BAB III
PEMBAHASAN
A. Sistem Informasi Perbankan
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “System” yang berarti
kesatuan. Dilihat dari sudut katanya sistem berarti sekumpulan objek yang
bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu kesatuan metode, prosedur,
teknik yang digabungkan dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi satu
kesatuan yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang sama.
Untuk lebih mengetahui tentang sistem berikut ini beberapa pengertian
sistem menurut para ahli yaitu :
Menurut Jogiyanto (2005:2) sistem adalah kumpulan-kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan teretentu, yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Sedangkan
menurut Sutabri (2012-6) sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Selain itu menurut Sutarman (2012:13) sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam
satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah sekumpulan elemen, unsur yang saling terkait untuk mencapai suatu
Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah
sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran.
Gambar 3.2 Konsep sederhana dari sebuah sistem.
Sumber : Sutabri (2005:21)
Sistem sendiri dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang ,
diantaranya sebagai berikut :
a. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan
yang tidak tampak secara fisik. Misalnya saja pada sebuah sistem
teologi yaitu sebuah pemikiran tentang hubungan antara Tuhan
dengan manusia.
b. Sistem fisik yaitu merupakan sistem yang ada secara fisik dan
dapat dilihat dengan mata. Sebagai contoh sistem yang ada pada
komputer, sistem akuntansi, sistem transportasi, dan lain
sebagainya.
c. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam
bukan karena buatan manusia .
d. Sistem buatan merupakan sistem yang terjadi melalui rancangan
atau campur tangan manusia didalamnya. Misalnya sistem
komputer, sistem transportasi sistem tersebut terjadi karena
dijalankan oleh manusia.
e. Sistem tertentu merupakan sistem yang operasinya dapat
dipredikdi secara cepat dan interaksi diantara bagian-bagian dapat
dideteksi dengan pasti .Misalnya sistem komputer karena sistem
operasinya dapat diprediksi berdasarkan program yang dijalankan.
f. Sistem tak tentu yaitu sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi
karena mengandung unsur-unsur probabilitas.
g. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dengan
dengan lingkungan yang ada diluar sistem. Sistem ini tidak
berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luar sistem
tersebut. Dalam kenyataan tidak ada sistem yang tertutup tetapi
hanya saja relatif tertutup, yaitu sistem yang mempunyai masukan
dan keluaran tertentudan tidak terpengaruh lingkungan luar .
h. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan
lingkungan luar dan dapat terpengaruh oleh keadaan yang ada pada
lingkungan luar .Sistem terbuka ini menerima masukan atau input
dari subsistem lain serta menghasilkan keluaran atau output untuk
subsistem yang lain juga .Informasi ibarat darah yang mengalir di
dalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi ini penting di
dalam suatu organisasi.
(http://nitayulianti95.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-sistem-sistem-lingkaran.html)
Menurut sudut pandang klasifikasi sistem diatas, penulis melihat
beberapa sistem yaitu sistem fisik, sistem buatan, sistem tertentu, dan sistem
yang relatif tertutup. Hal ini disebabkan karena PT. Bank SUMUT Kantor
Cabang Pembantu USU dalam segala aktifitasnya menggunakan sistem yang
ada pada komputer dan dilakukan harus dengan campur tangan manusia selain
itu segala aktifitas perbankannya dapat diprediksi berdasarkan program yang
dijalankan tetapi informasi yang berada di dalam sistemnya bersifat rahasia
pihak bank dan nasabah yang bersangkutan. Sehingga masukan dan keluaran
dari sistem yang digunakan oleh PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu
USU harus tersaring dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar.
Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi
kerdil, luruh, dan akhirnya berakhir. Informasi dapat didefinisikan sebagai
berikut :
Menurut Kadir (2002:31)) informasi adalah data yang telah diproses
sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut. Sedangkan menurut McLeod (2012:8) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi
yang menerimanya. Selain itu, menurut Sutabri (2012:22) informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan untuk
Ada beberapa jenis-jenis informasi antara lain sebagai berikut:
(http://www.definisi-pengertian.com/2015/03/definisi-dan-pengertian-informasi.html)
a. Informasi berdasarkan fungsi dan kegunaan adalah Informasi
berdasarkan materi dan kegunaan informasi
b. Informasi berdasarkan format penyajian adalah Informasi yang
berdasarkan bentuk penyajian, misalnya berupa tulisan teks, foto
dan lain sebagainya.
c. Informasi berdasarkan lokasi adalah Informasi berdasarkan lokasi,
peristiwa berlangsung yaitu informasi dari dalam negeri dan
informasi dari luar negeri.
d. Informasi berdasarkan bidang kehidupan adalah Informasi
berdasarkan bidang kehidupan yang ada, misalnya pendidikan,
olahraga, music, sastra dan budaya.
