BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakandi Kebun Balai Penelitian Tanaman Berastagi, Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat ± 1250 m di atas permukaan laut mulai bulan Mei 2016 sampai 13 November 2016..
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit tanaman kentang varietas Tenggo, Margahayu, dan Maglia dari Kebun Balai Penelitian Tanaman Berastagi, kompos pertanian yang berasal dari limbah tanaman, Leguminoceae(kacang tanah, mucuna)sebagai kompos, tanah, nematoda puru akar, tanaman tomat, dan bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan adalah, meteran, mikroskop, sprayer, petridish, timbangan analitik, cangkul, gembor dan pisau dan alat-alat lain yang akan mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yaitu :
Faktor I : Pemberian bahan organik yaitu :
K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos + Aplikasi Nematoda) K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos + Tidak Ada AplikasiNematoda)
Faktor II : Perlakuan Varietas,yaitu : V1 = VarietasTenggo
V2 = VarietasMaglia V3 = Varietas Margahayu
Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 12, yaitu :
K1V1 K2V1 K3V1 K4V1
K1V2 K2V2 K3V2 K4V2
K1V3 K2V3 K3V3 K4V3
Jumlah ulangan : 3
Jumlah kombinasi perlakuan : 12
Ulangan : 3
Jumlah petak : 36
Jumlah tanaman per petak : 3 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 108 tanaman Jumlah tanaman sampel/petak : 3 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :
Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
Dimana:
Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan ke-i dengan perlakuan beberapa varietastaraf ke-j dan Beberapa jenis kompos Leguminoceaepada taraf ke-k
ρi : Efek blok ke-i
αj :Efek beberapa varietas ke-j
βk :Efek perlakuan beberapa jenis kompos Leguminoceaeke-k
(αβ)jk : Efek interaksi dari perlakuanbeberapa varietas pada taraf ke-j dan perlakuanbeberapa jenis kompos Leguminoceae pada taraf ke-k
εijk : Efek galat pada blok ke-i yang disebabkan perlakuanbeberapa varietas pada taraf ke-j dan perlakuan beberapa jenis kompos Leguminoceae pada taraf ke-k
Terhadap sidik ragam yang nyata, dilanjutkan analisis lanjutan
dengan menggunakan Uji Rata-Rata Duncan Berjarak Ganda dengan taraf 5 % (Bangun, 1991).
Tabel 1. Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan Penguraian Kuadrat Tengah Harapan
SK Db JK KT Fhitung
Kuadrat Tengah Harapan
Ulangan r-1=v1 JKU KTU KTU/KTG
Perlakuan p-1=v2 JKP KTP KTP/KTG
Varietas (A) a-1 JKA KTA KTA/KTG σe2 + r σ2AB + rl σ2A
Kompos (B) b-1 JKB KTB KTB/KTG
AxB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG σ2e+r σ2AB
Galat v3-v2-v1 JKG KTG σ2e
Total rab-1=v3 JKT
Keterangan: σ2e= ragam galat; σ2A = ragam genotipe; σ2AB = ragam interaksi; KTA=M3;
KTAB=M2; KTG=M1
Pendugaan Parameter Genetik
Pendugaan komponen ragam genetik, ragam lingkungan, dan ragam fenotipe (ragam interaksi genotipe dengan lingkungan) dihitung berdasarkan kuadrat tengah harapan pada Tabel1 (Syukur et al. 2015) :
σ2
ragam interaksi; r = ulangan; l = lingkungan
Luas sempitnya nilai keragaman genetik suatu karakter ditentukan berdasarkan ragam genetik (σ2g). Koefisien Keragaman Genetik (KKG) diduga dari persamaan berikut:
KKG = (√σ2g/ x) X 100%
Keterangan : σ2g= ragam genetik dan x = rata-rata populasi.
