SCIENTIA
Jurnal Farmasi dan Kesehatan
Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia8 (1) ; 44-52, 2018
SKRINING FITOKIMIA DAN PROFIL KLT METABOLIT
SEKUNDER DARI DAUN RUKU-RUKU (Ocimum tenulflorum L.)
DAN DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L)
Densi Selpia Sopianti, Dede Wahyu Sary
Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu *E-mail : dselpias@gmail.com
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial, dimana hasil alam yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat adalah tanaman. Salah satu bahan alam yang dikenal masyarakat yaitu daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.).Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.). Metode yang digunakan yaitu maserasi dengan pelarut etanol 70% Kemudian dilakukan skrining fitokimia serta uji penegasan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil skrining fitokimia yang didapatkan pada ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid dan steroid. Berdasarkan hasil uji penegasan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) didapatkan hasil positif meliputi alkaloid, saponin, dan tanin.
Kata Kunci : Daun Ruku-Ruku, Daun Kemangi, Skrining Fitokimia, KLT
ABSTRAK
Indonesia is one of the countries producing medicinal plants, where the most widely natural products used as raw materials of medicines are plants. Natural ingredients known to be used as medicine are including leaves of ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) and basil leaves (Ocimum sanctum L.). This study was conducted to determine the content of secondary metabolite compounds found in ruku-ruku leaves and basil leaves. The method used was maseration with 70% ethanol. Phytochemical screening and assaying were performed using thin layer chromatography (TLC) method. Phytochemical screening showed that ruku-ruku leaf extract (Ocimum tenulflorum L.) and basil leaves (Ocimum sanctum L.) contain compounds of alkaloids, saponins, tannins, flavonoids and steroids. While the results of the assertion test using TLC obtained positive results include alkaloids, saponins, and tannins.
Keywords: Ruku-Ruku Leaves, Basil Leaves, Phytochemical Screening, TLC
PENDAHULUAN
Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial, dimana hasil alam yang paling banyak digunakan sebagai bahan obat adalah tanaman, dan telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama (Djauhariya dan Hermani,2004).
Salah satu bahan alam yang dikenal masyarakat adalah ruku-ruku (Ocimum
tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.). Sejauh ini menurut masyarakat, kedua tanaman ini hanya digunakan sebagai bumbu masakan karena aroma dari kedua tanaman ini dapat mengurangi bau yang kurang sedap. Dan masyarakat tidak mengetahui kandungan senyawa kimia apa yang ada didalam tanaman tersebut. Ketidaktahuan masyarakat tentang tanaman ini, maka tanaman ini diidentifikasi secara skrining fitokimia untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavanoid, terpenoid, steroid, saponin, dan tanin. Sehingga mampu memberikan nilai dan manfaat yang lebih dari tanaman tersebut.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Daun Ruku-Ruku
(Ocimum tenulflorum L.) dan Daun
Kemangi (Ocimum sanctum L.).”
METODE PENELITIAN Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk proses penelitian ini adalah ekstrak daun ruku-ruku
(Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L), aquadest (teknis),
etanol 70%,. besi (III) klorida 1%, asam asetat glasial, asam sulfat, kloroform, asam
klorida 1%, serbuk magnesium (Mg) (Merkc, etil asetat, eter, metanol, butanol, N-heksan, kalium iodide, I2, HgCl2, Bismut
(III) nitral, Saponon murni, Katekin, Piperin, Rutin.
Alat yang digunakan untuk proses penelitian ini adalah mikroskop (Yazumi L303), waterbath, botol kacawarna gelap,
beaker glass (pyrex), erlenmeyer (pyrex),
rak dan tabung reaksi (pyrex), pipet tetes, buret (pyrex), plat tetes, cawan penguap (pyrex), corong (pyrex), kertas saring, timbangan analitik (Lucky Scale), plat silika gel GF 254, Lampu UV 254 nm, chamber.