Dari pengertian sistem dan informasi yang telah dikemukakan maka
dapat didefinisikan bahwa sistem informasi adalah :
Menurut Muhyuzir (2001:8) sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi
sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung
sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi penerimanya.
yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi
untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Gondodiyoto (2007:26) sistem informasi adalah kumpulan elemen-elemen atau sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan
secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hierarki tertentu dan
bertujuan mengolah data menjadi informasi. Dan menurut Oetomo (2006:36) sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama
lain untuk membentuk suatu kesatuan untuk mengintegrasi data, memproses
dan menyimpan serta mendistribusikan informasi tersebut.
Dari beberapa definisi sebelumnya maka, dapat disimpulkan bahwa
“sistem informasi adalah data yang dimiliki manusia atau yang sudah diproses
melalui kejadian manusia/ mesin terpadu (terintergrasi) untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi organisasi manajemen dan pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi yang diketahui dan digunakan dalam
pengumpulan data dan berperan dalam pengambilan keputusan pada saat ini
dan masa yang akan datang”.
Secara umum manfaat Sistem Informasi dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. Manfaat Berwujud (tangible benefit)
Yaitu sebuah sistem informasi yang dibangun dan
dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat berwujud
yang secara faktual dapat dilihat pergerakannya melalui
perusahaan. Indikator dari keberhasilan/manfaat yang
berdampak pada peningkatan pendapatan adalah meningkatnya
penjualan dalam pasar yang sudah ada serta perluasan ke pasar
yang baru.
Sistem informasi yang baik dapat digunakan tidak
hanya untuk penyimpanan data secara elektronik saja tetapi
harus mampu mendukung proses analisis yang diperlukan oleh
manajemen. Sehingga dengan dukungan sistem informasi yang
baik maka dapat diperoleh informasi yang akurat, terpercaya,
mutakhir dan mudah diakses mengenai kondisi perusahaan.
Dengan adanya laporan yang tersaji dengan cepat dan
setiap saat dapat diakses tersebut maka keputusan-keputusan
yang diambil pun dapat lebih cepat. Sedangkan dari sisi
pengurangan biaya dapat dilakukan analisis faktual atas
pengurangan jumlah sumber daya manusia yang dilibatkan
dalam perusahaan, pengurangan biaya operasional,
pengurangan biaya pemeliharaan dan penyediaan perlengkapan
yang tidak terlalu mahal. Contoh dari pengurangan jumlah
sumber daya manusia adalah dalam proses pencatatan transaksi
2. Manfaat Tak Berwujud (intangible benefit)
a. Peningkatan kepuasan nasabah
Dengan menerapkan sistem informasi
penjualan/transaksi yang lebih cepat dalam pemrosesan dan
kemudahan pemasukan datanya, hal ini akan memberi
kesan tersendiri bagi nasabah yang tidak perlu menunggu
lama ketika bertransaksi di Bank maupun Asuransi syariah
sehingga menimbulkan kepuasan nasabah.
b. Peningkatan kepuasan karyawan
Perusahaan yang menyediakan sistem absensi yang
terintegrasi dalam sistem informasi kepegawaian dan SIA
maka secara otomatis dapat dibuat laporan insenstif yang
lebih akurat dan benar. Sehingga tidak ada lagi masalah
ketidakpuasan karyawan karena kesalahan perhitungan
managemen dalam memasukkan daftar insentif karyawan
secara manual. Hal ini juga berlaku misalkan untuk
perhitungan angka kredit, hak cuti, jenjang karier,
pendidikan dan latihan.
c. Peningkatan mutu dan jumlah informasi
Penerapan sistem informasi yang baik tentunya
akan menghasilkan laporan-laporan hasil kompilasi data
yang dikelola oleh database yang berkualitas serta
proses pembuatan laporan tersebut dieksekusi secara
otomatis oleh mesin komputer.
d. Peningkatan mutu dan jumlah keputusan manajemen
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pengambilan
keputusan sangat bergantung kepada informasi yang
mendukung kebijakan yang akan diambil tersebut. Hal
tersebut hanya dapat terwujud jika sistem informasi dapat
menyajikan informasi yang relevan, akurat, terkini dan
dapat diambil setiap saat.
