BAB 130. BIDANG KOMUNIKASI
SEKTOR: PERHUBUNGAN DARAT POS, TELEPON dan TELEGRAP (PTT) U M U M
§ 1622. Tindjauan
a: Pentingnja hubungan pos, telepon dan telegrap sebagai alat untuk meninggikan kemakmuran suatu negara kiranja tak dapat disangkal, dan sudah sepatutnja, bahwa terhadap hal tersebut perlu djuga ditju-rahkan perhatian jang sewadjarnja.
b. Soal2 jang mengenai hubungan sematjam itu tidak dapat dianggap remeh, kalau kita insjaf akan luasnja wilajah kepulauan Indonesia jang tak kurang besarnja dari Negara Amerika Serikat ataupun Eropah. c. Terutama bagi Negara kita jang serba kekurangan alat2 dan teknis
masih lemah dan terbelakang karena akibat pendjadjahan dan pepe-rangan. Lautan jang memisah be-ribu2 pulau, adalah merupakan rintangan jang besar bagi lantjarnja perhubungan, teristimewa perhu-bungan pos jang memerlukan alat2 pengangkutan tertentu,
d. Hubungan pos, telepon dan telegrap terutama jang melajani antar-daerah merupakan urat sjaraf bagi setiap negara. Untuk kontak jang erat antara pelbagai daerah dibutuhkan hubungan jang tjepat dan tepat. Inipun tak ketjil artinja bagi maksud Pemerintah untuk memper-satukan seluruh rakjat Indonesia dari SABANG sampai MERAUKE, e. Karena pentingnja pemeliharaan jang se-baik2nja dari pada hubungan2
tersebut, maka hampir setiap pemerintah negara manapun menghen-daki bahwa peranan jang se-besar2nja atas pelaksanaannja dipegang sendiri oleh pemerintah.
f. Bag) Negara kita maksud ini telah seluruhnja tertjapai sedjak pengam-bil-alihan daerah konsessi Deli Spoorweg Maatshappij dan lain2 peru-sahaan milik Belanda. Kini semua djaring2 pos, telepon dan telegrap bagi kepentingan umum telah dikuasai oleh Pemerintah, dan demikian pula alat2 pengangkutannja,
g. Djawatan Pos, Telepon dan Telegrap jang dibebani kewadjiban jang berat itu telah berhasil dalam mendjalankan tugasnja untuk tetap memelihara hubungan2 dalam bidangnja, walaupun keadaan lingkungan djawatan masih djauh dari pada sempurna.
memu-§ 1623, Keadaan sekarang
a. Seperti telah diuraikan diatas, Djawatan P.T.T. hingga kini masih berada dalam keadaan serba kurang dan sukar. Hal2 jang menjebabkan keadaan jang kurang sempurna itu antara lain adalah sebagai berikut : 1. kerusakan2 pada gedung2 dan alat2 perhubungan karma akibat
perang dunia, revolusi dan pergolakan3 lainnja, seperti tersebut dalam sub h.
2. kekurangan2 personil, dalam djumlah dan terutama dalam hal mutu, karena perginja tenaga2 Belanda jang dahulu menduduki tempat2 jang penting.
3. bertambah ramainja lalulintas dalam ketiga bidang P.T.T. dise -babkan oleh bertambahnja penduduk, perkembangan perdagangan, naiknja taraf pendidikan rakjat, dsb,
4, kurangnja anggaran belandja jang dapat disediakan berhubung dengan keadaan keuangan negara.
b. Kerusakan2 pada alas2 dan gedung2 menjebabkan bahwa sebagian dari anggaran belandja jang serba kurang tadi harus digunakan sekali gus untuk reparasi dan pembangunan kembali agar stagnasi dalam perhu-bungan dapat lekas diatasi, Karena itu perkembangan dan modernisasi jang direntjanakan ber-kali2 harus menunggu.
c. Kekosongan personil bermutu karena hal tersebut dalam pasal a, sub 2 tak mungkin segera diisi; waktu jang tidak pendek penga-laman jang diperlukannja, Menurut laporan Djawatan P.T.T. pada tahun 1959, Djawatan tersebut masih mempunjai lowongan bagi sedjumlah 7865 pegawai, jang merupakan kira2 22% dari djumlah pegawai jang ada.
