BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan bagian utara Provinsi Sumatera Utara, waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yakni bulan Juli sampai dengan September 2016. Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive, berdasarkan pertimbangan bahwa, Kecamatan Medan Bagian Utara (Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Deli dan Medan Marelan) merupakan Kecamatan yang ada di Kota Medan dengan tingkat kemiskinan yang tertinggi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1. Data kemiskinan per Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015
No. Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin
1. Medan Tuntungan 12.893
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian yang menggunakan rumus statistika dalam menghitung hasil sebuah penelitian. Metode deskriptif korelasional digunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara dua variabel. Dalam hal ini menggambarkan pengaruh antara peran pemuda terhadap penanggulangan kemiskinan aspek kesejahteraan.
Penelitian deskriptif korelasional sesuai dengan penelitian ini, karena penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu (Arikunto, 2009).
3.3 Jenis dan sumber data
3.4.Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh pemuda yang ada di Medan bagian utara (Medan Deli, Medan labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan), untuk mengetahui jumlah pemuda berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di Kecamatan Medan Bagian Utara dapat dilhat pada Tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di kecamatan Medan Deli
Kelompok Umur Jenis Kelamin (orang)
Laki-Laki/Male Perempuan/Female Jumlah/Total
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Deli dalam angka, 2016.
Tabel 3.3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di kecamatan Medan Labuhan
Kelompok Umur Jenis Kelamin (orang)
Laki-Laki/Male Perempuan/Female Jumlah/Total
Tabel 3.4 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di kecamatan Medan Marelan
Kelompok Umur Jenis Kelamin (orang)
Laki-Laki/Male Perempuan/Female Jumlah/Total
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan dalam angka, 2016.
Tabel 3.5 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di kecamatan Medan Belawan
Kelompok Umur Jenis Kelamin (orang)
Laki-Laki/Male Perempuan/Female Jumlah/Total
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Belawan dalam angka, 2016.
penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan pada Tabel 3.6 dibawah ini. Tabel 3.6 Data pemuda menurut jenis kelamin di Kecamatan Medan Deli, Medan
Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan
Kecamatan
Medan Deli 15-29 26.788 27.811 54.595 32,57%
Medan Labuhan 15-29 17.509 17.194 34.703 20,70%
Medan Marelan 15-29 23.953 24.867 48.817 29,12%
Medan Belawan 15-29 14.483 15.035 29.514 17,61%
Jumlah 82.733 84.907 167.629 100%
Sumber : diolah dari BPS, Kota Medan dalam angka, 2013.
Berdasarkan data di atas maka di ketahui pemuda yang ada di Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan adalah sebanyak 167.629 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasi. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk mengefisiensikan waktu tenaga dan biaya (Arikunto, 2009) metode pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan sampel acak sederhana, yaitu metode pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Untuk mengetahui besarnya jumlah sampel di gunakan rumus dari Frank Lynk sebagai beikut:
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
Z : Nilai normal dari variabel (1,96) untuk tingkat kepercayaan 95%
P : Harga patokan tertinggi (0,5) d : Sampling error (0,1)
bila di hitung dengan menggunakan rumus diatas, maka diketahui jumlah sampel yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:
=
( . )( , ) ( , )( , ) ( . ) ( , ) ( , )( , )n = (167.629) (3,8416)(0,5) (0,5) (167.629) (0,01) + (0,5) (0,5) n = (167.629) (3,8416)(0,25) (167.629) (0,01) + (0,25) n = 160.990,89
1.676,54 n = 96 Orang
Dalam penelitian ini jumlah responden yang ditetapkan sebagai sampel sebesar 96 orang
Dalam Prasetyo (2005), Perhitungan jumlah sampel setiap strata dapat dihitung dengan rumus:
Sampel = Populasi
Total Populasi x total sampel
Pengambilan sampel dari masing-masing kecamatan:
= 54.595
167.629x 96 = 31 Orang
ℎ = 34.703
167.629x 96 = 21 Orang
= 48.817
167.629x 96 = 27 Orang
Medan Belawan = 29.514
167.629x 96 = 17 Orang
Tabel 3.7 Sampel penelitian Proposional Stratified Sampling
Kecamatan Populasi Proporsi 10 %
Medan Deli 54.595 31
Medan Labuhan 34.703 21
Medan Marelan 48.817 27
Medan Belawan 29.514 17
Jumlah 167.629 96
3.5 Variabel Penelitian
diperoleh informasi tentang hal tersebut, hingga nantinya ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).
