• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi Chapter III V"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

115 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur variabel–variabel yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Variabel–variabel yang akan diteliti terdiri atas variabel terikat (dependent variable) yaitu pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan investasi.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS provinsi Sumatera Utara yang meliputi data PDRB atas dasar harga konstan (ADHK), pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerja. Data penelitian ini merupakan data time series dari tahun 2003-2011.

3.3. Model Estimasi

Determinan tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi dalam kurun waktu 2003-2011 secara singkat dapat dijelaskan dengan fungsi sebagai berikut.

PED = f(G,I,AK)

Selanjutnya fungsi di atas dispesifikasi kedalam model estimasi dengan menggunakan model regresi linear berganda, yaitu :

(2)

116 Dimana :

PED : Pertumbuhan ekonomi yang di proxy dengn PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) harga konstan Kabupaten Dairi ( Juta Rupiah )

G : Pengeluaran pemerintah Kabupaten Dairi (Juta Rupiah) I : Investasi pemerintah Daerah Kabupaten Dairi (Juta Rupiah) AK : Angkatan kerja (jiwa)

L : logaritma natural

β 0 : intersep (konstanta)

β 1,β 2, β 3 : koefisien regresi (kemiringan/slope) µ : residual

Untuk ketepatan penghitungan sekaligus mengurangi human error, digunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program Eviews 4.1 dengan tingkat signifikansi pada level of confidence 95 persen atau α = 0.05.

3.4 . Metode Pemecahan Data lnsukrindo

Adapun data yang diambil merupakan time series dari tahun 2003 sampai tahun 2011, namun untuk memenuhi jumlah sampelnya maka data pertahun diubah menjadi pertriwulan dengan menggunakan metode pemecahan data menurut lnsukrindo dengan rumus sebagai berikut :

Y1 = ¼ { Yt + (-4.5/12 < Yt - Yt-1>)}

Y2 = ¼ { Yt + (-1.5/12 < Yt - Yt-1>)}

(3)

117 Y4 = ¼ { Yt + ( 4.5/12 < Yt - Yt-1>)}

dimana

Y1 = Nilai triwulan pertama Y2 = Nilai triwulan kedua Y3 = Nilai triwulan ketiga Y4 = Nilai triwulan keempat

Yt = Nilai pada tahun yang dihitung Yt-1 = Nilai pada tahun sebelumnya

Dengan menggunakan metode ini maka didapat data triwulan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2011 sehingga observasi yang didapat menjadi 32 observasi.

3.5. Analisis Data

3.5.1. Uji Kesesuain (Test Of Goodness Of Fit)

Uji Kesesuain (Test Of Goodness Of Fit) dilakukan berdasarkan uji t (partial test), uji F (over all tesst) dan perhitungan nilai koefisien Determinan (R2). Uji t dimaksudkan untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk pengujian signifikansi ini, nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tingkat keyakinan dan derajat kebebasan (degree of freedom) tertentu. Rumus perhitungan uji-t, yaitu:

t = (β – β0) / Sβ dimana: t = nilai t-test

(4)

118 β0 = nilai koefisien variabel eksogen dengan hipotesa = 0

Sβ = standar error estimasi β

Untuk pengujian pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variable dependen, hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : βi = 0 : Artinya variabel independen ke-i yang dihipotesiskan tidak berpengaruh secara individu terhadap variabel dependennya.

Ha : β1,β2,β3 > 0 : Artinya variabel independen ke-i yang dihipotesiskan berpengaruh secara individu terhadap variabel dependennya.

Apabila t-hitung ≥ t-tabel maka Ho ditolak, sebaliknya apabila t-hitung ≤ t -tabel maka Ho tidak ditolak.

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh dari semua variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel tidak bebasnya. Disamping menguji berarti tidaknya variabel-variabel bebas secara bersamaan, uji F juga sekaligus menguji koefisien determinasinya (R2). Dengan demikian hasil uji F yang signifikan akan menyebabkan nilai R2 yang diperoleh secara statistik tidak sama dengan nol. Hipotesis yang digunakan adalah :

H0: semua variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya.

Ha: minimal salah satu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya.

(5)

119 df untuk pembilang, N1 = k – 1, k adalah banyaknya parameter.

df untuk penyebut, N2 = n – k , n adalah banyaknya observasi. 3.5.2. Koefisien Determinasi (R2)

Perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang dipakai. Koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukan besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari independen variable (variable bebas) yang menerangkan dependen variable (variabel terikat) atau angka yang menunjukan seberapa besar independen variable (variabel bebas) dapat menjelaskan dependen variable (variabel terikat).

Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 (0 ≤ R 2 ≤1), dimana jika nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.5.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Selain dilakukan uji statistika di atas, pada saat analisis regresi sering muncul beberapa masalah yang termasuk dalam pengujian asumsi klasik, yaitu ada tidaknya masalah normalitas, multikolinieritas dan autokorelasi. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian memiliki dimensi waktu (time series) sehingga untuk uji asumsi klasik hanya akan dilakukan berkaitan dengan mutlikolinieritas, dan autokorelasi.

(6)

120 dan mempunyai varian yang minimum. Untuk mengetahui normal tidaknya faktor penggangu µ dilakukan dengan Jarque-Bera Test (J-B Test).

Uji menggunakan hasil estimasi residual dan probabilitas X2, yaitu dengan membandingkan nilai JB hitung atau X2 hitung dengan X2 tabel. Kriteria keputusan sebagai berikut :

H0 : µ terdistribusi normal Ha : µ tidak terdistribusi normal

1. Jika JB hitung > X2 tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual µ I berdistribusi normal ditolak.

2. Jika nilai JB hitung < X2 tabel maka Hipotesis yang menyatakan bahwa resodual µi berdistribusi normal diterima.

3. Tahap uji Jarque Bera dengan menggunakan Eviews secara ringkas adalah sebagai berikut :

a. Formulasi hipotesis Ho = distribusi µi

Ha = distribusi µt tidak normal b. Menentukan tingkat signifikan (α) c. Menentukan kriteria pengujian

Ho ditolak jika prob. JB < α, Ho diterima jika prob. JB>α

d. Kesimpulan

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan diantara variabel bebas. Salah satu cara untuk mendeteksi

multikolinieritas adalah dengan menguji koefisien korelasi (r) antar variabel independen.

(7)

121 kita kesulitan memperoleh estimator dengan standard error yang kecil (Widarjono, 2005)

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mendeteksi masalah autokorelasi adalah metode Bruesch-Godfrey atau yang lebih dikenal dengan uji Lagrange Multiplier (LM).

Mendeteksi terjadinya autokorelasi didasarkan pada probabilitas chi-square, yaitu :

Jika probability chi square > α = 5%, berarti Ho tidak ditolak Jika probability chi square ≤ α = 5%, berarti Ho ditolak Dimana :

Ho : tidak ada autokorelasi H1 : ada autokorelasi

Jika probabilitas chi-square (X2) ≥ 5 persen maka Ho tidak ditolak atau tidak ada autokorelasi. Sebaliknya jika probabilitas chi-square (X2) ≤ 5 persen maka Ho ditolak atau terjadi autokorelasi.

3.6. Definisi Operasional Variabel

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk memberikan batasan penelitian memudahkan analisis, dijabarkan beberapa definisi operasional variabel, yakni sebagai berikut:

(8)

122 2. Pengeluaran pemerintah adalah belanja yang penggunaannya untuk

membiayai kegiatan rutin dan pembangunan pemerintah daerah ( Juta rupiah).

3. Investasi (INV) adalah total investasi yang ditanamkan oleh investor baik dalam dan luar negri selama satu tahun ( juta rupiah).

