• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH UPAH DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA, IMPLIKASINYA PADA PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TEKSTIL PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH UPAH DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA, IMPLIKASINYA PADA PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TEKSTIL PT."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

PENGARUH UPAH DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP MOTIVASI KERJA, IMPLIKASINYA PADA PRODUKTIVITAS

KERJA KARYAWAN TEKSTIL PT. ABC SUKOHARJO

Hestin Mutmainah

Dosen Tetap Program Studi S1 Manajemen, STIE Surakarta

ABSTRACT

The general objective of this study is to describe the influence of wage and organization

culture on work motivation that impact employee productivity of PT. ABC Sukoharjo.

Correlation approach was conducted in order to find the influence of wages, organization

culture and work motivation on employee productivity. Sampling using Solvin formula

obtained a sample of 91 people. Sampling technigue using proportional random

sampling technigue, which is a technigue used in making sampling by taking random

and represented in very part of the production unit. From the analysis and discussion in

the previous, it can be concluded as follows: wage and organization culture positive and

significant impact on work motivation. Wage, organization culture and work motivation

and significant positive effect on employee productivity. Work motivation no mediates the

effect of wage and organizational culture on employee productivity.

Keywords: wage, organizational culture, work motivation, and employee productivity.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penjelasan Undang-Undang Nomor 13

Tahun

2003

tentang

Ketenagakerjaan

menjelaskan

bahwa

pembangunan

ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

pembangunan

nasional

berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pembangunan

manusia

Indonesia

seutuhnya dan pembangunan masyarakat

Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan

harkat dan harga diri tenaga kerja serta

mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan

makmur dan merata, baik materiil maupun

spiritual.

Demikian

pula

pembangunan

ketenagakerjaan

mempunyai

banyak

dimensi dan keterkaitan.

Keterkaitan itu tidak hanya dengan

kepentingan tenaga kerja selama, sebelum

dan sesudah masa kerja tetapi juga

keterkaitan dengan kepentingan pengusaha,

pemerintah

dan

masyarakat.

Sehingga

diperlukan pengaturan yang menyeluruh dan

komprehensif, antara lain mencakup sumber

daya manusia, peningkatan produktivitas

dan lain sebagainya.

Sumber

Daya

Manusia

memegang

peranan yang sangat penting, sebab dengan

tidak adanya tenaga kerja/karyawan yang

profesional/kompetitif,

perusahaan

tidak

dapat

melakukan

aktivitasnya

secara

maksimal

meskipun

semua

peralatan

modern yang diperlukan telah tersedia.

Melihat sangat pentingnya peranan tenaga

kerja/karyawan

sebagai

sumber

daya

manusia dalam proses produksi sehingga

diharapkan karyawan akan dapat bekerja

lebih produktif dan profesional dengan

didorong oleh rasa aman dalam melakukan

segala

aktivitasnya.

Sehingga

perlu

diperhatikan

ketentuan-ketentuan

yang

berkenaan dengan keberadaan sumber daya

manusia sebagai pekerja dalam perusahaan

yang sedikit banyak menentukan tercapai

tidaknya tujuan perusahaan. Bertitik tolak

dari

karyawan

sebagai

sumber

daya

manusia itulah, maka perusahaan perlu

berupaya meningkatkan produktivitas kerja

karyawan dengan memperhatikan upah,

budaya organisasi dan motivasi kerjanya.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah,

beberapa masalah yang ditemukan di PT.

ABC Sukoharjo sebagai berikut.

a. Kurangnya perhatian perusahaan dalam

menjalin hubungan dengan karyawan,

sehingga

menyebabkan

masih

ada

karyawan

kurang

bergairah

dalam

(2)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

melakukan pekerjaan sehari-hari yang

menjadi tanggungjawabnya.

b. Produktivitas

kerja

karyawan

yang

menurun

diindikasikan

pada

ketidaktepatan

waktu

dalam

menyelesaikan pekerjaan dan jumlah

tingkat

kerusakan

produksi

yang

meningkat.

c. Masih ada karyawan yang merasa upah

yang diperoleh belum mencukupi untuk

pemenuhan kebutuhan hidup minimum

(KHM).

d. Perusahaan belum memberikan perhatian

terhadap motivasi kerja, seperti tidak

adanya penghargaan kepada karyawan

yang memiliki prestasi kerja baik dan

lingkungan

kerja

yang

kurang

memberikan kenyaman bagi karyawan

dalam bekerja.

e. Masih adanya pelanggaran peraturan tata

tertib perusahaan yang tidak diterapkan

oleh

seluruh

karyawan,

seperti

penggunaan peralatan keamanan kerja.