Variabel penelitian sendiri dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2006), penjelasan dari variabel tersebut adalah :
1) Variabel Bebas atau Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu peran pemuda (variabel
X) dengan indikator penelitian sebagai berikut:
A. Kepemimpinan B. Kewirausahaan C. Kepeloporan
2) Variabel terikat atau Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah Penanggulangan Kemiskinan (variabel Y) dengan
indikator penelitian sebagai berikut:
D. Kesejahteraan
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
a. Observasi
proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2006). Teknik pengumpulan data observasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu yang pertama observasi non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument penelitian.Danyang kedua adalah observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan (Arikunto, 2009). Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembukuan terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya.
b. Kuesioner
Kuosioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan terbuka atau tertutup kepada responden untuk dijawabnya. Teknik ini cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2006). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa kuosioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 2009).
Jenis kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner berbentuk angket pilihan ganda yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab dalam hal ini telah disediakan alternatif jawabannya, sehingga responden hanya tinggal memberi tanda cek (√). Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruhperan pemudaterhadap penanggulangan kemiskinan. Data yang diperoleh peneliti merupakan data ordinal. Data ini berasal dari hasil observasi atau angket dari suatu variabel. Data ini juga berasal dari konversi data kualitatif, dimana bilangan konservasinya menunjukkan urutan menurut tingkatan dari jawaban yang telah disusun oleh peneliti.
Untuk menganalisis data hasil kuesioner, penulis menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pemeriksaan apakah responden telah mengisi kuesioner dengan benar, kemudian dilakukan pengkodean yaitu memberikan hasil tertentu pada data yang telah diperiksa untuk menyederhanakan jawaban responden.
Dalam penelitian ini, skala pengukurannya menggunakan skala likert. Menurut Arikunto (2009) skala ini meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidak setujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek. Skala Likert secara umum menggunakan peringkat lima angka penilaian, yaitu:
Tabel 3.8 Nilai Jawaban dari Pembobotan
Skor Jawaban
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Kurang Setuju
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel X yaitu peran pemuda dengan variabel Y yaitu terhadap penanggulangan kemiskinan, digunakan pedoman yang tertera sebagai berikut:
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.000 – 0.199 Sangat Lemah
0.200 – 0.399 Lemah
0.400 – 0.599 Cukup Lemah
0.600 – 0.799 Kuat
0.800 – 1.000 Tidak Kuat
Sumber: Sugiyono (2006)
Untuk menyusun dan mengembangkan instrumentmaka peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen yang memuat tentang indikator dari masing-masing variabel penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai isidari kuesioneryangakan dijadikan sebagai acuan dalam penulisan item. Kisi-kisi instrumen tersebut terdiri dari variabel X yaitu peran pemuda dan variabel Y yaitu penanggulangan kemiskinan.
Kisi-kisi instrumen dengan empat macam alternatif jawaban yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.10 Kisi-kisi Instrumen
Variabel X Indikator Butir Soal
Peran Pemuda
1. Kepemimpinan 2. Kewirausahaan 3. Kepeloporan
Variabel Y Indikator Butir Soal
Penanggulangan Kemiskinan
4. Kesejahteraan a. Kesehatan
3.7 Uji Validitas dan Reabilitas
3.7.1. Validitas
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kuesioner atau angket sebagai instrumen penelitian, angket tersebut dibagikan kepada seluruh responden yaitu pemuda yang ada di kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan. Angket tersebut kemudian dianalisis dan diuji validitasnya untuk mengetahui ketepatan data. Perhitungan validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Validitas instrumen akan dicapai jika data yang dihasilkan dari instrumen sesuai dengan data atau informasi lain yang didapat mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Teknik uji validitas yang digunakan dengan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
rxy = N∑XY−(∑X)(∑ )
N∑X − (∑ ) N∑Y − (∑Y)
Keterangan: rxy = validitas soal
N = jumlah peserta tes
∑ x = jumlah skor butir soal
∑ y = jumlah skor total
∑ xy = jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total
∑ x2 = jumlah kuadrat skor butir soal
3.7.2. Reliabilitas
Reabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas instrument menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:
=
−1 1−
∑
(Arikunto, 2009)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = jumlah varians butir
Σσ2t = varians total
3.8 Metode Analisis Data
Adapun metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan dan hipotesisi penelitian yang ada dalam peneliian ini adalah sebagai berikut.
Untuk menjawab permasalahan yang kedua yaitu apakah ada pengaruh peran pemuda terhadap penanggulangan kemiskinan di Kota Medan bagian Utara dilakukan dengan uji regresi berganda dengan model :
Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
3 +e
Keterangan:
Y = Variabel dependen/terikat (nilai yang diprediksikan) dalam hal ini adalah penanggulangan kemiskinan.