Dengan kriteria KKG sebagai berikut: Sempit: 0-10%, sedang 10-20%, dan luas
>20%
Heritabilitas
Heritabilitas adalah perbandingan antara besaran ragam genotipe dengan besaran total ragam fenotipe dari suatu karakter. Hubungan ini menggambarkan seberapa jauh fenotipe yang tampak merupakan refleksi dari genotipe. Nilai dugaan heritabilitas h2(BS) dalam arti luas (Syukur et al. 2015) adalah:
Heritabilitas h2(BS)= σg
2
σp2
x 100%
Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui karakter yang berkaitan dengan karakter utama, yaitu untuk memperbaiki respon ikutan dalam penerapan seleksi tak langsung. Analisis korelasi dihitung berdasarkan Gaspersz (1994):
rxy = n Σ xiyi - (Σxi) (Σyi)
√ (n Σxi2
– (Σxi)2)(nΣyi2- (Σyi)2)
Keterangan : rxy = korelasi variabel x dan y; n = jumlah objek pengamatan; x = nilai
variabel x; dan y = nilai variabel y.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penyediaan Kompos Pertanian
Pembuatan kompos pertanian yang berasal dari limbah tanaman Leguminoceae,dilakukan dengan mengumpulkan bahan dan kemudian dicacah hingga berukuran 1 – 3 cm. Selanjutnya disediakan larutan yang terdiri dari campuran EM-4 (Effective Microorganism 4), molase, dan air yang telah didiamkan selama 6 jam. Ditambahkan campuran larutan tersebut ke masing-masing bahan kompos kemudian dicampur merata, kemudian untuk bahan yang keras dan kering bias ditambahkan air hingga kadar air mencapai 80 %. Masing-masing bahan ditumpuk di atas lantai dan ditutup dengan plastik dengan di bawah naungan atap. Kemudian bahan dibiarkan hingga 30 hari dan sambil dibolak-balik setiap hari sampai masing-masing jenis kompos siap digunakan.
Pembuatan Media Tanam Kentang
Media tanam di buat dari campuran tanah : pasir (3:1). Campuran media kemudian dimasukkan dalam pot bervolume 3 kg.Media tanam dimasukkan kedalam plastik PE dan disterilisasi autoklaf selama 30 menit pada suhu 1210 C. Pengaplikasian Kompos Pertanian
Kompos pertanian dari tiap perlakuan dimasukkan dalam pot bervolume 3 kg sebanyak 60 g kompos tiap perlakuan.
Inokulasi Nematoda
Penanaman Kentang
Bibit kentang ditanam pada polybag yang telah berisi media tanam dan dipelihara sampai panen.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali dilakukan penyiraman hingga tanah benar-benar basah dan dalam kapasitas lapang.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian penyakit dilakukan dengan menyemprotkan Propineb dengan dosis 1,5g-2,5g/l pada saat tanaman mulai terserang Phytophthora infestans.
Panen
Setelah dua bulan panen dilakukan. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman kentang dan di bersihkan serta cuci akar hingga bersih dengan air yang mengalir.
Peubah Amatan
Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanamandimulai dari 2 MST.
Jumlah Daun (helai)
Berat Basah Tajuk (g)
Berat basah tajuk ditimbang setelah panen menggunakan timbangan analitik.
Berat Basah Akar (g)
Berat basah akar kentang dihitung saat pencabutan tanaman. Tanaman dibongkar dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan air bersih lalu ditimbang akar dengan menggunakan timbangan analitik.
Jumlah Puru Akar (puru)
Perhitungan jumlah puru akar dilakukan setelah panen. Perhitungan jumlah puru kar dilakukan secara manual.
Diameter Sebaran Akar (cm)
Diameter sebaran Akar diukur setelah panen menggunakan meteran. Panjang Akar (cm)
Panjang akar diukur setelah panen. Tanaman dibongkar dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan air bersih lalu diukur panjang akar menggunakan meteran.
Berat Umbi per Tanaman (g)
Jumlah Umbi per Tanaman (umbi)
Jumlah umbi dihitung saat pencabutan tanaman. Tanaman dibongkar dengan membuka polybag terlebih dahulu tanah digemburkan secara perlahan agar akar tidak terganggu atau rusak, umbi dipisahkan dari akar dan dicuci dengan air bersih lalu dihitung jumlah umbinya.
