BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepanjang kehidupan manusia, rambut memainkan peranan yang paling penting dalam penampilan. Dengan berkembangnya era modernisasi, manusia lebih mengenali dan mementingkan penampilan sebagai penunjang (Soepardiman, 2010).
Rambut adalah struktur solid yang terdiri dari sel yang mengalami keratinisasi padat yang menonjol dari bagian epidermis dan invasi dari bagian
dermis dan hipodermis. Rambut terdapat diseluruh tubuh kecuali di telapak tangan, telapak kaki, kuku, bibir, glans penis, klitoris dan labia minor. Komposisi rambut terdiri dari karbon (50,60%), hidrogen (6,36%), nitrogen (17,14%), sulfur (5,0%), dan oksigen (20,80%). Fungsi rambut antara lain adalah sebagai pelindung kepala dan penghangat (Shapiro, 2010).
Kerusakan rambut bisa terjadi akibat dua faktor utama yaitu faktor fisiologis dan patologis. Faktor fisiologis terdiri dari pengaruh hormon, nutrisi, metabolisme dan vaskularisasi. Sedangkan faktor patologis terdiri dari peradangan sistemik, obat dan bahan-bahan kimia. Selain itu, penataan rambut yang berlebihan juga bisa merusak rambut termasuk pewarnaan rambut (Pusponegoro, 2002).
Pada penelitian yang sebelumnya, yang dilakukan di seluruh dunia menunjukkan sebanyak 70% dari kasus pewarnaan rambut menyebabkan terjadinya kerusakan pada rambut dan kelainan kulit kepala. Pada penelitian yang dilakukan di Saudi Arabia menunjukkan 6,4% yang menunjukkan tanda-tanda alergi akibat pewarnaan rambut pada kulit kepala. Komponen para-fenilendiamin (PPD) yang terkandung dalam pewarnaan rambut yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi pada kulit kepala dan kerusakan pada rambut
Pernah dilaporkan menurut penelitian Roesyanto-Mahadi, bahwa PPD merupakan alergen penyebab dermatitis kontak alergi terbanyak urutan ketiga dari
144 penderita dermatitis kontak alergi di Medan periode tahun 1991-1992, yaitu
12,28%. Pada penelitian Patel S. dkk di St John’s Institute of Dermatology London, bahwa frekuensi reaksi alergi pada tes tempel terhadap PPD 1% pada tahun 1992-1998 adalah antara 2,5%-4,2%, dan pada tahun 1992-2004 menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari yang pernah dilaporkan sebelumnya yaitu antara 3,8%-7,1% (Carolina, 2008).
Pada kalangan masyarakat sekarang terutama pada kalangan remaja, pewarnaan rambut menjadi salah satu aspek penting yang sering dilakukan untuk penampilan yang baik selain pelurusan (rebonding), pengeritingan dan lain-lain. Terdapat dua tipe pewarnaan rambut yaitu, pewarnaan tidak permanen dan permanen. Salah satu kandungan penting dalam pewarnaan rambut adalah
hidrogen peroksida (H2O2). Ini yang memberikan warna pada rambut.
Komposisinya berbeda dengan jenis pewarnaan rambut. Kandungan hidrogen peroksida dalam pewarnaan rambut yang mengakibatkan kerusakan pada rambut (Barinqina, 2001).
Kebanyakan remaja masa sekarang tidak mengetahui akibat dari pewarnaan rambut. Pewarnaan rambut lebih sering akan merusakkan bagian kutikula. Kutikula adalah bagian rambut yang berfungsi sebagai pelindung rambut. Akibat kerusakan kutikula mengakibatkan terjadinya keadaan rambut kusam, bercabang, rambut mudah dan sering patah dan kering. Selain daripada itu, pilihan pewarnaan rambut yang salah bisa mengakibatkan keparahan pada kerusakan kutikula (Harrison, 2003).
Selain dari kerusakan rambut, pewarnaan rambut juga mengakibatkan terjadinya kelainan pada kulit kepala seperti dermatitis kontak alergi dan lichen simplex chronicus (Harrison, 2003).
Pada studi pendahuluan di Fakuktas Kedokteran angkatan 2011-2013, sekitar 300 mahasiswi yang melakukan pewarnaan rambut. Melihat kondisi cukup banyak mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang sering menggunakan pewarnaan rambut maka penulis ingin meneliti hubungan antara jenis pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut serta kelainan pada kulit kepala.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan jenis pewarnaan rambut dengan terjadinya kerusakan rambut pada mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013? 2. Bagaimana hubungan jenis pewarnaan rambut dengan terjadinya
kelainan pada kulit kepala pada mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara jenis pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut dan kelainan pada kulit kepala pada mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus untuk penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013 yang melakukan pewarnaan rambut.
2. Mengetahui gambaran pewarnaan rambut berdasarkan tujuan pewarnaan, tes alergi sebelum melakukan pewarnaan, jenis pewarnaan rambut, pewarnaan rambut sebelumnya, tempat pewarnaan rambut dan frekuensi pewarnaan rambut pada mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013 yang melakukan pewarnaan rambut.
3. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013 yang mengalami kerusakan rambut akibat pewarnaan rambut.
4. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013 yang megalami kelainan pada kulit kepala akibat pewarnaan rambut.
5. Mengetahui jenis-jenis kerusakan rambut akibat pewarnaan rambut pada mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013.
6. Mengetahui jenis-jenis kelainan pada kulit kepala akibat pewarnaan rambut pada mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
Sebagai kesempatan menambah pengalaman untuk mengaplikasikan ilmu melakukan penelitian dan juga sebagai pembelajaran bagi peneliti mengenai hubungan jenis pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut dan kelainan pada kulit kepala.
1.4.2 Bagi Bidang Akademik & Pengembangan Penelitian
Sebagai informasi, data, bahan kepustakaan dan bahan rujukan bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan jenis pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut dan kelainan pada kulit kepala.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Memberi pengetahuan dan informasi tentang kerusakan rambut dan kelainan pada kulit kepala akibat jenis pewarnaan rambut.