BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional, salah satu diantaranya
dimaksudkan untuk penerapan metodologi pendidikan karakter bangsa, yang
didalamnya secara eksplisit termasuk pendidikan karakter wirausaha. Realita di
lapangan, sistem pembelajaran saat ini belum sepenuhnya secara efektif
membangun dan membekali peserta didik dengan pembelajaran karakter
wirausaha. Tidak dapat dipungkiri, meskipun kewirausahaan di SMK secara
formal telah dikukuhkan menjadi mata pelajaran tersendiri sejak tahun 2004/2005,
namun pembelajaran kewirausahaan seakan kurang menunjukkan perubahan ke
arah yang lebih baik. Kenyataannya, pembelajaran kewirausahaan masih sebatas
pada upaya peningkatan pengetahuan dan belum menyentuh pada nilai-nilai
prilaku wirausaha yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan.
Kebijakan tersebut di atas sekaligus merupakan wujud realisasi Instruksi
Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan, dan Surat Keputusan Bersama Menteri Negara
Koperasi dan UKM dan Menteri Pendidikan Nasional No. 02/SKB/MENEG/VI/
2000 dan No. 4/U/SKB/2000 tertanggal 29 Juni 2000 tentang Pendidikan
Perkoperasian dan Kewirausahaan. Ini memberikan arah dalam pelaksanaan
gerakan memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan melalui pendidikan
khususnya di SMK. Gerakan ini diharapkan budaya kewirausahaan akan menjadi
bagian dari etos kerja lulusan SMK, yang berimbas positif kepada masyarakat
sekitarnya, dan pada gilirannya kelak pada kehidupan berbangsa dan bernegara,
sehingga diharapkan dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang
handal, tangguh dan mandiri.
Pembelajaran kewirausahaan dalam kontek sekolah menengah kejuruan,
dan produktif yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan melihat dan menilai
kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat,
watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata
secara kreatif dalam rangka meraih sukses. Dengan demikian pembelajaran
kewirausahaan harus dapat membawa para siswa SMK memiliki kemampuan
kreatif untuk mengkonversikan kemampuan-kemampuan produktif, adaptif, dan
normatif kedalam suatu usaha/bisnis yang lebih memiliki nilai tawar yang baik
dan mampu menghidupi diri sendiri dan keluarganya.
Berdasarkan pengamatan dan fenomena yang ada di lapangan kesiapan
berwirausaha di Indonesia masih sangat rendah khususnya lulusan SMK. Menurut
Direktur Pembinaan SMK Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
(Mendikdasmen) Joko Sutrisno pada tahun 2010 jumlah lulusan SMK yang
menjadi wirausaha hanya satu hingga dua persen dari 950 ribu lulusan per tahun.
Padahal seharusnya dengan bekal kompetensi kejuruan yang bersifat praktis,
lulusan SMK lebih mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam
dunia kerja sampai tahap menciptakan lapangan kerja sendiri sebagai
wirausahawan dibandingkan lulusan sekolah menengah lainnya.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada 70 siswa SMK mengenai
rencana mereka setelah lulus sekolah, maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 1.1
Tabel 1. 1 Rencana Siswa Setelah Lulus SMK
Rencana Siswa Setelah Lulus Jumlah Presentase (%)
Menjadi Pegawai (Bekreja) 47 67.14
Melanjutkan Sekolah/Kursus 18 25.71 Membuka Usaha Sendiri (Berwirausaha) 5 7,14
Total 70 100
Sumber :Hasil pra penelitian data diolah (lampiran 7)
Dari tabel 1.1 tersebut, diperoleh hasil dari 70 orang siswa SMK yang
mengisi kuisioner 7,14% yang memiliki kecenderungan untuk berwirausaha, dan
sebagian besar siswa lebih memilih untuk bekerja atau menjadi pegawai yaitu
menunjukkan bahwa kesiapan berwirausaha siswa SMK masih rendah, data
survey selengkapnya pada Lampiran 7.
Rendahnya kesiapan berwirausaha siswa SMK menunjukkan
kecenderungan mereka untuk berwirausaha setelah lulus SMK rendah. Hal ini jika
terus menerus dibiarkan maka dikhawatirkan akan memicu bertambahnya
pengangguran seiring dengan bertambahnya jumlah lulusan serta sedikitnya
lapangan kerja yang tersedia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan minat wirausaha siswa SMK.
Lulusan yang siap kerja dan siap berwirausaha merupakan tantangan
pendidikan di sekolah kejuruan, hal ini tidak lepas dari rendahnya tingkat pasar
tenaga kerja jika dibandingkan dengan angkatan kerja. Oleh karena itu, Wibowo
(2011:109) menegaskan bahwa kewirausahaan diyakini menjadi salah satu solusi
untuk mengatasi ketidakseimbangan supply dan demand dalam bidang
ketenagakerjaan di Indonesia. Meskipun demikian, seringkali harapan tidak sesuai
dengan kondisi riil, masih terdapat permasalahan yang menjadi kendala dalam
mewujudkan lulusan SMK yang memiliki karakteristik wirausaha.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pengangguran yang
berasal dari lulusan SMK mencapai 1,1 juta orang pada tahun 2015. Penyebab
banyaknya pengangguran lulusan SMK, selain karena rendahnya jumlah lulusan
yang melanjutkan ke perguruan tinggi, penyebab lainnya adalah ketidakmampuan
para lulusan SMK tersebut untuk menciptakan lapangan kerja.
Ada beberapa penyebab siswa SMK banyak yang kurang siap membuka
usaha sendiri setelah lulus, diantaranya masih banyak menemukan kendala
dilapangan antara lain kurangnya pengetahuan dalam berwirausaha, permodalan,
rendahnya motivasi, minimnya fasilitas dan sarana praktek kewirausahaan
disekolah yang dikelola secara profesional sebagai tempat untuk melatih dan
mendekatkan siswa pada kondisi yang sebenarnya, serta kurangnya dukungan
keluarga dan pengalaman yang dimiliki.
Teori kebutuhan berprestasi dari McCelland disebut pula sebagai teori
nAff, dan kebutuhan kekuasaan-nPow) sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan
individu akan mempelajari kebutuhan yang sesuai dengan lingkungan tersebut.
(Citra, 2009). Kebanyakan siswa di SMK kurang termotivasi untuk belajar
kewirausahaan, padahal materi mata pelajaran kewirausahaan adalah sebagai
bekal dasar untuk berwirausaha (Akhimelita, 2009).
Pembelajaran kewirausahaan di SMK juga akan menumbuhkan minat
untuk berwirausaha bagi para siswanya. Siswa yang prestasi kewirausahaannya
tinggi akan lebih berminat untuk melakukan wirausaha. Hal yang mendasar dalam
proses belajar mengajar salah satunya adalah sebuah metode pembelajaran yang
digunakan oleh seorang pendidik. Ketepatan dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan metode pembelajaran yang benar akan mempermudah dan
mempercepat proses penyampain ilmu kepada anak didik, maka sebagai pengajar
perlu kita memperhatikan metode belajar yang kita gunakan dalam pembelajaran
apakah sesuai dengan standar kompetensi saat ini. Metode pembelajaran
disesuaikan dengan materi, menerapkan pembelajaran yang bersifat praktek,
metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum atau praktik industri di
unit produksi sekolah.
Faktor lain yang mempengaruhi kesiapan berwirausaha siswa adalah latar
belakang sosial ekonomi keluarga. Keluarga dapat menjadi contoh dan model
panutan yang dapat ditiru bagi anak-anaknya, karena dari keluarga, sosialisasi
atau interaksi anak banyak dilakukan, sikap dan pandangan hidup, prilaku serta
proses pendidikan didapatkan dari keluarga. Keluarga yang rata-rata bekerja
dengan berwirausaha dan kondisi ekonomi yang baik akan menciptakan pribadi
yang mandiri, berani dan unggul sehingga anak lebih percaya diri dan
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Keluarga khususnya orang tua
akan memberikan dampak kuat pada pemilihan karir bagi anak-anaknya. Dengan
demikian jika sebagian besar latar belakang keluarga rata-rata bekerja sebagai
wirausaha dan kondisi ekonomi yang tinggi, maka besar kemungkinan anaknya
dapat mengikuti mereka untuk terjun sebagai wirausaha. Latar belakang keluarga
Siswa SMK Negeri 1 Rancah sebenarnya sudah diajarkan tentang
pendidikan berwirausaha disekolah. Sesuai dengan tekad SMK untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas, diimbangi dengan adanya upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswanya. SMK berupaya berperan aktif dalam
menyiapkan sumberdaya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai
tantangan kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Siswa
tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan sosialnya, tidak hanya mampu menerapkan ilmu
yang diperoleh di bangku sekolah, tetapi juga mampu memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi tingkat kesiapan berwirausaha siswa. Apabila hal ini
dibiarkan akan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi
Belajar, Efektivitas Pembelajaran dan Latar Belakang Keluarga Terhadap
Kesiapan Berwirausaha Siswa” (Studi di SMK Negeri 1 Rancah).
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
a. Rendahnya rasio tingkat kewirausahaan dibandingkan dengan negara-negara
lain di kawasan Asia Pasifik.
b. Kurangnya motivasi siswa untuk berwirausaha, hal ini muncul dari semangat
dan enterpreneur siswa yang belum dibina secara maksimal.
c. Mata pelajaran kewirausahaan yang diajarkan di sekolah masih bersifat
teoritik, belum melibatkan kegiatan praktik nyata misalnya mengundang
praktisi kewirausahaan ke sekolah.
d. Rendahnya motivasi dan komitmen berwirausaha siswa SMK.
e. Pelaksanaan pembelajaran praktik berwirausaha di unit produksi di SMK
diri siswa karena orang tua menginginkan anaknya atau siswa segera
mendapatkan pekerjaan.
g. Lulusan SMK Negeri yang terserap didunia kerja masih rendah, sementara
yang bekerja sebagai wirausahawan masih kurang.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka dalam penelitian ini yang dirumuskan adalah yang berhubungan
dengan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas meliputi motivasi
belajar, efektivitas pembelajaran kewirausahaan dan latar belakang keluarga.
Variabel terikat meliputi kesiapan berwirausaha siswa.
Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap kesiapan berwirausaha siswa
SMK Negeri I Rancah?
2. Bagaimana pengaruh efektivitas pembelajaran terhadap kesiapan berwirausaha
siswa SMK Negeri I Rancah?
3. Bagaimana pengaruh latar belakang keluarga terhadap kesiapan berwirausaha
siswa SMK Negeri I Rancah?
4. Bagaimana pengaruh motivasi belajar, efektivitas pembelajaran dan latar
belakang keluarga secara bersama-sama terhadap kesiapan berwirausaha siswa
SMK Negeri I Rancah?
1.4Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar penelitian ini tidak meluas
maka peneliti membatasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan kepada siswa Kelas XII di SMK Negeri I Rancah.
2. Penelitian yang diteliti yaitu tentang pengaruh motivasi belajar (Kebutuhan
berprestasi, berafiliasi, kekuasaan), efektivitas pembelajaran (Kompetensi
Guru, Proses Belajar, Praktek di Unit Produksi) dan latar belakang keluarga
(Kondisi Lingkungan sosial ekonomi) terhadap kesiapan berwirausaha (Tekad
1.5Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh motivasi belajar terhadap kesiapan berwirausaha siswa SMK Negeri
I Rancah
2. Pengaruh efektivitas pembelajaran terhadap kesiapan berwirausaha siswa
SMK Negeri I Rancah
3. Pengaruh latar belakang keluarga terhadap kesiapan berwirausaha siswa SMK
Negeri I Rancah
4. Pengaruh motivasi belajar, efektivitas pembelajaran dan latar belakang
keluarga secara bersama-sama terhadap kesiapan berwirausaha siswa SMK
Negeri I Rancah
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat praktis
a. Bagi pemegang kebijakan dalam hal ini Direktur Pembinaan SMK,
sebagai bahan pertimbangan dalam mengatur kurikulum, khususnya
mengenai program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan.
b. Bagi Kepala Sekolah dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan dan pembimbingan kewirausahaan bagi siswa.
c. Bagi guru mata pelajaran kewirausahaan dapat menjadi bahan masukan
dan pertimbangan untuk lebih profesionalisme dalam pelaksanaan kegiatan
proses belajar mengajar siswa, untuk membentuk sikap dan watak siswa
kearah mental kewirausahaan.
d. Bagi siswa, dapat mendorong untuk lebih mandiri dan percaya diri dengan
menciptakan lapangan kerja atau berwirausaha.
e. Bagi peneliti, dapat mengetahui pengaruh motivasi belajar, efektivitas
pembelajaran dan latar belakang keluarga terhadap kesiapan berwirausaha
a. Memberikan informasi tentang kesiapan berwirausaha siswa SMK Negeri
I Rancah.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan ilmiah dan
menjadi referensi bagi penlitian-penelitian selanjutnya terutama yang
berhubungan dengan kesiapan berwirausaha siswa SMK.
1.7Sistematika Penelitian
BAB I PENDAHULUAN berisikan tentang latar belakang, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penelitian. BAB II LANDASAN TEORI berisikan tentang materi yang
menunjang dan menjawab permasalahan pada latar belakang yang dirumuskan
dalam rumusan masalah .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisikan tentang perumusan
penelitian mengenai tempat, waktu, desain evaluasi penelitian. BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisikan tentang pembahasan hasil
penelitian. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI