RANTJANGAN
DASAR UNDANG-UNDANG PEMBANGUNAN
NASIONAL-SEMESTA-BERENTJANA DELAPAN TAHUN: 1961 - 1969.
DISUSUN OLEH DEWAN PERANTJANG NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
,Djilid :
V
RANTJANGAN
Dasar Undang - Undang
Pembangunan
Nasional – Semesta – Berentjana
Delapan tahun : 1961-1969.
Disusun oleh
Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
TERDIRI ATAS :
BUKU KE — SATU : Pokokpokok Pembangunan Nasional Se mestaBerentjana.
BUKU KE — DUA : Rantjangan Bidang Pokok Projek Pem bangunan NasionalSemestaBerentjana. BUKU KE — TIGA : Bidang Méntal/Ruhani dan Penelitian
BUKU KE — EMPAT : Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan dan Keamanan/Pertahanan.
B U K U K E T I G A
POKOKPOKOK PEMBANGUNAN
NASIONALSEMESTABERENTJANA
DJILID V : POLA PENDJELASAN BIDANG KEBUDAJAAN DAN PENDIDIKAN
I s inja:
BAB
Kebudajaan Paragrap
(§ )
Hal.73. Tindjauan Umum 850 — 853 925
74. Keadaan Sekarang 854 — 857 933
75. Keadaan jang mendjadi tudjuan 858 — 873 943
76. Projekprojek 874 — 884 963
Pendidikan
885 — 890 101
1 77. Situasi Mental
78. Pendidikan Umum 891 — 908 108
KEBUDAJAAN INDONESIA.
BAB 73
TINDJAUAN UMUM
§ 850. Pendahuluan
Revolusi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 pada hakekatnja adalah revolusi bersendjata dan revolusi kebudajaan. Tepat sekali apa jang dikatakan dalam Manifesto Politik R.I., bahwa „Revolusi kita bukan hanja Revolusi materiil, tetapi djuga Revolusi mental”. Djadi djelaslah apabila kita berdjuang menentang imperialisme, itu berarti kita menentang pengaruhnja jang merugikan rakjat terbanjak, djuga dalam bidang kebudajaan.
Tugas seniman dan sasterawan kita bukan sadja menggubah dan mengarang, tetapi jang terutama ialah mengenal dan mengerti ke kuatankekuatan sosial dan dasar2 daripada Revolusi Indonesia.
Mengenal sekalian golongan Rakjat terbanjak jang sedang berdjoang untuk Negara jang adil dan makmur.
Hubungan kebudajaan dengan hari depan Revolusi Indonesia su dah didjelaskan dalam Manifesto Politik R.I., jaitu: „Tudjuan djangka pendek : sandangpangan, keamanan dan melandjutkan perdjoangan anti Imperialisme”. Dan tudjuan djangka pandjang ialah „Masjarakat adil dan makmur, melenjapkan imperialisme dimana2, dan mentjapai
dasardasar bagi perdamaian dunia jang kekal dan abadi”. Djadi hari depan Revolusi Indonesia adalah masjarakat adil dan makmur atau sosialisme Indonesia jang disesuaikan dengan kondisikondisi jang terdapat di Indonesia, dengan Rakjat Indonesia, (dengan adatistiadat, dengan psikologi (kepribadian) dan kebudajaan Rakjat Indonesia.
Alam mempunjai pengaruh pada perkembangan kebudajaan Indo nesia. Alam dapat dibagi mendjadi tiga : tanah dan air jang mem bentuk tanah air kita, iklim dan pembagian atas pulaupulau.
Hudjan, angin dan iklim umpamanja sangat mempengaruhi bentuk rumahrumah di Indonesia jang pada umumnja „terbuka” dan memer lukan emperemper dan kadangkadang harus dibangun diatas „tiang”. Berlainan dengan rumahrumah di Eropah jang djustru karena iklim nja harus berbentuk serba „tertutup”.
Bahwa iklim mempunjai pengaruh pula terhadap kepribadian kita terlihat pada kenjataan bahwa kita tidak mempersiapkan diri untuk musim dengan membuat pakaian panas dan menjimpan ma kanan untuk waktu panen gagal. Dengan demikian sebetulnja kita kurang memikirkan hari kemudian karena dapat hidup dari hari kehari. Dibandingkan dengan bangsa Eropah jang pada umumnja hemat, kita agaknja lebih boros.