Pembuatan Simplisia
Pengambilan bahan baku daun Ruku-ruku (Ocimum tenulflroum L.) diambil di Jalan Raden Fatah Kelurahan Sumur Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, dan daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)diambil di Teluk Sepang Kecamatan
Kampung Melayu Kota. Simplisia kemudian dilakukan verifikasi tanaman Di Fakultas FMIPA, Universitas Bengkulu. Daun ruku-ruku dengan nama ilmiah
Ocimum tenulflorum L yang disahkan
dengan surat hasil verifikasi Laboratorium nomor 86/UN30.38. LAB.BIOLOGI/PM/ 2017 dan daun kemangi dengan nama ilmiah Ocimum sanctum L. yang disahkan dengan surat hasil verifikasi Laboratorium nomor 85/UN30.38.LAB. BIOLOGI/PM/ 2017. Simplisia yang didapat dilakukan sortasi basah yaitu memisahkan daun dari ranting, tanah dan bagian tanaman lain yang tidak dibutuhkan. Setelah dilakukkan sortasi basah untuk membersihkan dari kotoran, dilakukkan pencucian dengan air mengalir supaya meminimalisir jumlah mikroba. (DepKes RI., 2000). Daun Ruku-ruku (Ocimum tenulflroum L.) dan daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) yang sudah yang sudah dicuci dirajang untuk memperluas permukaan bahan baku. Setelah itu baru dilakukkan pengeringan dengan suhu kamar (± 15-30 ºC).
Pembuatan Ekstrak Daun Ruku-Ruku (Ocimum tenulflroum L.) Dan Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.).
Pembuatan Ekstrak dilakukan secara umum berdasarkan aturan yang tercantum dalam Farmakope Herbal Indonesia . Daun Ruku-ruku (Ocimum
tenulflroum L.) dan daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) yang sudah dikeringkan dan dihaluskan, kemudian serbuk daun ruku-ruku dan daun kemangi masing-masing seberat 230 gram
dimasukkan kedalam botol gelap tertutup yang bersih, ditambahkan pelarut etanol 70% masing-masing sebanyak 2300 ml sambil sering dikocok selama 7 hari selanjutkan disaring menggunakan kertas saring. Ekstrak cair yang didapatkan kemudian dilakukan pemekatan mengggunakan waterbath hingga didapat ekstrak kental sesuai dengan standar.
Pembuatan Reagen
a. Larutan Pereaksi Mayer
Sebanyak 5 gram KI (kalium iodida) dalam 10 ml aquadest kemudian ditambahkan larutan 1,36 gram HgCl2
(merkuri (II) klorida dalam 60 ml aquadest. Larutan dikocok dan ditambahkan aquadest hingga 100 ml.
b. Larutan Pereaksi Wagner
Ambil sebanyak 6 gram KI dan 2 gram I2, kemudian larutkan KI dan I2 dalam
aquadest sebanyak 100 ml.
c. Larutan Pereaksi Dregendrof
Bismut (III) nitral 8 gram dilarutkan dalam asam nitrat 20 ml. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 gram KI dilarutkan dalam 50 ml aquadest, kemudian didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan di encerkan dengan aquadest sampai 100 ml.
Analisis Skrining Fitokimia a. Uji Alkaloid
Ambil ekstrak 0,5 gram tambahkan HCl 1% kemudian disaring. Filtrat dibagi menjadi tiga bagian dan dilakukan pengujian menggunakan beberapa tetes pereaksi mayer, wagner dan dragendorf. Reaksi positif alkaloid ditandai dengan adanya endapan putih kekuningan dengan peraksi mayer. Terbentuk endapan coklat kemerahan dengan penambahan pereaksi wagner. Terbentuk endapan jingga pada penambahan pereaksi dragendorf menunjukan positif mengandung alkaloida (Kumoro, 2015).
