• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Pencahayaan Pada Ruang Gambar Memanfaatkan Shift Register 4094 Dan Led Dengan Bahasa C Menggunakan Compiler Codevision

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengendalian Pencahayaan Pada Ruang Gambar Memanfaatkan Shift Register 4094 Dan Led Dengan Bahasa C Menggunakan Compiler Codevision"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Intensitas Cahaya dan Kuat Penerangan

Intensitas cahaya (I) dengan satuan candela (cd) adalah arus cahaya

dalam lumen yang diemisikan setiap sudut ruang (pada arah tertentu) oleh

sebuah sumber cahaya. Kata candela berasal dari candle (lilin) merupakan satuan

tertua pada teknik penerangan dan diukur berdasarkan intensitas cahaya standar.

Kuat penerangan (E) adalah pernyataan kuantitatif untuk intensitas cahaya (I)

yang menimpa atau sampai pada permukaan bidang. Kuat penerangan disebut

pula tingkat penerangan atau intensitas penerangan. Dengan menganggap sumber

penerangan sebagai titk yang jaraknya (h) dari bidang penerangan, maka kuat

penerangan (E) dalam lux (lx) pada suatu titik pada bidang penerangan

adalah:

=

………...……… 2.1

2.2 Light Dependent Resistor ( LDR )

Light dependent resistor (LDR) adalah sebuah bahan semikonduktor yang

terbuat dari komponen Cadmium Sulfida atau Silicon. Prinsip kerja LDR adalah

jika ada sebuah cahaya yang mengenai bahan semikonduktor pada LDR maka

cahaya tersebut akan memberikan energi pada semikonduktor yang akan diserap

(2)

elektron menjadi lepas dari ikatan dan bebas untuk bergerak dalam LDR. Hal ini

mengakibatkan sejumlah arus besar mengalir dalam semikonduktor. Dengan

demikian resistansi dari Light Dependent Resistor akan berkurang dengan

bertambahnya intensitas cahaya.

LDR (light dependent resistor) merupakan salah satu contoh komponen

pasif dalam kumpulan komponen elektronika. LDR bekerja berdasarkan jumlah

intensitas cahaya yang diterima pada permukaannya. LDR sama fungsi kerjanya

seperti resistor namun nilainya dapat berubah mengikuti cahaya yang diterima.

Jika jumlah cahaya yang diterima banyak, maka nilai hambatannya akan

mengecil, dan begitu pula sebaliknya jika cahaya yang didapat sedikit, maka nilai

hambatannya akan menjadi besar. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar

10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang.

(3)

2.2.1 Karakteristik LDR A. Laju Recovery

Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan

cahayatertentu kedalam suatu ruangan yang gelap sekali, maka bisa kita

amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah

resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut

hanya akan bisa mencapai harga dikegelapan setelah mengalami selang

waktu tertentu. dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu.

Harga ini ditulis dalam K Ω /detik. untuk LDR type arus harganya lebih

besar dari 200 K Ω /detik (selama 20 menitpertama mulai dari level cahaya

100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arahsebaliknya, yaitu

pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktukurang

dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400

lux.

B. Respon Spektral

LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang

gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa

digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja,

emas, dan perak.Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar

yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar yang

baik.Sensor ini sebagai pengindera yang merupakan eleman yang pertama –

tama menerima energi dari media untuk memberi keluaran berupa

perubahan energi.Sensor terdiri berbagai macam jenis serta media yang

(4)

panas, cahaya, air, angin, tekanan, dan lain sebagainya. Sedangkan pada

rangkaian ini menggunakan sensor LDR yang menggunakan intensitas

cahaya, selain LDR dioda foto juga menggunakan intensitas cahaya atau

yang peka terhadap cahaya (photo conductivecell).Pada rangkaian

elektronika, sensor harus dapat mengubah bentuk – bentuk energi cahaya ke

energi listrik, sinyal listrik ini harus sebanding dengan besar energi

sumbernya. Gambar 1.2 dibawah ini merupakan karakteristik dari sensor

LDR

Gambar 2.2 Karakteristik LDR (Light Dependent Resistor)