Djuga kesuburan tanah jang dahulu kala dapat mentjukupi keper luan dalam bidang „sandang pangan”, banjaknja tanaman dan hewan jang kita miliki, mempunjai pengaruh terhadap kebudajaan kita. Karena alam di Indonesia menguntungkan kita, maka dengan mudah kita dapat menjelaraskan diri dengan alam.
Selandjutnja tak dapat diabaikan faktor agama dan kepertjajaan jang mempunjai pengaruh penting pula bagi kebudajaan. Faktor politis historis mempunjai pengaruh pula. Umpamanja sebelum pen djadjahan Barat, sifat kebudajaan kita adalah feodal (zaman radja radja). Waktu pendjadjahan, kebudajaan kita didjadikan kabur oleh pendjadjah, mula2 dibawa ke Barat dan kemudian kearah Djepang.
Ditindjau dari sudut geografis maka negara kita terletak di per simpangan antara benua Asia, Afrika dan Australia. Kedudukan ini melahirkan unsurunsur kebudajaan pada bangsa Indonesia, jang sangat beraneka warna dan jang erat hubungannja dengan sedjarah Kalimantan, salah satu pulau jang terbesar didunia. Keadaan itu menentukan watak jang amat berbhinneka, tetapi tetap merupakan perhubungan jang lebih luas didalam pertumbuhan selandjutnja. Negara merdeka tak boleh membiarkan isolasi bagianbagian dari bangsa kita seperti jang terdjadi atas bermatjam2 suku pada zaman
§ 851. Hubungan antara lapangan kebudajaan dengan lapangan2
lain di Indonesia
Hidup kebudajaan tidak berkembang tersendiri, tetapi mempunjai hubungan erat dengan lapanganlapangan lain.
Chususnja di Indonesia hidup kebudajaan erat hubungannja de ngan lapangan2 seperti: kehidupan keagamaan dan kepertjajaan,
perkembangan kenegaraan dan politik pemerintahan, pendidikan didalam dan diluar sekolah, perkembangan ekonomi, perkembangan sosial, rekreasi rakjat dan sebagainja,
Sebagai pendjelasan dapat diterangkan sebagai berikut :
Tiap agama dan kepertjajaan jang ada di Indonesia memberikan unsurunsur jang berguna bagi hidup kebudajaan. Dalam hal ini fungsi lembagalembaga keagamaan perlu turut membantu memperkaja kebudajaan kita dengan unsurunsur jang menguntungkan. Zaman
animisme masih meninggalkan bekas jang terdjalin dalam adatisti adat rakjat (taritarian, selamatan dan sebagainja). Demikian pula masuknja agama Hindu, Budha, Islam, Kristen, dll. mempengaruhi hidup kebudajaan rakjat..
Perkembangan kenegaraan serta politik Pemerintahan dari zaman kezaman mempengaruhi pula kebudajaan kita. Djuga berganti gantinja bentuk dan sistim kenegaraan di Indonesia melalui zaman keradjaankeradjaan Hindu, Buddha, Islam sampai datangnja pendjadjah oleh Spanjol, Portugis, Belanda, Inggeris dan Djepang, banjak memberikan bekasbekas dalam hidup kebudajaan kita hingga sekarang.
Setelah kita memiliki negara merdeka jang berdaulat dan bersatu lebih2 setelah dekrit Presiden pada tanggal 5 Djuli 1959, seharusnja
politik kebudajaan diarahkan kepada pembentukan hidup kebudajaan nasional jang didjiwai oleh Undang2 Dasar 1945.
Sudah samasama dipahami, bagaimana pendidikan, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah mempunjai pengaruh jang menentukan dalam pembentukan manusia budaja Indonesia. Perlu kiranja selekas nja dibentuk lembaga folklore jang berkewadjiban menggali serta mengumpulkan unsurunsur kebudajaan jang disalurkan melalui pendidikan didalam dan diluar sekolah (lembagalembaga kesenian dll.).
Kemadjuan ekonomi rakjat mempunjai pengaruh jang besar bagi hidup kebudajaan dan sebaliknja kemerosotan ekonomi akan memba wa akibat jang buruk sekali bagi perkembangan kebudajaan pada umumnja.
Begitu pula keadaan sosial dan perkembangan kebudajaan penga ruhmempengaruhi.
