32
2. Apakah Kebijakan Layanan Rehidrasi Oral Aktif?
Kebijakan Layanan Rehidrasi Oral Aktif dalam tata laksana Diare:
a. Layanan Rehidrasi Oral Aktif merupakan salah satu Indikator kinerja pengendalian diare di kabupaten/kota.
b. Layanan Rehidrasi Oral Aktif di laksanakan di puskesmas sebagai upaya untuk me-ningkatkan pengetahuan, sikap,dan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan diare.
c. Layanan Rehidrasi Oral Aktif dilakukan dengan cara observasi penderita diare. 3. Apakah Strategi Layanan Rehidrasi Oral
Aktif?
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan diare.
b. Mendorong dan memfasilitasi pengem-bangan potensi dan peran serta masyarakat dalam penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang pencegahan pe-nanggulangan diare.
c. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dalam Melaksanakan Layanan
PB 9 Catatan: PB i 20 21 8 33
Rehidrasi Oral Aktif.
d. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan sumber daya manusia, penguatan institusi, dan standarisasi pelayanan.
4. Apakah Fungsi Layanan Rehidrasi Oral Aktif?
a. Layanan Rehidrasi Oral Aktif berfungsi: Peningkatan pengetahuan, sikap dan
pe-rilaku masyarakat tentang diare, dan upaya pencegahan dan penang gu langannya. b. Promosi upaya rehidrasi oral dan pemberian
zinc.
c. Pemberian pelayanan bagi penderita diare (yang mengalami dehidrasi ringan- sedang), diobservasi di Layanan Rehidrasi Oral Aktif paling sedikit selama 3 jam; orang tua/pengasuh/keluarganya akan diajarkan bagaimana cara penyiapan oralit dan berapa banyak oralit yang harus diminum oleh penderita. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan upaya pencegahan dan penanggulangannya
ii
Perencanaan Obat Program ... 27 Rangkuman Lintas Diare ... 30 Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) ... 31
i 10
PB 31 LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF (LROA) 1. Apakah Layanan Rehidrasi Oral Aktif itu? Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
merupakan salah satu bentuk layanan di puskesmas yang didirikan sebagai upaya dalam meningkatkan pengetahuan, serta membangun sikap dan perilaku positif masyarakat (orang tua, pengasuh anak, kader,anggota PKK, karang taruna, dan lain-lain) tentang diare, pecegahan dan penanggulangannya. Sedangkan Aktif, yaitu aktif memberikan layanan kepada orang tua/pengasuh Balita yang berkunjung ke puskesmas. Layanan Rehidrasi Oral dulu disebut Pojok Oralit.
Definisi operasional LROA adalah salah satu ruangan di puskesmas yang melakukan paling tidak dua dari beberapa kegiatan Layanan Rehidrasi Oral (LRO) secara terus menerus selama 3 bulan terakhir dalam periode pelaporan tahun berjalan, yang dibuktikan dengan adanya data/laporan hasil pelaksanaan kegiatan.
34
5. Apakah sarana dan Prasarana Untuk Layanan Rehidrasi Oral Aktif
a. Sarana tenaga pelaksana: dokter atau paramedis terlatih
b. Prasarana :
1. Tempat pendaftaran 2. Ruangan
Ruangan dilengkapi dengan meja, ceret, oralit, zinc, gelas, sendok, lap bersih,sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, poster/leaflet/ lembar balik/sarana penyuluhan lainnya tentang diare dan penanganannya (tata laksana).
3. Lokasi
Pilihan lokasi LRO (Layanan Rehidrasi Oral):
a) Dekat ruang tunggu, ruang periksa, serambi/lobby yang tidak terlalu berdesakan dengan pengunjung puskesmas
b) Dekat dengan toilet/kamar mandi c) Nyaman dan mempunyai ventilasi
yang baik
d) Di ruangan MTBS (Manajemen Ter padu Balita Sakit) atau lainnya sesuai kondisi puskesmas.
30
PB
11 42
laporan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota setiap triwulan.
4) Nasional
Subdit Diare dan ISP, Direktorat P2ML merekap laporan LROA dari dinas kesehatan provinsi menggunakan Form 13F Rekapitulasi Laporan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) dan 13I Rekapitulasi Kasus Diare setiap triwulan Mengirimkan umpan balik laporan ke dinas kesehatan provinsi setiap triwulan.
PB
18
Kapan Oralit perlu diberikan?
23 terlalu banyak zinc, dia mungkin akan me-muntahkannya sehingga zinc akan terbuang.
6 35
4. Desain
Desain LRO (Layanan Rehidrasi Oral) a) Sebuah meja untuk menyiapkan
larutan oralit.
b) Kursi atau bangku dengan sandaran, sehingga ibu/pengasuh dapat duduk dengan nyaman saat memangku anaknya.
c) Sebuah meja kecil di mana ibu/ pengasuh dapat menempatkan gelas yang berisi larutan oralit. d) Oralit paling sedikit 1 kotak (100
bungkus). e) Gelas ukur f) Gelas. g) Sendok.
h) Lembar balik yang dapat digunakan sebagai sarana penyuluhan, untuk
e j n e
m laskan kepada ibu/pengasuh bagai mana mengenali/mencegah dan menanggulangi anak dengan diare.
rumah.
j) Selain itu, LRO sangat bermanfaat bagi ibu/pengasuh anak untuk belajar tentang upaya rehidrasi Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena a t a s i j i n - N y a m a k a B u k u S a k u L i n t a s Diare untuk Petugas Kesehatan , tahun 2015 ini dapat dicetak ulang.
Buku saku ini berisi uraian singkat tentang pegertian, penyebab, penatalaksanaan penderita diare, termasuk pemberian oralit dan zinc sebagai salah satu upaya dalam rehidrasi oral.
Buku saku ini disusun sebagai upaya untuk melengkapi dan mempermudah petugas kesehatan lini terdepan dalam menjalankan tugasnya.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses review dan pencetakan ulang Buku saku ini, Semoga Allah SWT meridhoi usaha kita semua dalam pengendalian diare di Indonesia.
iiiii Jakarta, Oktober 2015
Direktur Jenderal PP dan PL,
dr. H. Muhammad Subuh, MPPPM NIP 196201191989021002
iv
Penjelasan Tentang Logo
iii
PB 41 Petugas puskesmas merekap hasil
kegiat-an LROA, kemudikegiat-an mengirim laporkegiat-an tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/ kota setempat setiap bulan
a. Form 13A Register Harian Kunjungan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA). b. Form 13B Laporan Layanan Rehidrasi
Oral Aktif (LROA).
c. Form 13F Rekapitulasi Kasus Diare Di Puskesmas.
2) Kabupaten/kota
Dinas kesehatan kabupaten/kota merekap hasil laporan puskesmas dan mengirimkan laporan LROA dan diare ke dinas kesehatan provinsi setiap triwulan menggunakan Form 13C Rekapitulasi Laporan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) Per Puskesmas dan 13G Rekapitulasi Kasus Diare di Kabupaten
3) Provinsi
Dinas kesehatan provinsi merekap laporan LROA dari dinas kesehatan kabupaten/ kota menggunakan Form 13D Rekapitulasi Laporan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) dan 13 H Rekapitulasi Kasus Diare setiap triwulan. Mengirimkan umpan balik
12
PB 29
36
oral serta hal-hal penting lainnya, seperti pemberian ASI, pemberian makanan tambahan, penggunaan air bersih mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, penggunaan jamban, imunisasi dan gizi, sehingga poster dan media KIE lainnya juga diperlukandi LROA.
6. Apakah Kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif
Pelaksanaan kegiatan LROA di puskesmas kegiatan sosialisasi dan KIE LROA dapat
diintegrasikan dengan program/kegiatan lain, seperti MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). MTBS adalah suatu manajemen untuk balita yang datang di pelayanan kesehatan, dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi, status gizi, status imun maupun penanganan dan konseling yang diberikan. MTBS juga merupakan program pemerintah
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita. Petugas yang melakukan sosialisasi/penyuluhan adalah dokter atau petugas kesehatan terlatih.
Di Puskesmas sosialisasi/penyuluhan dapat
28
PB
13 40
10. Apakah Pencatatan dan Pelaporan Layanan Rehidrasi Oral Aktif perlu? Ya, sangat
perlu.
Pencatatan dan pelaporan adalah salah satu indikator keberhasilan suatu kegiatan, tanpa ada pencatatan dan pelaporan kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya.
11. Apa Manfaat Pencatatan dan Pelaporan dalam Layanan Rehidrasi Oral?
a. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi,dan kab/ kota.
b. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka pengem-bangan tenaga kesehatan.
c. Memudahkan dalam melakukan pembina-an tenaga kesehatpembina-an
d. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.
Pencatatan dan pelaporan sebagaimana ter-cantum dalam Buku Pedoman Manajemen Pengendalian Hepatitis, Diare, dan Infeksi Saluran Pencernaan, meliputi:
1) Puskesmas:
PB 1
16 25 4 37
dilaksanakan bersama-sama dengan petugas kesehatan lainnya seperti bidan dan petugas kesehatan lingkungan.
7. Jenis penyuluhan apa yang perlu di sampaikan LROA?
• Tentang diare, pencegahan dan penang gulangannya, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, air yang memenuhi syarat kesehatan, jamban sehat, dan rumah sehat.
• Memberikan demonstrasi tentang bagai mana mencampur larutan oralit dan bagaimana cara memberikannya
• Menjelaskan tentang bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam memberikan larutan oralit bila ada muntah.
• Memberikan demonstrasi dan menjelaskan tentang pemberian zinc dan cara mengatasi kesulitan
• Memberikan dorongan pada ibu untuk memulai memberikan makanan pada anak atau ASI pada bayi (puskesmas perlu memberikan makanan pada anak yang tinggal sementara di fasilitas pelayanan). Mengajari ibu/pengasuh tentang bagaimana
melanjutkan pengobatan selama anaknya di rumah dan menentukan indikasi kapan
2
PB 39 • Catat/hitung jumlah oralit yang diberikan Berikan zinc dengan dosis sesuai usia anak Bila diperlukan berikan obat lainnya, seperti penurun panas dan anti biotika apabila ada disentri atau kolera.
9. Bagaimana Alur kegiatan LROA?
14
PB 27
38
anaknya dibawa kembali ke fasyankes. • Petugas kesehatan perlu memberikan
penyuluhan pada pengunjung puskesmas tentang pencegahan dan penanggulangan diare di rumah, dan kapan harus di bawa ke fasyankes.
8. Bagaimana Pelayanan penderita di Layanan Rehidrasi Oral Aktif?
• Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat dehidrasi di ruang pengobatan, tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam berikutnya dan bawa ibu/pengasuh ke LROA untuk menunggu selama diobservasi, serta:
• Jelaskan manfaat oralit dan zinc, ajari ibu cara memberikan oralit dan zinc apabila diare, dan cara membuat larutan pengganti oralit apabila tidak mempunyai oralit kemasan.
• Amati ibu/pengasuh saat memberikan oralit dan zinc
• Pantau penderita secara periodik dan catat keadaannya (pada catatan klinik penderita diare rawat jalan) setiap 12 jam sampai dehidrasi pada penderita teratasi (3-6 jam).