• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Bab XI Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Bab XI Kesehatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XI KESEHATAN. A. Umum.

Dalam R.P.L.T. tertjantum bahwa sebagai inti dari Rentjana Kesehatan, dapat ditentukan pakok-pokoknja sebagai berikut: 1. Rentjana Usaha Perawatan (rumah-rumah sakit, poliklinik dan

sebagainja.)

2. Rentjana Pemberantasan Penjakit Rakjat. 3. Rentjana Pemberantasan Penjakit Menular. 4. Rentjana Kesehatan Desa.

5. Rentjana Kesehatan Sekolah. 6. Rentjana Pendidikan.

7. Rentjana Laboratorium. 8. Rentjana lain-lain.

Sesudah MUNAP pads tahun 1957, pokok-pokok telah bergeser, disesuaikan dengan kebidjaksanaan jang diambil oleh Kementerian Kesehatan pada waktu itu, ialah menitik beratkan Kesehatan pre-pentip dan usaha menambah pengertian tentang Kesehatan.

Disamping itu, kekurangan tenaga kesehatan terasa sekali dalam pelaksanaan semua rentjana-rentjana Kesehatan sehingga pokok-pokok dalam Rentjana Lima Tahun mendjadi:

1. Rentjana Pendidikan.

2. Rentjana Penambahan Poliklinik/Rentjana Perawatan & Peng-obatan.

3. Rentjana Pemberantasan Penjakit Epidemis dan Endemis. 4. Rentjana Kesehatan Masjarakat Desa.

5. Rentjana Pendidikan Kesehatan kepada Rakjat. 6. Rentjana Hygiene Lingkungan Hidup.

7. Rentjana Kesehatan Ibu dan Anak. 8. Rentjana Kesehatan Sekolah.

9. Rentjana Perbaikan Makanan Rakjat. 10. Rentjana Laboratorium Kesehatan.

(2)

Dibawah ink diberikan angka-angka jang tertjantum dalam Ang-garan Belandja dari projek-projek kesehatan dalam rangka R.P.L.T.

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANDJA PROJEK-PROJEK KESEHATAN.

(Dalam Rp. 1.000.000). Tabel 181.

Tahun Anggaran Belandja Otorisasi Realisasi

1956 Rp. 246,9 (A) Rp. 194,8 (A) Rp. 46,7 „ 146,5 (M) „ 64,6 (M)

1957 „ 231,8 (A) „ 204,6 (A) Rp. 50,1 „ 143,3 (M) „ 80,0 (M)

1958 „ 179,9 (A) „ 365,9 (A) Rp. 40,2 „ 85,3 (M) „ 94,8 (M)

Sumber: Kementerian Kesehatan.

(M) adalah djumlah belandja modal dari seluruh kementerian.

(3)

1. Pendidikan.

DJUMLAH PENDIDIKAN DIBAWAH KEMENTERIAN KESEHATAN

Tabel 182.

(4)

a) Laporan belum lengkap e) Baru dibuka pada th. 1957 b) Baru dimulai pada tahun 1958 f) Belum ada udjian

c) Kursus diadakan pada tiap g) Tidak ada udjian

bulan h) Udjian ditunda sampai

permu-d) Pernah ditutup, dibuka kem- laan tahun 1955. bali pada th. 1957

Sumber: Kementerian Kesehatan.

Adalah sukar untuk mengadakan penilaian tentang hasil jang telah tertjapai jang meliputi tahun-tahun 1956, 1957 dan 1958, karena target rentjana pendidikan Kementerian Kesehatan untuk tiap-tiup djenis pendidikan berlainan dan tak dapat dipegang teguh berhubungan dengan kesukaran-kesukaran teknis.

Tetapi boleh dikemukakan bahwa Kementerian Kesehatan ber-usaha sekuat-tenaga untuk menghasilkan sebanjak mungkin tenaga-tenaga kesehatan dalam djangka waktu sependek-pendeknja.

(5)

2. Rentjana Penambahan Poliklinik/Rentjana Perawatan dan Pengobatan.

Walaupun sesudah MUNAP, usaha-usaha preventip (mentjegah penjakit jang berat dengan mendjalankan pengobatan pada per-mulaan timbulnja penjakit), mendapat prioriteit, usaha-usaha pengobatan sebagai "medical relief" tidak boleh diabaikan.

Dalam hubungan ini maka perlu diadakan tempat-tempat peng-obatan sampai keplosok-plosok.

Target jang hendak ditjapai pada achir R.P.L.T. adalah 4.500 buah poliklinik, dengan diperhitungkan penambahan 200 buah setahun. Pada tahun 1958, baru ada sebanjak 3.572 buah poliklinik.

Djumlah Rumah Sakit Umum/Istimewa kepunjaan Pemerintah/ Partikulir diseluruh Indonesia adalah sebagai berikut:

1955, 674 buah dengan kapasitet 66.548 1956, 710 buah dengan kapasitet 66.865 1957, 710 buah dengan kapasitet 67.321.

Keterangan-keterangan mengenai tahun 1958 tidak ada.

3. Pemberantasan penjakitepidemis dan endemis. a. M a l a r i a .

Sudah diketahui bahwa penjakit malaria merupakan persoalan besar dinegara kita.

Pada tahun 1955, telah dimulai suatu Rentjana Pemberantasan Malaria dengan bantuan I.C.A. berupa penjemprotan ratjun serangga.

Djumlah penduduk jang dilindungi dengan penjemprotan ratjun serangga di Indonesia adalah sebagai berikut:

Tahun 1955 ... 5.494.886 djiwa „ 1956 ... 10.227.227 „ „ 1957 ... 17.837.317 „ „ 1958 ... 5.342.163 „

Hasil jang ditjapai dalam tahun 1957, sudah melebihi djumlah jang telah direntjanakan ialah sebanjak Rp. 17.000.000.

Untuk tahun 1958, rentjana Lembaga Malaria seharusnja meliputi 20 djuta penduduk jang harus dilindungi, tetapi ini tak dapat ditjapai berhubung dengan adanja rentjana baru oleh Pemerintah, jaitu Malaria Eradication Programme.

(6)

reorganisasi dan pemindahan-pemindahan personalia. Disamping itu, para-medisch personnel, mantri-mantri malaria dan anggauta-auggauta penjemprotan mendapat latihan-latihan dalam teknik baru atas andjuran-andjuran WHO, sesuai dengan programme jang hen-dak dilaksanakan itu.

b. T. B. C.

T.B.C. adalah termasuk golongan "penjakit sosial", oleh karena itu pemberantasan T.B.C. dengan demikian bukan sadja perlu ditudjukan kearah perbaikan sosial-hygienis sadja, tetapi djuga sosial-ekonomis, umpama perbaikan perumahan, keadaan pekerdja-an, keadaan makanan dan lain sebagainya, pendeknja meninggikan taraf penghidupan rakjat.

Angka kematian karma penjakit T.B.C. tidak ada jang terbaru. Dilapangan kuratip sanatoria dun rumah-rumah sakit T.B.C. ada-lah suatu usaha jang memakan banjak biaja. Djika hendak me-nampung penderita-penderita jang ditaksir paling sedikit 750.000 (Dr. Leimena 1955), Indonesia memerlukan 1.500 Sanatoria à 500 tempat tidur.

Pada tahun 1956, hanja ada sebanjak 19 buah dengan 1.748 tempat tidur dan 10 konsultasi-biro. Penambahan dalam tahun-tahun 1957 dan 1958 belum diketahui, tetapi sudah njata bahwa pada achir 1960, target dari pada djumlah Sanatoria dan rumah-rumah-sakit T.B.C. tak dapat ditjapai.

Dilapangan prepentip, direntjanakan vaksinasi B.C.G. setjara besar-besaran.

Pada achir 1956, 10.158.055 orang telah diperiksa dan 2.722.407 divaksinasi. Angka-angka untuk tahun-tahun 1957 dan 1958, tak ada. Kampanje B.C.G. mendapat bantuan dari UNICEF berupa alat-alat dan vaksin B.C.G.

c. Framboesia.

Pemberantasan penjakit framboesia adalah suatu usaha preventip jang disertai dengan tindakan-tindakan kuratip.

Pemberantasan dilakukan dengan tjara jang dinamakan T.C.P.S. (Treponematoses Control Project Simplified).

Tudjuan dari T.C.P.S. ini ialah menurunkan prevalens fram-boesia ditiap-tiap daerah T.C.P.S. sampai 2% atau kurang, dengan setingkat demi setingkat, termasuk frekwensi framboesia menular sampai tidak lebih dari 0,5%.

(7)

Djumlah penduduk daerah T.C.P.S. 43.709.000 orang Dari djumlah penduduk daerah

telah diperiksa dan disuntik ... 36.532.706 orang = 83,58% Diantara 36.532.706 orang jang

di-periksa terdapat djumlah penderita

(prevalens) ... 5.513.086 orang = 15.09% Djika rentjana sekarang didjalankan terus setjara teratur dan tindakan kuratip, preventip, research dan pendidikan sosial-hygie-nis kepada penduduk desa.

Dalam tahun 1956, penderita pes hanja ada sebanjak 113, dengan angka kematian 28, termasuk 25 pes paru-paru. Angka-angka jang meliputi tahun-tahun 1957 dan 1958 tidak ada.

e. P e n j a k i t m a t a .

Pada tahun 1955/1956, didirikan pilot-projects trachoma dengan bantuan WHO/UNICEF di Tangerang, Tjikampek/Krawang, Sema-rang dan Surabaja. Pilot-project 1957/1958 diselenggarakan didaerah Lampung Selatan, Bandung, Tjirebon, Semarang, Madiun, Surabaja, Denpasar.

Tahun Banjaknja penjakitjang terdaftar

Banjak penderita

(8)

Kenaikan djumlah penjakit jang terdaftar dalam tahun 1954-1957 bisa diartikan bahwa aktivitet dalam usaha ini diperbesar sehingga lebih banjak "cases" jang dapat diketemukan. Sedangkan penam-bahan penderita dikampung-kampung kusta berarti bertmnbahnja djumlah leprosaria dan kampung-kampung kusta.

DJUMLAH DARI KAPASITET LEPROSARIA DAN KAMPUNG KUSTA 1955 — 1957. Tabel

184.

1955 1956 1957

Kalimantan 6 337 299 6 345 305 6 345 384

Sulawesi 11 1574 1948 11 1584 1991 11 1584 2074

Maluku 5 266 246 9 362 371 9 362 379

Nusa Tenggara 11 783 512 12 679 546 12 729 567

INDONESIA 55 5584 5109 62 5605 5355 62 5655 5655

Sumber: Bagian Pemberantasan Penjakit Kusta Kementerian, Kesehatan.

Banjaknja Balai-balai Pengobatan Kusta diseluruh Indonesia pada achir 1957 adalah 182, dimana telah berobat 21.045 penderita jang diluar.

Sebagai usaha mentjegah penjakit tersebut, maka sedjak bebe-rapa lama telah diadakan penjuntikan BCG, disamping obat-obat baru seperti Promin, Diasone, DDS dan sulphetrone.

Disamping usaha-usaha pengobatan dan pentjegahan, sesudah perang dunia ke-II telah berkembang djuga usaha-usaha dilapangan sosial.

Dengan Kementerian Sosial dan Kementerian Perburuhan diada-kan hubungan dengan maksud untuk merehabiliteer penderita-pen-derita kusta jang telah dinjatakan klinis sembuh oleh dokter.

(9)

Pada tahun 1957 telah diadakan Pilot-project di Bekasi dan Blora dan pada tahun 1958 telah diresmikan Pilot-project di Sura-baja dan Djakarta. Keempat Pilot-project tersebut diselenggarakan oleh Lembaga Kusta dengan bantuan WHO dan UNICEF dan ber-tudjuan untuk mentjari methode jang semurah-murahnja dan seefek-tip-efektipnja untuk didjadikan suatu kebidjaksanaan nasional. Hasil-hasil dari pilot-projects ini belum dapat diberikan.

g. P e m b e r a n t a s a n P e n j a k i t K e l a m i n .

Pada tahun 1953, di Surabaja telah didirikan suatu Lembaga Pusat Penjelidikan Pemberantasan Penjakit Kelamin jang dikepalai oleh Prof. M. Soetopo. Lembaga tersebut mendjadi suatu badan pena-sehat dalam persoalan penjakit kelamin dan menjelidiki keadaan penjakit tersebut diseluruh Indonesia.

Hasil jang telah ditjapai dalam tahun-tahun 1956, 1957 dan 1958 tak dapat diberikan disini, karena usaha-usaha ini masih merupa-kan research.

Angka-angka statistik jang dapat dipertjajai tentang banjaknja penjakit kelamin, belum ada sampai sekarang tetapi dari beberapa penjelidikan dapat dikatakan bahwa penjakit ini terutama terdapat dikota-kota besar.

h. P e m b e r a n t a s a n P e n j a k i t T j a t j a r .

Penjakit tjatjar tiap-tiap tahun masih timbul setjara sporadis atau sebagai wabah jang ketjil, sebab-sebabnja ialah:

1) Masih adanja "reservoir" didaerah-daerah jang sukar dikun-djungi oleh penjuntik tjatjar karena rintangan-rintangan ke-amanan dan kesukaran perdjalanan.

2) Dinas pentjatjaran tidak dapat bekerdja lantjar berhubung dengan tidak tjukupnja dan keseretan ongkos djalan bagi para djuru tjatjar.

3) Berhubung dengan banjaknja djuru tjatjar berpengalaman jang dipensiun.

Sekarang sedang diusahakan agar dapat diselenggarakan Rentjana WHO dalam "smallpox eradication programme".

i. U s a h a K a r a n t i n a .

Soal karantina ini mendjadi suatu soal jang amat penting oleh karena kepulauan Indonesia tiap hari berhubungan dengan dunia luar, baik dengan djalan melalui laut maupun udara.

(10)

Usaha-usaha jang menudju perbaikan adalah: 1) mendidik pegawai-pegawai teknis;

2) membikin Tandjung Priok dan Kemajoran sebagai model Dinas Kesehatan Pelabuhan jang memenuhi sjarat-sjarat internasional untuk didjadikan pertjontohan dan pendidikan.

Di Belawan-Deli dan Teluk Bajur telah didirikan stasiun-stasiun karantina sedjak tahun 1957.

3) merentjanakan Undang-undang karantina nasional.

Pada tahun 1956 timbul epidemi tjatjar di Sulawesi, tetapi ber-kat aktivitet-aktivitet karantina, penjakit ini dapat dilokalisir.

Keterangan-keterangan mengenai tahun 1958, tak dapat dibe-rikan.

4. Rentjana Kesehatan Masjarakat Desa.

Usaha Kesehatan Masjarakat Desa bertudjuan untuk mendapat-kan integrasi dari semua usaha-usaha kesehatan, kerdja-sama jang erat dengan instansi-instansi lain dan turut sertanja rakjat pada penjelenggaraan usaha-usaha kesehatan.

Selandjutnja diichtiarkan untuk mendirikan poliklinik-poliklinik dan rumah-rumah sakit dan mengadakan usaha-usaha kesehatan seperti pendidikan kesehatan kepada rakjat, hygiene lingkungan hidup, kesedjahteraan Ibu dan Anak dan sebagainja sampai kepelo-sok-pelosok. Rentjana masing-masing akan diuraikan tersendiri.

Bekasi adalah daerah pertjontohan K.M.D. dimana soal integrasi ini dilaksanakan dan akan didjadikan tempat latihan K.M.D. taraf nasional.

Target jang mau ditjapai ialah mendirikan ditiap-tiap propinsi satu daerah pertjontohan K.M.D., ialah sebanjak 20 dalam 5 tahun, dimulai dari tahun 1958 sampai 1963.

Disamping ini direntjanakan supaja tiap-tiap kabupaten sudah mempunjai projek K.M.D. dengan mempersatukan usaha-usaha jang sudah ada. Kalau ini sudah ada, maka tinggal meluaskan tjara kerdja ini diseluruh kabupaten.

Dalam tahun 1958, sudah mulai didirikan 8 daerah pertjontohan K.M.D.

5. Rentjana Pendidikan Kesehatan kepada Rakjat.

Rentjananja mempunjai tudjuan supaja Kementerian Kesehatan mendjadi pusat dari Pendidikan Kesehatan pada Rakjat, mengingat pentingnja keinsjafan rakjat untuk turut serta dalam semua usaha-usaha memperbaiki kesehatan.

(11)

Dalam tahun 1959 telah disediakan 2 fellowships dari WHO untuk beladjar dilapangan ini. Selain dari pada ahli pendidik kesehatan untuk Kementerian Kesehatan diichtiarkan pula penempatan te-naga-tenaga tersebut di Kementerian P.P.K. dan dipropinsi, masing-masing sebanjak 2 orang.

Diharapkan djumlah jang dibutuhkan akan tertjapai dalam tahun 1960.

Pendidikan Kesehatan disalurkan melalui sekolah-sekolah, dan dinas-dinas lain jang dapat membantu usaha tersebut, seperti antara lain Home Economics Extention dari Kementerian Pertanian, Pen-didikan Masjarakat di Kementerian P.P. dan K. Rentjana Kesehat-an Sekolah dKesehat-an lain sebagainja disamping melalui usaha-usaha kesehatan sendiri.

Perluasan dari pada rentjana ini masih dalam persiapan, berhu-bung dengan belum meluasnja pengertian tentang usaha ini dika-langan tenaga kesehatan. Maka telah diadakan dua kali seminar, masing-masing selama 2 minggu dan 1 bulan.

6. Usaha hygienelingkungan hidup.

Usaha kearah ini didesa-desa masih dalam masa permulaan sekali dan jang termasuk ini antara lain persediaan air, pembangunan kotoran, perumahan sehat dan hygiene makanan.

Karena usaha-usaha tersebut merupakan pemberian pendorong (insentive) kepada rakjat dan berhasil tidaknja tergantung pula pada pengertian dan kemampuan rakjat, maka sukarlah untuk menetapkan targetnja.

Sebagai tjontoh dapat dikemukakan bahwa di Magelang usaha ini sedikit banjak berhasil, dimana dalam 2 tahun telah dibangun 1.000 angsatrine (latrine model leher angsa) oleh dan atas biaja rakjat sendiri.

Di Wurjantoro (Wonogiri) rakjat telah membuat penjaluran air sendiri dengan bambu.

7. Usaha KesehatanIbu dan Anak.

Tudjuan usaha ini ialah mengurangi kematian ibu hamil, baji dan kanak-kanak, dan mempertinggi nilai kesehatan mereka dengan jalan mendirikan B.K.I.A. didaerah-daerah.

Target dalam hubungan ini ialah mendirikan 100 buah setahun, sedangkan sampai pertengahan tahun 1957 telah terjatat 1.630 balai-balai dalam djangka waktu 1951-1957, sedang pada tahun 1951 hanja tertjatat 350 buah. Boleh dikatakan disini, bahwa hasil jang tertjapai sudah melebihi target.

(12)

8. KesehatanSekolah.

Dalam tahun 1955 telah disusun suatu rentjana mengenai usaha kesehatan sekolah oleh suatu panitya terdiri dari wakil-wakil Ke-menterian P.P. dan K., Kesehatan dan Dalam Negeri.

Pada pertengahan tahun 1956 rentjana tersebut mulai dilaksana-kan sebagai pilot-projects Bekasi dan Djakarta.

Tahun 1959 akan dipakai sebagai persiapan untuk meluaskan program Kesehatan Sekolah oleh Kementerian/Djawatan jang bersangkutan berdasarkan atas rentjana sebagai hasil dari kedua tadi.

9. PerbaikanMakanan Rakjat.

Dalam tahun 1957 pekerdjaan Lembaga Makanan Rakjat dapat dibagi dalam 3 bagian:

a. Laboratorium b. Survey c. Pendidikan.

a. L a b o r a t o r i u m .

Laboratorium Lembaga Makanan Rakjat telah mendjalankan pel-bagai pemeriksaan seperti analisa bahan makanan, analisa-analisa klinis, penjelidikan chasiat makanan dengan pertjontohan atas binatang, tjara-tjara pengawetan. Pun djuga menjelenggarakan praktikum untuk pendidikan mahasiswa-mahasiswa Akademi Pen-didikan Nutritionis.

b. S u r v e y .

3 survey panting telah didjalankan:

1) Makanan buruh-buruh Djakarta (Dr. Dradjat + Saudara Djuznadin cs.) — tahun 1956.

2) Makanan rakjat didaerah trachoma Djawa Timur (trachoma pilot-project — tahun 1957 — Dr. Blankhart).

3) Survey makanan rakjat didaerah Busung lapar — Gunung Kidul — (Dr. Bailey dan Njonja Bailey).

Disamping ini djuga diadakan suatu survey kwalitatif pada asrama-asrama, tangsi pelajaran Tandjnng Priok, dan beberapa kapal-kapal dari Djawatan Pelajaran, dengan tudjuan perbaikan djatah-djatah jang diberikan oleh Djawatan Pelajaran.

c. P e n d i d i k a n .

Lembaga Makanan Rakjat menjelenggarakan 2 matjam pendi-dikan:

(13)

Pada tahun 1957 telah lulus 8 Nutritionis dan 1 ahli Dieet.

Djuru Penerangan Makanan angkatan tahun ini belum selesai. Selain dari itu dapat disebut pula pendidikan landjutan dengan bantuan F.A.O., W.H.O. dan U.S.I.S.

Ketjuali pada sekolah-sekolah tersebut diatas, pendidikan Gizi diberikan djuga oleh staf Lembaga Makanan Rakjat:

1) Kepada kursus-kursus dan sekolah-sekolah dari Djawatan-dja-watan dan Organisasi.

2) Kepada masjarakat berupa tjeramah-tjeramah, demonstrasi dan pameran.

Hasil jang ditjapai tak dapat diberikan, karena ini merupakan penerangan sadja.

Pada tahun 1957, diusahakan pendidikan Home Economics dalam rentjana peladjaran dari Pendidikan Kementerian Kesehatan jang direntjanakan oleh Lembaga Makanan Rakjat. Angka-angka hasil-nja, belum dapat diberikan.

Suatu usaha untuk menstandarisir pendidikan Home Economics dengan Kementerian-kementerian lainnja, pada bulan September 1957, telah diadakan Home Economic Seminar, dengan peserta-peserta jang terdiri dari wakil-wakil Kementerian, organisasi-orga-nisasi dan Angkatan Perang. Seminar tersebut telah menghasilkan pengertian jang lebih luas dalam lapangan Home Economics dan kerdja sama jang lebih erat antara instansi-instansi jang bersang-kutan.

10. Rentjana Laboratoria.

Dalam tahun 1957 diseluruh Indonesia ada 9 Laboratoria Kese-hatan (Public Health Laboratories) dibawah Badan Koordinasi Laboratorium-laboratorim Kesehatan dari Kementerian Kesehatan jang bersifat sementara.

1. Laboratorium Kesehatan Pusat Djakarta (lembaga Eyckman)

2. „ „ Daerah Jogjakarta Laboratorium-labo-3. „ „ „ Semarang ratorium jang telah

4. „ „ „ Surabaja ada sebelum tahun

5. „ „ „ Makassar 1954

6. „ „ „ Medan

7. „ „ „ Bandjarmasin Laboratorium-labo-8. „ „ „ Den Pasar- ratorium baru jang

9. „ „ „ Palembang didirikan sesuai de-ngan R.P.L.T.

(14)

Lembaga Eyckman disamping ini mengerdjakan djuga pemerik-saan-pemeriksaan untuk Lembaga Kriminologi, Pusat Pemindahan Darah, Djawatan Pharmasi dan lain-lain setjara tidak tertentu.

Selain dari pada itu, ada djuga beberapa Laboratorium kesehatan diluar koordinasi Badan Koordinasi Laboratorium Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, ialah:

1. Perusahaan Negara Pasteur — Bandung.

2. Laboratorium Ilmu Kesehatan Teknik — Bandung.

3. „ „ „ „ — Tjabang Jogjakarta.

4. „ Lembaga Makanan Rakjat — Djakarta & Bogor.

5. „ „ Malaria — Djakarta.

6. „ „ Kusta — Djakarta.

7. „ Pemberantasan Penjakit Paru-paru — Bandung. 8. „ Penjelidikan dan Pemberantasan Penjakit Rakjat

(T.C.P.) Jogjakarta.

9. „ Fakultas Kedokteran Universitas „Gadjah Mada” Jogjakarta.

10. „ Bagian Penjakit Mata — Semarang.

11. „ Pusat Penjelidikan dan Pemberantasan Penjakit Kelamin (P4K) — Surabaja.

Dalam usaha inipun, kekurangan akan tenaga ahli terasa sekali, disamping itu djuga kekurangan akan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium.

Rentjana untuk tahun jang akan datang, ialah penghapusan dari-pada Badan Koordinasi Laboratorium Kesehatan jang bersifat sementara itu, dan menggantinja dengan Bagian Laboratorium Ke-menterian Kesehatan (Public Health Laboratory Service) jang harus mempunjai "Reference Laboratories".

B. Statistik.

Kementerian Kesehatan mempunjai Bagian Statistik, jang mulai dibentuk dalam tahun 1954. Sedjak pertengahan tahun 1955 Bagian tersebut mendapat bantuan dari WHO dalam rangka 2 X 2 tahun berupa:

a. Penempatan seorang WHO medical statistician dan

b. Pemberian beberapa equipment (harga semuanja = $ 6.000,—). Tugas Bagian Statistik Kesehatan ini ialah:

1. menjusun statistik kesehatan;

(15)

3. penjusunan vital statistics jang berhubungan dengan tidak ada-nja undang-undang pentjatjatan sipil (civil registration) untuk umum;

4. menjelenggarakan dan membantu pekerdjaan survey jang diper-lukan oleh Djawatan/Bagian Kesehatan lainnja.

Walaupun sub 1, 2, 3 merupakan pekerdjaan routine, namun ini belum berdjalan dengan sempurna berhubung bahan-bahan jang perlu diterima dari peripheri kurang lantjar masuknja, antara lain karena kurangnja tenaga terlatih disana.

Untuk memperbaiki keadaan tersebut oleh Bagian Statistik di-adakan kursus-kursus selama 3 à 4 bulan untuk para pegawai kese-hatan jang mengerdjakan pekerdjaan statistik.

Survey-survey jang telah diadakan dibawah sub 4, itu adalah sebagai berikut:

Dalam tahun 1956, suatu team dari Bagian Statistik Kementerian Kesehatan mengundjungi beberapa daerah untuk mengadakan survey tentang procedure pentjatatan disemua tingkat pemerintahan. 1956 membantu dalam survey-survey kesehatan didaerah-daerah

Tjikarang, kampung Andir dan Senen (Kemajoran). 1956 membantu dalam pilot project trachoma di Tanggerang. 1957 membantu dalam survey trachoma didaerah Semarang. 1957 membantu dalam survey didaerah Semarang dan Surabaja

mengenai susunan makanan rakjat (nutrition).

1958 membantu dalam survey didaerah Gunung Kidul mengenai susunan makanan rakjat (nutrition).

C. Usaha obat-obatan.

Pemerintah bermaksud untuk menjediakan obat-obatan sedemi-kian rupa sehingga merata dan termasuk batas kemampuan rakjat. Untuk mengerdjakan hal ini diperlukan suatu kebidjaksanaan impor jang seimbang dan suatu aparat distribusi jang effisien.

Di Djakarta telah didirikan pabrik obat pada tahun 1953. Seba-gian dari pembangunan pabrik tersebut sekarang matjet, berhubung dengan keuangannja.

Usaha jang telah dilakukan sedjak tahun 1955 sampai sekarang adalah: memperbesar kwantitet dari tablet, suntikan dan "Sa-lenische preparaten", jang hasilnja adalah memuaskan.

(16)

D. Rehabilitation Centre.

Pada tahun 1951, didirikan Rehabilitation Centre di Solo, jang mempunjai 3 dasar:

A. Bagian Medis, B. Bagian Pendidikan, C. Bagian Asisten Sosial.

Jang mendjadi tugas Kementerian Kesehatan ialah Lembaga Pro-these, dimana alat-alat prothese dibuat, dan Bagian Physio-Therapie, dimana penderita bisa melatih diri dengan alat-alat prothese tadi.

Disamping itu Kementerian Kesehatan menjediakan djuga ahli-ahli chirurgie serta alat-alat dan mesin-mesin dengan bantuan luar negeri.

Aktivitet-aktivitet lain jang didjalankan oleh Kementerian Kese-hatan dalam lapangan ini, sarnpai pertengahan tahun 1958 adalah: 1. Mendirikan Jajasan Penderita Anak Tjatjad di Djakana.

2. Mendirikan Rehabilitation Centre di Sumatera Barat dan Su-lawesi.

3. Membantu Rehabilitation Centre Solo, dengan mendirikan or-thopaedie Children Hospital sebagai perluasan.

E. Kesulitan-kesulitan.

Kekurangan tenaga merupakan suatu persoalan jang penting ka-rena menghambat kelantjaran pembangunan. Umpamanja untuk mentjapai suatu target dalam lapangan pendidikan dibutuhkan guru-gurunja, sedangkan guru-guru ini tidak ada sehingga program-program pendidikan tak dapat dilaksanakan menurut rentjana. Disamping ini, administrasi negara masih kurang effisien dan lan-tjar, sehingga inipun merupakan suatu penghambatan, umpamanja dalam pengiriman laporan-laporan darn daerah ke Pusat.

Suatu kesulitan jang tersendiri dalam pelaksanaan rentjana-ren-tjana kesehatan ialah pengertian dan kemampuan rakjat jang sedi-kit banjak menentukan berhasil tidaknja suatu rentjana Kesehatan.

Gambar

Tabel 182.371

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara reaksi oksidasi reduksi (redoks) de- ngan energi listrik dapat dipelajari dalam elektrokimia. Elek- trokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari hubungan timbal

Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Arab dan siswa kelas X2 MAN Sabdodadi Bantul. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Arab

Seperti kita ketahui bahwa pada suatu bentang lahan yang sama, ada kemungkinan terdapat berbagai macam sistem pengunaan lahan mulai dari hutan (di mana terdapat 70-100%

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli atau rekaman yang sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan jaminan penawaran asli untuk setiap data

Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dianggap membantu dalam pembuatan makalah tersebut, misalnya atas dukungan moral dan materi yang diberikan, maka penulis mengucapkan

Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda.. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat

V pada poin b persyaratan b ayat 2 tertera bahwa untuk syarat mengikuti lelang ini harus SIUP kecil bidang usaha pengadaan bahan/material bangunan/konstruksi persyaratan itu

Indikator yang ditetapkan oleh sekolah untuk mengawasi dampak dari tercapainya keluaran kegiatan (misal: Dokumen KTSP menjadi sesuai SNP sebagai dampak dari hasil pelatihan