Rekreasi rakjat perlu diberikan saluransaluran jang sebaikbaik
nja dengan terpimpin, antara lain melalui pertundjukanpertundjukan rakjat, film, batjaanbatjaan agar dapat terdjelma hidup kebudajaan rakjat jang bermutu tinggi dan bersifat nasional.
Koordinasi usahausaha kebudajaan dengan lapangan2 lain
hendaknja dilakukan oleh suatu instansi kebudajaan jang langsung dibawah pimpinan Pemerintah atau sebaiknja didjadikan departemen tersendiri.
§ 852. Tingkattingkat perkembangan kebudajaan Indonesia serta latar belakangnja puluh2 suku bangsa jang mempunjai Bahasa, adat istiadat dan susunan
masjarakat serta kekeluargaan sendiri. Pula masingmasing agama meliputi daerahdaerah jang tertentu, misalnja di Menado hampir hampir semua penduduk memeluk agama Kristen, dipulaupulau Maluku demikian djuga, di Flores kebanjakan penduduknja beragama
Katolik, di Bali beragama Hindu, di Djawa terutama beragama Islam dan sebagainja. Masingmasing mempunjai tjabang kesenian, misalnja seni sastera, seni musik, seni suara, seni tari, seni rupa, jang mempu njai tjorak beraneka ragam menurut daerahnja.
Begitu pula keradjinan tangan seperti tenun, batik, anjaman, bambu, pandan atau rotan, ukiran kaju, perak atau tembaga mempu njai tjorak atau bentuk dan warna jang chusus dilahirkan dimasing masing daerah. Tjara membangun, menghiasi dan mengatur rumah dan gedung berlainan pula didaerahdaerah diseluruh Indonesia.
Sekaliannja itu mengakibatkan kebudajaan Indonesia mengan dung unsurunsur jang beraneka warna jang sangat besar djumlahnja dan mendjadikan kebudajaan Indonesia sangat kaja.
Unsurunsur kebudajaan Indonesia berasal dari seluruh daerah diwilajah negara Indonesia dan benar2 merupakan kebudajaan „Bhin
neka Tunggal Ika”. gaul dengan asjiknja dan berkenalan dengan kebudajaan masing2.
Proses kearah kebudajaan kesatuan disuburkan dengan pemakai an bahasa Indonesia diseluruh bidang kehidupan bangsa. Selain dari pada sebagai motor jang dahsjat untuk mempersatukan rakjat Indone sia dalam arti politis, bahasa Indonesia mendjiwai pula persatuan itu setjara kulturil. Sedjak berpuluhpuluh tahun bahasa itu sendiri telah tumbuh dengan suburnja dan kesusasteraan Indonesia telah pula mendjadi kaja dengan terbitnja bukubuku dan madjalah dalam bahasa Indonesia jang memuat karangankarangan tjeritera, roman, filsafah, sadjak, seni drama, ilmiah dan lain2nja. Tidak sedikit pula
terdjemahan dari kesusasteraan internasional. Nusa, Satu Bangsa”, „Satu tudjuh delapan empat lima”. dan lain2.
Djuga senirupa sebagai tjabang kesenian meliputi seluruh Indonesia. Senilukis modern dan senipahat telah menarik seniman dan seniwati dari seluruh lapisan rakjat dan seluruh daerah dan kini berkembang sangat subur.
Seni tari gubahan baru seperti „serampang dua betas”, dan tarian jang berasal dari daerah misalnja „tari lenso” dan „lenggang” mulai dipeladjari setjara luas dikalangan rakjat. Tarian2 tsb. menutupi
keperluan akan hiburan bersama pada pertemuanpertemuan, ter utama antara pemuda dan pemudi.
Dalam seni bangunbangunan sedang ditjari bentukbentuk baru jang memberi kepuasan, baik mengenai segi estetisnja maupun me ngenai kegunaannja menurut iklim Indonesia. Terutama dalam kota besar dan ketjil bentuk rumah penduduk mendapat pengaruh besar dari Eropah Barat, sehingga kotakota kita berkesan „subur” dari salah satu kota besar di Eropah Barat.
Salah satu bidang kebudajaan ialah sport. Diseluruh daerah orang melatih diri dalam matjammatjam tjabang olah raga, terutama sepak bola, bulu tangkis, bola kerandjang dan sebagainja. Kemampuan rakjat dalam keolahragaan meningkat dengan mengundang Asiade 1962 agar diadakan di Djakarta.
Kalau kita menengok kepada kehidupan rakjat seharihari tam paklah persamaan dalam beberapa adatistiadat jang merupakan unsurunsur kebudajaan kesatuan, misalnja dalam tjara berpakaian.
Tetapi sebaliknja sebagai alat2 rumah tangga berabadabad diper
Kita memakai telepon, radio, pengeras suara, persuratkabaran, auto mobil, kereta api, kapal dan kapal udara. Tumbuhnja kebudajaan nasional sangat pesat dalam masa transisi ini.
Supaja perkembangan itu memberi buah seperti jang kita tjita tjitakan, maka perkembangan itu haruslah diperhatikan setjara ilmi ah, aktif dan berentjana. Dengan perkataan lain : kegiatan kebudajaan jang terpimpin mendjadi keharusan supaja perubahanperubahan itu menguntungkan masjarakat Indonesia.
§ 853. Kepribadian Indonesia
Dalam Manifesto Politik Présiden Sukarno memberikan petun djuk, menerangkan, bahwa „Tudjuan djangka pendek jang saja ha dapkan kepada saudarasaudara ialah : program Kabinet Kerdja jang amat sederhana itu : sandang pangan, keamanan, melandjutkan per djuangan anti imperialisme — ditambah dengan mempertahankan kepribadian kita ditengahtengah tarikantarikan kekanan dan kekiri, jang sekarang sedang berlaku kepada kita dalam pergolakan dunia menudju kepada satu imbangan baru”.
Dalam Amanat Présiden, didjelaskan bahwa : „Kepribadian bang sa Indonesia mengenai sifat gotongrojong dan azas kekeluargaan”.
Hal ini perlu diperkembang dan diatur dalam lapangan ekonomi dan keuangan.
Dalam pidato Présiden “Res Publica” kita dapati katakata Pré siden sbb.: „Marilah kita dalam memikirkan dan memadjukan norma norma baru itu, tidak selalu mendjiplak dan membuntut sadja. Mari lah kita mentjari dan menemukan kepribadian kita sendiri !”.
Seterusnja : „Kita sebagai bangsa masih tetap berada dalam me dan perdjuangan”. „Medan perdjuangan untuk menegakkan kepriba dian sendiri, sehingga bangsa kita dihormati oleh semua bangsabang sa lain karena bukan bangsa djiplakan atau bangsa jang membebek”.
Sekian pertjikan fikiran Présiden jang berkenaan dengan kepri badian bangsa Indonesia.
Jang harus kita tegaskan dalam hal kepribadian bangsa Indo nesia ini, ialah tiga perkara, tiga sokoguru, jakni :
1. Kenallah dan kembalilah ke kepribadian sendiri.
2. Binalah serta pertahankanlah kepribadian sendiri, djangan dapat dipengaruhi sehingga hanjut kekiri atau kekanan, keblok Timur atau keblok Barat.
3. Beberapa segi kepribadian Indonesia itu seperti sifat gotong rojong dan azas kekeluargaan, harus dipraktekkan diperkembang dan diatur dalam lapangan ekonomi dan keuangan.
Dalam sistim masjarakat baru jang hendak kita bentuk dengan revolusi mental kita bersama rakjat dan para pemimpinnja — jakni masjarakat sosialisme, kitapun tidak menginginkan sosialisme dji plakan dari Barat atau dari Timur, melainkan kita menudju sosialisme a la Indonesia jang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, atau seperti kata Présiden Sukarno dalam Manifesto Politiknja :
„Undangundang Dasar 1945 adalah asli tjerminan kepribadian keine algemein oltige Ordnung, sondern nur eine dem bestimmten Volke angepaste Ordnung”. (Satu tatatertib jang berlaku umum tidak wa perdjalanan sedjarah satu2 bangsa adalah berbeda karena kepri
badiannja berbeda, dan jang sesuai dengan kepribadian Indonesia ialah
demokrasi terpimpin, musjawarah dan mufakat, gotongrojong.
Kita adalah satu bangsa, jang dalam kepribadiannja djikalau perlu mengangkat sendjata. Maka oleh karena itulah, kata Presiden, „seharusnja djalan perdjuangan kita lain daripada perdjuangan rakjat India. Inilah — kata beliau lagi — jang saja maksudkan dengan kepribadian kita sendiri. Didalam segala hal kita harus kembali kepada kepribadian kita sendiri. Kita sekarang ini jang telah mempunjai Republik Indonesia dan hendak menjusun Republik Indonesia menurut apa jang diamanatkan oleh Bangsa Indonesia kepada kita, marilah kita berdiri diatas kepribadian kita sendiri'.