(9)

123 BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Dairi 4.1.1. Luas dan Letak

Kabupaten Dairi mempunyai luas 191.625 Hektar yaitu sekitar 2,68 % dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 Hektar). Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Laut Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi yang terletak disebelah Barat laut Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara (NAD) dan Kabupaten Karo Sebelah Selatan : Kabupaten Pak-pak Bharat

Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Selatan Sebelah Timur : Kabupaten Toba Samosir

Wilayah Kabupaten Dairi terdiri dari 15 Kecamatan dan 148 Desa, dan 8 kelurahan didiami oleh berbagai macam penduduk dengan beragam etnis/suku bangsa, agama dan budaya. Sidikalang merupakan Ibukota Kabupaten dairi sebagai pusat pemerintahan, jaraknya dengan kota-kota kecamatan sangat bervariasi antara 4 km sampai 10 km. Kota-kota kecamatan yang letaknya relatif jauh (diatas 10 km).

4.1.2. Keadaan Alam dan Topografi

(10)

124 ibukota Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 1.066 meter di atas permukaan laut.

Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s/d 1.250 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Siempat Nempu dan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 – 1.360 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang, Parbuluan dan Tanah Pinem berada pada ketinggian 700- 1.600 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi yang bervariasi, dan sebagian besar merupakan pegunungan dan perbukitan.

Keadaan iklim Kabupaten Dairi pada umumnya beriklim subtropis pada daerah dengan ketinggian 400-1000 m di atas permukaan laut dan iklim dingin pada daerah ketinggian di atas 1000 m diatas permukaan laut.

Pertanian merupakan sektor utama yang mendukung perekonomian masyarakat Kabupaten Dairi, karena sebagian besar penduduknya adalah berusaha pada sektor ini. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi, yaitu sebesar 70,08% (BPS Kabupaten Dairi, 2007). Dalam pengelompokan sektor ekonomi, sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.

4.1.3. Visi dan Misi Kabupaten Dairi VISI :

(11)

125 MISI :

1. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia; 2. Memberikan pelayanan yang berkualitas;

3. Meningkatkan kualitas dan peran serta pemerintah, masyarakat dan dunia usaha untuk mengembangkan potensi daerah dalam pembangunan;

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta mengoptimalkan prasaranan dan sarana daerah;

5. Menciptakan dan memelihara suasana kondusif. 4.1.4. Perkembangan Perekonomian Kabupaten Dairi

Kabupaten Dairi memiliki sumber daya alam yang dapat digali potensinya, dari sumber daya tersebut seperti pengolahan pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, pengolahan energi listrik, gas dan air bersih, disamping jasa-jasa perdagangan lainnya. Potensi ini masih dapat dieksploitasi dengan maksimal karena bahan baku cukup tersedia, sehingga mampu meningkatkan PDRB kabupaten Dairi. Pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerjajuga mengalami perubahan dari tahun 2003 sampai tahun 2011.

(12)

126 Perkembangan PDRB, pengeluaran pemerintah, investasi dan penduduk Kabupaten Dairi disajikan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah, Perekonomian Dan Kependudukan Kabupaten Dairi 2003 sampai dengan 2011

No Tahun Pengeluaran

Pemerintah Investasi

Angkatan Kerja

PDRB Harga Konstan 1 2003 163.196.021.131,27 8.392.780 64991 1.465.781,05 2 2004 176.085.127.757,00 10.298.690 66013 1.551.234,58 3 2005 196.974.234.382,73 11.876.320 67835 1.634.143,37 4 2006 327.994.400.048,74 14.986.800 69221 1.704.131,24 5 2007 370.418.427.774,12 16.324.675 70774 1.789.802,45 6 2008 467.291.950.314,88 18.482.850 72113 1.870.701,52 7 2009 455.902.250.452,26 23.487.850 73838 1.958.998,63 8 2010 487.883.816.871,92 25.092.850 75543 2.057.340,36 9 2011 514.757.339.412,68 39.379.100 77263 2.166.790,87