e. Peningkatan efisiensi dan keluwesan operasional
Semakin efisien dan luwesnya sebuah operasional
maka hal ini menunjukkan semakin rendahnya biaya yang
dikeluarkan untuk menjalankannya. Hal tersebut dapat
dicapai karena dipangkasnya rantai birokrasi dalam
perusahaan setelah implementasi sistem informasi yang
baik.
f. Peningkatan mutu komunikasi internal dan eksternal
Sebuah sistem informasi yang baik tentunya harus
didukung oleh sistem jaringan komunikasi data elektronik
yang handal juga. Dengan penerapan sistem informasi yang
baik maka setiap pihak baik di dalam maupun di luar
perusahaan dapat bertukar informasi secara lebih efektif
g. Peningkatan mutu perencanaan
Perencanaan adalah proses yang penting bagi bisnis
sehingga diperlukan dukungan informasi yang memadai
dalam melaksanakannya. Jika tidak maka perencanaan
tersebut dapat kehilangan arah dan tidak mencapai
sasarannya karena kesalah informasi yang menjadi
basisnya.
h. Peningkatan mutu pengendalian dan pengawasan
Dengan sistem informasi yang dibangun dan
dipelihara dengan baik maka setiap aktivitas di dalam
lingkungan bisnis dapat terus-menerus dipantau.
Pemantauan tersebut tentunya berdampak pada
peningkatan pengendalian atas setiap prosedur dan kegiatan
yang terjadi di dalam perusahaan.
(https://tsuaibatulaslamiyah.wordpress.com/2008/06/13/ma
nfaat-sistem-informasi-bagi-perbankan/)
Dari teori yang telah diuraikan, dapat dilihat beberapa manfaat
sistem informasi yang didapatkan oleh PT. Bank SUMUT Kantor Cabang
Pembantu USUini sangatlah banyak dan masuk dalam kategori manfaat
berwujud dan manfaat tidak berwujud. Hal ini dapat dilihat mulai dari
manfaat berwujud seperti pergerakan pendapatan yang diraih oleh PT.
Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU di tahun 2016 dan 2017 ini
penghargaan Anugerah Perbankan Indonesia Peringkat I “Finance” Bank
BPD, Modal Inti Rp. 1 Triliun dari Enonomuc Review dan Perbanas
Institute serta banyak penghargaan – penghargaan lainnya yang didapatkan PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU atas
pencapaian pendapatan yang melebihi targetnya. Sedangkan manfaat tidak
berwujudnya dapat dilihat melalui peningkatan kepuasan nasabah dan
karyawan, mutu dan jumlah informasi, tingkat efiensinya seperti
meningkatnya jumlah nasabah tabungan, deposito maupun kredit. Penulis
dapat mengatakan manfaaat tidak berwujud ini berdasarkan pengharagaan
– penghargaan yang diperoleh oleh PT. Bank SUMUT Kantor Cabang
Pembantu USU.
Menurut Bossone (2001), ada beberapa karakteristik yang
membedakan bank dengan perusahaan non-bank, adalah sebagai berikut:
1. Bank menciptakan likuiditas dalam bentuk bank’s own liabilities atau surat utang yang dibuat untuk peminjam. Bank tidak
melanjutkan likuiditas yang sudah ada, tetapi menambah likuiditas
sistem setiap saat bank mengadakan kredit baru kepada perusahaan
melalui penciptaan deposit. Sedangkan non-bank financial
intermediaries bertindak sebagai capital market intermediaries yang
mengumpulkan likuiditas yang sudah ada (bank deposit) dari savers
dengan long position dan menginvestasikannya pada investor dengan
2. Bank memberikan pengetahuan pada peminjamnya (borrowers)
tentang operasi harian, kebutuhan likuiditas, aliran pembayaran, juga
faktor jangka pendek dan pengembangan product market.