Pengamatan Anatomi Akar
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya di laboratorium kultur jaringan Fakultas Pertanian Univeritas Sumatera Utara.
Pendugaan Parameter Genetik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragamdiketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organikkompos kacang tanah dan mucuna pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruh nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, panjang akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi, jumlah umbi. Perlakuan varietas berbeda nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, panjang akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi, jumlah umbi. Interaksi perlakuan bahan organik dan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, diameter sebaran akar, berat basah akar, berat umbi.
Tabel 2. Hasil analisis ragam karakter tanaman kentang
Karakter KT Bahan
Organik
KT Varietas KT Varietas X Bahan Organik Tinggin tanaman (cm) 35,50* 245,38* 13,36*
Jumlah daun (helai) 93,39* 26,57* 8,38
Berat basah tajuk (g) 594,26* 545,20* 97,45*
Berat basah akar (g) 38,00* 64,05* 5,71
Jumlah puru akar (puru) 213527,35* 159274,61* 21470,38* Berat umbi per tanaman (g) 2551,34* 1045,94* 102,81 Jumlah umbi per tanaman
(umbi)
73,86* 30,08* 4,14*
Diameter sebaran akar (cm)
8,93* 20,73* 1,90
Panjang akar (cm) 153,65* 760,73* 59,49*
Tinggi Tanaman (cm)
umur 3-8 MST,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman pada umur 4-8MST.
Berdasarkan Tabel3 dapat dilihat bahwa, pada umur 8 MST perlakuan bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 32,92 cm dan terendah pada perlakuan kontrol positif(K1) yaitu 10,41cm. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu 30,83 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 12,67 cm.
Tinggi tanaman umur 8 MST pada perlakuan bahan organik dan varietasdapat dilihat pada Tabel3.
Tabel3. Tinggi Tanaman (cm) umur 8 MST pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas
MST Bahan
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
Jumlah Daun (helai)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan jumlah daun di umur 4-8 MST, perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan jumlah daun di umur 4,6,7 dan 8 MST,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan jumlah daun pada umur3-8 MST.
Berdasarkan Tabel4 dapat dilihat bahwa, pada umur 8 MST perlakuan bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan jumlah dauntertinggi yaitu 10,11 helai dan terendah pada perlakuan kontrol positif (K1) yaitu 3,22helai. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu 7,97 helai dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 5,22 helai.
Jumlah daun umur 8 MST pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel4.
Tabel4. Jumlah daun (helai) umur 8 MST pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas
Interaksi antara bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap jumlah daun pada umur 8 MST. Kombinasi perlakuan K4V1 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Tenggo) menghasilkan data jumlah daun terbesar yakni 12,89 helai.
Berat Basah Tajuk (g)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah amatan berat basah tajuk, perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan berat basah tajuk,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah amatan berat basah tajuk.
Berdasarkan Tabel5 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu mucuna (K3)menghasilkan berat basah tajuktertinggi yaitu 21,12 g dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 4,12g. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, berat basah tajuk tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 17,58 g dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 4,20 g.
Tabel5. Berat basah tajuk pada masing- masing perlakuan bahan organik dan
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap berat basah tajuk. Kombinasi perlakuan K3V2 (Pemberian bahan organik kompos mucuna dengan varietas Maglia) menghasilkan data Berat basah tajuk terbesar yakni 35,99 gr.
Berat Basah Akar (g)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan berat basah akar , perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatan berat basah akar,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan berat basah akar.
varietas dapat dilihat bahwa, berat basah akar tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 5,73g dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 1,15 g.
Berat basah akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel6
Tabel6. Berat basah akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap berat basah akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data berat basah akar terbesar yakni 8,56 g.
Jumlah Puru Akar (puru)
interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah amatan jumlah puru akar.
Berdasarkan Tabel7 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan jumlah puru akartertinggi yaitu 337,93puru dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 1,78puru. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, jumlah puru akar tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 285,75puru dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 65,81puru.