Sumber : BPS (2011)

4.1.5. Metode Pemecahan Data lnsukrindo

(13)

127 Y4 = Nilai triwulan keempat

Yt = Nilai pada tahun yang dihitung Yt-1 = Nilai pada tahun sebelumnya Contoh :

PDRB Tahun 2003 adalah Rp. 1.465.781,05 dan di Tahun 2004 adalah Rp. 1.551.234,58. Maka untuk memecah data di Tahun 2004 adalah sebagai berikut : Y2004a = ¼ { Y2004 + (-4,5/12 < Y2004 - Y2004-1>)}

= ¼ { Y2004 + (-4,5/12 < Y2004 - Y2003>)}

= ¼ { 1.551.234,58+ (-4,5/12 < 1.551.234,580000 – 1.465.781,05 >)} = ¼ { 1.551.234,58+ (-4,5/12 <85453>)}

= ¼ { 1.551.234,58– 32045 } = ¼ x 1.519.189,58

= 379.797,38

Y2004b = ¼ { Y2004 + (-1,5/12 < Y2004 - Y2004-1>)} = ¼ { Y2004 + (-1,5/12 < Y2004 - Y2003>)}

= ¼ { 1.551.234,58+ (-1,5/12 < 1.551.234,58– 1.465.781,05 >)} = ¼ { 1.551.234,58+ (-1,5/12 <85453>)}

= ¼ { 1.551.234,58– 10.681 }

= ¼ x 1.540.553,58 = 381.138,22

Y2004c = ¼ { Y2004 + (1,5/12 < Y2004 - Y2004-1>)} = ¼ { Y2004 + (1,5/12 < Y2004 - Y2003>)}

= ¼ { 1.551.234,58+ (1,5/12 < 1.551.234,58– 750.000.000>)}

(14)

128 = ¼ { 1.551.234,58+ 10.681 }

= ¼ x 1.561.915,58 = 390.479,07

Y2004d = ¼ { Y2004 + (4,5/12 < Y2004 - Y2004-1>)} = ¼ { Y2004 + (4,5/12 < Y2004 - Y2003>)}

= ¼ { 1.551.234,58+ (4,5/12 < 1.551.234,58– 750.000.000>)} = ¼ { 1.551.234,58+ (4,5/12 <85453>)}

= ¼ { 1.551.234,58 + 32045} = ¼ x 1.583.279,58

= 395.819,91 Dimana :

Y2004a : Nilai PDRB Tahun 2004 Triwulan Pertama Y2004b : Nilai PDRB Tahun 2004 Triwulan Kedua Y2004c : Nilai PDRB Tahun 2004 Triwulan Ketiga Y2004d : Nilai PDRB Tahun 2004 Triwulan Keempat

Dengan menggunakan metode ini maka didapat data triwulan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 sehingga didapat 32 observasi .

4.2. Deskripsi Variabel Penelitian

(15)

129 4.2.1. Perkembangan PDRB tahun 2004 : 1 sampai tahun 2011 : 4

PDRB merupakan pendapatan regional dalam wilayah provinsi dan kabupaten /kota. PDRB sebagai indikator dari ekonomi dengan analisa pertumbuhannya. Jika didefinisikan secara singkat, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Makna kata proses dalam definisi tersebut adalah bahwa pertumbuhan bukan merupakan gambaran ekonomi pada suatu saat melainkan sebuah aspek dinamis dari suatu perekonomian yang berubah dari waktu ke waktu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga terkait erat dengan kenaikan output per kapita yang ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi output total suatu daerah (PDRB) dan dari sisi jumlah penduduk.

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Dairi diukur atas dasar harga konstan tahun 2000 dalam satuan ribu Rupiah. Berikut tabel perkembangan PDRB di Kabupaten Dairi tahun 2004 : 1 sampai dengan tahun 2011 : 4.