b. Uji Tanin
Ambil ekstrak 0,5 gram masukan dalam tabung reaksi tambahkan 2 ml etanol 70% kemudian diaduk, tambahkan FeCl3
sebanyak 3 tetes. Terbentuknya warna biru karakteristik, biru–hitam, hijau atau biru-hijau dan endapan menunjukkan adanya tanin (Mojab et al, 2003).
c. Uji Flavonoid
Ambil esktrak 0,5 gram masukan tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan serbuk Mg dan larutan HCl pekat. Perubahan warna larutan menjadi merah bata menandakan adanya flavanoid (Harborne, 1987).
d. Uji Saponin
Ambil ekstrak 0,5 gram masukkan dalam tabung reaksi tambahkan 2 ml etanol 70% kemudian diaduk. Dan tambahkan 20ml aquadest dan dikocok kuat kemudian amati selama 15-20 menit. Jika terbentuk busa menunjukkan adanya saponin (Mojabet al, 2003.)
e. Uji Steroid
Ambil ekstrak 0,5 gram masukan dalam tabung reaksi tambahkan 2 ml etanol 70% kemudian diaduk, ditambahkan 2 ml kloroform, ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat
dengan cara diteteskan pelan-pelan dari sisi dinding tabung reaksi. Pembentukan cincin warna merah menunjukan adanya steroid (Ghosal dan Mandal, 2012).
f. Uji Triterpenoid
Ambil ekstrak 0,5 gram masukkan dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml CH3COOH glasial dan 1 ml larutan H2SO4
pekat. Jika warna berubah menjadi merah menjukkan adanya kelompok senyawa terpenoid (Harbone1987).
Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Marliana and Suryanti 2005, untuk menganalisis senyawa metabolide sekunder menggunakan KLT adapun fase gerak yang digunakan adalah : a. Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid
Fase Gerak : Etil Asetat : Metanol : Air ( 6:4:2)
b. Identifikasi Senyawa Golongan Tanin Fase Gerak : Metanol : Etil asetat ( 4:1) c. Identifikasi Senyawa Golongan
Fase Gerak : Butanol : Asam asetat glasial : Air ( 4:1:5)
d. Identifikasi Senyawa Golongan Saponin Fase Gerak : N-butanol : Air ( 1:1)
e. Identifikasi Senyawa Golongan
Steroid/Terpenoid
Fase Gerak : N-heksan : Etil asetat ( 4:1) (Wagner, 1996).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Evaluasi Ekstrak DaunRuku-Ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan Daun Kemangi (Ocimum sanctum
L.)
Telah dilakukan pemeriksaan spesifik terhadap ekstrak daun ruku-ruku
(Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) yang meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bentuk, bau) dan uji kelarutan menggunakan pelarut (aquadest, etanol, eter dan etil asetat) sedang pemeriksaan parameter non-spesifik yang dilakukan yaitu pemeriksaan kadar abu. Hasil dapat dilihat pada (Tabel I).
2.
Uji Skrining Fitokimia)Uji pendahuluan dilakukan untuk
mengetahui kandungan kimia dari ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum
L.).Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada
(Tabel II)
Tabel I Hasil Evaluasi Ekstrak Daun Ruku-Ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan Daun Kemangi
(Ocimum sanctum L.)