Jumlah puru akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel7.
Tabel7. Jumlah puru akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data jumlah puru akar terbesar yakni 501 puru.
Diameter Sebaran Akar (cm)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan diameter sebaran akar, perlakuan varietas berbeda nyata pada peubah amatandiameter sebaran akar,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruhtidak nyata terhadap peubah amatan diameter sebaran akar.
Berdasarkan Tabel8 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu kacang tanah (K4)menghasilkan diameter sebaran akartertinggi yaitu 6,36 cm dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 4,18 cm. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, diameter sebaran akar tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 6,77 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 4,18 cm.
Tabel8. Diameter sebaran akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas
Bahan Organik Varietas Rataan
V1 V2 V3
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang tidak nyataterhadap diameter sebaran akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data diameter sebaran akar terbesar yakni 8,78 cm.
Panjang Akar (cm)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda berpengaruhnyata pada peubah amatan panjang akar, perlakuan varietas berbeda nyata pada peubah amatan diameter panjang akar,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan panjang akar.
varietas dapat dilihat bahwa, panjang akar tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 32,14 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 16,76 cm.
Panjang akar pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel9.
Tabel9. Panjang akar pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas Bahan
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap panjang akar. Kombinasi perlakuan K4V2 (Pemberian bahan organik kompos kacang tanah dengan varietas Maglia) menghasilkan data diameter sebaran akar terbesar yakni 35,28 cm.
Berat Umbi Per Tanaman (g)
tanaman,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap peubah berat umbi per tanaman.
Berdasarkan Tabel10 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu mucuna (K3)menghasilkan berat umbi per tanamantertinggi yaitu 41,37 g dan terendah pada perlakuan kontrol positif (K1) yaitu 8,72 g. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, berat umbi per tanaman tertinggi pada perlakuan varietas Maglia (V2) yaitu 30,45 cm dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 13,53 cm.
Berat umbi per tanaman pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel10.
Tabel10. Berat umbi per tanaman pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas
Keterangan : K1 = Kontrol Positif (Tidak Menggunakan Kompos / AplikasiNematoda), K2 = Kontrol Negatif (Tidak Menggunakan Kompos / Tidak AplikasiNematoda), K3 = Kompos Mucuna, K4 = Kompos Kacang Tanah, V1 = Varietas Tenggo, V2 = Varietas Maglia, V3 = Varietas Margahayu. Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.
Jumlah Umbi per Tanaman (umbi)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwaperlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruhnyata pada peubah amatan jumlah umbi per tanaman , perlakuan varietas berbedanyata pada peubah amatanjumlah umbi per tanaman,sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruhnyata terhadap peubah amatan jumlah umbi per tanaman.
Berdasarkan Tabel11 dapat dilihat bahwa, perlakuan bahan organikyaitu mucuna (K3)menghasilkan jumlah umbi per tanamantertinggi yaitu 7,67 umbi dan terendah pada perlakuan kontrol negatif (K2) yaitu 2,15 umbi. Sedangkan pada perlakuan varietas dapat dilihat bahwa, jumlah umbi per tanaman tertinggi pada perlakuan varietas Tenggo (V1) yaitu 6,53umbi dan terendah pada perlakuan varietas Margahayu (V3) yaitu 3,36 umbi.
Jumlah umbi per tanaman pada perlakuan bahan organik dan varietas dapat dilihat pada Tabel11.
Tabel11. Jumlah umbi per tanaman pada masing- masing perlakuan bahan organik dan varietas
Interaksi antara bahan organikpada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematoda menunjukkan respons yang nyataterhadap jumlah umbi per tanaman. Kombinasi perlakuan K3V1 (Pemberian bahan organik kompos mucuna dengan varietas Tenggo) menghasilkan data jumlah umbi per tanaman terbesar yakni 10,56 umbi.
Pengamatan Anatomi Akar
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahwa akar yang terinfeksi nematoda mengalami kerusakan sel dimana bahan penyusun dinding sel pada akar terurai oleh enzim yang dikeluarkan nematoda sehingga sel membesar dan rusak. Nematoda juga menghisap sitoplasma dalam sel yang membuat sel pada akar mati. Dapat dilihat perbedaan sel yang terinfeksi nematoda dan yang tidak terinfeksi nematoda pada gambar 1.
Gambar 1. Perbedaan sel akar yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi nematoda Keterangan : K4V3 : Sel akar yang terinfeksi nematoda
K2V2 : Sel akar yang tidak terinfeksi nematoda A : Sel membesar dan rusak
B : Sel normal
K4V3 K2V2
Pendugaan Parameter Genetik
Nilai heritabilitas beberapa varietas yang diuji menunjukkan kriteria tinggi (Tabel 12). Hal ini menunjukkan bahwa beberapa varietas yang diuji memberikan kontribusi genetik terhadap keragaan fenotipe di beberapa bahan organik yang diuji .
Nilai heritabilitas yang tinggi diikuti oleh koefisien keragaman yang tinggi ditunjukkan pada karakter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi per tanaman,panjang akar dan jumlah umbi per tanaman. Hal ini menunjukkan karakter-karakter tersebut penampilannya ditentukan oleh faktor genetik. Sifat yang demikian akan mudah diwariskan pada generasi berikutnya.
Tabel 12. Nilai Duga Ragam Genotipe dan Heritabilitas Arti Luas Serta Koefisien Keragaman Genetik
bs = heritabilitas arti luas, KKG =Koefisien
KeragamanGenetik
Analisis Korelasi Antar Karakter
sedangkan korelasi terendah terdapat pada peubah amatan diameter sebaran akar dan jumlah umbi.
Tabel 13. Korelasi Antar Karakter Morfologi dengan Karakter Produksi, dan Jumlah Puru Akar Kentang
PA JD TT BU JU BBT BBA JPA Diameter Sebaran Akar, BU = Berat Umbi, BBA = Berat Basah Akar, JPA = Jumlah Puru Akar, BBT = Berat Basah Tajuk, JU = Jumlah Umbi. * = berkorelasi nyata pada taraf 0.05; ** = berkorelasi nyata pada taraf 0.01.
Pembahasan
Pengaruh pemberian bahan organik terhadap karakter morfologi dan anatomi beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) pada tanah yang diinokulasikan nematoda (Meoidogynespp.)
unsur hara bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman lebih baik. Hal ini sesuai dengan literatur leiwaskabessy et al (2003) yaitu fungsi bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, menambah ketersediaan unsur N, P, S,meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air.
Berdasarkan hasil sidik ragam, pada perlakuan pemberian bahan organik pada beberapa varietas kentang yang diinokulasikan nematodaberpengaruh nyata pada peubah amatan jumlah puru akar, akan tetapi pada perlakuan pemberian bahan organik jumlah puru akar lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pemberian bahan organik berupa kompos mempengaruhi kemampuan tanah dalam hal mengikat air, sehingga kandungan air tanah tetap terjaga dalam keadaan optimum.Selain menjaga ketersedian air di dalam tanah pemberian kompos juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan ruang pori tanah. Kondisi ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan nematoda di dalam tanah, sehingga pada perlakuan pemberian bahan organik pertumbuhan dan perkembangan nematoda lebih baik dibandingkan kontrol.Hal ini sesuai dengan literatur wallace (1971) Porositas tanah dan keberadaan lapisan tipis (film) air pada partikel tanah dapat menjadi faktor kritis bagi pergerakan aktif nematoda. Nematoda menyukai tanah berporositas tinggi dengan kadar air pada kapasitas lapang.
Respon beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap karakter morfologi dan anatomi pada tanah yang diinokulasikan nematoda (Meoidogynespp.) dan diberi bahan organik
pertanaman. Varietas Tenggo menunjukkan respon yang paling baik pada peubah amatan tinggi tanaman (30,83 cm), jumlah daun (7,97 helai), jumlah umbi (6,53 umbi). Sedangkan varietas Maglia menunjukkan respon paling baik pada peubah amatan berat basah tajuk (17,58 g), berat basah akar (5,73 g), panjang akar (32,14 cm), diameter sebaran akar (6,77 cm), berat umbi per tanaman (30,45 g). Adanya perbedaan pertumbuhan dan produksi dari ketiga varietas terhadap peubah amatan diatas diduga disebabkan oleh adanya perbedaan sifat atau keunggulan dari masing-masing varietas sesuai dengan genotipe yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan literatur sitompul dan guritno (1995) yang menyatakan bahwa perbedaan susunan genetik merupakan salah satu penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetik akan diekspresikan pada suatu fase pertumbuhan yang berpengaruh dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman. Keragamann penampilan tanaman akibat susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman berasal dari jenis yang sama.
hampir seratus jenis cendawan, molikut, virus dan nematoda yang berbeda-beda. Seringkali, satu tanaman diserang oleh ratusan bahkan ribuan patogen. Walaupun tanaman mungkin menderita kerusakan ringan atau berat, tetapi banyak diantaranya yang tetap dapatbertahan hidup dari semua serangan itu bahkan bukan tidak mungkin dapat membuatnya untuk tumbuh lebih baikdan memberikan hasil yang memuaskan.
Interaksi pemberian bahan organik dengan beberapa varietas kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap karakter morfologi dan anatomi pada tanah yang diinokulasikan nematoda (Meoidogynespp.)
Berdasarkan hasil sidik ragam, maka dapat di lihat interkasi pemberian bahan organik dengan beberapa varietas kentang berpengaruh nyata pada peubah amatan tinggi tanaman, berat basah tajuk, jumlah puru akar, panjang akar, jumlah umbi. Tetapi, tidak berpengaruh nyata pada peubah amatan jumlah daun, berat basah akar, diameter sebaran akar, berat umbi. Hal ini menunjukkan bahwa antara beberapa varietas dengan pemberian bahan organik saling mempengaruhi pada peubah amatan tinggi tanaman, berat basah tajuk, jumlah puru akar, panjang akar, jumlah umbi. Tetapi pada peubah amatan jumlah daun, berat basah akar, diameter sebaran akar, berat umbi perlakuan beberapa varietas dengan pemberian bahan organik tidak saling mempengaruhi.
kacang tanah dengan varietas Tenggo) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah amatan jumlah daun (12,89 helai). Perlakuan K3V2 (kompos mucuna dengan varietas Maglia) menunjukkan pengaruh paling baik pada peubah amatan berat basah tajuk (35,99 g).
Pendugaan Parameter Genetik
Karakter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, diameter sebaran akar, jumlah puru akar, berat umbi per tanaman, panjang akar dan jumlah umbi per tanaman memiliki nilai heritabilitas yang tinggi diikuti oleh koefisien keragaman genetik yang luas. Hal ini menunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor genetik karena heritabilitas dalam arti luas merupakan proporsi ragam genetik terhadap ragam fenotipiknya (Martono, 2009).Nilai heritabilitas yang tinggi untuk suatu sifat menggambarkan bahwa karakter tersebut penampilannya lebih ditentukan oleh faktor genetik. Sifat yang demikian akan diwariskan pada generasi berikutnya, sehingga seleksi dapat dilakukan pada generasi awal (Alnopri, 2004).
Korelasi Antar Karakter
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Varietas Tenggo dan Maglia menunjukkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik dibndingkan dengan varietas margahayu berdasarkan parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot umbi dan jumlah umbi.2.
Pemberian bahan organik kompos mucuna dan kompos kacang tanah dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kentang pada tanah yang diinokulasikan nemtoda.3. Interaksi antara bahan organik (kompos kacang tanah dan kompos mucuna) dengan varietas Tenggo dan Maglia menunjukkan pertumbuhan dan produksi kentang lebih baik pada semua peubah amatan dibandingkan dengan varietas Margahayu.
Saran