• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pemasaran Hasil Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Pemasaran Hasil Pertanian"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk matakuliah Pemasaran Hasil Pertanian Dosen Pengampu: Hj Andjar Astuti, M.Si.

Disusun oleh:

Ayu Nurfadilah 4441140401

Cut Firda Annisa 4441140713

Ersarani Putri 4441141386

Maldini Siarmata 4441141348

Nur Fitria Winda L 4441141381

Rexy Darmawan 4441140568

Putri Dwi Sholekhah 4441142004

Virantri Nugia 4441141994

Arie Nugraha 4441131274

Moch Herlix N H 4441131273

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Pemasaran Hasil Pertanian. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemasaran Hasil Pertanian.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Semoga laporan praktikum ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Serang, 27 November 2015

(3)

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan dan Manfaat...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1. Saluran Pemasaran Hasil Pertanian...3

2.2. Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian...4

2.3. Fungsi Pemasaran Hasil Pertanian...7

2.4. Margin dan Biaya Pemasaran Hasil Pertanian...10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...15

3.1. Saluran Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center...15

3.2. Lembaga Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center...15

3.3. Fungsi Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center...16

3.4. Margin dan Biaya Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center...19

3.5. Analisi Efisiensi...20

BAB IV PENUTUP...22

4.1. Kesimpulan...22 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah pasar diartikan sebagi tempat pertemuan antar penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang- barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelas produk tertentu.

Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pendistribusian suatu produk. Untuk hasil-hasil produk pertanian dibutuhkan peran dari tataniaga hasil pertanian, di mana tataniaga merupakan suatu aktivitas bisnis yang di dalamnya terdapat aliran barang dan jasa dari titik produksi sampai ke titik konsumen. Tataniaga pertanian juga merupakan salah satu faktor pertanian untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan pemasaran hasil produk pertanian.

(5)

Jeruk merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang banyak disukai masyarakat dan pemasarannya cukup baik. Pada pasar Rau Trade Center komoditi jeruk melalui saluran pemasaran yaitu petani-pedagang pengumpul-pedagang pengecer hingga ke konsumen akhir. Tingkat harga pun berbeda-beda sesuai dengan jenis, ukuran dan rasa. Selain itu, tingkat harga antara petani kepada pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul kepada pedagang pengecer pun berbeda sehingga dapat ditentukan marginnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah dari laporan praktikum ini, yaitu:

1. Bagaimanakah saluran pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center ?

2. Bagaimanakah lembaga pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center?

3. Bagaimanakah fungsi pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center?

4. Bagaimanakah margin pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui bagaimana saluran pemasaran komoditi jeruk di Pasar Rau Trade Center

2. Untuk mengetahui bagaimana lembaga pemasaran komoditi jeruk di Pasar Rau Trade Center

3. Untuk mengetahui bagaimana fungsi pemasaran komoditi jeruk di Pasar Rau Trade Center

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Saluran Pemasaran Hasil Pertanian

Pemasaran hasil pertanian merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan pemasaran suatu produk, kita harus mempertimbangkan saluran pemasaran yang dapat dipakai untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Menurut Philip Khotler (1996) mengemukakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.

Sedangkan menurut Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada.

Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(7)

langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah saluran nol tingkat (Zero Stage Channel).

b. Saluran disrtibusi yang menggunakan satu perantara yakni melibatkan produsen dan pengecer. Di sini pengecer besar langsung membeli barang kepada produsen, kemudian menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan saluran satu tingkat (One Stage Channel).

c. Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang

besar dan pengecer, saluran distrinusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh produsen. Di sini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini disebut juga saluran distribusi dua tingkat (Two Stage Channel).

d. Saluran distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara.

Dalam hal ini produsen memilih pedagang pengumpul sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada took-toko kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal juga dengan istilah saluran distribusi tiga tingkat (Three Stage Channel), Philip Kotler (1996).

2. Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian

(8)

digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan bentuk usahanya. Sedangkan Sudiyono (2001) menjelaskan lembaga pemasaran sebagai badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lain.

Jenis-Jenis Lembaga Pemasaran

Swastha berpendapat bahwa secara luas terdapat dua golongan besar lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran distribusi yaitu perantara pedagang dan perantara pedagang pengumpul.