(16)

130 2006 : 4 432.594,17 1,01 2010 :4 523.554,63 1,17

2007 :1 439.418,94 1,55 2011 :1 531.436,73 1,48 2007 :2 444.773,39 1,20 2011 :2 538.277,39 1,27 2007 :3 450.127,84 1,19 2011 :3 545.118,05 1,25 2007 :4 455.482,29 1,18 2011 :4 551.958,70 1,24

Sumber : BPS (2011)

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui perkembangan PDRB Kabupaten Dairi tahun 2004 kwartal 1 sampai tahun 2011 kwartal 4. PDRB yang paling besar terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 yaitu sebesar Rp 551.958. 700.

360 400 440 480 520 560

04 05 06 07 08 09 10 11

PDRB

Gambar 4.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Dairi Tahun 2004 :1 -2011 : 4 Sedangkan PDRB yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 kwartal 1 sebesar Rp 379.797.380. Secara keseluruhan perkembangan PDRB selalu menunjukkan kenaikkan dari tahun ke tahun. Besarnya PDRB yang terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 tersebut disebabkan adanya peningkatan investasi.

4.2.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Tahun 2004 : 1 Sampai Tahun

(17)

131 Tahun 2011 : 4

Pengeluaran pemerintah merupakan belanja yang penggunaannya untuk membiayai kegiatan rutin dan pembangunan pemerintah daerah. Berikut tabel perkembangan pengeluaran pemerintah Kabupaten Dairi tahun 2004 : 1 sampai dengan tahun 2011 : 4.

Tabel 4.3. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi 2004 : 1 sampai dengan 2011 : 4

Q Pengeluaran

Pemerintah Pertumbuhan Q

Pengeluaran

Pemerintah Pertumbuhan

2004 :1 42.812.928.193,09 - 2008 :1 107.741.094.480,52 11.55417 2004 :2 43.618.497.357,20 1.881603 2008 :2 113.795.689.999,32 5.619579 2004 :3 44.424.066.521,30 1.846852 2008 :3 119.850.285.158,12 5.320584 2004 :4 45.229.635.685,41 1.813362 2008 :4 125.904.880.316,92 5.051799 2005:1 47.285.204.849,52 4.54474 2009 :1 115.043.346.975,19 -8.62678 2005 :2 48.590.774.013,63 2.761052 2009 :2 114.331.490.733,77 -0.61877 2005 :3 49.896.343.177,74 2.686866 2009 3 113.619.634.492,36 -0.62262 2005 :4 51.201.912.341,84 2.616563 2009 :4 112.907.778.250,94 -0.62653 2006 : 1 69.715.459.481,00 36.15792 2010 :1 118.972.682.366,14 5.371556 2006: 2 77.904.219.835,12 11.74597 2010 :2 120.971.530.267,37 1.68009 2006 : 3 86.092.980.189,25 10.51132 2010 :3 122.970.378.168,59 1.652329 2006 : 4 94.281.740.543,37 9.511531 2010 :4 124.969.226.069,82 1.625471 2007 :1 88.627.354.344,28 -5.99733 2011 :1 126.169.942.114,97 0.960809 2007 :2 91.278.856.077,11 2.991742 2011 :2 127.849.537.273,77 1.331217 2007 :3 93.930.357.809,95 2.904837 2011 :3 129.529.132.432,57 1.313728 2007 :4 96.581.859.542,78 2.822838 2011 :4 131.208.727.591,37 1.296693

Sumber : BPS (2011)

(18)

132 40

60 80 100 120 140

04 05 06 07 08 09 10 11

G

Gambar 4.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi Tahun 2004 :1 -2011 : 4

Sedangkan pengeluaran pemerintah yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 kwartal 1 sebesar Rp 42.812.928.193,09. Secara keseluruhan perkembangan pengeluaran pemerintah selalu menunjukkan kenaikkan dari tahun ke tahun. 4.2.3. Perkembangan Investasi Tahun 2004 : 1 Sampai Tahun 2011 : 4