Dan selandjutnja Presiden Sukarno mengemukakan satu dalil jang terpenting sebagai dasar fikirannja, jakni: „Bangsa Indonesia itu kepribadiannja sosialis”. Buktinja diambil dari kitab2 kuno, dari ki
dalang : „gemah ripah” artinja ramahtamah, djiwa kekeluargaan". Djadi kepribadian Indonesia itu memainkan peranan jang menen tukan dalam tjara berdjuang, djadi menentukan djalan sedjarah, dalam bentuk kesenian serbabagai, dalam adatistiadat, dalam tjara memetjahkan soal besar dan ketjil jakni dengan musjawarah, dalam kerdjasama, dalam tumbuhnja sosialisme à la Indonesia.
Kepribadian Indonesia dapat dirusak oleh :
Faktorfaktor dari luar :
a. Propaganda, budjukan, lektur, film, tari, musik dari luar negeri, kalau kita tidak kritis menghadapinja.
b. Pengaruh uang dari luar negeri: hilang pantang oleh uang, lenjap achlak, moral, susila oleh pengaruh tak baik dari luar.
c. Pengaruh kebendaan jang lain.
Faktorfaktor dari dalam :
d. Kolonialisme, feodalisme, birokrasi dan korupsi (materialisme). e. Rasa asor atau rasa hargadiri rendah,
f. Kurang pengalaman.
g. Kurang daja kritik, karena terlalu toleran, terlalu peramah, tidak mau menjakiti hati orang lain.
Kebudajaan tidak dapat dipisahkan dari manusia, dan karena itu erat bertalian dengan segala lapangan kehidupan manusia. Untuk mempertahankan kehidupan dan penghidupannja, manusia mempunjai kebutuhankebutuhan jang mutlak: makan, minum, pakaian, rumah dan sebagainja; maka lahirlah kebudajaan jang memperlengkapi manusia dengan kebutuhankebutuhan jang mutlak itu. Kebutuhan kebutuhan tersebut selalu sesuai dengan tingkat keadaan sekitarnja. Makin madju keadaan sekitarnja, makin meningkat kebutuhannja.
Sedjarah umat manusia menundjukkan, bahwa keadaan suatu bangsa tidak lepas dari kemampuannja untuk menghadapi persoalan kebutuhankebutuhan itu; dengan kata lain keadaan suatu bangsa sebagian besar ada dalam tangannja sendiri. Apabila kita menengok kebelakang, akan kita ketemukan bahwa bangsa Indonesia mengalami kedjajaan ketika ia memegang nasibnja dalam tangannja sendiri (Modjopahit, Sriwidjaja). Semua bentuk2 pengutjapan kebudajaan : kesenian, daja kreasi, keahlian
dalam ketatanegaraan, ketatanegaraan itu sendiri, mentjapai taraf jang tinggi. Dengan datangnja masa pendjadjahan, dimana bangsa Indonesia tidak dapat mengatur lagi nasibnja ditangan sendiri, maka merosotlah unsurunsur kebudajaan, hilanglah dajakreasinja, timbullah unsur perusak jang mengantjam kepribadian bangsa Indonesia. Segala „perkembangan kebudajaan” terhenti, sebagian hantjur, tetapi jang paling luka parah ialah djiwanja. Kita mewarisi djiwa jang parah itu, ketika kita memproklamasikan kemerdekaan kita.
Unsurunsur dari luka parah itu ialah : rasa asor, jaitu tidak pertjaja kepada kemampuan dan kesanggupan diri sendiri, sebaliknja sangat lekas menerima halhal jang datang dari luar, pandangan hidup jang dualistis, menganggap rendah milik sendiri, Lima belas tahun kemerdekaan belum menghasilkan segisegi jang positif, jang dapat dipakai sebagai landasan untuk menjusun hari kemudian jang bahagia untuk menjelenggarakan masjarakat adil dan makmur.
Akan tetapi sesungguhnja nasib suatu bangsa terletak dalam tangan bangsa itu sendiri. Oleh karena itu kita harus jakin, bahwa kita dapat, berkesanggupan dan harus mendjamin hari kemudian jang bahagia bagi anaktjutju kita.
______________