d. Dalam keadaan serba kurang ini, maka bertambah ramainja lalu-lintas merupakan kesulitan jang sukar dapat diatasi, Ber-djedjal2hja saluran2 telepon dan telegrap sudah merupakan suatu hal jang umum. Pengiriman pos dengan lantjarnja melalui darat maupun udara memerlukan pengerti-an jpengerti-ang se-baik2nja dari perusahaan pengangkutan jang tidak berada dibawah wewenang atau kekuasaan Djawatan P.T.T. Menurut laporan Djawatan P.T.T, perusahaan pengangkutan tidak dapat memberikan servicenja jang sesuai dengan kebutuhan lalu-lintas pos, sehingga dalam hal penjaluran pos pun diderita kesukaran2,
e. Grafik2 dan tabel2 pada lampiran „A” memberi gambaran tentang perkembangan lalu-lintas pos, telepon dan telegrap dan dari alat2 dan personilnja dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1959 menurut tjatatan Djawatan P.T.T. Dapat dilihat, bahwa pada umumnja djumlah2 peker-djaan tetap membubung dari tahun ketahun.
f. Dalam bidang telepon pada umumnja di-kota2 besar sangat dirasakan akan kebutuhan hubungan2 tilpun. Pandjangnja daftar tunggu (wachtlijst) dari penduduk jang menginginkan seluruh telepon pada tiap kali dilakukan pelunasan perhubungan serta pentjatutan pesawat2 telepon, semuanja ini menundjukkan bahwa hingga kini Djawatan P.T.T. belum dapat melajani kebutuhan lalu-lintas telepon dalam kota2 besar.
g. Begitupun dengan membubungnja lalu-lintas telepon interlokal maka saluran2 telepon interlokal jang ada sekarang masih perlu diperluas lagi. Sudah tak mengherankan lagi, bahwa pada umumnja untuk perhu-bungan interlokal kebanjakan djurusan, waktu tunggu sampai ber-djam2 harus ditoleransikan.
h.
Dengan telegrap sipengirim tak perlu menunggu untuk dapat
menjam-paikan beritanja. Kekurangan akan saluran telegrap dinjatakan oleh
lamanja waktu antara disampaikan berita oleh para langganan dikantor
telegrap hingga diterimanja berita tersebut oleh jang dialamatkan.
Tidak djarang terdjadi, bahwa karena banjaknja telegram2 jang harus dilajani, sebagian terpaksa harus dikirim melalui pos biasa. Dengan demikian ongkos tinggi jang telah dikeluarkan oleh sipengirim adalah sia2 belaka. Akibat2 lainnja jang tak Baik mudah dipahami.i. Walaupun belum mentjapai djumlah jang diinginkan, namun dalam bidang2 pos, telepon dan telegrap telah nampak modernisasi sesuai dengan teknik pada masa sekarang, antara lain telepon otomatis, perhubungan2 dengan memakai telex, perhubungan sinar ultra pendek, carried-telephony, radio single-side band, penggantian kawat2 telepon udara (luchtlijnen) dengan kabel dalam tanah, dsb.
j. Dapat dipahami, bahwa kekurangan anggaran belandja menjebabkan tak mungkin penjempurnaan dalam segala bidang dilakukan sekaligus, misalnja perluasan djaring2 pos, telepon dan telegrap sampai kebagian2 jang terpentjil jang tentunja djuga sangat penting bagi kemakmuran rakjat Indonesia umumnja.
§ 1624. Keadaan jang mendjadi tudjuan Tudjuan Umum.
a. Dibawah ini akan diuraikan, apa jang mendjadi tudjuan kita dalam garis besarnja mengenal bidang pos, telepon dan telegrap, agar dapat ditjapai hubungan jang Baik melalui saluran tersebut untuk membantu melaksanakan program Pemerintahan perihal SANDANG-PANGAN rakjat dan achirnja djuga untuk turut merealisasikan tudjuan Pemerin-tah untuk mentjiptakan negara adil dan makmur jang ber-tjita2kan Sosialisme Ala Indonesia.