Pada karakteristik diatas dapat dilihat bila cahaya mengenai sensor itu

maka harga tahanan akan berkurang. Perubahan yang dihasilkan ini tergantung

(5)

2.3 Mikrokontroller Atmega 8535

Mikrokontroler merupakan sebuah mikroprosessor CPU (Central

Procesing Unit) yang dikombinasikan dengan I/O dan memori ROM (Read Only

Memory) dan RAM (Random Acces Memory). Berbeda dengan mikrokomputer

yang memiliki bagian-bagian tersebut secara terpisah, mikrokontroler

mengkombinasikan bagian tersebut dalam tingkat chip.

Mikrokontroller Atmega 8535 memiliki arsitektur RISC (Reduce Instruction Set

Computing) 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan

sebagian instruksi di eksekusi dalam satu siklus clock. Selain itu pada

mikrokontroller atmega 8535 terdapat memori EPROOM (Electrically Erasable

Programmable Read Only Memory) yang berguna untuk menyimpan data saat

tidak ada catu daya sehingga sangat berguna untuk menyimpan informasi seperti

nilai kalibrasi, nomor ID, dan juga Pasword. Oleh karena itu dalam penelitian ini

digunakan mikrokontroller atmega8535 karena selain memiliki fasilitas yang

lengkap, mikrokontroller atmega8535 juga mudah didapat dan harganya

terjangkau.

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua

instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dalam 1 (satu)

siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus

clock. Hal ini terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki

arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set

Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set

(6)

keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada

dasarnya, yang membeda-bedakan masing-masing kelas adalah memori,

peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan,

mereka bisa dikatakan sama.Piranti dapat diprogram secara in-system

programming (ISP) dan dapat diprogram berulang-ulang selama 10.000 kali

(7)

2.3.1 Arsitektur Mikrokontroller Atmega 8535

Gambar 2.3 Diagram Blok Mikrokontroler Atmega 8535

Pada gambar 2.3 dapat dilihat blok diagram dari mikrokontroller atmega8535

yang meliputi dari:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

(8)

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

9. Unit interupsi internal dan eksternal.

10. Port antarmuka SPI.

11. Antarmuka komparator analog.

12. Port USART untuk komunikasi serial

2.3.2 Konfigurasi Pin ATMega 8535

Konfigurasi pinATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual Inline

Package) dapat dilihat pada gambar xxxxxx. Dari gambar di atas dapat

dijelaskan fungsi dari masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut:

1. VCC merupakan pinyang berfungsi sebagai masukan catu daya.

2. GND merukan pin Ground.

3. PortA (PortA0…PortA7) merupakan pin input/outputdua arah dan pin

masukan ADC.

4. PortB (PortB0…PortB7) merupakan pin input/outputdua arah dan dan

(9)

5. Port C (PortC0…PortC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin

fungsi khusus,

6. Port D (PortD0…PortD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin

fungsi khusus,

7. RESET merupakan pinyang digunakan untuk me-resetmikrokontroler.

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clockeksternal.

9. AVCC merupakan pinmasukan tegangan untuk ADC.

10.AREFF merupakan pinmasukan tegangan referensi ADC.

Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ATmega8535 PDIP

Berikut ini penjelasan mengenai konfigurasi pin ATMega8535 sebagai

berikut :

1. Port A

Pin33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit

directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up

(10)

dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction

Register port A (DDRA) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port A

digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang

disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.

2. Port B

Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit

directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up

resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA

dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction

Register port B (DDRB) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port B

digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang

disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin

port B juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat

dalam tabel:

Tabel 2.1 Penjelasan pin pada port B

Pin Keterangan

PB.7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB.6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

PB.5 VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)

PB.4 SS (SPI Slave Select Input)

PB.3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)OCC

(Timer/Counter0 Output Compare Match Output)

(11)

Interrupt2 Input)

PB.1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)

PB.0 T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)XCK (JSART

External Clock Input/Output)

3. Port C

Pin 22 sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C sendiri

merupakan port input atau output. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal

pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port C dapat memberi arus

20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction

Register port C (DDRC) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port C

digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang

disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.

4. Port D

Pin 14 sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D. Merupakan 8 bit

directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up

resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port D dapat memberi arus 20 mA

dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction

Register port D (DDRD) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port D

digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang

disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin

port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat

(12)

Tabel 2.2 Penjelasan pin pada port D

Pin Keterangan

PD.0 RDX (UART input line)

PD.1 TDX (UART output line)

PD.2 INT0 (external interrupt 0 input)

PD.3 INT1 (external interrupt 1 input)

PD.4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)

PD.5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)

PD.6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

PD.7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)

2.3.3 Peta Memori ATMega 8535

ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaitu Data Memori dan

Program Memori ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memori untuk

penyimpan data.

1. Program Memori

ATMEGA 8535 memiliki On-Chip In-Sistem Reprogrammable Flash

Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memori

dibagi menjadi dua bagian, yaitu Boot Flash Section dan Application Flash

Section. Boot Flash Section digunakan untuk menyimpan program Boot

Loader, yaitu program yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau

(13)

Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi

yang dibuat user. AVR tidak dapat menjalakan program aplikasi ini sebelum

menjalankan program Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat

diprogram dari 128 word sampai 1024 word tergantung setting pada

konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka

program pada Application Flash Section juga sudah aman.

2. Data Memori

Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535. Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan

untuk Register File dan I/O Memori sementara 512 lokasi address lainnya

digunakan untuk internal data SRAM. Register file terdiri dari 32 general

purpose working register, I/O register terdiri dari 64 register.

(14)

Gambar 2.5 Peta Memori Data

3. EEPROM Data Memori

ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk

menyimpan data. Loaksinya terpisah dengan sistem address register, data

register dan control register yang dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat

EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.

Gambar 2.6 EEPROM Data Memori 2.3.4 Status Register (SREG) ATMega8535

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap

operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan

(15)

Gambar 2.7 Status Register ATMega 8535

1. Bit 7-I : Global Interrupt Enable

Bit harus diset untuk meng-enable interupsi. Setelah itu anda dapat

mengaktifkan interupsi mana yang akan digunakan dengan cara

meng-enable bit kontrol register yang bersangkutan secara individu. Bit akan

di-clear apabila terjadi suatu interupsi yang dipicu oleh hardware, dan

bit tidak akan mengizinkan terjadinya interupsi, serta akan diset

kembali oleh instruksi RETI.

2. Bit 6-T : Bit Copy Storage

Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan

dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke

bit T menggunakan instruksi BTS, dan sebaliknya bit-T dapat disalin

kembali ke suatu bit dalam register GPR menggunakan instruksi BDL.

3. Bit 5-H : half Carry Flag

4. Bit 4-S : Sigh Bit

Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara Flag-N (negatif) dan flag V

(komplemen dua overflow).

5. Bit 3-V : Two’s Complement Overflow Flag

Bit berguna untuk mendukung operasi aritmatika.

(16)

Apabila suatu operasi menghasilkan bilangan negatif, maka flag-N akan

di-set.

7. Bit 1-Z : Zero Flag

Bit akan di-set bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.

8. Bit 0-C : Carry Flag

Apabila suatu operasi menghasilkan carry, maka bit akan di-set.

Port I/O pada mikrokontroler ATMega8535 dapat difungsikan sebagai

input ataupun dengan keluaran high atau low. Untuk mengatur fungsi port I/O

sebagai input ataupun output perlu dilakukan setting pada DDR dan Port.

Logika port I/O dapat berubah-ubah dalam program secara byte atau hanya bit

tertentu. Mengubah sebuah keluaran bit I/O dapat dilakukan menggunakan

perintah cbi (clear bit I/O) untuk menghasilkan output low atau perintah sbi

(set bit I/O) untuk menghasilkan output high. Perubahan secara byte dilakukan

dengan perintah in atau out yang menggunakan register bantu.

2.4 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan suatu jenis penampil (display) yang menggunakan Liquid

Crystal sebagai media refleksinya. LCD juga sering digunakan dalam

perancangan alat yang menggunakan mikrokontroler. LCD dapat berfungsi untuk

menampilkan suatu nilai hasil sensor atau menampilkan menu pada aplikasi

(17)

Gambar 2.8 LCD 2 X 16

LCD yang akan digunakan dalam pembuatan alat ini dapat dilihat pada

gambar 2.8 adalah LCD dengan jenis bertipe karakter 2 x 16. LCD yang

digunakan dapat menampilkan karakter 2 baris dengan tiap baris terdri dari 16

karakter. Pada pembuatan alat ini LCD akan digunakan untuk menampilkan nilai

kuat penerang cahaya pada ruang studio gambar.

2.5 IC 4094

IC shift register adalah sebuah komponen elektronik (IC) yang digunakan

untuk memsukkan data secara serial dan mengeluarkan data secara paralel. IC

4094 merupakan IC shift register 8 bit yang memiliki register latch untuk setiap

bit yang berguna untuk memindahkan data dari saluran serial kesaluran paralel

dengan pergeseren bit Q0 sampai bit Q7 menuju output. Output paralel dapat

dihubungkan langsung dengan jalur data umum. Data digeser ketika terjadi

perubahan sinyal clock dari Low ke High, selanjutnya data digeser dari register

geser ke register penyimpanan, kemudian dengan memberikan logika high pada

(18)

Gambar 2.11. Diagram fungsi register (Data Sheet IC 4094)

Ada dua serial yang keluar dari IC 4094 yaitu Qs dan Q’s yang disediakan

untuk keperluan penyambungan beberapa IC secara serial. Data tersedia pada Qs

pada pergeseran sinyal clock dari logika low ke logika high untuk memungkinkan

pergeseran dengan kecepatan tinggi dalam keperluan penyambungan beberapa IC

secara serial. Output pada Q’s akan bergeser pada saat sinyal clock berubah dari

logika high ke logika low. Gambar 2.4 menunjukkan posisi dan penamaan pin

(19)

Tabel 2.4 Keterangan Pin IC 4094

2.5.1 Cara Kerja Shift register

Data masuk secara serial melalui pin D (1). Pada IC Shift Register ini data masuk baru disimpan setelah terjadi clock jadi cara memasukkan data pada shift

register ini adalah data masuk- clock- data masuk-clock-data masul-clock begitu

seterusnya. Pin OE atau Output Enable digunakan untuk mengaktifkan output

serial maupun output paralel. Logika 1 untuk enable dan logika 0 untuk disable.

QP0 - QP7 adalah output paralel dari shift register ini sedangkan QS1 - QS2

adalah output serial dari shift register ini. Jika menggunakan lebih dari satu IC

Shift Register maka pin data dari IC Shift Register selanjutnya dihubungkan ke

output serial dari IC Shift Register sebelumnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat

di timing diagram berikut ini:

(20)

2.6 LED (Light Emitting Diode)

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen

elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan

tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan

semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung

pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat

memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering

kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat

elektronik lainnya.Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang

kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat

elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran

filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh

karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah

banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti

lampu tube.

(21)

2.6.1 Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)

LED juga merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari

Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua

kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan

memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda

menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga

menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam

semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity)

pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan

yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari

Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan

berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang

bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan

melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

(22)

LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri

tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat

mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.

2.6.2 Rangkaian Dasar Hidupkan LED (Light Emitting Dioda)

Gambar 2.10 Rangkaian Dasar LED

Besarnya arus maksimum pada LED (Light Emitting Dioda) adalah 20

mA, sehingga nilai resistor harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor

berbanding lurus dengan besarnya tegangan sumber yang digunakan. Secara

matematis besarnya nilai resistor pembatas arus LED (Light Emitting Dioda)

dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.

R

=

, ...2.2

(23)

R = resistor pembatas arus (Ohm)

Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED (volt)

volt = tegangan LED (volt)

0,02 A = arus maksimal LED (20 mA)

2.7 Buzzer

Buzzer adalah suatu alat yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi

sinyal suara. Pada umumnya buzzer digunakan untuk alarm, karena

penggunaannya cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka

buzzer akan mengeluarkan bunyi. adi buzzer juga terdiri dari kumparan yang

terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga

menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar,

tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang

pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma

secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan

suara. Frekuensi suara yang di keluarkan oleh buzzer yaitu antara 1-5 KHz.

(24)

2.8 Catu Daya Adaptor

Catu daya berfungsi untuk memberikan suplay tegangan, khususnya ke IC

mikrokontroler Atmega8535, catu daya yang di gunakan adalah 5 Volt dc.

Gambar 2.12 Diagram blok Catu Daya Adaptor

Gambar 2.13 Skema Rangkaian Catu daya

Keterangan :

1. Stepdown (Penurun Tegangan)

Bagian ini berfungsi menurunkan tegangan AC 110/220V menjadi tegangan

AC yang lebih rendah yang diperlukan( 5V, 9V,12V, dll).Bagian ini terdiri dari

sebuah transformer (trafo)

2. Rectifier (Penyearah)

Bagian ini merupakan bagian penyearah arus dari arus AC (bolak-balik)

menjadi arus DC (searah).Bagian ini terdiri dari sebuah dioda silikon ,

germanium , selenium atau Cuprox.

(25)

Bagian ini berfungsi untuk menyaring arus DC yang masih berdenyut sehingga

menjadi rata. Komponen yang digunakan yaitu gabungan dari kapasitor

elektrolit dengan resistor atau induktor.

4. Stabilizer(Penstabil)

Bagian ini berfungsi menstabilkan tegangan DC agar tidak terpengaruh oleh

tegangan beban.Komponen ini berupa Dioda Zener atau IC yang didalamnya

berisi rangkaian penstabil.

5. Regulator(Pengatur)

Bagian ini mengatur kestabilan arus yang mengalir ke rangkaian

elektronika.Komponen yang di gunakan merupakan gabungan dari transistor,

resistor dan kapasitor. Ada juga yang di paket berupa sebuah IC seperti

regulator LM7805. Pada gambar 2.13 regulator bekerja dengan cara

mengendalikan arus basis pada transistor melalui dioda zener 5V tipe 1N4736

dan resistor 680 ohm sehingga penguatan tegangan pada output transistor

mengalami penurunan sesuai dengan pengaturan tegangan kemudi pada arus

basis yaitu sebesar 5V. Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini,

junction base-emiter diberi bias positif sedangkan base-colector mendapat bias

negatif (reverse bias).

2.9 Energi Listrik

Energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik.

Energi listrik untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan,

mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik

(26)

Besar energi listrik tersebut dirumuskan sebagai berikut:

W = P x t ... 2.3

Dimana :

W = Energi listrik yang diserap atau dipakai ( W.s)

P = daya ( Watt)

t = waktu ( second )

Daya listrik merupakan perkalian antara tegangan dan arus pada beban.

Berdasarkan keadaan arus dan tegangan yang terdapat pada rangkaian, maka daya

dapat digolongkan dua macam yaitu:

1. Daya dalam rangkaian arus searah.

2. Daya dalam rangkaian arus bolak-balik.

Daya yang terdapat dalam tahanan yang dialiri oleh arus searah (DC) dituliskan

dengan rumus :

P = V × I = = I2 × R ... 2.4

Sedangkan daya pada impedansi yang dialiri arus bolak balik (AC) terdiri dari :

1. Daya Aktif

Daya aktif adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya.

Satuan daya aktif adalah Watt.

Daya aktif dinyatakan dengan rumus :

(27)

2. Daya Reaktif

Daya reaktif merupakan daya yang terpakai sebagai energi pembangkitan

medan magnetik sehingga timbul fluks magnetik. Satuan daya reaktif

adalah Volt Ampere.

Reaktif (VAR). Daya reaktif dinyatakan dengan rumus :

Q = V× I× Sinφ... 2.6

3. Daya Semu

Daya semu merupakan daya yang diberikan kepada konsumen atau

gabungan penjumlahan trigonometri daya nyata dan daya reaktif. Satuan

daya semu adalah

Volt Ampere (VA). Daya semu dinyatakan dengan rumus :

S = V× I ... 2.7

2.10 Transistor

Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang berfungsi

sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan,

modulasi sinyal dan fungsi lainnya. Berdasarkan polaritas ransistor terbagi

menjadi 2, yaitu transistor tipe PNP dan transistor NPN. Transistor NPN

merupakan transistor positive yang dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila

basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP merupakan transistor

negatif yang dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negatif.

Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis, Kolektor, dan Emitorm seperti

(28)

Gambar 2.14 Transistor NPN dan PNP

Transistor dapat difungsikan sebagai saklar elektronika dengan memanfaatkan

dua keadaan transistor yaitu keadaan saturasi (sebagai saklar tertutup) dan

keadaan cut off (sebagai saklar terbuka).

Gambar 2.15 Rangkaian Transistor Sebagai Saklar

Pada saat saturasi maka arus kolektor adalah:

Ic (saturasi) = ... 2.8

Pada saat cut off tegangan kolektor emitter sama dengan tegangan sumber

kolektor dan arus basis mendekati nol.

Vce (cut) = Vcc ...2.9

(29)

Untuk mencari arus basis pada keadaan resistor basis terpasang dapat dihitung

dengan persamaan berikut:

Ib = Vbb – Vbe ... 2.11

Rh

Dimana :

Ib = Arus bias base

VBB = Tegangan yang masuk ke titik base

VBE = Tegangan jepit diode junction base-emitor

Gambar

Gambar 2.1 LDR (Light Dependent Resistor)
Gambar 2.2 Karakteristik LDR (Light Dependent Resistor)
Gambar 2.3 Diagram Blok Mikrokontroler Atmega 8535
Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ATmega8535 PDIP
+7

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR PENGESAHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI JENIS DAN SUMBER DAYA ALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS 4 MI MAMBAUL ULUM

Meskipun demikian, karena pengujian dengan variasi waktu kontak dilakukan pada saat yang bersamaan (contoh air yang sama), maka perbedaan ketebalan tersebut tidak

Wisata Domestik Lombok Tengah..

Penyelesaian 370 item yang pertama pada MMPI-2 dan 350 item pertama pada MMPI-A memungkinkan untuk penskoran beberapa skala validitas dasar dan skala klinis standar; 197

Beranda, Materi dan Pengembang. Materi pada media ini adalah materi Fluida dengan Sub-materi Fluida Statis dan Fluida Dinamis. Fluida Statis terdiri dari pembahasan topik

Radikal superoksida (O2^) secara cepat akan direduksi menjadi hidrogen peroksida (H2O2) oleh enzim superoksid dismutase dalam mitokondria.Bila molekul H2O2 bereaksi

Pada pria peritoneum yang menutupi facies superior vesica urinaria meluas ke posterior  membungkus ductus deferens dan bagian superior vesicula seminalis, lalu melengkung

Maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa dari hasil pemerolehan data yang terdapat dalam penelitian ini, bahwa masalah dalam penelitian ini tentang bagaimana