagorisehinggadiharapkan tercipta pemerintahan yang dinamis di desa.

(5)

sebagaima Maujana Nagori merupakan mitra bagi Pangulu dalam menetapkan berbagai peraturan dan perencanaan pembangunan di Nagori.

(6)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini penulismerumuskan masalah penelitian yaitu“Bagaimana optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagoriatau BPD dalam pembangunan di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun ? ”

1.4 Tujuan

1. Untuk menganalisis keterkaitan pengembangan kapasitas individudengan optimalisasi tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

2. Untuk menganalisis keterkaitan pengembangan kapasitas kelembagaandengan optimalisasi tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

3. Untuk menganalisis keterkaitan pengembanagan kapasitas sistem dengan optimalisasi tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

1.5 Manfaat

1. Secara Ilmiah

(7)

Negara khususnya dalam kaitannya dengan optimalisasi tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan bagi Maujana Nagoridan Pemerintah khususnya dalam mengoptimalkan tugas

pokok dan fungsi Maujana Nagori di Nagori Mekar Sari Raya kecamatan Panei Kabupaten Simalungunserta sebagai bahan kajian dalam mengevaluasi program untuk dapat meningkatkan kinerjanya di kemudian hari.

3. Secara akademis

Referensi

Dokumen terkait

Kedua , TNI dan Polri tidak diperkenankan untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu pasca reformasi dilatarbelakangi oleh kebijakan dwifungsi ABRI di masa Orde Baru yang

Tujuan penelitian ini mengidentifikasi perilaku mahasiswa Program Profesi Ners tahap akhir di Fakultas Keperawatan USU. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan

Pengaruh eksternal berupa latar belakang keluarga dan pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk pembelajaran sosial yang didapat oleh siswa dimana

enforcement by “authorities” formed by treaty regimes, and by non-authorities (including enforcement individual states and by the international community).. It is also found that

Dari analisis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa solusi yang dilakukan sekolah dalam menghadapi hambatan implementasi pendidikan akhlak pada siswa adalah

SKRIPSI PENTINGNYA INFORMASI PENJUALAN UNTUK

Kompleksitas permasalahan diatas telah mendorong Jurusan Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM dan KPU Kabupaten Sleman untuk melakukan kajian terhadap aspek literasi politik

… gambaran dan uraian situasi bentuk; bagaimana cara memakainya; kapan dan dalam kesempatan apa alat tersebut dimainkan; siapa saja yang boleh memainkannya;