Investasi merupakan total investasi yang ditanamkan oleh investor baik dalam dan luar negeri selama satu tahun. Kondisi perkembangan investasi di Kabupaten Dairi telah mengalami stagnasi dan kelesuan bahkan cenderung menjadi tidak kondusif sehingga berpengaruh terhadap perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Salah satu indikator yang dapat dilihat adalah dari turunnya jumlah proyek dan investasi PMDN yang telah disetujui dan realisasinya.

(19)

133 Berikut tabel perkembangan investasi di Kabupaten Dairi tahun 2004 : 1 sampai dengan tahun 2011 : 4.

Tabel 4.4. Perkembangan Investasi Kabupaten Dairi 2004 : 1 sampai dengan 2011 : 4 (Ribu)

Q Investasi Pertumbuhan Q Investasi Pertumbuhan

2004 :1 2.395.993,44 - 2008 :1 4.418.383,59 1,00

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui perkembangan investasi di Kabupaten Dairi tahun 2004 kwartal 1 sampai tahun 2011 kwartal 4. Investasi yang paling besar terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 yaitu sebesar Rp 11.184.110.940.

(20)

134

2

4

6

8

10

12

04

05

06

07

08

09

10

11

I

Gambar 4.3. Perkembangan Investasi Kabupaten Dairi Tahun 2004 :1 – 2011 : 4

Sedangkan investasi yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 kwartal 1 sebesar Rp 2.395.993.440. Secara keseluruhan perkembangan investasi selalu menunjukkan kenaikkan dari tahun ke tahun. Besarnya investasi yang terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 tersebut disebabkan adanya kemudahan dalam perijinan. 4.2.4. Perkembangan Angkatan kerja Tahun 2004 : 1 sampai Tahun 2011 : 4

(21)

135 produktif. Mereka yang dapat diserap oleh pasar kerja digolongkanbekerja, sedangkan yang tidak/belum diserap oleh pasar kerja yaitu mereka yangsedang mencari pekerjaan. Di sisi lain, mereka yang tidakterlibat dalam kegiatanekonomi digolongkan sebagai Bukan Angkatan Kerja, yaitu mereka yang kegiatan 88 utamanya mengurus rumah tangga, sekolah atau mereka yang tidak mampu

melakukan kegiatan karena usia tua atau alasan fisik (cacat).

Berikut tabel perkembangan angkatan kerjadi Kabupaten Dairi tahun 2004 : 1 sampai dengan tahun 2011 : 4.

Tabel 4.5. Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten Dairi 2004 : 1 Sampai Dengan 2011 : 4 (Jiwa)

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui perkembangan angkatan kerja Kabupaten Dairi tahun 2004 kwartal 1 sampai tahun 2011 kwartal 4. Jumlah angkatan kerja yang paling besar terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 yaitu sebesar 19477 jiwa.

(22)

136 16000

16500 17000 17500 18000 18500 19000 19500 20000

04 05 06 07 08 09 10 11

AK

Sedangkan jumlah angkatan kerja yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 kwartal 1 sebesar 16408. Peningkatan angkatan kerja diharapkan mampu meningkatkan peertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi

Gambar 4.4. Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten Dairi Tahun 2004 : 1 – 2011 : 4

(23)

137 4.3. Analisis Estimasi

4.3.1. Uji Kesesuaian (Goodness of Fit)

Untuk pengujian hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka dilakukan estimasi dengan model Ordinary Least Square (OLS) untuk data time series 32 bulan dengan menggunakan Program EViews. Hasil analisis regresi terhadap model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Lampiran 2.

