ABSTRAK
Azwar Umri Pohan, 2014. Judul Skripsi : Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Mandailing di Padang Lawas kajian Semiotik
Penelitian ini menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure. Saussure (Sobur, 2003:12) mengatakan“semiotik merupakan sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda ditengah masyarakat. Sebuah tanda tidak hanya mengandung sebuah hubungan internal antara aspek material (penanda) dan konsep mental (petanda), namun juga mengandung hubungan antara dirinya dan sebuah sistem yang lebih luas di luar dirinya”. Metode dasar yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek/subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa dalam upacara perkawinan masyarakat Mandailing terdapat tanda-tanda. Yaitu: tuhor, indahan tungkus, parkayan, abit tonun patani, indahan nagorsing, horis, sipulut, bulung ujung, amak lampisan, piramanuk, burangir, gulaen, silalat, udang, gordang sambilan, pago-pago, gong, pangir, daun dingin-dingin, padang togu, palappak ni pisang, indahan, sira, air putih, ulu ni horbo.
Kata kunci : Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Mandailing di Padang Lawas
Abstrak
Azwar Umri Pohan, 2014. Judul Skripsi: Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Mandailing di Padang Lawas kajian Semiotik
Penelitian on manggunaon teori semiotik na didokkon ni si Ferdinand De Saussure. Saussure (Sobur, 2003:12) mandokkon “semiotik i ima sada ilmu na makkaji tando-tando di tonga ngolu ni masyarakat. Sada tando inda hum mangandung sada hubungan diantara ni panando i dohot patando na, tai mangandung hubungan diantara diri nia dohot sada sistem nahum luas sian diri nia”. Hasil ni penelitian on di lapangan patidahon tando-tando ima di upacara adat perkawinan masyarakat Mandailing. Ima: tuhor, indahan tungkus, parkayan, abit tonun patani, indahan nagorsing, horis, sipulut, bulung ujung, amak lampisan, pago-pago, piramanuk, burangir, gulaen, silalat, udang, gordang sambilan, gong, pangir, daun dingin-dingin, padang togu, palappak ni pisang, indahan, sira, air putih, ulu ni horbo.