b. Dalam batas2 kemampuan jang berwadjib, hendaknja diusahakan per-luasan djaring2 perhubungan sehingga tak ada suatu daerah atau pulau-pun jang akan merasa dirinja sama sekali tersisih. Perhatian hendaknja terutama ditudjukan kepada daerah2 dan pulau2 jang berbatasan dengan negara2 asing. Ini akan memperketjil kemungkinan akan pengasingan penduduknja, smokel dan infiltrasi kedaerah Indonesia dari luar. c. Dilihat dari sudut ekonomi perusahaan, perhubungan
ketempat-tempat terpentjil itu nistjajalah menjebabkan Djawatan P.T.T. men derita rugi, tetapi resiko ini diambil, mengingat kepentingannja bagi masjarakat dan negara.
d. Waktu jang diperlukan untuk melaksanakan menjukarkan pemeliharaan keamanan negara. Bagi masjarakat, kelambatan itu dapat pula merugikan,
5. pos udara (seluruh Indonesia) 4 hari
6. idem (sepulau) 2
hari
7. pos laut/darat (seluruh 10 hari
8. pos darat (sepulau) 3 hari
Perhubungan antara kota2 besar harus dapat dilakukan
dalam waktu jang lebih singkat lagi, bergantung atas banjak dan matjamnja fasilitet jang ada (untuk telepon, waktunja dihitung dart waktu permintaan perhubungan dilakukan),
e. Modernisasi dan penggantian alat2 dan gedung2 dari
Djawatan P.T.T. jang sudah tua, harus tetap
dilaksanakan, karena ini mempengaruhi
perhubungan dengan luar negeri jang djuga penting. Tjepat tidaknja perhubungan tersebut tergantung pada sesuai tidaknja alat2 perhubungan
kita dengan perkembangan teknik perhubungan luar
negeri. Perdjandjian internasional perihal
perhubungan P.T.T. menghendaki, bahwa alat2
perhubungan sebanjak mungkin harus disesuaikan, agar lalu-lintas internasional tak terhambat oleh karenanja,
f. Perhubungan pos adalah bagian jang mengenai kepentingan semua lapisan masjarakat. Pemeliharaan perhubungan ini dengan baik mempunjai efek psychologis jang besar terhadap rakjat, Untuk daerah2 jang terpentjil kedatangan kiriman2 pos pada
sampai ke daerah2 jang hingga kini belum
menikmatinja, terutama dinas pospaketnja.
g. Sebagaimana disinggung dalam pasal d (Keadaan Sekarang), pengangkatan barang2 pos kebanjakan
terletak pada tanggung djawab perusahaan2
pengangkutan diluar Djawatan P.T.T. Dalam hal ini, hendaknja Pemerintah bertindak, agar ketertiban pengiriman pos
djaga oleh perusahaan jang bersangkutan. Dengan demikian diharap kelambatan pos sebagian dapat diatasi.
h. Kekurangan djumlah personil djuga dalam bidang pos dapat kiranja dielakkan dengan mempergunakan mekanisasi dan otomatisasi setjara modern. Tetapi karena kekurangan personil itu mudah-mudahan adalah gedjala sementara sadja dan mekanisasi ataupun otomatisasi selain dari mempertjepat pekerdjaan sebaliknja dapat menimbulkan pengangguran, maka untuk sementara baik kiranja didirikan satu model kantor-pos modern pertjobaan. Djikalau eksperimen itu menun-djukkan sukses dan keadaan selandjutnja mengizinkan, maka dengan tak usah membuang banjak waktu lagi, Djawatan P.T.T. dapat segera memperluasnja. Perlu ditjatat bahwa karena ongkos2 tinggi maka mekanisasi ini hanjalah akan rendabel bagi kantor-pos2 besar jang perlu melajani ratus ribuan penduduk.
Hingga sekarang dinas pos masih belum sempat melakukan tugas-tugasnja jang lain, jang pada waktu sebelum perang dunia telah pula mendjadi kewadjibannja. Pembangkitan kembali dari dinas2 lainnja itu seperti : dipertanggung-djawabkan lagi. Dalam waktu se-singkat2nja hen-daknja "overhead lines" itu sudah dapat seluruhnja diganti dengan kawat2 dibawah tanah.
Rentjana ini sedapat mungkin sudah didjalankan sebelum djalan2 raja dalam kota2 besar diperbaharui, mengingat penggalian2 jang harus dibuat untuk menanam kabel2 sepandjang djalan2.