Tabel 4.6. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi

LPDRB = 15.59927+ 1.83E-15LG + 2.19E-12 LINV+0.000113LAK Std.Er. : (5.92E-16) (7.46E-12) (3.17E-06) t-stat : (3.095077)** (0.293333) (35.61648)***

R2 : 0.999314 F-stat : 13586.86*** DW-test : 1.834069 Prob : 0,0000

Sumber : Lampiran 4.

Ket. : *** signifikan pada α 1 %.

Koefisien determinasi (R²) sebesar 0.999314 berarti bahwa variabel pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerjavariasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi sebesar 99,93 persen.

Dilihat dari nilai F-statistik, yaitu sebesar 13586.86 yang signifikan pada tingkat keyakinan 99 persen atau α = 1 %; berarti bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerja akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi.

(24)

138 signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi pada α = 1 %.

Berikut ini hasil uji t dari masing-masing variabel bebas. a. Pengeluaran Pemerintah

Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat pengeluaran pemerintah, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi akan semakin tinggi. Nilai koefisien regresi pengeluaran pemerintah sebesar 5.92E-16 berarti bahwa setiap peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar 1 juta, maka menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi sebesar 5.92E-16 persen, ceteris paribus. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 3.095077 yang lebih besar dibandingkan t-tabel (α 5% = 2,048). Hal ini berarti bahwa variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi pada tingkat keyakinan 95 persen atau α = 5 %.

b. Investasi

(25)

139 2,048). Hal ini berarti bahwa variabel investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi pada tingkat keyakinan 99 persen atau α = 1 %.

c. Angkatan Kerja

Dari hasil estimasi diketahui bahwa angkatan kerja berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Nilai koefisien regresi angkatan kerja sebesar 0.557805 berarti bahwa setiap peningkatan angkatan kerja sebesar 1 jiwa, akan menyebabkan naiknya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi sebesar 3.17E-06 persen, ceteris paribus. Hal ini berarti bahwa semakin banyak angkatan kerja, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi akan semakin naik. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 35.61648 yang lebih besar dibandingkan t-tabel (α 5 % = 2,048). Hal ini berarti bahwa angkatan kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi pada tingkat keyakinan 99 persen atau α = 1 %.

4.3.2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

(26)

140 a. Multikolinieritas

Untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan nilai R2y.x dengan nilai R2x.x. Kriteria keputusan sebagai berikut : 1. Jika nilai R2y.x < R2x.x, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak.

2. Jika nilai R2y.x > R2x.x, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan ditolak.

Tabel 4.7. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas

Model Estimasi Nilai R2

LPDRB = f(G, I, AK) 0.999314

G = f (I, AK) 0.914220

I = f (G, AK) 0.895037

AK = f (G, I) 0.965258

Sumber : Data diolah (Lampiran 3).

Nilai R2 LPDRB, LG, LI, LAK lebih tinggi dari nilai R2 LG, LI, LAK; nilai R2 LI, LG, LPAK dan nilai R2 LAK, LI, LG, maka dalam model empiris tidak ditemukan adanya multikolinieritas.

b. Autokorelasi

(27)

141 1. Jika nilai X2hitung > X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak

ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, ditolak.

2. Jika nilai X2hitung < X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat ditolak. Uji autokorelasi dengan LM Test sebagai berikut.

Tabel 4.8. Hasil Estimasi Uji Autokorelasi dengan LM Test Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 5.570413 Probability 0.059911

Obs*R-squared 9.323834 Probability 0.055578

Sumber: Data diolah (Lampiran 3).

Hasil uji LM test di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai X2hitung (Obs*R-squared) = 9.323834 dengan X2tabel (9) α 5% = 16,92 yang berarti bahwa X2hitung < Xtabel, dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi tidak dapat ditolak. Artinya dalam model yang diestimasi tersebut tidak mengandung korelasi serial (autokorelasi) antar faktor pengganggu (error term). Hal ini menunjukkan bahwa ada tidak korelasi antara data dengan data sebelumnya.