(www.blogNya_Nyun_karakteristikperbankan.com)
2. Penerapann Sistem Informasi yang Digunakan pada Pelayanan PT.
Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU
Secara umum sistem informasi yang digunakan pada jasa
perbankan yang ada di Indonesia secara garis besar terbagi menjadi dua
fungsi yaitu:
a. Operation Suport System Function
Yaitu sistem informasi manajemen yang menerapkan
fungsi Transaction Processing System yang biasanya
digunakan untuk memproses transaksi produk perbankan
seperti pinjaman (loans), penyimpanan uang baik berupa
tabungan, deposito maupun giro serta jasa-jasa perbankan
lainnya.
b. Management Suport System Function
Yaitu sistem informasi manajemen yang menerapkan
fungsi Manajement Information System yang digunakan
dalam rangka menyediakan informasi yang diperlukan bagi
Pada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU
menggunakan kedua fungsi sistem informasi yaitu Operation Suport
System Function untuk memproses segala transaksi yang dilakukan
nasabah di PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU baik itu
transaksi tabungan, deposito hingga pinjaman dan jasa perbankan lainnya.
Selain itu fungsi lainnya adalah Management Suport System Function
yang digunakan PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU untuk
pengambilan keputusan dan perencanaan bagi setiap level manajemen.
Dalam terminologinya framework yang digunakan di bisnis
perbankan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Core Banking System (CBS)
Core banking system (CBS) adalah aplikasi inti yang
merupakan jantung dari sistem perbankan yang biasanya
digunakan untuk memproses kredit, tabungan, informasi
debitur hingga berbagai layanan perbankan lainnya.
2. Banking Delivery System (BDS)
Banking delivery system (BDS) adalah fasilitas
delivery dimana nasabah bisa melakukan akses terhadap
produk dan jasa bank. Contoh delivery system dibagi menjadi
2 yaitu:
1. Self service terminal
Call Center (Phone Banking)
Mobile Banking
2. Non-Self Service Terminal
Branch Teller System
Dalam menjalankan aktifitas usahanya, PT. Bank SUMUT Kantor
Cabang Universitas Sumatera Utara juga telah mengembangkan dan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen dengan cukup baik. Pada
kesempatan ini, penulis akan membahas beberapa sistem informasi
yang di gunakan dalam divisi pelayanan nasabah PT. Bank SUMUT
Kantor Cabang Pembantu USU yaitu beberapa sistem yang termasuk
dari golongan Core Banking System (CBS) yaitu OLIB’s dan sistem yang termasuk dalam golongan Banking Delivery System (BDS) yaitu
OTRS, MMBS, e-Cardmen, ATM, Mobile Banking dan phone
Banking. Dalam setiap pembahasan materi tersebut akan dijelaskan
manfaat dari penerapan sistem informasinya.
1. OLIB’s (On-Line Information Banking System)
OLIB’s adalah sistem yang digunakan oleh pelaksana
(pegawai) untuk melakukan kegiatan bank mulai dari membuat
customer base nasabah yang membuka rekening nasabah,
verifikasi, serta berbagai aktivitas perbankan yang
Sistem ini merupakan golongan dari Core Banking
System (CBS) dimana sistem ini merupakan sistem utama yang
digunakan PT.Bank SUMUT untuk melakukan pelayanan
terbaik pada nasabah yang langsung datang ke bank untuk
melakukan transaksi.
Pada penerapannya OLIB’s ini juga merupakan sistem
yang digunakan untuk mengakomodir data transaksi nasabah
dan menympan informasi nasabah. Aman dan terlindungi,
sistem ini dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis untuk
kerahasiaan data nasabah dan hanya pegawai di PT. Bank
SUMUT memiliki akun di sistem ini. Prosedur penerapan
sistem ini juga telah sesuai dengan prosedur penggunaan
sistem informasi perbankan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
2. OTRS (Online Ticket Responbility System)
OTRS adalah sistem yang digunakan PT. Bank SUMUT
KCP USU untuk memberikan pelayanan kepada nasabah
dalam mendukung proses keluhan nasabah dengan cepat
terkait pelayanan maupun produk perbankan. Seperti penarikan
uang menggunakan ATM yang tidak terdebet di buku rekening
pada saat nasabah tersebut mencek serta mendebetkan ke buku
Sistem ini merupakan golongan dari Banking Delivery
System (BDS) dimana sistem ini merupakan sistem penjunjang
untuk melayani nasabah yang digunakan PT.Bank SUMUT
untuk melakukan pelayanan terbaik pada nasabah yang akan
memberikan keluhan dana saran kepada PT. Bank SUMUT.
Penyelesaian dari keluhan nasabah harus melalui system OTRS
ini untuk di kirim hingga ditindaklanjuti oleh divisi terkait.
3. MMBS (Multy Platform Mobile Banking System)
MMBS adalah sistem pendukung yang digunakan
untuk pendaftaran SMS Banking. Sistem MMBS ini juga
termasuk kedalam sistem DBS yang merupakan delivery
sistem perbankan.