f. Kondisi

ruang

kerja

yang

kurang

memberikan kenyaman dan keamanan

dalam bekerja menyebabkan rendahnya

motivasi kerja dan berakibat pada

menurunnya

produktivitas

kerja

karyawan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang teridentifikasi,

rumusan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Bagaimana pengaruh upah terhadap

motivasi

kerja

karyawan

pada

Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo?

b. Bagaimana pengaruh budaya organisasi

terhadap motivasi kerja karyawan pada

Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo?

c. Bagaimana pengaruh upah terhadap

produktivitas

kerja

karyawan

pada

Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo?

d. Bagaimana pengaruh budaya organisasi

terhadap produktivitas karyawan pada

Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo?

e. Bagaimana pengaruh motivasi kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan

pada Perusahaan Tekstil PT. ABC

Sukoharjo?

f. Bagaimana pengaruh upah terhadap

produktvitas kerja dengan dimediasi

variabel motivasi kerja pada karyawan

Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo?

g. Bagaimana pengaruh budaya organisasi

terhadap

produktvitas

kerja

dengan

dimediasi variabel motivasi kerja pada

karyawan Perusahaan Tekstil PT. ABC

Sukoharjo?

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif dengan pendekatan

inferensial. Pendekatan inferensial dilakukan

dengan tujuan untuk menemukan adanya

pengaruh upah dan budaya organisasi kerja

terhadap motivasi kerja dengan implikasinya

pada produktivitas kerja..

Populasi dan Sampel

Adapun yang menjadi populasi untuk

penelitian ini adalah karyawan pada bagian

produksi PT. ABC di Kabupaten Sukoharjo

dengan jumlah keseluruhan karyawan 958

orang karyawan. Alasan karyawan di bagian

produksi yang dijadikan sebagai populasi

penelitian ini, karena adanya penurunan

produktivitas kerja karyawan di bagian

produksi.

Berdasarkan penentuan sampel dengan

menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008)

diperoleh sampel sebanyak 91 orang. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik

proporsional random sampling, yaitu teknik

yang digunakan dalam mengambil sampling

dengan cara mengambil secara acak dan

terwakili pada tiap bagian di unit produksi.

Teknik Analisis Data

Analisis Regresi

Analisis regresi, digunakan untuk melihat

bagaimana pengaruh dari variabel bebas

terhadap variabel tidak bebas (Arikunto,

2004). Dalam penelitian ini analisis regresi

dilakukan dengan dua cara yang pertama

merupakan

regresi

langsung

(untuk

mengetahui pengaruh upah dan budaya

organisasi terhadap motivasi kerja) dan yang

kedua adalah analisis regresi dengan

variabel mediasi yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui upah dan budaya

(3)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

organisasi

terhadap

produktivitas

kerja

dengan dimediasi motivasi kerja.

Model matematis:

Y

= β1.X1 + β2.X2 + e

Z

= β4.X1 + β5.X2 + β6.Y + e

Uji Model

a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R

2

)

Koefisien

determinasi

(Adjusted

R

Square)

digunakan

untuk

mengetahui

seberapa besar prosentase yang mampu

dijelaskan oleh variabel upah dan budaya

organisasi

terhadap

produktivitas

kerja

dengan dimediasi motivasi kerja. Jika

Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil

perhitungan menunjukkan semakin besar

(mendekati satu) maka dapat dikatakan

bahwa sumbangan variabel bebas terhadap

variabel terikat semakin besar sehingga

model yang digunakan semakin besar untuk

menerangkan variabel terikat. Sebaliknya

jika Adjusted R Square menunjukkan

semakin kecil, maka model yang digunakan

semakin lemah untuk menerangkan variabel

terikat. Secara umum dikatakan bahwa

besarnya koefisien determinasi (Adjusted R

Square) berada antara 0 dan 1 atau 0 ≤

Adjusted R Square ≤ 1.

b. Uji F

Uji F-statistik digunakan untuk menguji

besarnya pengaruh dari seluruh variabel

independen

secara

bersama-sama

(simultan) terhadap variabel dependen.

Pembuktian

dilakukan

dengan

cara

membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan

nilai Fhitung yang terdapat pada tabel

analysis of variance.

c. Uji t (Parsial)

Uji t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen

secara

individual

dalam

menerangkan variasi variabel dependen.

Pengujian melalui uji t dilakukan dengan

membandingkan t hitung dengan t tabel

pada alpha = 5% (0,05).

Semua data dihitung dengan bantuan

komputer program SPSS menurut petunjuk

Ghozali (2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

a.1 Analisis Regresi

a.1.1 Uji Regresi I

Hasil

analisis

regresi

antarberbagai

variabel penelitian disajikan pada Tabel 1

berikut.