No Evaluasi Ekstrak Ekstrak
Daun Ruku-Ruku Ekstrak Daun Kemangi 1 Organoleptis - Bentuk - Warna - Bau Cairan Kental Hijau Kehitaman Khas Cairan Kental Coklat Kehitaman Khas 2 Kelarutan - Aquadest - Etanol 70% - Eter - Etil Asetat 4,5 ml 3,0 ml 1,4 ml 1,7 ml 4,4 ml 3,1 ml 1,3 ml 1,3 ml 3 Rendemen 5,4 % 5,7 % 4 Kadar Abu 2,9 % 3,1 %
Tabel II. Hasil Pemeriksaan Kandungan Kimia Ekstrak Daun Ruku-Ruku (Ocimum
tenulflorum L.) dan Daun Kemangi ( Ocimum sanctum L)
No Senyawa Pereaksi Persyaratan MMI Hasil Ket Positif/ Negatif Ruku-Ruku Kemangi 1 Alkaloid Mayer Dragendorf Endapan kuning Warna orange, coklat kemerahan Terdapat warna kuning Terdapat warna orange (+) (+) (+) (+) 2 Saponin H2O + C2H5OH -> Di kocok Adanya busa permanen selama ( ± 15 menit) Terdapat busa (+) (+) 3 Tanin FeCl3 Warna hijau kehitaman/ biru kehitaman/ biru karakteristik Terdapat warna hijau kehitaman (+) (+)
No Senyawa Pereaksi Persyaratan MMI Hasil Ket Positif/ Negatif Ruku-Ruku Kemangi 4 Flavanoid Mg + HCL (p) Merah bata Terdapat merah bata (+) (+) 5 Steroid Etanol+ Kloroform + H2SO4 (p) Pembentukan cincin warna merah Terdapatnya cincin warna merah pada sampel (+) (+) 6 Triterpenoid CH3COOH glasial + H2SO4(p) Warna kemerahan Tidak terdapat warna kemerahan (-) (-)
Dalam pemeriksaan kandungan kimia yang dilakukan beberapa kali percobaan pada ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum
tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) didapatkan hasil positif mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavanoid dan steroid.
Pada uji alkaloid dilakukan dengan cara meneteskan sampel dengan HCl, tujuan penambahan HCl adalah untuk membuat suasana menjadi asam, sedangkan alkaloid bersifat basa (Harbone, 1987). Perlakuan ekstrak dengan NaCl sebelum penambahan pereaksi dilakukan untuk menghilangkan protein. Adanya protein yang mengendap pada penambahan pereaksi yang mengandung logam berat (pereaksi Mayer) dapat memberikan reaksi positif palsu pada beberapa senyawa (Santos et al., 1998). Alkaloid diuji dengan menggunakan pereaksi Mayer dan Dragendorf. Dimana pereaksi Mayer ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid (Svehla, 1990). Sedangkan pereaksi dragendorf nitrogen digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan ion logam.
Reaksi pada uji Dragendorff ditunjukkan pada Gambar 4 (Miroslav, 1971). Dari hasil penelitian pada ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi
(Ocimum sanctum L) menunjukkan hasil
positif yang ditandai dengan perubahan warna kuning pada pereaksi Mayer sedangkan perubahan warna orange pada pereaksi Dragendorf. Jadi pada ekstrak daun ruku-ruku dan daun kemangi positif mengandung alkaloid.
Kemungkinan reaksi yang terjadi pada alkaloid dengan reagen Mayer dan reaksi Dragendroff dapat di tunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar 1. Reaksi Alkaloid dengan Mayer (Marliana dan Suryanti 2005)
Gambar 2. Reaksi Alkaloid dengan
Dragendroff (Marliana dan Suryanti 2005)
Gambar 3. Reaksi Saponi (Marliana danSuryanti 2005)
Hasil positif tanin pada ekstrak daun ruku –ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) ditandai dengan terbentuknya warna coklat kehijauan atau biru kehitaman pada penambahan FeCl31%.Perubahan warna
coklat kekuningan dari larutan FeCl3
menjadi coklat kehijauan atau biru kehitaman menunjukkan adanya tanin.
Gambar 4. Reaksi tanin (Marliana dan Suryanti 2005)
Pada uji flavonoid menggunakan pereaksi magnesium.Magnesium digunakan sebagai pereduksi dimana reduksi tersebut dilakukan dalam suasana asam dengan penambahan HCL.Reduksi dengan magnesium dan asam klorida pekat menghasilkan warna kuning pada ekstrak daun ruku–ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.).Hal ini menunjukkan bahwa pada ekstrak daun ruku–ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) positif mengandung flavonoid.
Gambar 5. Reaksi Flavonoid (Achmad, 1989).