2. Material2 jang karena penggantian dengan Sistim baru untuk se-mentara masih dapat dipakai, digunakan terus bagi perluasan2 di luar kota misalnja sentral- tangan, kawat2 dan tiang2.
3. Sebagai target untuk melaksanakan perhubungan telepon lokal da-lam kota2 besar dengan baik dalam masa 10 tahun jang akan datang dapat diambil patokan kira2 satu pesawat.
b. Diluar kota besar,
1. Perhubungan telepon untuk daerah diluar kota besar harus diper-luas dengan maksud agar tiada suatu daerah merasa dirinja ter-asing dari lainnja.
2. Alat2 untuk keperluan ini sebagian besar dapat diambil dari alat2 bekas, seperti tersebut dalam pasal a.2, terketjuali gedung2nja jang hendaknja dibangun sesederhana mungkin.
3. Kekurangan akan alat2 bekas mungkin sekali dapat diatasi dengan menggunakan Sistim "party lines", bagi daerah2 jang djauh, dalam mana sepasang kawat pengantar digunakan untuk menjambung sedjumlah langganan tertentu. Sistim sedemikian ini djuga pernah dipakai di A.S. untuk menghubungkan petani2 jang bertempat ting-gal agak terpentjil dari kota2
4. Target djumlah hubungan jang dapat direalisasikan dalam djangka waktu 10 tahun adalah kira2 satu pesawat untuk tiap2 200 djiwa penduduk.
c. Interlokal.
Kekurangan2 akan saluran2 interlokal dapat dikedjar dengan mengguna-kan perhubungan dengan radio dan carrier telephony meliwati kawat jang ada, seperti telah dilaksanakan oleh Djawatan P.T.T. Perluasan djumlah2 channels perlu ditambah menurut kebutuhan dimasa jang akan datang.
d. Telegrap.
Hubungan telegrap lazimnja hanja diperlukan untuk djarak djauh dam dalam halt jang memerlukan pemberitahuan dengan tjepat.
Ini sangat besar artinja bagi masjarakat dan pula perlu diperluas dan dimodernisasi dengan penggunaan saluran2 telex.
Dari sudut pemerintahan, perlu sekali selekas mungkin dilaksanakan hubungan telegrap jang memuaskan antara daerah2 dengan daerah2, antara daerah dengan ibu2 kota, dan antara ibu kota dengan ibu kota, chususnja dengan Djakarta.
RENTJANA USAHA UNTUK 14IENTJAPAI TUDJUAN § 1626. Rentjana Umum
a. Sebenarnja banjak djalan jang dapat ditempuh untuk melaksanakan usaha2, terutama dalam urutannja menurut kebutuhan2 dan kepentingan pada waktu itu, sehingga tudjuan kith jang tertera pada pasal2 dibawah kepala TUDJUAN dapat tertjapai dalam djangka waktu jang ter -tentu, Dalam prakteknja usaha2 jang dapat dilakukan tak hanja ter-gantung pada kebutuhan dan kehendak jang merentjanakan sadja, tetapi terutama pada anggaran belandja (rupiah maupun devisen) dan fasilitas² jang tersedia untuk keperluan tersebut. Sebuah rentjana hanja-lah dapat direalisasikan, apabila semua faktor2 jang mempengaruhinja turut diperhitungkan.
b. Walaupun demikian, pada kesempatan ini tak ada buruknja, djikalau dalam garis besarnja sudah dapat dibuat suatu rantjangan usaha jang perlu dikerdjakan untuk mentjapai tudjuan kita, bilamana keadaan mengizinkan. Djangka waktu jang diperlukan untuk melaksanakan usaha2 dalam rentjana ini tjukup luas, dan urutannja dapat diobah2 dan disesuaikan dengan keadaan.
c. Berhubung dengan belum stabilnja harga barang2 dewasa ini, dan pula karena angka2 mengenai itu, kurang maka tak akan ada artinja me-njebut atau menaksir biaja2 jang diperlukan untuk tiap usaha.
Pada waktunja biaja2 tersebut dapatlah ditentukan dengan lebih tepat.
§ 1627. Rentjana Chusus
a. Keuangan. Disamping tugasnja sebagai instansi negara jang harus melajani kebutuhan masjarakat akan perhubungan pos, telepon dan telegrap, Djawatan P.T.T. djuga merupakan suatu perusahaan jang dalam usahanja harus memperhitungkan untung dan rugi. Dalam me-nentukan hasil usahanja harus diperhitungkan penjusutan aktiva dan pembajaran bunga atas modal jang di-investasikan, Lampiran "B" memperlihatkan laporan Djawatan P.T.T. mengenai pendapatan2nja dan beban2nja sebagai perusahaan dibawah undang2 untuk masa waktu 1950-1959.
Laba perusahaan jang pada tahun 1955 menundjukkan maksimum, telah menurun sesudah tahun itu karena setelah tahun 1955 Djawatan P.T.T. berada dalam keadaan jang tak menguntungkan baginja, diantaranja kenaikan harga2 barang, makin tingginja biaja pemeliharaan dan meningkatnja gadjih/upah pegawai. Sebaliknja biaja jang dapat dipungut bagi pelajanan pos, telepon dan telegrap relatif adalah rendah, Dari grafik tersebut dapat diramalkan selandjutnja, bahwa dalam keadaan jang masih kurang baik ini, pasti achirnja Djawatan P.T.T. akan menderita rugi dengan konsekwensinja. Tindakan2 seperti menaikkan biaja pos telah dapat sedikit meringankan beban Djawatan P.T.T. Dalam masa jang akan datang, hendaknja direntjanakan usaha2 untuk memperbaiki nasib Djawatan itu, antara lain dengan memberikan kepada Djawatan P.T.T. anggaran belandja jang tjukup untuk merehabilitasikan dan memperkembangkannja.
b. Personil.
Kebutuhan akan tambahan pegawai adalah sangat mendesak. Keku-rangan sebanjak kira2 22% dari seluruh djumlah pegawai jang diper-lukan pasti akan membawa ber-matjam2 ketidak-beresan jang meng-halang-halangi kemadjuan Djawatan P.T.T. dari Rentjana I Dalam masa lima tahun dari Rentjana I. ini, kalau dikehendaki pelajanan dan perhubungan jang baik, haruslah kekurangan ini dikedjar dengan pendidikan kader2 baru dalam skala jang lebih besar.
c. Rumah2 bagi pegawai,
Kekurangan akan rumah2 bagi pegawai, terutama dengan bertambah-nja djumlah pegawai serta keluargabertambah-nja merupakan suatu soal pula jang perlu segera dipetjahkan. Kekurangan akan rumah2 tinggal menjebabkanperluasan susah dilaksanakan dan pegawai2 sukar dapat dipindahkan menurut rentjana.
Terutama bagi daerah2 terpentjil harus direntjanakan dibuatnja pem-buatan rumah2 sederhana jang tjukup bagi para pegawai pos, telepon dan telegrap.
d. Perhubungan pos, telepon dan telegrap.
Perintjian usaha2 dibawah ini memberikan rentjana dalam garis besar-nja jang chusus ditudjukan pada tertjapaibesar-nja perluasan dan perbaikan hubungan2 pos, telepon dan telegrap dalam rangka Pembangunan Dinas Telegrap Rp. 650,80 djuta. Dinas Radio Rp. 2526,— djuta. kainja satu bahasa jaitu Bahasa Indonesia, dan Disamping pen -didikan, perhubungan jang baik akan mempertjepat digunakannja Bahasa Indonesia dalam seluruh wilajah kita.
2. Pembangunan. Perhubungan pos, telepon dan telegrap jang tjepat dan perkembangan ekonomi negara dan dengan demikian turut mempertjepat pembangunan negara dalam bidang2 lainnja.
3. Keselamatan dan keamanan Negara. Perhubungan pos, telepon dan telegrap jang erat dan tjepat, kalau digunakan dengan baik, dapat menjingkirkan Negara dari berbagai bahaja dan malapetaka. Gerakan2 gelap jang merugikan Negara tak mungkin dapat mempunjai keleluasaan bekerdja dan bergerak, apabila komunikasi Negara baik adanja. Infiltrasi, subversi, revolusi dan gerakan mengatjau lainnja tak akan merupakan bentjana jang nantinja akan memakan djumlah uang jang sangat banjak untuk menumpasnja, djikalau terhadapnja segera dapat diambil tindakan karena dari permulaan sudah diketahui.
4. Kemakmuran rakjat. Djikalau rakjat Indonesia leluasa sekehen-daknja untuk saling menghubungi perhubungan pos, telepon dan telegrap jang tak beres, maka susah dapat dikatakan, bahwa rakjat tersebut telah mentjapai kemakmuran menurut ukuran djaman modern ini,
Kalau kita tindjau dengan teliti, maka dalam negara2 jang pada saat ini dapat dianggap makmur sangat djelas tampak adanja fasilitet2 perhubungan, chususnja pos, telepon dan telegrap jang baik untuk melajani rakjatnja.
5. Search and Rescue. Hingga kini, pekerdjaan jang bersangkutan dengan search and rescue, jaitu tindakan2 untuk dapat menolong djiwa2 manusia jang tertimpa bentjana, seperti ketjelakaan pesawat terbang, kapal kandas atau tenggelam dan sebagainja sangat menerima berita tentang pertolongan jang diminta. Hampir selalu sukses search and rescue ditentukan oleh faktor waktu, atau dengan perkataan lain oleh pemberitaan jang tjepat dan tepat. Dalam hal ini akan sangat dirasakan manfaatnja, apabila kesa -tuan-kesatuan perhubungan jang ada di Indonesia dapat bekerdja sama dengan baik.
PERKEMBANGAN LALU-LINTAS P.T.T. DALAM MASA 1950-1959 TABEL I.
(DALAM NEGERI)
No.
Unit. Matjam 1950 1959
Kenaikan rata2
tiap tahun. Keterangan
1 Surat pos 7,57 djuta kg 16,16 djuta kg. 7,8%
2 Perputaran uang di
kantor² pos. 2802 djuta Rp. 18554 djuta Rp. 19,8%
Ini uang masuk. Uang jang keluar menun-djukkan gedjala jang sama.
3 Pendjualan benda² pos
dan meterai 44,2 djuta Rp. 247,8 djuta Rp. 18,8%
4 Surat idzin radio 213,0 ribu Rp. 658,7 ribu Rp. 13,3% Angka pertama adalah untuk tahun 1951Bilangan.
5 Bank Tabungan pos 296,4 ribu Rp. 2295,3 ribu Rp. 25,5% Angka achir untuk tahun 1958. Bilangan.
6 Pos paket 365,4 ribu Rp. 1,91 djuta Rp. 23 % Angka achir untuk tahun 1957, karena per-golakan menjebabkan merosotnja sesudah ta-hun 1957.
7 Pos wesel 4,09 djuta Rp. 7,12 djuta Rp. 5,7% Bilangan surat jang dikerdjakan.
8 Wessel pensiun 74 ribu Rp. 563 ribu Rp. 22,5% Bilangan surat jang dikerdjakan.
9 Telegram 1,79 djuta Rp. 3,28 djuta Rp. 6,6% Bilangan surat jang dikerdjakan.
PERKEMBANGAN ALAT²/BANGUNAN2 P.T.T. DALAM MASA
1950-1959.
No. Unit.
Matjam. 1950 1959 Perluasan ratan
tiap tahun Keterangan
1. Pendirian2 pos
1351 .2080 2,8% Seluruh djumlah bangunan2.
2. Kantor2 telepon 335 418 2,4%o Seluruh djumlah bangunan2.
3. Sambungan2 telepon 49120 96049 7% Djumlah
4. Kawat telepon interlokal 21537 Km. 26741 Km. 2,2% Pandjang.
5. Kawat telegrap 9418 Km. 17959 Km. 6,7% Pandjang.
KEADAAN PEGAWAI DJAWATAN P.T.T.
Tahun Susunan Isi susunan Kekurangan *)
1950 17.468 20.609 3.141
1951 20.972 20.196 776
1952 22.832 22.577 255
1953 25.742 22.630 3.112
1954 28.404 22.539 5.865
1955 30.635 23.988 6.64
.1956 30.735 24 003 6.732
1957 32.997 27.066 5.913
1958 35.426 27.406 8.020
1959 35.428 27.563 7.865
*) kelebihan.