• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa di Balik Penyadapan Australia te

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisa di Balik Penyadapan Australia te"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Di Balik Penyadapan Australia terhadap Indonesia

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia tidak selalu stabil. Hubungan bilateral ini cenderung fluktuatif lengkap dengan pasang-surut kedekatannya yang dipengaruhi berbagai hal. Kasus yang terbilang masih hangat yang sempat menggemparkan hubungan kedua negara tersebut adalah kasus penyadapan yang dilakukan oleh badan intelejen Australia terhadap para petinggi negara Indonesia yang terkuak pada tahun 2013 silam. Kepercayaan yang selama ini dibina di antara kedua negara menjadi berkurang dan dipertanyakan lagi esensi dan keperluannya. Dalam kasus ini Indonesia merasa Australia tidak menghargai kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara yang merdeka. Di sisi lain, beberapa kalangan Pemerintah Australia berkata bahwa spionase adalah hal yang biasa dilakukan dalam hubungan negara-negara (Saputra, Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Menyikapi Tindakan Penyadapan oleh Australia, 3) dan berkata bahwa Indonesia terlalu berlebihan dalam menyikapi kasus ini.

(2)

merasa diremehkan, seharusnya Indonesia mengambil sikap yang lebih berani dan menunjukkan power yang dimilikinya. Indonesia cenderung terlihat sangat lunak dan terlalu mudah memaafkan tindakan krusial yang dilakukan Australia ini menyangkut kedaulatannya sendiri. Kasus ini menjadi sangat penting untuk dibicarakan karena ini menyangkut kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara yang dengan mudahnya “diremehkan” oleh negara dekatnya dengan tindakan penyadapan. Dan hal yang menjadi latar belakangnya perlu ditelaah lebih lanjut agar kita mengetahui apa motif dari tindakan penyadapan ini dan agar dapat dijadikan pelajaran bagi aktor-aktor dalam hubungan internasional sehingga dapat melakukan tindakan preventif agar tidak menjadi korban untuk kasus serupa.

2. Rumusan Masalah

Sikap Indonesia yang dinilai terlalu lunak dan sikap Australia yang cenderung santai dalam menyikapi kasus ini membuat kita semakin penasaran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Dan satu pertanyaan yang sangat mendasar yang akan penulis bahas lebih lanjut dalam makalah ini yaitu; apa latar belakang Australia melakukan tindakan penyadapan terhadap Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis menggunakan perspektif interest, institution, dan economy dalam menelaah hipotesa-hipotesa. Penulis menggunakan metode studi literatur dalam tulisan ini.

B. TINJAUAN PUSTAKA

(3)

Penyadapan oleh Australia juga dijadikan rujukan. Selain itu penulis juga merujuk pada jurnal Australia’s Relations with Indonesia: Progress despite economic and socio-cultural constrains? yang diterbitkan Australian National University.

Dalam skripsi dengan judul Dinamika Hubungan Australia-Indonesia dalam Bidang Politik dikatakan bahwa Indonesia memandang hubungan dengan Australia tidak begitu penting, sementara Australia menganggap ancaman-ancaman terhadap negaranya berasal dari utara sehingga Australia memandang Indonesia sebagai negara penyangga (buffer-state) terhadap ancaman-ancaman yang dikhawatirkan Australia. Australia menganggap kerjasama dengan Indonesia sangatlah menguntungkan. Dengan demikian Australia sering membantu Indonesia dalam berbagai bidang.

Dikatakan pula dalam skripsi tersebut bahwa Australia membantu Indonesia untuk membantu dirinya sendiri. Australia tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan suatu pemerintahan yang komunis atau negara asing yang bermusuhan dengan Australia. Australia juga berusaha membuat Indonesia terbuka dalam hal wilayah maritimnya karena menyangkut kepentingan Australia. Semua langkah yang dilakukan Australia ini sesuai dengan strategi pertahanan Australia yang melihat jauh ke depan (Forward Defence Strategy).

(4)

untuk mencegah penyelundupan manusia atau orang-orang yang mencari suaka ke Australia. Selain itu, yang mungkin menjadi latar belakang kasus penyadapan ini adalah semboyan salah satu dinas intelejen Australia: Reveal their secrets, protect our own. Semboyan ini menjadi semacam doktrin untuk menggali informasi dari negara lain hingga di luar batas, dalam kasus ini dengan melakukan penyadapan.

Tidak jauh berbeda dengan pokok bahasan dua literatur sebelumnya, jurnal Australia’s Relations with Indonesia: Progress despite economic and socio-cultural

constrains? juga menyebutkan bahwa Indonesia dianggap sebagai negara penting bagi Australia. Australia mendekati Indonesia yang memiliki peran dalam ASEAN dan dianggap dapat menjadi partner yang menguntungkan peran Australia dalam APEC.