Y = Kesejahteraan
X1 = Peran pemuda dalam Kepemimpinan
X2 = Peran Pemuda dalam kewirausahaan
X3 = Peran pemuda dalam Kepeloporan
A = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)
B = Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan jika bernilai negatif)
3.9 Pengujian Asumsi Klasik
3.9.1 Uji normalitas
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplotantara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya dapat dilihat :
a) Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian memyempit) maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu y maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.9.3 Uji hipotesis
Suatu masalah yang erat hubungannya dengan penaksiran koefisien regresi adalah kesesuaian (goodness of fit) regresi sample secara keseluruhan. Kebaikan sesuai diukur dengan koefisien determinasi R2, yang mengatakan proporsi variasi variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh variabel yang menjelaskan. R2 ini mempunyai jangkauan antara 0 dan 1, semakin dekat ke 1 maka semakin baik kesesuiannya. Koefisien determinasi R2bertujuan untuk melihat kekuatan variabel
bebas menjelaskan variabel tidak bebas.
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati angka 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Pengujian satistik dilakukan dengan menggunakan uji-t (t-test) dan uji-F (F-test) serta perhitungan nilai koefisien determinasi R2. Uji-t dimaksud untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial. Sedangkan uji-F dimaksudkan untuk mengetahui signikasi statistik koefisien regresi secara bersama.
Hipotesis Uji Simultan (Uji F) :
Ho : Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Kepeloporan secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap penanggulangan kemiskinan (kesejahteraan)
Ha : Kepemimipinan, Kewirausahaan, dan Kepeloporan secara simultan berpengaruh positif terhadap pembangunan penanggulangan kemiskinan (kesejahteraan).
Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak
Hipotesis Uji Parsial (Uji t) :
Ho : Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Kepeloporan secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap penanggulangan kemiskinan (kesejahteraan). Ha : Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Kepeloporan secara parsial
berpengaruh positif terhadap pembangunan penanggulangan kemiskinan (kesejahteraan).
Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima
3.10 Defenisi batasan operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.10.1 Defenisi
1. Pemuda adalah orang yang berumur 15 sampai dengan 29 tahun yang ada
di Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan
Belawan.
2. Kemiskinan adalah Suatu kondisi kekurangan untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang layak.
4. Indikator Kemiskinan adalahkesejahteraan (di ukur dengan 9 komponen
yaitu kesehatan, konsumsi makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, jaminan sosial, sandang, rekreasi dan kebebasan). 5. Penanggulangan Kemiskinan adalah Suatu cara yang digunakan untuk
mengurangi tingkat kemiskinan.
3.10.2 Batasan operasional.
1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan
Marelan dan Medan Belawan
2. Sampel penelitian adalah pemuda yang ada di Kecamatan Medan Deli,
Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan Di Kota
MedanProvinsi Sumatera Utara.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah dan Gambaran Umum Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan
4.1.1.1. Sejarah Kecamatan Medan Deli
Kecamatan Medan Deli adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada dibagian utara wilayah kota Medan memiliki luas ± 2.300 Ha. Kecamatan Medan Deli merupakan pecahan dari kecamatan Labuhan Deli kabupaten Deli Serdang berdasarkan peraturan pemerintah nomor : 22 Tahun 1973 tanggal 10 Mei 1973 yang awalnya terdiri dari 5 (lima) kelurahan.
Seiring dengan perkembangan penduduk di kecamatan Medan Deli, sesuai dengan surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 19 Oktober 1987 Nomor : 140/4078/K/1987 tentang pemekaran di Wilayah Kota Medan, yang salah satu diantaranya terdapat kecamatan Medan Deli yaitu kelurahan Tanjung Mulia yang dimekarkan menjadi kelurahan Tanjung Mulia dan kelurahan Tanjung Mulia Hilir, sehingga kecamatan Medan Deli menjadi 6 (enam) Kelurahan.
4.1.1.2. Kondisi Geografis Kecamatan Medan Deli
Kecamatan Medan Deli secara geografis merupakan kawasan pemukiman dengan mayoritas kawasan perindustrian. Kecamatan Medan Deli memiliki luas sekitar 2.197 km². Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota Medan yaitu sekitar 10 km. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur dan
Kecamatan Medan Barat.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli
Serdang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan.
4.1.1.3. Wilayah Administrasi
Kecamatan Medan Deli secara administrasi terdiri dari 6 Kelurahan 105 Lingkungan dan 409 blok sensus. Untuk mengetahui banyaknya Kelurahan, lingkungan dan blok sensus di Kecamatan Medan Deli dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel. 4.1 Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Blok Sensus di Kecamatan Medan Deli Tahun 2015
No Kelurahan Jumlah
Lingkungan Blok Sensus
1 Tanjung Mulia 28 92
2 Tanjung Mulia Hilir 22 81
3 Mabar Hilir 12 61
4 Mabar 19 78
5 Kota Bangun 8 28
6 Titi Papan 16 69
Jumlah 105 409
Gambar 4.1. Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2015.