Tabel 1. Hasil Uji Regresi I

Hubungan Variabel β t Sig. Upah (X1) terhadap Motivasi Kerja(Y) 0,4 24 5,0 23 0,0 00 Budaya Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) 0,4 40 5,2 18 0,0 00

Berdasar Tabel 1 dapat diketahui

persamaan sebagai berikut : Y = 0,424 X1 +

0,440 X2. Dari persamaan ini diketahui

bahwa koefisien upah dan budaya organisasi

positif artinya. Artinya adalah bahwa upah

berpengaruh positif terhadap motivasi kerja,

artinya semakin tinggi upah semakin tinggi

tingkat motivasi kerja karyawan PT. ABC

Sukoharjo,

dan

budaya

organisasi

berpengaruh positif terhadap motivasi kerja,

artinya semakin baik budaya organisasi

semakin tinggi motivasi kerja karyawan

PT. ABC Sukoharjo.

(4)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

a.1.2 Uji Regresi II

Hasil analisis regresi II disajikan pada

tabel 2 berikut.

Tabel 2. Hasil Uji Regresi II

Hubungan Variabel β t Sig. Upah (X1) terhadap Produktivitas Kerja (Z) 0, 205 2, 024 0,04 6 Budaya Organisasi (X2) terhadap Produktivitas Kerja (Z) 0, 206 2, 014 0,04 7 Motivasi Kerja (Y) terhadap Produktivitas Kerja (Z) 0, 326 2, 888 0,00 5

Berdasar

Tabel

2

dapat

diketahui

persamaan sebagai berikut : Z = 0,205X1 +

0,206X2 + 0,326Y. Dari persamaan ini

diketahui bahwa koefisien upah, budaya

organisasi dan motivasi kerja juga positif

artinya. Beradasrkan persamaan itu pula

dapat

dijelaskan

bahwa

:

(a)

upah

berpengaruh positif terhadap produktivitas

kerja karyawan, artinya semakin tinggi

kompensasi semakin tinggi produktivitas

kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo, (b)

budaya

organisasi

berpengaruh

positif

terhadap produktivitas kerja karyawan PT.

ABC Sukoharjo, artinya semakin baik

budaya

organisasi

semakin

tinggi

produktivitas kerja karyawan PT. ABC

Sukoharjo,

dan

(c)

motivasi

kerja

berpengaruh positif terhadap produktivitas

kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo, artinya

semakin tinggi motivasi kerja semakin tinggi

produktivitas kerja karyawan PT. ABC

Sukoharjo.

a.2 Uji Model

a.2.1 Uji Koefisien Determinasi

Hasil uji koefisien determinasi disajikam

pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Koefisien Determinasi

Hubungan Variabel Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Upah (X1) dan Budaya Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y)

0,360 2,114 Upah (X1), Budaya

Organisasi (X2) dan Motivasi Kerja (Y) terhadap

Produktivitas Kerja (Z)

0,283 2,257

Berdasar

Tabel

3

dapat

diketahui

persentase kontribusi variabel upah dan

budaya organisasi sebesar 36,00% dalam

menjelaskan variabel dependen motivasi

kerja, sedangkan (100,00% – 36,00%)=

64,00% dijelaskan variabel di luar model.

Adapun persentase kontribusi variabel

upah, budaya organisasi dan motivasi kerja

sebesar 28,30% dalam menjelaskan variabel

dependen produktivitas kerja, sedangkan

(100,00% – 28,30%) = 71,70% dijelaskan

variabel di luar model.

a.2.2 Uji F (Fit) Model

Hasil uji kebsahan model (fit model) yang

digunakan dalam penelitian, dapat dilihat

pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Hasil Uji F (Anova)

Hubungan variabel F-test Sig. Upah (X1) dan Budaya Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y)

26,30

4 0,000 Upah (X1), Budaya

Organisasi (X2) dan Motivasi Kerja (Y) terhadap

Produktivitas Kerja (Z)

12,83

0 0,000

Berdasar Tabel 4 dapat diketahui bahwa

upah

dan

budaya

organisasi

secara

bersama-sama mempengaruhi motivasi kerja

karena uji ANOVA menunjukkan Ftest =

(5)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

26,304 dengan Sig. 0,000 adalah lebih kecil

dari 0,05. Demikian pula upah, budaya

organisasi

dan

motivasi

kerja

secara

bersama-sama mempengaruhi produktivitas

kerja karena hasil uji menunjukkan Ftest =

12,830 dengan Sig. 0,000 adalah lebih kecil

dari 0,05. Sehingga model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah fit.

a.3 Uji Hipotesis

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui

bahwa pengujian hipotesis melalui uji t yang

dilakukan dengan membandingkan t hitung

dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05

(5%), artinya apabila sig < 0,05, hipotesis

diterima dan apabila sig > 0,05, hipotesis

ditolak. Uji t ini untuk membuktikan dan

mengetahui

pengaruh

variabel

bebas

(independen) secara individual terhadap

variabel terikat (dependen).

Hipotesis 1

H1 : Upah Berpengaruh Positif dan

Signifikan terhadap Motivasi Kerja

Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa

upah memiliki nilai t hitung = 5,023 dan nilai

signifikansi (sig) = 0,000 lebih kecil dari 0,05

artinya upah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap motivasi kerja, sehingga

Hipotesis 1 diterima.

Hipotesis 2

H2 : Budaya Organisasi Berpengaruh

Positif dan Signifikan terhadap Motivasi

Kerja

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa

budaya organisasi memiliki nilai t hitung =

5,218 dan nilai signifikansi (sig) = 0,000 lebih

kecil dari 0,05 artinya budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

motivasi kerja, sehingga Hipotesis 2

diterima.

Hipotesis 3

H3 : Upah Berpengaruh Positif dan

Signifikan terhadap Produktivitas Kerja

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa

upah memiliki nilai t hitung = 2,024 dan nilai

signifikansi (sig) = 0,046 lebih kecil dari 0,05

artinya upah berpengaruh positif dan

signifikan

terhadap

produktivitas

kerja,

sehingga Hipotesis 3 diterima.

Hipotesis 4

H4 : Budaya Organisasi Berpengaruh

Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas

Kerja

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa

budaya organisasi memiliki nilai t hitung =

2,014 dan nilai signifikansi (sig) = 0,047 lebih

kecil dari 0,05 artinya budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktivitas kerja, sehingga Hipotesis 4

diterima.

Hipotesis 5

H5 : Motivasi Kerja Berpengaruh Positif

dan Signifikan terhadap Produktivitas Kerja

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa

motivasi kerja memiliki nilai t hitung = 2,888

dan nilai signifikansi (sig) = 0,005 lebih kecil

dari 0,05 artinya motivasi kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap produktivitas

kerja, sehingga Hipotesis 5 diterima.

Hipotesis 6

H6

:

Pengaruh

Upah

terhadap

Produktivitas Kerja dengan Mediasi Motivasi

Kerja

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilakukan

perhitungan.

a. Pengaruh langsung upah ke

produktivitas kerja = 0,205

b. Pengaruh tidak langsung upah ke

motivasi kerja ke produktivitas kerja

adalah 0,424 x 0,326 = 0,138

c. Total pengaruh adalah 0,205 + 0,138 =

0,34

Berdasarkan perhitungan di atas terdapat

nilai beta pengaruh tidak langsung (b1 x b5

= 0,138) lebih kecil dari nilai beta pengaruh

langsung (b3 = 0,205). Hal ini berarti

motivasi kerja tidak memediasi.

Hipotesis 7

H7 : Pengaruh Budaya Organisasi

Terhadap

Produktivitas

Kerja

dengan

Mediasi Motivasi Kerja.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilakukan

perhitungan.

a. Pengaruh langsung budaya organisasi ke

produktivitas kerja adalah 0,206.

(6)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

b. Pengaruh

tidak

langsung

budaya

organisasi

ke

motivasi

kerja

ke

produktivitas kerja adalah 0,440 x 0,326

= 0,143

c. Total pengaruh adalah 0,206 + 0,143 =

0,349

Berdasarkan perhitungan di atas terdapat

nilai beta pengaruh tidak langsung (b2 x b4

= 0,143) lebih kecil dari nilai beta pengaruh

langsung (b4 = 0,206). Hal ini berarti

motivasi kerja tidak memediasi pengaruh

budaya organisasi terhadap produktivitas

kerja, sehingga Hipotesis 7 ditolak.

b. Pembahasan

b.1 Pengaruh Upah terhadap Motivasi

Kerja

Hasil uji hipotesis terbukti bahwa upah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

motivasi kerja. Permasalahan yang terjadi

pada PT. ABC Sukoharjo terkait dengan

rendahnya upah karyawan yang diperoleh

belum

mencukupi

untuk

pemenuhan

kebutuhan hidup minimum (KHM). Hal

tersebut akan menyebabkan rendahnya

motivasi kerja karyawan. Upah merupakan

faktor yang sangat penting bagi perusahaan,

karena jumlah upah atau balas jasa yang

diberikan perusahaan kepada karyawannya

akan mempunyai pengaruh yang tidak kecil

terhadap jalannya perusahaan. Adanya

pemberian

upah

yang

sesuai

denganharapan

karyawan

akan

meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Mengingat motivasi kerja merupakan proses

seorang karyawan melakukan tindakan

akibat kekurangan secara phisik dan psikis,

dengan kata lain adalah suatu dorongan

yang ditunjukkan untuk memenuhi tujuan

tertentu (Handoko 2000).

Selain itu, dapat dikatakan bahwa

motivasi kerja merupakan hal yang sangat

penting,

karena

motivasi

kerja

dapat

mengindikasikan seorang karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi kerja

seorang karyawan akan meningkat apabila

organisasi memperhatikan pemberian upah

akan mendorong seorang karyawan untuk

bekerja lebih giat. Bagaimanapun juga

seorang karyawan sebagai individu tidak

bisa melepaskan diri dari

kebutuhan-kebutuhan.

b.2 Pengaruh Budaya Organisasi

terhadap Motivasi Kerja

Hasil

uji

hipotesis

terbukti

bahwa

lingkungan kerja berpengaruh positif dan

signifikan

terhadap

kepuasan

kerja.

Permasalahan yang dihadapi terkait pada

budaya organisasi yang ada pada PT. ABC

Sukoharjo

adalah

belum

optimalnya

penerapan

budaya

organisasi

yang

dilakukan perusahaan, antara lain kurangnya

interaksi pihak manajemen perusahaan

dengan karyawan, kebijakan perusahaan

yang hanya mementingkan pencapaian laba

perusahaan semata. Hal ini akan berakibat

pada rendahnya motivasi kerja karyawan,

sehingga budaya organisasi memengaruhi

motivasi kerja.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian

Bahwa dengan adanya budaya organisasi

yang tertata dengan baik dan memadai

tentunya akan membuat karyawan merasa

nyaman dalam bekerja, sehingga akan

timbul motivasi kerja dan kegairahan kerja

karyawan

dalam

melaksanakan

pekerjaannya,

produktivitas

kerja

akan

meningkat.

Koesmono

(2005)

yang

menyatakan

bahwa

budaya

organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

motivasi kerja.

Apabila dikaitkan dengan teori yang

dikemukakan oleh Bliss (1999) (dalam

Robbins 2006) mengatakan bahwa didalam

budaya terdapat kesepakatan yang mengacu

pada suatu sistem makna secara bersama,

dianut oleh anggota organisasi dalam

membedakan organisasi yang satu dengan

yang lainnya. Budaya organisasi merupakan

suatu persepsi bersama yang dianut oleh

anggota-anggota organisasi, dan merupakan

suatu sistem makna bersama.

Budaya organisasi merupakan falsafah,

ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan,

harapan, sikap dan norma-norma yang

dimiliki secara bersama serta mengikat

dalam suatu komunitas tertentu. Secara

spesifik budaya dalam organisasi akan

ditentukan oleh kondisi team work, leaders

dan characteristic of organization serta

administration

process

yang

berlaku.

Mengapa budaya organisasi penting, karena

(7)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

merupakan

kebiasaan-kebiasaan

yang

terjadi

dalam

hirarki

organisasi

yang

mewakili norma-norma perilaku yang diikuti

oleh para anggota organisasi. Budaya yang

produktif

adalah

budaya

yang

dapat

menjadikan organisasi menjadi kuat dan

tujuan perusahaan dapat terakomodasi.

Adanya pemahaman budaya organisasi

perusahaan tempat bekerja yang baik dari

karyawan akan dapat meningkatkan motivasi

kerja

karyawan,

sebaliknya

adanya

ketidakpahaman karyawan terhadap budaya

organisasi perusahaan akan menurunkan

motivasi kerja karyawan.

b.3 Pengaruh Upah terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan

Hasil analisis data terbukti bahwa upah

berpengaruh positif signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan. Permasalahan

yang terjadi di PT. ABC Sukoharjo. Upah

yang diperoleh karyawan cenderung belum

sesuai dengan yang diharapkan yang

menyebabkan rendahnya produktivitas kerja

karyawan yang diindikasikan hasil produksi

yang masih terdapat kerusakan, bahwa upah

yang belum sesuai tersebut, karena adanya

potongan pinjaman karyawan, sehingga

jumlah upah yang diperoleh tidak mencukupi

untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sebagai

contoh

besarnya

upah

yang

diterima

karyawan sebesar Rp962.000 per bulan, jika

setiap bulan dikenakan potongan pinjaman

rata-rata Rp 250.000, karyawan memiliki

pinjaman pada koperasi yang ada di

perusahaan, maka jumlah yang diterima

hanya sebesar Rp712.000, jumlah upah

yang

diterima

tersebut

tidak

dapat

mencukupi kebutuhan hidup selama satu

bulan. Hal tersebut akan menyebabkan

penurunan produktvitas kerja karyawan,

dengan

demikian

upah

mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Santoso (2012) yang

menyatakan

bahwa

kompensasi

berpengaruh terhadap produktvitas kerja

karyawan.

Salah

satu

upaya

agar

produktivitas

kerja

karyawan

tinggi,

perusahaan perlu memperhatikan masalah

upah yang merupakan faktor pendorong

dalam mencapai produktivitas kerja, karena

dengan produktivitas yang tinggi akan dapat

menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Dengan penetapan upah yang sesuai

merupakan dorongan penting bagi pekerja

untuk dapat meningkatkan produktivitas

kerja

karyawan,

sebaliknya

adanya

pemberian upah yang tidak sesuai akan

menurunkan produktivitas kerja karyawan.

b.4 Pengaruh Budaya Organisasi

terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan

Hasil analisis data terbukti bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif signifikan

terhadap

produktiviats

kerja

karyawan.

Fenomena yang terjadi di PT. ABC

Sukoharjo

adalah

belum

optimalnya

penerapan

budaya

organisasi

yang

dilakukan perusahaan, antara lain kurangnya

interaksi pihak manajemen perusahaan

dengan karyawan, kebijakan perusahaan

yang hanya mementingkan pencapaian laba

perusahaan semata. Apabila penerapan

budaya organisasi yang belum sesuai

dengan keinginan karyawan, maka akan

menurunkan produktivitas kerja karyawan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian

yang pernah dilakukan oleh Koesmono.

(2005) dan Henry (2009) yang menyatakan

budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan

terhadap

produktivitas

kerja

karyawan.

Budaya

organisasi

diyakini

merupakan faktor penentu utama terhadap

kesuksesan produktivitas organisasi (Kotler

et al 1992 dikutip oleh Veithsal, 2004). Tinggi

rendahnya produktivitas kerja dapat juga

dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja

disekitarnya.Ketidaknyamanan saat bekerja

merupakan kondisi yang sangat tidak baik

bagi tenaga kerja dalam beraktivitas.

Budaya organisasi merupakan suatu

sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan

dalam

suatu

organisasi

yang

saling

berinteraksi dengan struktur formalnya untuk

menghasilkan

norma-norma

perilaku

organisasi.

Sehingga

apbila

karyawan

memahami budaya organisasi perusahaan,

maka

akan

dalam

bekerja

akan

meningkatkan produktivitas kerjanya.

b.5 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan

(8)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

Hasil analisis data terbukti bahwa

motivasi kerja berpengaruh positif dan

signifikan

terhadap

produktivitas

kerja

karyawan. Fenomena yang terjadi di PT.

ABC Sukoharjo terkait dengan motivasi kerja

karyawan

adalah

Pihak

manajemen

perusahaan kurang memberikan motivasi

kerja yang baik kepada karyawannya,

sehingga

menyebabkan

motivasi

kerja

karyawan menjadi rendah, dan kondisi ruang

kerja yang kurang memberikan kenyaman

dan keamanan dalam bekerja menyebabkan

rendahnya motivasi kerja dan berakibat pada

menurunnya produktivitas kerja karyawan.

Hasil penelitian ii mendukung penelitian

yang pernah dilakukan oleh Santoso (2012),

Henry (2009), dan Rahmawati (2010), di

mana hasil penelitian motivasi berpengaruh

terhadap

produktivitas

kerja

karyawan.

Motivasi karyawan pada perusahaan yang

berproduksi menggunakan tenaga kerja

manusia menjadi suatu hal yang sangat

penting. Motivasi yang baik diharapkan akan

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

yang tinggi. Sebaliknya motivasi yang kurang

baik akan menurunkan produktivitas kerja

karyawan. Dengan demikian motivasi kerja

memiliki hubungan dengan produktivitas

kerja karyawan.

Produktivitas

mengikutsertakan

pendayagunaan secara terpadu sumber

daya manusia dan ketrampilan barang

modal, teknologi, manajemen, informasi,

energi dan sumber-sumber lain menuju

kepada pengembangan dan peningkatan

standar hidup untuk seluruh masyarakat

melalui konsep produktivitas semesta/total.

b.6 Pengaruh Upah terhadap

Produktivitas Kerja dengan Mediasi

Motivasi Kerja

Hasil uji hipotesis tidak terbukti bahwa

motivasi kerja tidak memediasi pengaruh

upah terhadap produktivitas kerja karyawan.

Motivasi kerja adalah proses sebagian

langkah awal seseorang melakukan tindakan

akibat kekurangan secara phisik dan psikis,

dengan kata lain adalah suatu dorongan

yang ditunjukkan untuk memenuhi tujuan

tertentu. Upaya peningkatan motivasi kerja

menuntut

peran

pimpinan

dalam

melakukakan pendekatan kepemimpinan

yang efisien, efektif dan produktif guna

mencapai peningkatan produktivitas kerja

karyawan. Adanya perhatian motivasi kerja

kepada karyawan, diharapkan akan dapat

mendorong

tercapainya

peningkatan

produktivitas kerja.

Pemberian upah kepada karyawan tanpa

diimbangi perhatian pimpinan terhadap

motivasi kerja, maka tidak akan dapat

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.

Mengingat sebagian karyawan merasakan

bahwa

upah

yang

diterima

belum

sepenuhnya dapat mencukupi kebutuhan

hidupnya. Pemberian upah yang diberikan

perusahaan

dimaksudkan

hanya

untuk

menjaga

keberadaan

karyawan

di

perusahaan,

menjaga

semangat

kerja

karyawan dan tetap menjaga kelangsungan

hidup perusahaan.

b.7 Pengaruh Budaya Organisasi

terhadap Produktivitas Kerja dengan

Mediasi Motivasi Kerja

Hasil uji hipotesis tidak terbukti

bahwa motivasi kerja tidak memediasi

pengaruh

budaya

organisasi

terhadap

produktivitas kerja karyawan. Motivasi kerja

merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri

seseorang

yang

menggerakkan

dan

mengarahkan perilakunya atau dorongan

yang menyebabkan ia melakukan sesuatu

atau berbuat sesuatu demi memuaskan

kebutuhan individu untuk mencapai tujuan

tertentu. Motivasi pada diri seseorang dapat

mempengaruhi kehidupan perilaku manusia

dan perilaku individu itu hakikatnya adalah

berorientasi

pada

tujuan,

sedangkan

motivasi yang berasal dari luar dapat timbul

dari

pimpinannya

yang

memberikan

dorongan kepada bawahan untuk mampu

bekerja dengan produktif. Namun motivasi

dalam diri seorang karyawan jika dalam

bekerja dibatasi oleh aturan-aturan seperti

penerapan budaya organisasi yang terlalu

membebankan

karyawan,

maka

akan

menurunkan produktivitas kerjanya.

Budaya organisasi merupakan suatu

sistem dari kepercayaan-kepercayaan dan

nilai-nilai bersama dalam organisasi dan

mengarahkan perilaku anggotanya. Budaya

korporat, atau juga dikenal dengan istilah

budaya kerja, merupakan nilai-nilai dominan

(9)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

yang disebarluaskan di dalam organisasi dan

diacu sebagai filosofi kerja karyawan. Jika

budaya

organisasi

yang

diterapkan

perusahaan sesuai dengan motivasi yang

membentuk perilaku diri karyawan, maka

akan

meningkatkan

produktivitas

kerja

karyawan, sebaliknya jka budaya organisasi

tidak sesuai dengan motivasi kerja karyawan

untuk berperilaku sesuai dengan yang

diharapkannya akan dapat menurunkan

produktivitas kerja karyawan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Upah mempengaruhi motivasi kerja

karyawan PT. ABC Sukoharjo. Adanya

pemberian upah yang dapat mencukupi

kebutuhan hidup karyawan, maka akan

dapat mempengaruhi motivasi kerjanya

dalam bekerja. Sebaliknya pemberian

upah yang kurang memenuhi kebutuhan

hidup, maka akan menurunkan motivasi

kerja karyawan dalam bekerja.

b. Budaya

organisasi

memengaruhi

motivasi kerja karyawan PT. ABC

Sukoharjo. Adanya penerapan budaya

organisasi yang kurang fleksibel, maka

akan dapat mempengaruhi motivasi kerja

karyawan dalam bekerja. Sebaliknya

penerapan budaya organisasi yang

fleksibel,

maka

akan

meningkatkan

motivasi kerja karyawan dalam bekerja.

c. Upah mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan

PT.

ABC

Sukoharjo.

Pemberian upah yang diterima oleh

karyawan

dan

dapat

memenuhi

kebutuhan hidupnya, maka akan dapat

meningkatkan

produktivitas

kerja

karyawan. Sebaliknya pemberian upah

yang tidak sesuai dan kurang mencukupi

pemenuhan hidupn karyawan, maka

akan dapat menurunkan produktivitas

kerja karyawan.

d. Budaya

organisasi

memengaruhi

produktivitas

kerja

karyawan

PT. ABC Sukoharjo. Penerapan budaya

organisasi yang tidak sesuai dnegan

kondisi kerja perusahaan akan dapat

menurunkan

produktivitas

kerjanya.

Sebaliknya penerapan budaya organisasi

yang kurang sesuai dengan kondisi yang

sesuai,

maka

akan

meningkatkan

produktivitas kerja karyawan.

e. Motivasi kerja memengaruhi produktivitas

kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo.

Adanya motivasi kerja yang sesuai

dengan harapan karyawan, maka akan

dapat meningkatkan produktivitas kerja

karyawan. Sebaliknya motivasi kerja

yang kurang sesuai dengan harapan

karyawan,

maka

akan

menurunkan

produktivitas kerja karyawan.

f. Variabel motivasi kerja tidak memediasi

pengaruh upah terhadap produktivitas

kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo.

g. Variabel motivasi kerja tidak memediasi

pengaruh budaya organisasi terhadap

produktivitas kerja karyawan PT. ABC

Sukoharjo.

Saran

Adapun saran yang dapat peneliti

kemukakan sebagai berikut.

a. Hendaknya pimpinan perusahaan dapat

meningkatkan besarnya upah sesuai

dengan standar UMK yang ditetapkan,

mengingat masih ada sebagian kecil

karyawan yang kurang sesuai dengan

upah yang diberikan oleh perusahaan.

b. Hendaknya pimpinan dapat menerapkan

budaya organisasi yang lebih baik agar

dapat

meningkatkan

motivasi

kerja

karyawan

dan

produktivitas

kerja

karyawan, meskipun masih ada sebagian

kecil karyawan yang kurang sesuai

dengan keinginan karyawan, sehingga

perlu mendapatkan perhatian pimpinan.

c. Hendaknya pimpinan perusahaan dapat

meningkatkan

besarnya

upah

yang

sesuai

dengan

harapan

karyawan,

meskipun masih ada sebagian kecil

karyawan yang kurang sesuai dengan

besarnya upah yang diterima oleh

karyawan belum sesuai, sehingga akan

menurunkan

produktivitas

kerja

karyawan.

(10)

Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja...

d. Hendaknya pimpinan perusahaan dapat

meningkatkan motivasi kerja karyawan

yang sesuai dengan harapan karyawan,

mengingat masih ada sebagian kecil

karyawan yang kurang sesuai dengan

motivasi kerja yang diberikan oleh

perusahaan,

sehingga

perlu

mendapatkan perhatian pimpinan untuk

meningkatkan motivasi kerja karyawan

agar dapat meningkatkan produktivitas

kerja karyawan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Ghozali, Imam 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia Edisi 2.

Yogyakarta: BPFE-UGM.

Henry, Adolf. 2009. Motivasi Kerja, Budaya Organisasi dan Produktivitas Kerja Karyawan.

Jakarta: Universitas Gunadarma.

Koesmono, H. Teman. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan

Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah

di Jawa Timur. Surabaya: Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya.

Rahmawati, Rini. 2010. Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT

Permodalan Nasional Madani Banjarmasin. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks, Kelompok Gramedia.

Santoso, Anityo Angga. 2012. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat

Produktivitas Kerja Karyawan Pada PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Umar, Husein. 2008. Disain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta: PT.

RajaGrafindo.

Gambar

Tabel 2. Hasil Uji Regresi II  Hubungan  Variabel  β  t  Sig.  Upah (X1)  terhadap  Produktivitas Kerja  (Z)  0,205  2,024  0,046  Budaya  Organisasi (X2)  terhadap  Produktivitas Kerja  (Z)  0,206  2,014  0,047  Motivasi Kerja  (Y) terhadap  Produktivitas

Referensi

Dokumen terkait

Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Ada dua macam termometer klinis, yaitu termometer klinis analag dan termometer klinis digital.. pengukuran

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agribisnis Universitas Bangka Belitung, pada tahun 2015 penulis melakukan penelitian

Rasionalitas perempuan muslim perkotaan dalam memilih pelayanan jasa salon muslimah di Surabaya sebagai sebuah gaya hidup dapat dilihat dari dua segi yaitu

PERKEBUNAN NUSANTARA VIII TAMBAKSARI unit PLTA Cinangling Subang ini, maka pembuatan laporan kerja praktek yang dibuat penulis baik berupa lisan (bimbingan dan pengarahan

Seperti diketahui bahwa larutan pupuk bionik mengandung sejumlah nutrisi dan hormon tumbuh tanaman (auxin, gibberelin, dan cytokinin) sehingga dengan lamanya waktu perendaman

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai

Dari hasil simulasi model ruang panggang oven dengan menggunakan program COSMOSFloWorks diketahui bahwa, model desain ruang panggang yang terbaik adalah desain ruang panggang

Penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat sanitasi peralatan DAMIU yang tidak memenuhi syarat, adanya operator DAMIU yang memiliki tingkat pengetahuan yang