Namun ketiga literatur tersebut melupakan atau tidak membahas secara mendalam beberapa poin yang mungkin juga melatarbelakangi kasus penyadapan Australia kepada Indonesia di tahun 2009. Yaitu peran Amerika Serikat dalam kasus ini. Padahal dalam literatur skripsi yang disebutkan di atas menyebutkan bahwa Amerika Serikat adalah sekutu alamiah Australia sejak tahun 1939. Pada literatur penelitian juga menyebutkan bahwa Australia adalah wakil polisi dunia Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik. Disebutkan pula bahwa kasus penyadapan ini memiliki nama sandi Reprieve yang merupakan bagian dari program intelejen Lima Mata di mana Amerika Serikat adalah salah satu anggotanya.

(5)

Padahal jika ditelaah lebih lanjut, bisa saja Australia memiliki maksud lain dengan menargetkan orang-orang dekat Presiden dengan posisi-posisi tertentunya.

C. HIPOTESIS

Penjelasan dari ketiga literatur yang ditinjau memiliki beberapa hal yang belum diungkapkan secara mendalam. Selain karena kepentingan dari dalam negara Australia sendiri, kasus penyadapan ini juga dilatarbelakangi oleh kepentingan Amerika Serikat yang “membonceng” Australia dalam usaha memperoleh informasi yang dibutuhkannya. Karena dalam salah satu literatur yang ditinjau disebutkan bahwa Australia adalah wakil polisi dunia Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik, dan beberapa alasan lain yang penulis coba telaah dalam tulisan ini. Selain itu, kepentingan yang melatarbelakangi tindakan penyadapan tersebut menyangkut urusan ekonomi, hukum dan HAM, serta urusan luar negeri mengingat target penyadapan adalah orang-orang yang memiliki posisi penting dalam bidang-bidang tersebut di samping Presiden.

D. PEMBAHASAN

(6)

Kepresidenan Andi Mallarangeng, mantan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, mantan Menteri Koor. Politik Hukum dan HAM Widodo A.S., dan mantan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil [ CITATION Sap14 \l 1057 ].

Penyadapan ini terungkap berdasarkan informasi rahasia yang dibocorkan oleh mantan konsultan Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden. Informasi tersebut mengatakan bahwa ada 90 negara, termasuk Indonesia, yang disadap badan intelejen Amerika Serikat dan Australia [ CITATION Sap14 \l 1057 ]. Sementara Indonesia sendiri mengetahui tentang penyadapan ini dari media massa Australia, The Sydney Morning Herald dan The Guardian pada hari Senin 18 November 2013. Dalam media tersebut dikatakan bahwa pada bulan Agustus 2009 Australia berusaha mencegat dan menyadap panggilan telepon dari Thailand yang masuk ke ponsel Presiden SBY [ CITATION Viv14 \l 1057 ]. Sejak mengetahui tindakan tersebut, Indonesia segera meminta penjelasan dari pihak Australia dan menghentikan beberapa kerjasama untuk sementara. Sedangkan pihak Australia beranggapan Indonesia berlebihan dalam menyikapi hal ini.

Terlepas dari sikap masing-masing pihak setelah kasus penyadapan ini terungkap, tentu terdapat hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya penyadapan ini. Menurut tiga literatur yang penulis tinjau; Dinamika Hubungan Australia-Indonesia dalam Bidang Politik, Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Menyikapi Tindakan Penyadapan oleh Australia, dan Australia’s Relations with Indonesia: Progress despite economic and socio-cultural

(7)

penyadapan ini. Selain itu berdasarkan posisi atau jabatan target-target penyadapan, tentu ada hal lain yang ingin digali informasinya oleh Australia yang juga menjadi latar belakang tindakan penyadapannya kepada Indonesia.

1. Keterlibatan Amerika Serikat

Kedekatan Australia dengan Amerika Serikat (AS) bukan baru-baru ini terjadi dan faktor sejarah juga berpengaruh pada tindakan masa kini. Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Australia dikenal sebagai aliansi AS terutama dalam hal antikomunis. Pada masa pemerintahan Perdana Menteri John Howard, Australia mendekatkan diri pada AS dan menempatkan Australia sebagai “Deputy Sherif Amerika Serikat di kawasan Asia” [ CITATION Mar05 \l 1057 ]. Prof. Dr. Salim Said, MA, MAIA, seorang pengamat militer yang juga mantan Duta Besar RI untuk Republik Ceko, dalam wawancaranya dengan JPNN [CITATION JPN13 \l 1057 ] mengatakan,

“Saya curiga, ini bagian dari penyadapan global yang dilakukan Amerika. Australia itu bekerja untuk Amerika. Amerika ingin tahu banyak tentang Indonesia dan Australia punya alat sadap yang canggih untuk meng-cover Indonesia. Ingat, Australia itu pembantu Amerika untuk wilayah Asia Tenggara. Amerika senang atas kesediaan Australia menjadi pembantunya.”

(8)

Universitas Indonesia, AS memiliki kepentingan dan ingin menguasai sumber daya alam dan jalur perdagangan di kawasan Asia Pasifik. Bahkan menurut Prof. Ann Marie Murphy, peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Columbia University, AS akan menurunkan 60 persen kekuatan Angkatan Lautnya ke Asia Pasifik (pangkalan militernya berada di Australia). Mengapa Indonesia yang menjadi target penyadapan? Karena menurut AS, Indonesia adalah perekat yang menjaga persatuan Asia Tenggara dan berperan penting dalam ASEAN. Mengenai hal ini, Indonesia segera tanggap dan meminta penjelasan terkait pembangunan pangkalan militer AS di dekat wilayah Indonesia.

Menilik dari perspektif economy dan institution, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Amerika Serikat (AS) ingin menguasai jalur perdagangan di kawasan Asia Pasifik. Keterikatan Australia dengan AS pada perjanjian dagang AUSFTA1 mungkin juga bisa menjadi alasan mengapa Australia mau diboncengi AS dalam penyadapan ini. Selain itu keterlibatan AS dalam APEC2, di mana Australia dan Indonesia juga menjadi anggotanya, menyiratkan bahwa AS memiliki kepentingan ekonomi di kawasan Asia Pasifik yang terinstitusi. Hal ini kembali menegaskan adanya keterlibatan AS yang “membonceng” Australia dalam kasus penyadapan terhadap Indonesia untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan demi mencapai kepentingannya.

2. Target Penyadapan

Target penyadapan yang dilakukan badan intelejen Australia terhadap Indonesia bukanlah sembarang orang. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya mereka adalah orang-orang yang memiliki kedudukan penting di pemerintahan Indonesia pada kala itu. Yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa Australia fokus pada target yang memiliki posisi penting di bidang ekonomi, hukum dan HAM, serta urusan luar negeri? Ternyata penetapan

1 Australia-United States Free Trade Agreement

(9)

target tersebut bukan sembarang target. Australia memang memiliki kepentingan tersendiri yang menyangkut Indonesia terutama dalam bidang-bidang tersebut. Dalam Sydney Morning Herald dituliskan bahwa Kedutaan Australia di Jakarta fokus mengumpulkan data intelejen bidang politik, diplomasi, dan ekonomi.

Australia dan Indonesia memiliki kepentingan mendasar dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan kerjasama [ CITATION Soe95 \l 1057 ]. Penduduk Indonesia yang lebih banyak tentu dilihat sebagai peluang pangsa pasar yang bagus bagi Australia. Posisi strategis Indonesia yang “mengangkangi” jalur perdagangan Australia menjadi sangat penting bagi Australia. Australia memandang Indonesia adalah sebuah negara yang penting dan tingkat interdepedensi Australia terhadap Indonesia tinggi. Namun sebaliknya, Indonesia tidak sepenuhnya bergantung pada Australia. Australia bukan lah investor terbesar bagi Indonesia. Bagaimana dengan impor daging yang selama ini dilakukan Indonesia dari Australia? Indonesia bisa saja merubah orientasi impor dagingnya dari Australia ke India atau negara-negara lainnya. Hal ini membuat Australia takut jika Indonesia tidak lagi atau menurunkan intensitas kerja sama dengannya karena Australia tidak begitu penting bagi Indonesia.

(10)

mendukung argumen ini. Hanya saja dalam Sydney Morning Herald dikatakan bahwa yang menjadi fokus pengumpulan data intelejen oleh Kedutaan Besar Australia di Jakarta juga mencakup bidang politik dan diplomasi.

E. PENUTUP

Kasus penyadapan yang dilakukan oleh intelejen Australia terhadap petinggi negara Indonesia pada bulan Agustus 2009 lalu dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Australia ingin mengetahui keseriusan Indonesia dalam menyikapi hubungan bilateral kedua negara. Dikarenakan tingkat interdepedensi Australia terhadap Indonesia tinggi, namun tidak sebaliknya, Australia takut untuk “kehilangan” Indonesia. Indonesia menjadi negara yang begitu penting bagi Australia dalam berbagai bidang seperti ekonomi dan keamanan. Maka dari itu Australia menargetkan untuk menyadap Sri Mulyani Indrawati yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia. Di bidang keamanan, bagi Australia Indonesia adalah buffer-state yang menahan ancaman dari utara jika ada yang ingin menyerang Australia.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Chauvel, Richard, dkk. Indonesia-Australia: Tantangan dan Kesempatan dalam Hubungan Politik Bilateral. Jakarta: Granit, 2005.

Soesastro, Hadi dan Tim McDonald. Indonesia-Australia Relations: Diverse Cultures, Converging Interests. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 1995.

JURNAL DAN KARYA ILMIAH

Churchward, Lloyd G. “Australia and America, 1788-1972: An Alternative History”. The Journal of American History, Vol. 69, No. 1, June 1982, pp. 128-129.

Malik, Mohan. “Perspective Australia, America and Asia”. Pacific Affairs, Vol. 79, No. 4, Winter 2006/2007, pp. 587-595.

Roberts, Christopher B. dan Ahmad D. Habir. “Australia’s Relations with Indonesia: Progress despite economic and socio-cultural constrains?”. National Security

College. No. 11, May 2014, pp. 85-96.

Saputra, Dodi. Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Menyikapi Tindakan Penyadapan oleh Australia. Penelitian, Riau: FISIP Universitas Riau, 2014.

(12)

INTERNET

Indo Crop Circles. Penempatan 60% Tentara AS di Australia: 8 Tahun Lagi, Perang Beralih

ke Asia Pasifik. 25 Juni 2013. <

http://indocropcircles.wordpress.com/2013/06/25/perang-amerika-beralih-ke-asia/ >, diakses 15 Oktober 2014.

Jaring News. AS Tempatkan Pasukan di Australia, China dan Indonesia Meradang. 4 April 2012. < http://jaringnews.com/internasional/umum/12880/as-tempatkan-pasukan-di-australia-china-dan-indonesia-meradang >, diakses 15 Oktober 2014.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Regional; Asia-Pacific Economic Coorperation. <http://kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx? Name=RegionalCooperation&IDP=3&P=Regional&l=id >, diakses 18 Oktober 2014.

JPNN.Com. Menyadap untuk Kepentingan Amerika. 20 November 2013. <

http://www.jpnn.com/read/2013/11/20/201703/Menyadap-untuk-Kepentingan-Amerika- >, diakses 14 Oktober 2014.

Liputan 6. SBY Kirim Surat ke PM Australia Tony Abbott. 20 November 2013. <

http://news.liputan6.com/read/751947/sby-kirim-surat-ke-pm-australia-tony-abbott

>, diakses tanggal 13 Oktober 2014.

The Australian Army. East Timor Peacekeeping to Conclude. < http://www.army.gov.au/Our-

(13)

TribunNews.com. Apa Isi Surat Balasan Tony Abbott atas Surat Presiden SBY?. 23 November 2013. < http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/23/apa-isi-surat-balasan-tony-abbot-atas-surat-presiden-sby >, diakses tanggal 13 Oktober 2014.

Viva News. Mengakhiri Ketegangan RI dan Australia Soal Penyadapan. 29 Agustus 2014. <

http://m.news.viva.co.id/news/read/533139-mengakhiri-ketegangan-ri-dan-australia-soal-penyadapan >, diakses tanggal 14 Oktober 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, kulit juga banyak dimanfaatkan bendel buku serta dalam dunia desain interior, kulit dimanfaatkan sebagai wallpaper atau pelapis mebel.Seluas pemanfaatannya, jenis

Masalah yang akan di bahas dalam Tugas Akhir ini yaitu mengetahui jenis-jenis koleksi fiksi apa saja yang dimiliki Perpustakaan SMP Negeri 1 Bantul, bagaimana

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah pada jenis mesin khususnya pada Divisi Forming karena Mesin pada Divisi Forming yang paling banyak

Berdasarkan analisa statistik menggunakan uji Anova Two Way diperoleh bahwa perubahan bobot hewan uji antara kelompok kontrol negatif dengan perlakuan sediaan uji 300 mg/kg BB

Hasil tangkapan utama nelayan trammel net adalah udang banana yang sering disebut dengan istilah lokal udang putih. Hal ini dikarenakan lokasi pengoperasian yang

1) Jawaban responden mengenai kantor desa menerapkan kode etik secara tertulis, mayoritas pendapat responden adalah sangat setuju yaitu 17 orang. 2) Jawaban responden

Iako je u Republici Hrvatskoj zakonski propisano upravljanje i raspolaganje nekretninama i Državni ured za reviziju provodi godišnje kontrole učinkovitosti, to ne

Nilai tambah pertumbuhan ekonomi Aceh dari kegiatan usaha hulu Migas yang baik dan benar akan mampu membangun peradaban moderen yang sesuai dengan prinsip-prinsip, teori-teori