Tabel. 4.2 Luas Wilayah menurut kelurahan di kecamatan Medan Deli tahun 2015. Kelurahan Luas Presentase terhadap luas
( km2 ) Kecamatan ( % )
Tanjung Mulia 5,13 22,7
Tanjung Mulia Hilir 3,25 14,38
Mabar Hilir 3,16 13,98
Mabar 4,56 20,18
Kota Bangun 2,50 11,06
Titi Papan 4,00 17,7
Jumlah/Total 22,6 100 %
4.1.1.4. Kondisi Demografi
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2015, penduduk kecamatan Medan Deli berjumlah 181.460 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kelurahan Tanjung Mulia yaitu sebanyak 36.799 jiwa, sedangkan penduduk paling sedikit berada di kelurahan Kota Bangun sebanyak 11.574 jiwa. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Tanjung Mulia Hilir merupakan kelurahan terpadat 11.259 jiwa tiap km². Jumlah penduduk kecamatan Medan Deli dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sebesar 89.632 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 91.828 jiwa. Komposisi penduduk kecamatan Medan Deli didominasi oleh penduduk kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 20.370 jiwa (11,22%).
Tabel. 4.3 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk per km² menurut kelurahan di Kecamatan Medan Deli tahun 2015.
Kelurahan
Tanjung Mulia 36.952 5,13 7.203
Tanjung Mulia Hilir 36.595 3,25 11.259
Mabar Hilir 28.644 3,16 9.064
Mabar 35.412 4,56 7.765
Kota Bangun 11.574 2,5 4.629
Titi Papan 32.283 4,0 8.070
Jumlah/Total 181.460 16,75 48.530 Sumber : BPS, Kecamatan Medan Deli dalam angka, 2016.
4.1.1.5. Sejarah Kecamatan Medan Labuhan
terbentuknya kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 89.245 jiwa. Luasnya adalah 36,67 km² dan kepadatan penduduknya adalah 2.433,72 jiwa/km². Sebagian besar penduduk dikecamatan ini adalah suku-suku pendatang sedangkan suku asli suku melayu deli 40% saja.
4.1.1.6 Kondisi Geografis Kecamatan Medan Labuhan
Kecamatan Medan Labuhan secara geografis merupakan kawasan pemukiman. Kecamatan Medan Labuhan memiliki luas sekitar 41.275 km². Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota Medan yaitu sekitar 18 km. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
4.1.1.7 Wilayah Administrasi
Kecamatan Medan Labuhan secara administrasi terdiri dari 6 Kelurahan yang terbagi atas 100 Lingkungan dan 300 blok sensus. Untuk mengetahui banyaknya Kelurahan, lingkungan dan blok sensus di Kecamatan Medan Labuhan dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel. 4.4 Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Blok Sensus di Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2015
No Kelurahan Jumlah
5 Pekan Labuhan 31 56
6 Nelayan Indah 8 27
Jumlah 100 300
Gambar 4.2. Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2015.
Tabel. 4.5 Luas Wilayah menurut kelurahan di kecamatan medan Labuhan tahun 2015.
Kelurahan Luas Presentase terhadap luas ( km2 ) Kecamatan ( % )
Besar 6,000 14,54
Tangkahan 6,005 14,55
Martubung 8,000 19,38
Sei Mati 12,870 31,18
Pekan Labuhan 3,600 8,72
Nelayan Indah 4,800 11,63
Jumlah/Total 41,275 100 %
4.1.1.8. Kondisi Demografi
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2015, penduduk kecamatan Medan Labuhan berjumlah 139.480 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kelurahan Besar yaitu sebanyak 42.943 jiwa, sedangkan penduduk paling sedikit berada di kelurahan Nelayan Indah sebanyak 9.921 jiwa. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Pekan Labuhan merupakan kelurahan terpadat 7.755 jiwa tiap km². Jumlah penduduk Kecamatan Medan Labuhan dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sebesar 64.744 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 74.736 jiwa. Komposisi penduduk kecamatan Medan Labuhan didominasi oleh penduduk kelompok umur 15-44 tahun.
Tabel. 4.6 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk per km² menurut kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan tahun 2015.
Kelurahan
Sei Mati 18.814 12,870 1.462
Pekan Labuhan 27.919 3,600 7.755
Nelayan Indah 9.921 4,800 2.067
Jumlah/Total 139.480 41,275 24.410 Sumber : BPS, Kecamatan Medan Labuhan dalam angka, 2016.
4.1.1.9. Sejarah Kecamatan Medan Marelan
Kecamatan Medan Marelan terletak di bagian utara kota Medan dan berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan keputusan gubernur KDH TK I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/SK/1991 tanggal 21 Maret 1991, kecamatan Medan Marelan dijadikan salah satu kecamatan perwakilan di kota Medan yaitu pemekaran dari kecamatan Medan Labuhan, kemudian berdasarkan peraturan pemerintah Nomor : 35 tahun 1992 tanggal 2 September 1992 didefenitifkan menjadi kecamatan Medan Marelan. Pada awalnya kecamatan medan marelan terdiri dari 4 kelurahan, berdasarkan keputusan Gubernur KDH TK I Sumatera Utara No. 146.1/1101/K/1994 tanggal 13 Juni 1994 tentang pembentukan 7 kelurahan persiapan di Kota Medan, salah satunya adalah kelurahan Paya Pasir dan setelah didefenitif, jumlah kelurahan di kecamatan Medan Marelan menjadi 5 (lima) masing-masing adalah : Kelurahan Tanah 600, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Terjun, Kelurahan Labuhan Deli dan Kelurahan Paya Pasir.
4.1.1.10 Kondisi Geografis Kecamatan Medan Marelan
Kecamatan Medan Marelan secara geografis merupakan kawasan pemukiman. Kecamatan Medan Marelan memiliki luas sekitar 44,77 km². Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota medan yaitu sekitar 22 km. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
4.1.1.11 Wilayah Administrasi
Kecamatan Medan Marelan secara administrasi terdiri dari 5 Kelurahan 88 Lingkungan dan 236 blok sensus. Untuk mengetahui banyaknya Kelurahan, lingkungan dan blok sensus di Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel. 4.7 Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Blok Sensus di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2015
No Kelurahan Jumlah
Lingkungan Blok Sensus 1 Tanah Enam Ratus 11 51
2 Rengas Pulau 35 74
3 Terjun 22 41
4 Paya Pasir 9 15
5 Labuhan Deli 11 55
Jumlah 88 236
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan dalam angka 2016.
4.1.1.12. Kondisi Demografi
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2015, penduduk kecamatan Medan Marelan berjumlah 156.394 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kelurahan Rengas Pulau yaitu sebanyak 59.315 jiwa, sedangkan penduduk paling sedikit berada di kelurahan paya pasir sebanyak 12.871 jiwa. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Tanah Enam Ratus merupakan kelurahan terpadat 9.215 jiwa tiap km² dengan rata-rata ART 4 Orang. Jumlah penduduk Kecamatan medan marelan dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sebesar 77.214 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 79.180 jiwa. Komposisi penduduk kecamatan medan marelan didominasi oleh penduduk usia produktif.
Tabel. 4.8 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk per km² menurut kelurahan di Kecamatan Medan Marelan tahun 2015.
Kelurahan Tanah Enam Ratus 32.699 3,42 9.561
Rengas Pulau 61.543 10,50 5.861
Terjun 35.835 16,05 2.233
Paya Pasir 13.355 10,00 1.336
Labuhan Deli 18.835 4,50 4.186
Jumlah/Total 162.267 44,47 36.497 Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan dalam angka, 2016.
4.1.1.13. Sejarah Kecamatan Medan Belawan
Labuhan Deli tersebut dibentuk menjadi 3 wilayah kecamatan salah satu diantaranya adalah kecamatan Medan Belawan. Kemudian dengan keluarnya UU Nomor : tahun 1979 tentang pemerintahan Desa/Kelurahan, maka desa-desa yang berada di Ibukota provinsi diganti dengan kelurahan. Kemudian berdasarkan surat keputusan gubernur kepala daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 140/4078/K/1978 tentang pemekaran kelurahan dari 116 kelurahan menjadi 144 kelurahan, serta perubahan nama 1 Kelurahan di kota Madya Medan, Dimana salah satu kecamatan yang mengalami pemekaran adalah kecamatan Medan Belawan yang terdiri dari 4 kelurahan sekarang menjadi 6 kelurahan yaitu : Kelurahan Belawan I, Kelurahan Belawan II, Kelurahan Belawan Bahagia, Kelurahan Belawan Bahari, Kelurahan Belawan Sicanang, Kelurahan Bagan Deli.
Kemudian berdasarkan PP No. 72 tahun 1972 dan persetujuan permendagri No. 140/2271/PUD Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1973 Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk.I Sumatera Utara No. 140/4078/K/1978 Tanggal 19 Oktober 1978 tentang Pemekaran Kelurahan di Wilayah Kotamadya Medan. Maka dengan demikian terbentuklah kecamatan Medan Belawan ini.
Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada dibagian Utara Kota Medan dengan Luas ± 21,82 Km² dan berada pada ketinggian 3 Meter diatas permukaan laut. Kantor kecamatan Medan Belawan beralamat di Jl. Cimanuk No. 3 Medan, dan jarak antara kantor camat Medan Belawan ke kantor Walikota Medan ± 23 Km.