1. Perantara Pedagang

Perantara ini mempunyai hubungan yang erat dalam kepemilikan barang. Mereka berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan, meskipun memilikinya tidak secara fisik. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar.

b. Pedagang besar, yang menyalurkan barang ke pengusaha lain. c. Pengecer, yang menjual barang kepada konsumen akhir.

2. Perantara Pedagang pengumpul (Agen)

Pedagang pengumpul disini didefinisikan sebagai lembaga yang membeli atau menjual barang-barang kepada pihak lain. Dalam kenyataannya, pedagang pengumpul dapat beroperasi pada semua tingkat dalam statu saluran pemasaran. Secara garis besar pedagang pengumpul dibagai kedalam dua kelompok, yaitu pedagang pengumpul penunjang dan pedagang pengumpul pelengkap.

a. Pedagang pengumpul Penunjang (Facilitating Agent)

(9)

pengumpul penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan penjual. Pedagang pengumpul penunjang dibagi dalam beberapa golongan, yaitu: Pedagang pengumpul pengangkutan borongan, pedagang pengumpul penyimpanan, pedagang pengumpul pengangkutan khusus, serta pedagang pengumpul pembelian dan penjualan. c. Pedagang Pengumpul Pelengkap (Supplemental Agent)

Pedagang pengumpul pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka pedagang pengumpul pelengkap ini dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain berupa: jasa konsultasi, jasa finansial, jasa informasi dan jasa khusus lainnya.

Sementara Sudiyono (2001) mengungkapkan bahwa menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual-belikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

 Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai

komoditi, seperti pedagang pengumpul perantara, makelar (broker, selling broker dan buying broker)

 Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi

pertanian yanng diperjual-belikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importer

 Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak

(10)

Lebih lanjut Sudiyono (2001) menyatakan bahwa pada kenyataannya suatu lembaga pemasaran dapat menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran. Oleh sebab itu, perlu diketahui mengenai bentuk usaha dari lembaga pemasaran tersebut. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran komoditi pertanian sangat beragam. Ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang hanya melibatkan sedikit lembaga pemasaran.

Anindita (2004) menjelaskan bahwa kelembagaan dalam tataniaga meliputi berbagai organisasi usaha yang dibangun untuk menjalankan pemasaran. Perdagan perantara adalah individu-individu atau pengusaha yang melaksanakan berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian dan penjualan barang karena mereka ikut memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Mereka melaksanakan kegiatan sebagai propietor (pemilik), partnership (mitra) atau perusahaan koperasi/nonkoperasi.

3. Fungsi Pemasaran Hasil Pertanian 1. Fungsi Pertukaran

Produk harus dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses pemasaran. Fungsi pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak ke pihak lainnya dalam sistem pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini ialah pedagang, distributor dan pedagang pengumpul yang memperoleh komisi karena mempertemukan pembeli dan penjual.

Fungsi Pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas 2 bagian, yaitu:

a. Fungsi penjualan

(11)

Fungsi penjualan yaitu meliputi sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut.

 Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah

produk yang memuaskan konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi, tetapi hal itu penting pula bagi pemasaran.

 Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi

tindakan-tindakan mencari dan membuat kontak dengan para pembeli.

 Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua

usaha yang dilakukan oleh para penjual untuk mendorong para pembeli membeli produk-produk mereka. Termasuk pada tindakan yang menjual secara individu, dengan undian dan juga mengadakan reklame.

 Fungsi melakukan negosiasi. Syarat serta kondisi penjualan

harus dirundingkan oleh para pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga, pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya.

 Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup

persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan transfer hak milik.

b. Fungsi pembelian

Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka memperoleh produk dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta mengusahakan agar produk tersebut siap dipergunakan pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak.

Fungsi Pembelian, sebagai berikut:

 Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar

(12)

kuantitas dari produk yang mereka perlukan. Konsumen akhir juga harus dapat membuat keputusan mengenai produk yang ingin mereka miliki.

 Fungsi Mencari Kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha

mencari sumber produk yang mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari para penjual yang dapat menawarkan produk atau jasa tertentu.

 Fungsi assembling. Persediaan bahan harus dikumpulkan

untuk digunakan dalam proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk dikonsumsi sendiri oleh para konsumen akhir.

 Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat

serta kondisi pembelian harus dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan di kemudian hari.

 Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang

telah disepakati, selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan perpindahan hak milik terjadi.

c. Fungsi Fisis

Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk diangkut, diproses dan disimpan untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu, fungsi fisis meliputi hal-hal berikut.

 Pengangkutan. Pengangkutan merupakan gerakan

perpindahan barang-barang dari asal mereka menuju ke tempat lain yang diinginkan (konsumen).

 Penyimpanan atau penggudangan. Penyimpanan berarti

(13)

 Pemprosesan. Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah

bahan mentah bagi industri sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk memperoleh nilai tambah (Value Added).

d. Fungsi Penyedia Sarana

Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang dapat membantu sistem pemasaran agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi ini meliputi hal-hal berikut.

 Informasi pasar. Pembeli memerlukan informasi mengenai

harga dan sumber-sumber penawaran. Informasi pasar ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik itu media massa, pemerintahan, perusahaan swasta, maupun lembaga pendidikan.

 Penanggungan risiko. Pemilik produk menghadapi risiko

sepanjang saluran pemasaran.

 Standardisasi dan grading. Standardisasi memudahkan

produk untuk dijual dan dibeli, sedangkan grading adalah klasifikasi hasil pertanian ke dalam beberapa golongan mutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan label dan nama tertentu.

 Pembiayaan. Pemasaran modern memerlukan modal (uang)

dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin dan bahan-bahan mentah, serta untuk menggaji tenaga kerja. Proses pemasaran pun menghendaki pemberian kredit kepada pembeli.

4. Margin dan Biaya Pemasaran Hasil Pertanian

(14)

kurva penawaran dengan kurva permintaan. Realititas pemasaran pertanian sangat jauh dari anggapan ini, sebab komoditi pertanian yang produksikan di daerah sentra produksi akan dikonsumsi oleh konsumen akhir setelah menempuh jarak yag sangat jauh, antarkabupaten, antarpropinsi, antarnegara bahkan antarbenua, baik komoditi olahan maupun olahan. Dengan demikian sebenarnya jarang sekali produsen melalukan transaksi secara langsung dengan kosumen akhir. Untuk itu digunakan konsep margin pemasaran. Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin pemasaran yang dipandang dari sisi harga ini. Marjin pemasaran merupakan selisih harga yang yang dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani produsen.

Margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:

a. Margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani (produsen). b. Margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa pemasaran. Harga yang dibayar konsumen akhir merupakan harga di tingkat pedagang pengecer. Bila digambarkan dalam suatu kurva, maka keseimbangan harga ditingkat pengecer merupakan perpotongan antara kurva penawaran turunan (Derived Supply Curve), dengan kurva permintaan primer (Primary Demand Curve). Sedangkan keseimbangan harga di tingkat petani perpotongan antara kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).

Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:

a. Biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran, yang disebut dengan biaya pemasaran atau biaya fungsional (Functional Cost).

b. Keuntungan (Profit) lembaga pemasaran.

(15)

diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis. Produk referensi merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Margin pemasaran menurut jenisnya dibedakan menjadi margin absolut, persen margin dan kombinasi antara margin absolut dan persen margin. Persentase bagian margin merupakan suatu pengelompokan yang digunakan secara populer pada serangkaian angka yang menunjukkan margin absolut dari berbagai tipe pedagang atau berbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi dengan harga eceran.

Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran yang umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling, biaya processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan pembayaran tidak resmi.

Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail) margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah kuantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin keuntungan.

(16)

perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (Value Added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl, 1977).

Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya kuantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran.

Margin pemasaran dalam teori harga diasumsikan bahwa penjualan pembeli bertemu langsung, sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan secara agregat. Dengan demikian disimpulkan tidak ada perbedaan antara harga di tingkat petani dengan harga di tingkat pengecer atau konsumen akhir. Berdasarkan penelitian-penelitian dari ilmu ekonomi pertanian, ternyata terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer (konsumen akhir) dengan harga di tingkat petani. Perbedaan ini disebut margin pemasaran. Margin dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu: Pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Definisi pertama dikemukakan oleh Daly (1958) dan diterangkan lebih lanjut oleh Friedman (196). Kedua, margin pemasaran merupakan biaya dari jasa 0 jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Definisi kedua ini dikemukakan oleh Aite dan Trelogan (1951).

(17)

konsumen dengan harga yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut: Harga yang dibayarkan konsumen merupakan harga ditingkat pengecer, yaitu merupakan perpotongan antara kurva permintaan primer (Primary Demand Curve) dengan kura penawaran turunan (Derived Supply Curve). Sedangkan harga ditingkat petani petani merupakan potongan antara kurva permintaan turunan (Derived Demand Curve) dengan kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).

Seperti halnya pada permintaan, maka pada penawaran pun terdapat tiga hubungan antara besar margin pemasaran dengan jumlah penawaran yaitu:

a. Pertama, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin

pemasaran bertambah maka, disebut margin pemasaran bertambah. (M1 > Mo).

b. Kedua, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran konstan. (M1 = Mo).

c. Ketiga, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran berkurang (M1<Mo), maka disebut margin pemasaran berkurang.

Berdasarkan definisi kedua, margin pemasaran yaitu margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran, maka membawa konsekuensi yang berbeda dengan analisis sebelumnya.

Nilai margin pemasaran (VM) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran komoditi pertanian ini nilai margin pemasaran merupakan hasil kali antara perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani dengan jumlah yang ditransaksikan.

(18)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Saluran Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center

Berdasarkan hasil penelitian yang terlah dilakukan maka saluran pemasaran yang dilakukan oleh salah satu pedagang jeruk di pasar Rau Trade Center sebagai berikut:

Berdasarkan bagan di atas, produsen jeruk yang berada di daerah Bali menjual produknya kepada pedagang pengumpul yang berada di pasar Rau Trade Center Serang, kemudian pedagang pengumpul tersebut menjualnya kepada pedagang pengecer yang berada di pasar Rau Trade Center dan sekitarnya yang kemudian oleh pedagang pengecer dijual kepada konsumen akhir.

3.2. Lembaga Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center Lembaga pemasaran yang ada di pasar Rau Trade Center khususnya komoditi buah jeruk terdiri dari 2, yaitu:

1. Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul merupakan badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan dan menjual hasil-hasil tersebut

(19)

kepada badan usaha industri dan/atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Bapak Andi dan Bapak H. Abun merupakan pedagang pengumpul yang ada di pasar Rau Trade Center. Mereka menjual berbagai macam jenis jeruk dengan jumlah yang beragam.

2. Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer merupakan pemilik toko/perusahaan yang kegiatan utamanya menjual barang secara eceran. Bapak Musyafi dan Bapak Syahroni merupakan pedagang pengecer yang berada di pasar Rau Trade Center. Mereka menjual berbagai jenis buah-buahan salah satunya adalah jeruk. Jumlah jeruk yang dibeli oleh pedagang pengecer dari pedagang pengumpul sejumlah 3 s/d 5 peti.

3.3. Fungsi Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center

Fungsi pemasaran komoditi jeruk disalah satu pedagang pengumpul dan pengecer terdiri dari:

1. Fungsi Pertukaran

Pada pedagang pengumpul, fungsi pertukaran atau juga disebut fungsi penjualan dan pembelian kebanyakan dilakukan melalui media komunikasi (telepon). Pembayaran dilakukan melalui transfer saat buah jeruk habis terjual. Kepercayaan menjadi dasar dalam melakukan transaksi pembayaran.

Pada pedagang pengecer, fungsi pertukaran dan pembelian dilakuan langsung ditempat dan pembayaran secara cash.

2. Fungsi Fisis

a. Fungsi Pengangkutan:

(20)

dikeluarkan tergantung jarak yang ditempuh dan banyaknya buah jeruk yang dikirim.

Pada pedagang pengecer, pengangkutan dilakukan menggunakan gerobak.Biaya yang dikeluarkan relatif terjangkau mengingat jarak yang tidak terlalu jauh .

b. Fungsi penyimpanan:

Pada pedagang pengumpul, penyimpanan dilakukan di tempat penjualan (di toko) dan di simpan pada suhu ruangan. Buah Jeruk disimpan di dalam keranjang atau peti sesuai jenis dengan dibungkus kertas koran agar jeruk tidak cepat kisut. Pada suhu tersebut buah jeruk dapat bertahan hingga 3 hari sebelum membusuk.

Pada pedagang pengecer, fungsi penyimpanan tidak ada karena biasanya jeruk yang dibeli dari pedagang pengumpul dapat habs terjual dalam satu hari. Jika terdapat jeruk yang tersisa, jeruk akan di komsumsi secara pribadi.

3. Fungsi Penyediaan Sarana

Standarisasi dan Grading:

(21)
(22)

No Nama Harga

1 Andi 6000 2000 180000 1000000 1182000 9000 500kg 12318000 3000 2 H. Abun 6500 4000 250000 6500000 6754000 1200

0

1200kg 52646000 5500

Jumlah 12500 6000 430000 7500000 7936000 2100 0

1700kg 64964000 8500

Rata-Rata 6250 3000 215000 3750000 3968000 1050 0

1 Musyafi 16000 7000 - 10000 17000 20000 3kg 91000 4000

2 Syahroni 15000 5000 - 10000 15000 17000 3kg 39000 2000

Jumlah 31000 12000 - 20000 22000 37000 6kg 130000 6000

Rata-Rata 15500 6000 - 10000 11000 13500 3kg 65000 3000

(23)

ekonomis dengan menggunakan rumus.

Lembaga Total biaya

Pemasaran

Keuntungan

Jarak/ KM Efisiensi

Teknis Ekonomis

Pedagang Pengumpul 1

6.754.000 137.246.000 1.254 KM 5.385,94 20,320

Pedagang Pengecer 1

11.000 684.000 0,5 KM 22.000 62,181

(24)

Berdasarkan table di atas, efisiensi teknis dari pedagang pengumpul sebesar Rp 5.385,94,-dengan efisiensi ekonomis untuk penetapan harga agar tetap dibeli 5.385,94,-dengan konsumen sebesar 20,320

Sedangkan, efisiensi teknis dari penjualan jeruk pada pedagang pengecer sebesar Rp 22.000,- dengan efisiensi ekonomis untuk penetapan harga agar tetap dibeli dengan konsumen sebesar 62,181

(25)

BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan

Saluran pemasaran komiditi jeruk di pasar Rau Trade Center hanya memiliki satu saluran pemasaran, yaitu produen ke pedagang pengumpul kemudian di salurkan ke pedagan pengecer dan kemudian diterima oleh konsumen akhir. Sementara lembaga pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade Center, yaitu pedagang pengumpul yang relatif sedikit, sedangkan untuk pedagang pengecer cukup banyak.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana penerapan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dilaksanakan

 Evaluasi pengelolaan pengaduan pelayanan publik secara berjenjang pada tingkat penyelenggara oleh Pembina dan pada tingkat nasional oleh Menteri. yang

Tari tradisional sering digunakan sebagai acara pembuka pada suatu kegiatan ( event ). Hal tersebut termasuk salah satu upaya pelestarian budaya. Namun sangat disayangkan

Namun, model yang paling tepat sebagai representasi kemasan untuk pelaku usaha kopi specialty untuk skala industri mikro adalah kemasan tipe flat bottom pouch

Seorang perawat tidak mengkomunikasikan kepada ahli gizi tentang obat- obatan yang digunakan pasien sehingga dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa

Angandika wong kang ahlul supi, khakekate amaujud edat, iku rupane maklume, kang aneng ndalem ngelmu, ing tingale tekeng ing budi, de ngelmune tan ana, tan

Dari keempat buah nilai korelasi yang ada pada tabel 4.29 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi tertinggi terhadap waktu terletak pada sensor T4 yang menempel di

18. Terima kasih kepada staff karyawan Perpustakaan Umum Kota Malang, Perpustakaan Umum Kota Kediri atas kerjasama dalam pengambilan data dan Perpustakaan Pusat Teknik Arsitektur