SMS Banking adalah layanan perbankan yang dapat
digunakan nasabah untuk bertransaksi perbankan melalui SMS
di ponsel nasabah. Dengan pengetikan kode transaksi yang
dibutuhkan, jawaban akan diterima dalam bentuk SMS atau
transaksi dapat dilakukan dengan aplikasi m-Banking.
Nasabah tidak dapat menggunakan SMS Banking jika
belum mendaftarkan secara langsung pada Customer Service di
perbankan. Cara nasabah untuk mendaftarkan SMS Banking
yang ada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU
deposito nasabah PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu
USU dengan kode akses melalui Handphone *141*117#. Hal
ini memudahkan nasabah untuk tidak harus dating dan
mengantri di PT.Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu
USU.
4. E-Cardment (Enterpris Card Management)
E-Cardment adalah sistem yang digunakan khusus
untuk pelayanan kartu ATM. Sistem e-cardment ini juga
termasuk kedalam sistem DBS yang merupakan delivery
sistem perbankan.
Sistem ini merupakan sistem yang hanya mengelola
segala hal yang berhubungan dengan kartu ATM. Seperti
pembukaan kembali pin ATM yang telah terblokir. Dengan
cara nasabah melaporkan ATM yang telah diblokir dan
customer service memprosesnya di sistem ini.
Proses perbaikan atau penggantian pin ATM yang
terblokir yang yang dilakukan customer service PT.Bank
SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU selanjutnya adalah
meminta kelengkapan data nasabah seperti fotokopi KTP dan
fotokopi buku tabungan nasabah lalu customer service
mengirim pesan melalui surat di sistem e-Cardment ini kepada
baru agar dapat diberikan ke nasabah. Biasanya nasabah harus
menunggu paling lama 3 hari untuk mendapatkan pin dan
ATM baru. Karena PT. Bank SUMUT belum memiliki mesin
penggantian pin ATM secara otomatis dari sistem yang tidak
perlu menunggu lama.
Pada dasarnya penerapan sistem informasi yang digunakan oleh
pegawai pada bagian pelayanan PT. Bank SUMUT ini telah sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia. Selain itu pegawai PT. Bank SUMUT Kantor
Cabang Pembantu USU ini telah diberikan pelatihan sebelumnya dalam
penggunaan setiap sistem ini agar tidak mengalami kesalahan saat terjun
langsung menggunakan sistem untuk melayani nasabah. Terlebih lagi pada
saat pelatihan penggunaan sistem tersebut pegawai juga telah diuji secara
langsung tingkat profesionalismenya dengan memberikan tes sebelum
dilakukan penempatan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penerapan semua sistem informasi pada PT. Bank SUMUT Kantor
Cabang Pembantu USU dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada dasarnya penerapan sistem informasi telah sesuai standart
Bank Indonesia hanya saja PT. Bank SUMUT Kantor Cabang
Pembantu USU masih terus dan giat mengembangkan dan
menerapkan sistem informasi yang lebih baru dan efektif terutama
pada sistem memulihan pin ATM.
2. Sistem informasi yang digunakan di PT. Bank SUMUT KCP USU
secara garis besar terbagi menjadi dua fungsi yaitu: Operation
Suport System Function dan Management Suport System
Function.
3. PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu Universitas Sumatera
Utara menggunakan framework sistem sebagai berikut Core
Banking System (CBS) berupa sistem OLIB’s dan Banking
Delivery System (BDS) yaitu system OTRS, MMBS dan
B. Saran
1. Untuk mendukung penerapan sistem informasi pada pelayanan nasabah
PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu USU haruslah
meningkatkan sistem informasi yang digunakan agar dapat memberikan
pelayanan yang dapat meningkatkan kepuasan nasabah.
2. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat ini, PT Bank SUMUT
harus dapat menambah kualitas pelayanan ke yang lebih baik dan lebih
cepat. Terutama dalam Banking Delivery System bagian self terminal
service, hal ini dikarenakan sikap nasabah saat ini banyak yang
menginginkan pelayanan yang cepat, tepat dan akurat tanpa mengantri di
bank.
3. Bagi penulis, jika ingin meneliti penerapan yang sama disarankan untuk
menamabah periode waktu penelitian sehingga dapat diketahui lebih
jauh tingkat penerapan sistem informasi terhadap pelayanannya serta