4.1.1.14 Kondisi Geografis Kecamatan Medan Belawan
km². Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota medan yaitu sekitar 23 km. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
4.1.1.15. Wilayah Administrasi
Kecamatan Medan Belawan secara administrasi terdiri dari 6 Kelurahan 143 Lingkungan dan 243 blok sensus. Untuk mengetahui banyaknya Kelurahan, lingkungan dan blok sensus di Kecamatan Medan Belawan dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel. 4.9 Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Blok Sensus di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015
No Kelurahan Jumlah
Lingkungan Blok Sensus 1 Belawan Pulau Sicanang 20 32
2 Belawan Bahagia 20 30
3 Belawan Bahari 13 30
4 Belawan II 44 57
5 Bagan Deli 15 37
6 Belawan I 31 57
Jumlah 143 243
Gambar 4.4. Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015.
4.1.1.16. Kondisi Demografi
jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 49.626 jiwa. Komposisi penduduk kecamatan medan belawan didominasi oleh penduduk usia produktif.
Tabel. 4.10 Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk per km² menurut kelurahan di Kecamatan Medan Belawan tahun 2015.
Kelurahan
Jumlah
Penduduk Luas Wilayah
Kepadatan Penduduk (Jiwa) ( km2 ) (per km2) Belawan Pulau Sicanang 15.096 15,10 15.111
Belawan Bahagia 12.217 0,54 12.218
Belawan Bahari 12.324 1,03 12.325
Belawan II 21.484 1,76 21.486
Bagan Deli 16.281 2,30 16.283
Belawan I 20.711 1,10 20.712
Jumlah/Total 98.113 21,82 98.135 Sumber : BPS, Kecamatan Medan Belawan dalam angka, 2016.
4.1.2. Pengujian validitas dan reliabilitas
Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software statistik, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r-hitung > r-tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid.
4.1.2.1. Uji validitas dan reliabilitas variabel peran pemuda
Tabel 4.11. Hasil pengujian validitas variabel peran pemuda.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2016.
Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa seluruh ítem pernyataan variabel peran pemuda sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan dinyatakan valid, hal ini dapat dilihat bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabel. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien Cronbach’s alpha > 0,6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel (Arikunto, 2009).Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha > 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.
4.1.2.2. Uji validitas dan reliabilitas variabel Penanggulangan Kemiskinan
Tabel 4.12. Hasil pengujian validitas variabel penanggulangan kemiskinandi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2016.
Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa seluruh ítem pernyataan variabel penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan dinyatakan valid, hal ini dapat dilihat bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabel. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien Cronbach’s alpha > 0,6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel (Arikunto, 2009). Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha > 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.
4.2. Peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan.
kemiskinan masih sulit diberantas. Berbagai kalangan memberikan sumbangan pemikiran ataupun strategi dalam penanggulangan kemiskinan, demikian juga kaum muda yang diharapkan perannya dalam memberantas kemiskinan di daerahnya. Pemuda perlu diberi penanaman nilai kesetiakawanan sosial dan pemupukan jiwa kepeloporan pemuda. Dengan misi tersebut diharapkan pemuda dapat ikut serta secara proaktif didalam setiap kegiatan sosial dan upaya penanggulangan kemiskinan. Sehingga nantinya diharapkan akan tumbuh kepedulian dan kepeloporan pemuda dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Dengan potensi pemuda yang cukup besar itu sebaiknya semua kalangan masyarakat mencoba duduk bersama memberikan peran yang seluas-luasnya bagi pemuda untuk turut serta dalam pengentasan kemiskinan. Peran pemuda dalam pengentasan kemiskinan perlu difasilitasi dengan berbagai hal terutama berupa pemberdayaan. Dengan menggerakkan peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan, pemberantasan kemiskinan akan berhasil.
Untuk mengetahui peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan di Medan Bagian Utara dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13. Skor peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan
No Peran pemuda Ratan Skor
1 Kepemimpinan 3,3
2 Kewirausahaan 4,0
3 Kepeloporan 4,1
Rataan Skor Semua Aspek 3,8
Sumber : Di olah dari data primer, 2016.
beracuan pada Tabel 4.14 untuk menyatakan apakah seluruh variabel berada pada daerah yang telah ditentukan pada tabel.
Tabel 4.14. Dasar interpretasi skor item kuisioner pada variabel peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan.
No Nilai skor Interpretasi
1 0< NS≤1 Berada pada daerah sangat negatif
2 1< NS≤2 Berada pada daerah negatif
3 2< NS≤3 Berada pada daerah tengah-tengah
4 3< NS≤4 Berada pada daerah positif
5 4< NS≤5 Berada pada daerah sangat positif Sumber : Arikunto, 1999.
Dari skor rata-rata semua variabel peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan berada pada daerah positif. Hasil ini mengindikasikan bahwa terdapat kesepahaman bahwa sebagian besar responden terhadap variabel peran pemuda sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan. Dengan demikian dapat dikatan bahwa secara umum variabel peran pemuda sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan merupakan faktor penting yang berperan dalam penanggulangan kemiskinan di Medan Bagian Utara.
4.3. Pengaruh peran kepemudaan terhadap penanggulangan kemiskinan
dalam aspek kesejahteraan
4.3.1. Pengujian asumsi klasik
4.3.1.1. Uji normalitas
Cara mudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Selain itu untuk melihat normalitas residual juga dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara observasi dengan distribusi normal yang mendekati distribusi normal.
Gambar 4.5 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Hasil tampilan grafik normal plot pada Gambar 4.5. dapat disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini menunjukan data residual terdistribusi normal yang hampir sempurna (simetris).
4.3.1.2. Uji heterokedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots.
Gambar 4.6 Grafik scatterplotskesejahteraan
4.3.1.4. Pengujian hipotesis
4.3.1.4.1. Hasil uji koefisien determinasi ( R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui hubungan peran pemuda sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan dapat dilihat melalui besarnya koefisien determinasi.
Tabel 4.15.Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) pengaruh peran kepemudaan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,882a ,777 ,770 4,370
a. Predictors: (Constant), Kepeloporan, Kepemimpinan, Kewirausahaan b. Dependent Variable: Kesejahteraan
Sumber : Diolah dari data primer, 2016.
Berdasarkan Tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. R = 0,882 berarti hubungan antara kepemimpinan, kewirausahaan, dan
kepeloporan terhadap penanggulangan kemiskinan aspek kesejahteraan
sebesar 88,2 %, artinya hubungannya sangat erat.
b. Adjusted R Square sebesar 0,770 berarti 77 % peran pemuda dalam
penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan dapat dijelaskan oleh
variabel (kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan) di atas,
sedangkan sisanya yaitu 22,3 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
c. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Standart Error of Estimated juga bisa disebut standart deviasi.
Dalam tabel Standart Error of Estimatedadalah 4,307. Semakin kecil standart
deviasi berarti model semakin baik.
4.3.1.4.2. Uji F (uji simultan)
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.16. Hasil pengujian simultan (Uji F) pengaruh peran kepemudaan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1
Regression 6136,737 3 2045,579 107,135 ,000b
Residual 1756,597 92 19,093
Total 7893,333 95
a. Dependent Variable: Kesejahteraan
b. Predictors: (Constant), Kepeloporan, Kepemimpinan, Kewirausahaan Sumber : Di olah dari data primer, 2016.
Pada Tabel dapat dilihat bahwa nilai Fhitungadalah 107,135 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabeldiperoleh dengan melihat daftar Ftabel (derajat
penyebut=92 dan derajat pembilang=3) atau dapat menggunakan Ms. Excel dengan rumus =finv(0,05;3;92) pada alpha 5%, maka diperoleh sebesar 2,70. Oleh karena Fhitung > Ftabeldan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh
4.3.1.4.3. Hasil uji parsial (Uji-t)
Pada uji statistik secara parsial dengan nilai t kritis (critical value) pada df = (n-k), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen termasuk konstanta. Untuk menguji koefisian regresi parsial secara individu dari masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.17. Hasil pengujian parsial (Uji - t)pengaruh peran kepemudaan (kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan) terhadap penanggulangan kemiskinan.
(Constant) 1.144 1.713 .668 .506
Kepemimpinan .465 .086 .402 5.430 .000
Kewirausahaan .569 .096 .497 5.907 .000
kepeloporan .123 .108 .071 1.744 .256
a. Dependent Variable: kesehjateraan
Sumber : Di olah dari data primer, 2016.
Pada Tabel 4.18 hasil uji statistik t diperoleh, sebagai berikut :
a. Variabel kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan, hal ini terlihat dari signifikansi 0,000 < 0,05. ttabel dapat dilihat dengan tabel t (df=92, α=0,05)
Nilai thitung(5,430) > ttabel (1,662) artinya jika ditingkatkan variabel
kepemimpinan sebesar satu satuan maka penanggulangan kemiskinan terhadap aspek kesejahteraan akan meningkat sebesar 5,430.
b. Variabel kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan, hal ini terlihat dari signifikansi 0,000 < 0,05. ttabel dapat dilihat dengan tabel t (df=92, α=0,05)
kewirausahaan sebesar satu satuan maka penanggulangan kemiskinan terhadap aspek kesejahteraan akan meningkat sebesar 5,907.
c. Variabel kepeloporan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan, hal ini terlihat dari signifikansi 0,256 > 0,05. ttabel dapat dilihat dengan tabel t (df=92, α=0,05)
Nilai thitung(1,744) > ttabel(1,662) artinya jika ditingkatkan variabel kepeloporan
sebesar satu satuan maka penanggulangan kemiskinan terhadap aspek kesejahteraan akan meningkat sebesar 1,744.
d. Konstanta sebesar 1,144 artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan tetap sebesar 1,144. e. Berdasarkan hasil uji t maka rumus persamaan regresinya adalah :
= + + + +
= 1,144 + 0,465 + 0,569 + 0,123 +
: Peran Pemuda dalam Kepemimpinan : Peran Pemuda dalam Kewirausahaan : Peran Pemuda dalam Kepeloporan
4.4. Pembahasan
4.4.1. Peran Pemuda dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Medan
Bagian Utara
Peran pemuda yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mencakup 3 aspek menurut undang-undang kepemudaan No.40 tahun 2009 yaitu kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa rataan skor semua aspek peran pemuda terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan memperoleh skor 3,8. Hal ini menunjukkan bahwa berada pada daerah positif artinya secara umum variabel peran pemuda sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan merupakan faktor penting yang berperan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan di Medan bagian Utara.