C. Uji Normalitas (Jarque-Bera Test)

(28)

142 Tabel 4.9. Hasil Estimasi Uji Normalitas

Series : Residuals Sample: 2004:1 2011:4 Observations : 32

Jarque-Bera 1.551154

Probability 0.460438

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan hasil estimasi uji J-B Test, diperoleh probability JB ( sebesar 0.460438 atau 46 persen) lebih besar daripada α= 5 persen, maka (H0) diterima.

Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan model empiris yang digunakan mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal tidak dapat ditolak.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengeluaran Pemerintah

Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hanum (2004) yang menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) antara lain menemukan bahwa untuk variabel pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

(29)

143 GNP.

4.4.2. Investasi

Hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Siti Aisyah Tri Rahayu (2000). Dalam penelitiannya tentang pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menyebutkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah (ΔY) merupakan fungsi dari laju pertumbuhan angkatan kerja (ΔL), rasio investasi swasta PMA dan PMDN yang disetujui terhadap PDRB (IP), rasio investasi pemerintah daerah terhadap PDRB (IG), rasio pengeluaran/konsumsi pemerintah (belanja rutin) daerah terhadap PDRB ((G/Y)

ΔG) dan rasio penerimaan pemerintah daerah yang berasal dari pajak daerah dan penerimaan non pajak terhadap PDRB (R/Y).

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi swasta dan laju pertumbuhan angkatan kerja tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional, tanpa memasukkan hasil migas ternyata investasi pemerintah daerah mempunyai efek yang negatif, sedangkan penerimaanpemerintah dari sektor pajak daerah dan non pajak memberikan efek positif yangsignifikan.

4.4.3. Angkatan Kerja

(30)
(31)

145 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab terdahulu maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi akan semakin meningkat dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan investasi.

2. Secara bersama, hasil analisis menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi.

3. Secara parsial, hasil analisis menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, angkatan kerja signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. investasi walaupun berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.

5.2. Saran

(32)

146 2. Dianggap perlu untuk mengkaji kembali penelitian ini (atas masalah yang

sama) dengan menggunakan metode pendekatan, serta konsep peninjauan yang berbeda agar dapat dilakukan studi komparasi dan mendukung temuan-temuan baru.

Gambar

Tabel 4.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah, Perekonomian Dan                    Kependudukan Kabupaten Dairi 2003 sampai dengan 2011
Tabel 4.2. Perkembangan PDRB Kabupaten Dairi 2003 sampai dengan 2011                    (Ribu)
Gambar 4.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Dairi Tahun 2004 :1 -2011 : 4
Tabel 4.3. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi 2004 : 1                    sampai dengan 2011 : 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah dan angkatan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Dilihat dari nilai F - statistik , yaitu sebesar 66.53672 , yang signifikan pada tingkat keyakinan 99%, berarti bahwa secara bersama-sama (serentak) variabel umur, pendidikan

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari angkatan kerja, pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi

model.Sedangkan nilai f-statistik sebesar 12.07370 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.000001 &lt; α 5 persen, yang berarti bahwa variabel – variabel PE, TPT, EDUC, dan JP

Berdasarkan pengujian data secara statistik melalui uji koefisien regresi secara individual, Tenaga Kerja dilihat dari nilai probabilitas sebesar (0.0000) dibandingkan

Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat secara Bersama-sama atau Simultan Pengaruh variabel Pengeluaran Pemerintah dan Investasi Swasta terhadap pertumbuhan ekonomi di

Dari hasil estimasi didapatkan nilai F-hitung sebesar 46.55 dengan probabilita 0.000 dengan F tabel sebesar 2.48 < 46.55 dan taraf keyakinan 95 persen yaitu 0.05 > 0.000, maka dapat

Investasi diperoleh koefisien regresi sebesar 0,407 yang artinya setiap adanya kenaikan 1 persen terhadap investasi maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi di