• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Skor Child Pugh dengan Komplikasi Pada Penderita Sirosis Hati pada Januari – Desember 2014 di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Skor Child Pugh dengan Komplikasi Pada Penderita Sirosis Hati pada Januari – Desember 2014 di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang di tandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular , dan regenerasi nodularis parenkim hati (Nurdjanah, 2009). Lebih dari 40 % pasien sirosis asimtomatis. Pada keadaan ini sirosis di temukan waktu pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu autopsi keseluruhan insidensi di Amerika di perkirakan 360 per 100.00 penduduk. Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik. Hasil penelitian lain menyebutkan perlemakan hati akan mengakibatkan steatohepatitis nonalkoholik (NASH, Prevalensi 4%) dan berakhir dengan sirosis hati dengan prevalensi 0,3 %. Prevalensi sirosis hati akibat osteatohepatitis di laporkan 0,3 % juga. Di Indonesia data prevalensi sirosis hanya ada laporan-laporan dari beberapa pusat pendidikan saja. Di RS.DR.Sarjito Yogyakarta jumlah pasien sirosis hati berkisar 4,1 % dari pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam, dalam kurun waktu 1 tahun (2004). Di Medan dalam kurun waktu 4 tahun di jumpai pasien sirosis hati sebanyak (4 %) dari seluruh paien di bagian penyakit dalam (Nudrjanah, 2009). Berdasarkan data dari WHO tahun 2004 sirosis menempati urutan kedelapan belas penyebab kematian dengan jumlah kematian 800.000 kasus dengan prevalensi 1,3%. Di Amerika Serikat pada tahun 2007, sirosis hati menyebabkan 29.165 kematian dengan angka kematian 9,7 per 100.000 orang.(Patasik, dkk, 2015)

Prognosis sirosis hati sangat bervariasi di pengaruhi sejumlah faktor, meliputi etiologi, beratnya kerusakan hati , komplikasi dan penyakit lain yang menyertai. Klasifikasi Child-Pugh, juga untuk menilai prognosis pasien sirosis yang akan menjalani operasi, variabelnya meliputi konsentrasi bilirubin, albumin,

(2)

2

ada tidaknya asites dan ensepalopati juga status nutrisi. Klasifikasi ini terdiri dari Child A, B, C. angka kelangsungan hidup satu tahun untuk pasien dengan Child A, B, dan C berturut-turut 100%, 80%, dan 45%.(Nurdjanah, 20009)

Pada 20% sampai 40% Jika pasien bertahan dengan rawat inap, tingkat kematian satu tahun dan dua tahun bagi mereka dengan spontan peritonitis bakteri adalah sekitar 70% dan 80%, masing-masing. Selanjutnya menambah morbiditas yang melekat dari spontan peritonitis bakteri adalah kecenderungan untuk kekambuhan. Setelah episode spontan peritonitis bakteri telah berhasil dibersihkan dengan terapi, tingkat kekambuhan antibiotic berkisar dari 40% sampai 70% dalam tahun pertama mengingat data ini membawa prognosis yang agak muram untuk mereka dengan spontan peritonitis bakteri, penelitian lebih lanjut dan pengalaman dalam diagnosis dan pengelolaan penyakit ini terus dalam kemajuan.(Alaniz dan Regal, 2009)

Insiden dan prevalensi Hepatik Ensepalopati terkait dengan beratnya insufisiensi hati yang mendasar. Pada pasien dengan sirosis, sepenuhnya gejala

Overt Hepatic Ecephalopathy (OHE) adalah suatu peristiwa yang mendefinisikan

dekompensasi fase penyakit, seperti VB atau ascites. Prevalensi OHE pada saat diagnosis sirosis adalah 10% -14% pada umumnya, 16% -21% dengan dekompensasi sirosis, dan 10% -50% pada pasien dengan transjugular portosystemic intrahepatik shunt (TIPS). indikasikan akumulasi OHE akan terjadi pada 30% -40% dari orang-orang dengan sirosis pada beberapa waktu selama perjalanan klinis dan selamat dalam banyak kasus.(Vilstrup, dkk, 2014)

Portal Hipertensi dan Perdarahan Varises terlepas dari etiologi sirosis, pengembangan hipertensi portal hampir Universal dan hasil dari peningkatan resistensi terhadap aliran Portal sekunder untuk jaringan parut, penyempitan, dan kompresi dari sinusoid hati. Ketika tekanan portal melebihi batas tertentu, itu menghasilkan perkembangan varises. Sekitar 50% pasien sirosis dengan pengembangan varises, paling sering di distal 2 sampai 5 cm dari kerongkongan. Perdarahan varises didefinisikan sebagai perdarahan dari esofagus atau lambung pada saat endoskopi atau adanya varises esofagus di perut dan tidak ada sumber

(3)

3

perdarahan lainnya. Tingkat Perdarahan Varises adalah sekitar 10% sampai 30 % per tahun.( Heidelbaugh dan Sherbondy, 2006)

Sindrom Hepatorenal didefinisikan sebagai kegagalan fungsional dari ginjal dengan gangguan intrinsik di ginjal pada pasien sirosis. ginjal Hal ini ditandai dengan retensi natrium dan air pada pasien dengan vasokonstriksi ginjal, menghasilkan penurunan aliran darah di ginjal, filtrasi glomerulus meningkat, dan output urin, yang berkontribusi dengan azotemia. Salah satu studi prospektif dari 229 pasien dengan sirosis dan asites yang tidak memiliki azotemia menemukan kejadian sindrom hepatorenal dari 18% setelah satu tahun dan 39% setelah lima tahun, dan patogenesis Sindrom Hepatorenal tidak sepenuhnya dipahami.(Heidelbaugh dan Sherbondy, 2006)

1.2. Rumusan masalah

Apakah ada hubungan antara skor child pugh dengan komplikasi pada penderita sirosis hati di RSUP.H. Adam Malik Medan pada Januari-Desember 2014?

1.3. Hipotesis

Ada hubungan antara skor child pugh dengan komplikasi pada penderita sirosis hati di RSUP.H.Adam malik.

1.4. Tujuan penelitian

1.4.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui adanya hubungan Skor Child Pugh dengan komplikasi pada penderita Sirosis Hati di RSUP. Haji Adam Malik pada Januari-Desember 2014.

1.4.2. Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui data demografi penderita Sirosis Hati.

2. Untuk mengetahui skor Child Pugh pada penederita Sirosis Hati. 3. Untuk mengetahui komplikasi pada penderita Sirosis Hati.

(4)

4

1.5. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi peneliti : untuk mengembangkan ilmu yang di terapkan selama di perkuliahan.

2. Manfaat untuk pelayanan kesehan : memberikan informasi bagi para klinisi mengenai komplikasi berdasarkan skor child pugh pada penderita sirosis hati.

Referensi

Dokumen terkait

Binatang yang hidup di air {jenis, ciri-ciri, makanan ,perkem bangbiakan ,manfaat dan bahayanya}.. - Binatang

Sesuai dengan ketentuan Pasal 9 Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 69 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), Laporan Tahunan Perseroan dan

Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan, termasuk di dalamnya Laporan Direksi dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, serta Pengesahan Laporan Keuangan

1) Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan untuk fasilitas pelayanan kesehatan dasar untuk Kabupaten/Kota yang mengacu pada. Formularium Nasional (Fornas) dan/atau Daftar

[r]

[r]

TREND COMPETITIONS MA PLUS AL-AQSHA TAHUN 2017 ANTAR SMP/MTs SE-KECAMATAN CIKALONG DAN SEKITARNYA SMP N 3 CIKALONG MTs

Keluarga yang harus dihubungi dalam keadaan darurat kesehatan.. Jenis asuransi kesehatan yang