Aspek kepemimpinan memiliki skor rataan 3,3 (daerah positif) artinya kepemimpinan berperan terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan di Medan bagian Utara. Aspek kewirausahaan memiliki skor rataan 4,0 (daerah sangat positif) artinya kewirausahaan berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan di Medan bagian Utara. Aspek kepeloporan memiliki skor rataan 4,1 (daerah sangat positif) artinya kepeloporan berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan di Medan bagian Utara.
sejalan dengan penelitian Fuadi (2013) yang berjudul Model dan Strategi Pengembangan Kepeloporan Pemuda di Organisasi Kepemudaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa organisasi kepemudaan memiliki peran besar dan strategis dalam pengembangan kepeloporan pemuda di organisasi kepemudaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aspek kepeloporan dalam kegiatan mengembangkan potensi dalam merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab tantangan, dan memberikan jalan keluar atas berbagai masalah memiliki peran yang besar terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesehjateraan.
4.4.2. Pengaruh Peran Pemuda terhadap Penanggulangan Kemiskinan di
Kota Medan Bagian Utara
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif secara simultan dan parsial peran pemuda terhadap penanggulangan kemiskinan di kota Medan bagian Utara. Hal ini dapat dilihat dengan hubungan yang sangat erat antara peran pemuda pada aspek kepemimpinan, kewirausahaan dan kepeloporan terhadap penanggulangan kemiskinan di kota Medan bagian Utara.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel kepemimpinan dan variabel kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan dan parsial terhadap penanggulangan kemiskinan pada aspek kesejahteraan sedangkan variabel kepeloporan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan pada aspek kesejahteraan.
variabel yaitu, untuk variabel kepemimpinan nilai koefisien regresinya adalah 0,465, Variabel kewirausahaan nilai koefisien regresinya 0,569 dan variabel kepeloporan nilai koefisien regresinya adalah 0,123. Sehingga diperoleh rumus regresinya = 1,144 + 0,465 + 0,569 + 0,123 + (X1: Kepemimpinan,
X2 : Kewirausahaan, X3 : Kepeloporan). Kewirausahaan memiliki variabel yang
terbesar (0,569) dari yang lainnya sehingga jika variabel independen lain nilainya tetap dan kewirausahaan mengalami kenaikan 1 satuan, maka pengaruh pemuda terhadap penanggulangan kemiskinan semakin besar.
Observasi yang dilakukan dilapangan dari 96 responden yang diwawancarai untuk mengisi kuesioner penelitian, ada sekitar 30% responden yang memiliki aktivitas wirausaha mulai dari usaha warung, beternak, berdagang dan lain-lain, karena di Kota Medan bagian Utara banyak terdapat pasar-pasar traditional yang masih diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu jika peran pemuda pada aspek kewirausahaan ditingkatkan maka semakin berpengaruh positif terhadap penanggulan kemiskinan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Peran pemuda terhadap penanggulangan kemiskinan di kota Medan bagian
Utara berada pada daerah yang positif, artinya pemuda berpendapat bahwa
peran pemuda dalam penanggulangan kemiskinan di kota Medan bagian Utara
dipandang penting dan masih perlu di tingkatkan. Pada penelitian ini variabel
kepeloporan dipandang sangat penting dari variabel yang lainnya yaitu
kewirausahaan dan kepemimpinan.
2. Pengaruh peran pemuda sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan
kepeloporan secara simultan berpengaruh positif terhadap penanggulangan
kemiskinan dalam aspek kesejahteraan. Secara parsial variabel kepemimpinan,
dan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesejahteraan. Sedangkan
kepeloporan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
penanggulangan kemiskinan dalam aspek kesehjateraan. Variabel
kewirausahaan merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam
penananggulangan kemiskinan dari variabel yang lainnya yaitu kepeloporan
5.2. Saran
1. Perlu adanya sosialisasi tentang penanggulangan kemiskinan yang
berkesinambungan terhadap masyarakat yang dilakukan pemerintah setempat.
2. Perlunya peningkatan program kewirausahaan pemuda di daerah Medan Utara,
karena Program ini lebih efektif dalam penanggulangan kemiskinan