• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Pemenuhan Standar Praktik Kefarmasian Beberapa Apotek di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Pemenuhan Standar Praktik Kefarmasian Beberapa Apotek di Kota Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

v

PROFIL PEMENUHAN STANDAR PRAKTIK KEFARMASIAN BEBERAPA APOTEK DI KOTA MEDAN

ABSTRAK

Selama bertahun-tahun praktik profesi apoteker di Indonesia jauh dari interaksi dengan pasien. Apotek seharusnya dipercaya sebagai tempat pelayanan kefarmasian, namun sampai saat ini masih merupakan tempat penjualan obat sebagai komoditi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kehadiran apoteker yang sangat minim. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pemenuhan standar praktik kefarmasian beberapa apotek di kota Medan, sebagai dasar pembinaan dan pengawasan.

Penelitian ini bersifat cross-sectional dengan metode survei kepada apoteker di kota Medan. Kuesioner dibagikan secara langsung ke 100 apoteker di apotek di kota Medan. Data merupakan identitas dan pilihan responden terhadap 2 atau 3 deskripsi tingkat pemenuhan standar praktik, dengan skala tiga poin yaitu 0, 2, dan 4 pada setiap elemen standar. Kriteria pemenuhan standar praktik ditentukan berdasarkan poin kumulatif hasil penilaian tingkat pemenuhan standar praktik sebagai berikut, sangat baik: ≥150; baik: ≥130; cukup: ≥110; kurang: ≥80; bawah standar: ≥60; tidak layak: ≥40 dan sangat tidak layak: <40.

Hasil survei menunjukkan bahwa profil pemenuhan standar praktik kefarmasian beberapa apotek di kota Medan saat ini adalah sebagai berikut: hasil rerata poin kumulatif tingkat pemenuhan standar praktik sebesar 72,04 termasuk dalam kriteria bawah standar, dengan kisaran poin kumulatif 14-148, terdiri dari kriteria bawah standar 25%, kurang 47%, cukup 14% dan baik 14%. Dua puluh tiga persen apotek paling banyak menerima 5 resep per hari dan 21,15% apotek paling tinggi mempunyai omset Rp.1.000.000,- per hari. Total kuesioner yang kembali adalah 52 kuesioner, 73,1% perempuan, 34,62% pegawai negeri sipil, berasal dari 6 perguruan tinggi farmasi, 57,69% merupakan milik PSA perorangan, 15,38% sekaligus bertindak sebagai pemilik modal, 69,22% tidak setiap hari hadir di apotek, 78,85% APA mempunyai pekerjaan lain selain APA di apotek, secara statistik jenis pekerjaan lain tidak mempengaruhi profil pemenuhan standar praktik (P > 0,1), 44,23% APA tersebut merupakan generasi muda alumnus 2001-2010, 69,23% paling tinggi mempunyai imbalan Rp.2.000.000,- per bulan, dan 44,23% responden mengharapkan imbalan di atas Rp. 2.000.000,- hingga Rp. 5.000.000,-.

Kata kunci: survei, profil pemenuhan standar, praktik kefarmasian, kota medan.

(2)

vi

PROFILE OF PHARMACEUTICAL PRACTICE STANDARD COMPLIANCE OF PHARMACIES IN MEDAN

ABSTRACT

For many years, the practice of pharmacy profession in Indonesia is far away from interactions with patients. Pharmacy should be believed as a place of pharmaceutical care, but until now it still the place of selling drugs as a commodity. It is showed by the minimal attendance of the pharmacist. The purpose of this study was to determine standard compliance profile level of pharmacy practice at pharmacy in Medan, as the basic for guidance and supervision.

The study was conducted with cross-sectional by survey method to pharmacists in Medan. Questionnaire was distributed directly to 100 pharmacists at pharmacy in Medan. Data is the respondent's identity and choices of 2 or 3 three-point description of practice standard compliance, with scale of 0, 2, and 4 on each element of the standard. The criteria of practice standard compliance is determined by cumulative points of practice standard compliance assessments, excellent: ≥ 150; good: ≥ 130; enough: ≥ 110; less: ≥ 80; below standard: ≥ 60; inappropriate: ≥ 40 and very inappropriate: <40.

The survey results show that profile of pharmaceutical practice standard compliance of pharmacies in Medan at this time are such as: cumulative points of practice standard compliance valuation mean is 72,04 shows below standard criteria, with a cumulative points in 14-148 range, consisting the standard criteria of 25%, less 47%, enough 14% and good 14%. Twenty three percent pharmacies accept maximum 5 prescriptions each day and 21.15% pharmacies have maximum Rp. 1.000.000,- profit each day. Total questionnaires which collected are 52, 73.1% are female, 34.62% are civil employees, graduated from 6 different university, 57.69% of the pharmacy owned by individual owner, 15.38% pharmacies act as owners at the same time, 69.22% isn’t present every day in the pharmacy, 78.85% have another occupation beside as pharmacies, statistically different type of work does not affect practice standard compliance profile (P > 0.1), 44.23% was graduated about 2001-2010, 69.23% have maximum of Rp. 2,000,000.00 salary each month, and 44.23% wish to have salary each month from Rp. 2,000,000.00 to Rp. 5,000,000.00

Key words: surveys, standard compliance profile, pharmacy practice, the city of medan.

Referensi

Dokumen terkait

Biaya Normal ( normal cost system ), yaitu membebankan biaya aktual dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, namun untuk biaya overhead dibebankan ke produk

Belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar.. Si belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda

Sub Pokok Bahasan : Konsep Dasar Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja, Penentuan Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Kegiatan Pembelajaran : Ceramah dan Contextual

P enyes uaia n periode pe ng ukuran adalah penyes uaian ya ng beras al dari informas i tamba han yang diperoleh s elama periode peng ukuran ( yang tidak melebihi

Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean serta Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN DAN PPn BM.. Bagi PKP yang

Dengan mengamati gambar, membaca teks, dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam di lingkungan sekitar mereka.. Dengan

Siswa yang belum mampu melakukan wawancara sesuai dengan panduan yang terdapat di dalam buku siswa dapat berlatih dengan panduan

bahwa dalam rangka meningkkatkan mutu asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat perlu meningkatkan jenjang pendidikan bidan menjadi program Diploma