Pada uji steroid menggunakan etanol, kloroform dan asam sulfat pekat didapatkan adanya cincin warna merah pada ekstrak daun ruku–ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.).Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun ruku– ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) positif mengandung steroid karena terbentuknya cincin warna merah
3.
Uji Penegasan (Kromatografi LapisTipis )
Hasil dari uji penegasan ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan daun kemangi ( Ocimum sanctum L.) menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dapat dilihat pada (tabel III).
Tabel III. Hasil Uji Penegasan Sampe l (SP) Senyawa Kimia Fase Gerak Baku Pembandin g (BP) Jarak Yang Ditempu h Pelarut Jarak Yang ditempu h Noda RF SP RF BP Hasi l R U K U R U K U
Alkaloid Etil asetat :
Metanol:Air Piperin 10 cm 9,6 cm 0,9 6 0,9 8 +
Saponin N Butanol:Air Sapogenin 10 cm 8,2 cm 0,8
2 0,8 7 + Tanin Metanol:Etil asetat Katekin 10 cm 8,5 cm 0,8 5 0,8 2 + Flavanoid Butanol:As. Asetat glasial:Air Rutin 10 cm 9 cm 0,9 0,5 7 -
Steroid N-Heksan: Etil
asetat β-sitosterol 10 cm 5 cm 0,5 0,6 6 - K E M A N G I
Alkaloid Etil asetat :
Metanol:Air Piperin 10 cm 9,7 cm 0,9 7 0,9 8 +
Saponin N Butanol:Air Sapogenin 10 cm 8 cm 0,8 0,8
7 + Tanin Metanol:etilAset at Katekin 10 cm 8,2 cm 0,8 2 0,8 2 + Flavanoid Butanol:As. Asetat glasial:Air Rutin 10 cm 8,7 cm 0,8 7 0,5 7 -
Steroid N-Heksan : Etil
asetat
β-sitosterol 10 cm 4 cm 0,4 0,6
6 -
Prosedur uji dengan metode kromatografi lapis tipis dilakukan untuk lebih memastikan hasil yang didapat dari uji pendahuluan. Pada uji pendahuluanekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) positif mengandung alkaloid, kemudian ekstrak di lanjutkan pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan dilihat disinar UV 254. Hasil untuk daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum
L) timbul noda dengan nilai Rf 0,96
sedangkan daun daun kemangi (Ocimum
sanctum L) 0,97 dan baku pembanding
yang digunkanan yaitu piperin didapatkan nilai Rf 0,98. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding mempunyai nilai yang hampir sama sehingga daun ruku-ruku dan daun kemangi bisa dikatakan mengandung alkaloid.
Hasil positif saponin melalui ekstrak dipisahkan dengan metode kromatografi lapis tipis serta dilihat dengan sinar UV 254, didapatkan hasil untuk daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L ) timbul noda dengan nilai Rf 0,82 sedangkan daun
kemangi (Ocimum sanctum L) 0,8 dan baku pembanding yang digunakan saponin murni didapat nilai Rf 0,87. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding mempunyai nilai yang hampir sama sehingga daun ruku-ruku(Ocimum
tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) bisa dikatakan mengandung
saponin.
Hasil positif Tanin melalui ekstrak dipisahkan dengan metode kromatografi lapis tipis serta dilihat dengan sinar UV 254, didapatkan hasil untuk daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) timbul noda dengan nilai Rf 0,85 sedangkan daun kemangi (Ocimum sanctum L) 0,82 dan baku pembanding yang digunakan katekin didapat nilai Rf 0,82. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding mempunyai nilai yang hampir sama sehingga daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) bisa dikatakan mengandung tanin.
Pada uji pendahuluan ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) positif
mengandung flavonoid, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan dilihat disinar UV 254. Hasil untuk daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) timbul noda dengan nilai Rf 0,9 sedangkan daun kemangi (Ocimum sanctum L)0,87 dan baku pembanding yang digunkanan yaitu rutin didapatkan nilai Rf 0,57. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding berbeda sehingga hasil metode kromatografi lapis tipis negatif diperkirakan terjadi kesalahan pada pemilihan eluen yang kurang tepat dan baku pembanding yang digunakan kurang tepat.
Pada uji pendahuluan ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L) positif mengandung steroid, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan dilihat disinar UV 254. Hasil untuk daun ruku-ruku timbul noda dengan nilai Rf 0,5 sedangkan daun kemangi 0,4 dan baku pembanding yang digunakan yaitu β sitosterol didapatkan nilai Rf 0,66. Jadi nilai Rf sampel dengan Rf baku pembanding berbeda sehingga hasil metode kromatografi lapis tipis negatif diperkirakan terjadi kesalahan karena pemilihan eluen yang kurang tepat.
Hasil positif yang didapat pada metode kromatografi lapis tipis (KLT) yaitu senyawa alkaloid, saponin dan tanin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Ekstrak daun ruku-ruku (Ocimum
tenulflorum L.) dan daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mengandung senyawa kimia
yang sama yaitu pada Skirining Fitokimia positif mengandung senyawa alkaloid, saponin, steroid, flavonoid dan tanin, sedangkan pada uji penegasan (KLT) positif mengandung alkaloid, saponin dan tanin.
Diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai penelitian ini khususnya pada saat uji penegasan (KLT) yaitu menggunakan penampakan noda dan fase gerak yang lebih spesifik.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kepada Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu atas dukungan pendanaan dan/atau tenaga yang secara signifikan membantu kelangsungan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S.A. 1989. Buku Materi Pokok
Kimia Organik Bahan Alam.
Universitas Terbuka, Depdikbud. Jakarta.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Jakarta.
Djauhariya, E dan Hermani, 2004, Gulma
Berkhasiat Obat, Cetakan I,
Jakarta : Penebar Swadaya. Ghosal, M. and Mandal, P. 2012,
Phytochemical Screening and Antioxidant Activities of Two Selected ‘Bihi’ Fruits Used as Vegetables In Darjeeling Himalaya, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.ISSN : 0975-1491. 4(2). Harbone, J.B. 1987, Metode Fitokimia:
Penuntun Cara Modern
Menganalisa Tumbuhan,
Terjemah Padmawinata, K. Dan Soediro, I., Edisi II, Penerbit ITB, Bandung.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Suplemen I Farmakope Herbal Indonesia. Direktorat jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat kesehatan . Jakarta.
Kumoro, A.C. 2015, Teknologi Esktraksi
Senyawa Bahan aktif Dari Tanaman Obat, Plantaxia, Yogyakarta.
Marliana, Soerya Dewi, and Venty Suryanti. 2005. “Skrining Fitokimia Dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam ( Sechium Edule Jacq . Swartz .) Dalam Ekstrak Etanol The Phytochemical Screenings and Thin Layer Chromatography Analysis of Chemical Compounds in Ethanol Extract of Labu Siam Fruit ( Sechium Edule Jacq .” 3 (1): 26–31.
Miroslav, V. 1971. Detection and Identification of Organic Compound. New York: Planum Publishing Corporation and SNTC Publishers of Technical Literatur.
Mojab. F. Kamalinejad. M. Ghaderi. N & Vahidipour. H. R. 2003,
Phytochemical Screening of Some Species of Iranian Plants. Iranian
Journal of Pharmaceutical Research .pp. 77-82.
Rusdi. 1990. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. Santos, A.F., B.Q. Guevera, A.M.
Mascardo, and C.Q. Estrada.
1978. Phytochemical,
Microbiological and
Pharmacological, Screening of Medical Plants. Manila: Research Center University of Santo Thomas
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi kelima. Penerjemah: Setiono, L. dan A.H. Pudjaatmaka. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
Wagner, H.And S. Bland. 1996. Plant Drug
Analysis; A Thin Layer Chromatography Atlas.
2ndEdition. Berlin Heidelberg: